https://www.googletagmanager.com/gtag/js?id=G-8K50HN0MMT window.dataLayer = window.dataLayer || []; function gtag(){dataLayer.push(arguments);} gtag(‘js’, new Date()); gtag(‘config’, ‘G-8K50HN0MMT’);

Kasih Sayang untuk Anak Pertama (Membagi Waktu Ibu untuk Kakak)


Kasih sayang untuk anak pertama selalu istimewa. You may love all your children, but there is always something special about the first born. Sayangnya semua orang tua di dunia ini punya keterbatasan.

Ibu tak selalu tersenyum dan tertawa di depan anak-anaknya. Ibu juga bisa sendu, bahkan ngomel melulu. Ayah tak selalu semangat dan bertenaga saat bermain dengan anak-anaknya. Ayah juga bisa lelah, kadang marah.

Saat adik lahir, dunia kakak berubah seketika. Dia yang sebelumnya menjadi pusat dunia, kini harus rela berbagi dan tak boleh iri.

Maetami, putri saya masih berusia 2 tahun 7 bulan saat kedua adik kembarnya lahir. Anak seusia itu sedang aktif bermain, ingin tahu banyak hal, haus kasih sayang kedua orang tua.

Beberapa bulan pertama setelah bersalin saya mengalami lonjakan emosi luar biasa. Saya belajar beradaptasi dengan tiga buah hati.

Saya menghabiskan waktu lebih banyak bersama si kembar. Maetami lebih sering bersama papanya. Namun, suami saya tentu tak selalu ada karena harus bekerja pagi hingga sore.

Membagi Waktu untuk Kakak

Jika ada orang tua kesulitan membagi waktu bersama anak pertama lantaran sibuk dengan anak lainnya, kita bernasib sama. Bagaimana pun, kita ini ibu yang mempunyai banyak keterbatasan. Wajar jika kita memprioritaskan kebutuhan bayi yang baru lahir.

Saya menjalani hari-hari di mana Maetami mengalami sindrom big sibling blues. Enam bulan saya habiskan menghadapi naik turun emosi si sulung, sembari terus melatihnya agar tak cemburu pada adik-adiknya.

Kasih sayang untuk kakak selalu ada, hanya saja fisik kita tak selalu ada bersamanya. Rasanya terlampau berat memaksa kakak mengerti karena dia bahkan belum 3 tahun.

anak pertama

Saya berusaha memahami perasaan kakak. Namun demikian, ada batasan untuk perasaan-perasaannya yang tak wajar, kadang diiringi emosi dan perilaku berlebihan, contohnya:

  • Menolak atau melawan saat diberi tugas dasar, seperti merapikan mainan.
  • Mulai bertingkah seperti anak kecil, seperti selalu minta pilah-pilih makanan, membuang makanan yang tak pernah dilakukan sebelumnya.
  • Bersikap seperti bayi, misalnya minta dipakaikan popok (padahal sudah lulus toilet training).
  • Berteriak, menangis dalam waktu lama untuk mencari perhatian.

Saat kakak bersikap berlebihan seperti di atas, saya kembali mengingatkan dan memintanya untuk tidak mengulang hal sama. Namanya ibu ya harus sabar, meski jawaban anak selalu tidak.

Bentuk Kasih Sayang untuk Kakak

Anak pertama perlu merasa aman, secara fisik dan emosional. Kehadiran adik-adik baru di rumah sedikit banyaknya menimbulkan rasa tidak aman di hati kakak.

Kakak harus tahu ibu mencintainya apapun yang terjadi. Luangkan waktu setidaknya 30 menit setiap harinya untuk memberi kasih sayang pada kakak. Jangan biarkan apapun menghalangi kita memberikan waktu istimewa ini untuknya.

Berikut adalah contoh aktivitas yang bisa ibu lakukan untuk memupuk kasih sayang bersama kakak.

1. Mandi bersama

Mandi bersama aktivitas menyenangkan antara ibu dan anak perempuan. Saya sampai sekarang masih mandi bersama putri saya, meski usianya tak lama lagi empat tahun.

Yups, entah kenapa kakak senang sekali mandi bersama saya. Kadang kami bermain busa sabun, sikat gigi bersama, saling menggosok punggung dengan shower puff, atau mengeramasi rambut satu sama lain.

Saya membatasi waktu maksimal 20 menit, saat si kembar lagi tidur atau lagi asik main sendiri. Jadwal mandi kakak akhirnya mengikuti jadwal mandi saya. Risikonya kakak baru mandi pagi di atas jam 9. Gak papa ya kak? Kan kakak belum sekolah. Hehehe.

Jika anak pertama adalah laki-laki, ibu bisa memandikannya. Ini berlaku jika anak laki-laki kita masih batita atau di bawah lima tahun.

Kita tak harus melakukannya setiap hari. Lakukan saat kakak meminta. Maetami biasanya akan bilang, “Bun, Mae boleh dimandiin sama ibun?” Nah, baru deh saya menemaninya di kamar mandi.

2. Menyisir rambut dan memilihkan pakaian

Anak perempuan itu entah kenapa suka banget main sisir-sisiran. Apalagi kalo rambut kakak panjang, bisa dikuncir, bisa dikepang, tentunya aktivitas menyisir rambut semakin seru.

Tak jarang saya meminta kakak menyisirkan rambut saya. Dia senang sekali. Anak laki-laki tentunya gak semua suka aktivitas ini, tapi kegiatan ini bisa jadi alternatif menyenangkan hatinya.

kasih sayang

Memilihkan pakaian terbaik untuk kakak setelah mandi juga sebentuk perhatian dari ibu. Selingi dengan pujian, seperti, “Kakak cantik deh pakai baju yang ini,” atau “Baju yang ini jarang kakak pakai loh. Padahal kakak ganteng banget kalo pakai baju ini.”

3. Menyuapkan makan

Tidak ada anak yang terlalu tua untuk disuapi makan oleh ibunya. Saya yang sekarang 32 tahun saja masih sering manja minta disuapi ibu.

Meski anak kita sudah bisa makan sendiri, sesekali boleh kok menyuapinya. Saat ibu makan, si kakak bisa nebeng makan sepiring berdua.

4. Jalan-jalan singkat sore atau malam hari

Momen papa pulang dari kantor sangat ditunggu kakak. Saya dan suami berkomitmen bahwa prioritas suami adalah si kakak, sementara saya si kembar. Ini menciptakan keseimbangan dalam keluarga.

Biasanya papa akan mengajak kakak jalan-jalan naik motor atau naik odong-odong di mini market dekat rumah. Kadang papa mengajak kakak beli jajan, mainan, atau peralatan gambar.

Jika papa kecapean, gentian deh, papa jagain kembar di rumah, sementara saya bawa kakak naik motor. Hitung-hitung me time singkat untuk ibu.

5. Mengajarkan keterampilan baru

Saat si kembar anteng, saya senang mengajarkan kakak keterampilan baru, misalnya menggambar, menulis, melipat kertas, melipat baju, hingga main piano.

Akhir-akhir ini kakak hobi main piano. Dia selalu minta diajarkan lagu baru setelah sukses menghapal dan memainkan lagu lama di tuts pianonya.

6. Bernyanyi bersama

Anak-anak itu suka menyanyi tak peduli perempuan atau laki-laki. Pasti ada satu atau dua lagu yang sangat dia suka. Ajak kakak bernyanyi bersama. Biarkan energinya lepas, suaranya lepas, karena semua itu akan membawa ketenangan hati dan membangkitkan kepercayaan diri.

7. Mendongengkan cerita

Dongeng anak bukti cinta kasih ibu. Si kakak bisa saja mendengarkan dongeng melalui YouTube, televisi, atau panggung boneka. Namun, anak merasa lebih istimewa mana kala dongeng tersebut dibacakan ayah atau ibunya. Membacakan dongeng untuk kakak secara langsung mempererat ikatan (bonding) anak dengan orang tua.

8. Ngelonin kakak menjelang tidur siang

“Bun, Mae ngantuk, mau peluk-peluk.” Petikan kalimat itu selalu saya dengar setiap hari menjelang Maetami tidur siang.

Ngelonin kakak menjelang tidur siang secara tak langsung membawa diri kita masuk ke alam bawah sadar si kakak. Dia akan merasa diperhatikan, merasa disayang, merasa dipedulikan.

kasih sayang

Apa salahnya kita meninggalkan sejenak pekerjaan rumah untuk berbaring beberapa menit di samping kakak yang sudah mengantuk? Peluk dia, elus kepalanya, cium pipinya, cium ubun-ubunnya, bernyanyilah untuknya jika bisa.

9. Nemenin kakak bikin PR

Apakah kakak sudah bersekolah, mungkin kelas 1 atau 2 SD? Jam bikin PR salah satu waktu yang pas memberinya perhatian. Ibu bisa duduk di samping kakak, melihatnya mengerjakan PR Matematika atau Bahasa Indonesia.

Siap-siap jika anak bingung dan bertanya. Masak sih mak, gak bisa jawab pertanyaan anak SD kelas 1? Jadi, santuy aja ya mak. Kalo ragu sama jawabannya, tanya Mbah Google aja.

10. Masak makanan kesukaan kakak

Maetami paling suka sup ayam dan nasi goreng. Saya senang menawari kakak jika ingin makan sup ayam atau nasi goreng. Akan lebih indah jika kita melibatkan kakak di dapur, sekadar membantu mencuci sayur atau ngelihatin emaknya masak.

11. Nemenin ibu mencuci atau menyeterika

Mencuci dan menyeterika baju benar-benar menyita waktu ya mak. Ini berlaku buat emak seperti saya yang tidak dibantu asisten rumah tangga.

Saya sering meminta kakak menemani saya di kamar saat menyeterika baju. Jangan salah loh, meski belum 4 tahun, Maetami udah pintar melipat baju adik-adiknya. Mungkin dia bisa karena sering melihat saya melakukannya, meski lipatannya sering tak rapi. Yah, namanya juga anak-anak, take time sih belajarnya, tapi lama-lama kan bisa sendiri.

Saya sering mengajak kakak ngobrol di ruang cuci sambil menjemur pakaian. Bicarakan apa saja yang kita suka dan anak juga suka. Bisa bahas karakter animasi favoritnya, bahas permainan yang dia suka, bahas cita-citanya, pokoknya saling bicara.

12. Jalan-jalan akhir pekan

Rencanakan sebuah tanggal khusus untuk bermain bersama kakak. Aktivitasnya bisa berupa datang ke playground, jalan-jalan ke taman kota, liburan ke kebun binatang, atau piknik cantik.

Taman kota menurut saya lokasi terbaik quality time bersama si sulung. Banyak hal bisa kita lakukan di sana. Selain piknik, kita bisa main bola, main kejar-kejaran, main bulu tangkis, atau sekadar menikmati sore sambil makan bareng.

13. Bermanja-manja

Anak pertama itu kadang gak minta macam-macam. Dia kadang cuma mau bersandar di bahu kita, tidur di pangkuan kita, minta dibelai kepalanya, dipuk-puk pantatnya, digarukin tangannya kalo gatal.

Sesederhana itu loh. Gak usah lah kita menimpali anak kita dengan kata-kata seperti, “Masak gatal doang mau ibu garukin juga?” atau “Alah elah, manja amat sih?” Ya Allah, kadang saya masih suka keceplosan ini.

Jangan menyederhanakan semua masalah anak. Bisa jadi bagi kita apa yang mereka rasakan itu enteng, tapi bagi anak itu sangat berat. Berpikirlah dari sudut pandang mereka, bukan menggunakan kacamata orang dewasa.

kasih sayang

Parenting itu sama seperti membangun kekuatan otot. Semakin banyak kita latihan dan olah raga, semakin kuat dan berbentuk pula otot kita.

bundalogy

17 responses to “Kasih Sayang untuk Anak Pertama (Membagi Waktu Ibu untuk Kakak)”

  1. Hiiks aku juga jadi baper nih. Si sulung umurnya baru 15bulan ketika adiknya lahir. “Ibu juga punya keterbatasan, mengurus bayi yang baru lahir adalah wajar menyita perhatian lebih banyak” menjadi kata-kata penyemangat tiap harinya agar tidak menyalahkan diri sendiri terus menerus. Sekarang si adek udah 2tahun dan mereka seperti anak kembar

    Like

  2. HIks, baca soal ini aku selalu baper. Inget anak sulungku yang harus punya adek di usia 20 bulan. JAdi sampe sekarang berbagi tugas kalau abinya ngehandle si bungsu, aku akan mendekat pada si sulung. KArena kadang merasa bersalah belum terlalu puas berdua dengannya.

    Like

  3. Anak saya laki laki kelas dua sd.
    Seringnya abang sabar banget menghadapi adiknya yg banyak maunya.
    Tapi sesekali dia egois juga.
    Saya tak menyalahkannya. Karena sering dia mengalah sama adik.
    Saya baper baca tulisannya mba.

    Like

  4. Huwaaa.. mamak tak punya anak cewek jadi baper.
    Anak saya cowok keduanya, yang kakak udah sering banget nggak dapat bagian mamanya, diambil adiknya ama kerjaan, yang bisa saya lakukan hanya rutin meluk, meski diiringi jeritan adiknya yang marah kalau saya meluk kakaknya 😀

    Like

  5. I feel you kak Maeee kiss and hug virtual. Mom semangat terus ya membagi cinta dan perhatiannya, agar kak Mae gak merasa sendiri. Mom juga harus hepi jadi jangan lupa me time untuk diri sendiri juga 😇😇

    Like

  6. Makasih Mak tipznya. Saya juga sering ngalamin kewalahan ngadepin ci Akak. Waktu adeknya lahir usianya baru 28 bulan, sekarang suka nabok dan nendang adeknya. Itu sering bikin aku emosi memuncak.

    Like

  7. Anak saya juga sudah 2, beda hampir 2 tahun. Kerasa memang, bagaimana kakaknya mencari perhatian ketika adeknya nangis terus digendong. Malah biasanya kakaknya ikutan merengek ikut digendong juga.

    Tapi memang, kalau weekend kakaknya selalu keluar jalan2 agar tidak bosan dirumah terus

    Like

  8. Dari semua hal yang mbak saranin, saya paling sepakat dengan mendongengkan kepada anak. Semasa saya kecil, saya sering didongengkan oleh papa saya, dan itu kenangan yang paling indah buat saya.

    Like

  9. Memang, Mbak Mutia. Anak sulung pasti selalu mengalami hal seperti ini, saat adiknya lahir. Apalagi Putri Mbak Mutia ini adiknya kembar. Jadi pasti merasa perhatian yang selama ini tercurah padanya pun berkurang.Padahal Mbak Mutia selalu berusaha adil.
    Sama kayak keponakan saya, anak adik saya. kebetulan dia itu anak dan cucu pertama. Jadi awalnya perhatian mengarah pada dia semuanya. makanya saat ipar saya mengandung, sudah dijelaskan, kalau dia bakal punya adik. Dijelaskan pelan-pelan blabla…

    Like

  10. Ah bener sekali, emang bagi seorang anak, apalagi kalau jarak usianya dengan adiknya enggak terlalu jauh biasanya juga mengalami kesulitan. Ada rasa di mana kyk dirinya merasa “tersingkir” karena mendadak kurang perhatian. Krena iru emang dr sisi orang tua juga harus memahami si anak ya mbak, bagaimana supaya si kakak tetap merasa dirinya spesial dan ortu gak tetap sayang sama dia, walau skrng sudah ada adeknya.

    Like

  11. Ternyata susah juga ya untuk membagi waktu dan kasih sayang, semoga ketika aku menjadi orangtua suatu saat bisa belajar sepertimu kak,

    Like

  12. Iya, Mbak, tak mudah menghadapi anak pertama yang punya adik. Terutama jika usianya belum ada 5 tahun. Pasti ada perasaan terluka yang ia harus hadapi, sementara ibunya mungkin juga mengalami lonjakan emosi karena PPD.
    Makanya beberapa teman memilih 1 anak saja.
    Tapi berdasarkan pengalaman, jika anak sudah berusia 6-7 tahun, semuanya lebih mudah.

    Like

  13. Kayaknya ini yang saya rasain dulu mbak, jadi anak pertama yang kurang perhatian karena adik2nya. Waktu udah gede gini baru sadar kalo orangtua sayang ke semua anaknya. Makanya saya sekarang berusaha untuk lebih adil ke semua anak says.

    Like

  14. Jadi ingat Bunda Elly Risman pernah bilang kl anak pertama yg masih kecil terus terlihat jealous sm adiknya itu ibunya mesti perhatian betul. Si adek kan kelihatan nggemesin, chubby n lutjuu gitu. Si kakak jgn sampe dicuekin. Sebab rasanya sama kayak istri pertama dikenalin sm istri kdua yg lebih muda dan lebih cantik trus orang² pd muji istri kdua.

    Like

  15. Benar, Mbak. Tak mudah mengatasi rasa kecewa anak pertama. Ia biasa jadi satu-satunya, lalu tiba-tiba harus berbagi. Dan tak jarang pada prosesnya, sang ibu kepayahan menekan PPD.
    Makanya, sebenarnya jangan mempunyai 2 balita dalam 1 rumah. Jarak idealnya 6-7 tahun, menurut saya.

    Like

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Blog at WordPress.com.