Ramadhan tahun ini menjadi momentum yang pas bagi kita, khususnya Muslim untuk memperbanyak sedekah. Sedekah itu jenisnya beragam, dan tahun ini ketiga buah hati saya memilih bersedekah dalam bentuk adopsi pohon asri.
Setahun terakhir Maetami, putri saya yang tak lama lagi genap enam tahun 2022 ini, juga adik kembarnya, Rashif dan Rangin menerima beberapa endorsement. Tentunya ini via emaknya ya.
Walau ketiganya belum ngerti soal uang, tapi sebagai orang tua saya tahu anak saya berhak mendapatkan reward. Saya menggunakan foto mereka, video mereka, juga cerita tentang mereka untuk mendapat penghasilan.
Adopsi Pohon ASRI
Pohon itu indah. Kita sudah sering melihatnya manakala berjalan-jalan ke desa atau ke kawasan wisata alam. Namun, manfaat pohon jauh lebih besar dibanding keindahannya.
Pohon itu layaknya sahabat atau siswa teladan. Mereka memberi begitu banyak, dan hanya meminta sedikit saja sebagai balasannya.
Sebagai orang tua sekaligus emak rimbawan yang memahami manfaat pohon bagi kita semua, saya tentu ingin memberi pemahaman sama pada anak-anak saya. Mengajarkan anak-anak kita tentang pohon adalah langkah mereka menjadi generasi yang ramah pada bumi.
Saya mengenal Alam Sehat Lestari (Asri) sejak masih bekerja di Republika dulu. Singkat cerita saya memercayakan lembaga ini tempat ketiga buah hati saya mengadopsi pohon.
Semua skema adopsi pohon Asri bisa dilakukan secara online. Metode pembayarannya pun mudah, bisa via GoPay. Makin senang lah saya.
Kita akan diberikan dua pilihan, mau adopsi pohon Asri dalam bentuk pohon buah atau pohon kayu keras? Satu pohon buah dikenakan biaya Rp 75 ribu, sedangkan pohon kayu keras Rp 100 ribu.
Dua-duanya bagus, tetapi putri saya lebih senang jadi adopter pohon buah. Alasannya karena Kakak Mae dan si kembar suka makan buah. Selain itu, pohon buah memberi manfaat ganda di mana jenisnya bukan cuma memberi naungan, tetapi juga pakan bagi masyarakat dan satwa liar sekitarnya.
Ketiga anak saya menjadi adopter dari 20 bibit pohon buah Cempedak (Artocarpus integra). Bibit yang telah diadopsi ini akan dirawat hingga cukup kuat untuk ditanam di lokasi reboisasi Asri, sekitar Taman Nasional Gunung Palung (TNGP), Kalimantan Barat.
Cara Pohon Menguntungkan Manusia
Pohon mendampingi manusia nyaris sepanjang hidupnya. Mereka adalah latar belakang memori masa kecil kita.
Saya masih ingat bagaimana kehidupan saya di kampung tiga dekade lalu. Saat membuka jendela saya melihat pohon. Saya juga masih ingat lingkungan rumah saya dipenuhi tanaman pohon berbuah, seperti alpukat, mangga, jambu air, rambutan, dan lengkeng.
Saya tak pernah lupa setiap akhir pekan main ke rumah kakek dan nenek, tujuannya manjat pohon jambu mete atau jambu jamaika di kebun belakang. Tak peduli banyak semut merah di sana, saya mencari segala cara agar bisa memetik buah-buah itu langsung dari pohonnya.
Jika sebatang pohon saja meninggalkan kesan dan manfaat sedalam itu, bagaimana dengan hutan? Tentulah hutan yang terdiri dari berbagai tegakan pohon memberi keuntungan luar biasa bagi manusia.
Berikut adalah tujuh cara pohon menguntungkan manusia.
1. Mengurangi dampak perubahan iklim
Udah bosan ya baca alasan pertama ini, tapi ya emang begini faktanya. Kalo orang pandai, dia akan berpikir untuk mengurangi jejak karbonnya dan CO2 di atmosfer. Karbon dioksida yang terlalu banyak di bumi berkontribusi terhadap perubahan iklim yang menjadi masalah terbesar dunia saat ini.
Pohon gimana pun menjadi senjata utama kita untuk bertahan hidup menghadapi perubahan iklim. Satu pohon dewasa bisa menghasilkan oksigen yang cukup untuk empat orang bernapas. Satu hektare pohon bisa menyerap karbon dioksida setara kita menyetir mobil sejauh 42 km.
2. Mendinginkan udara secara alami
Kita mungkin gak menyadari bahwa pohon yang ditempatkan secara strategis di sekitar rumah secara signifikan mengurangi kebutuhan AC. Gak usah jauh-jauh deh, kita lihat aja Kota Bogor. Semua orang juga tahu Kota Bogor itu puanasss. Namun, kalo kita berada di sekitar Kebun Raya Bogor, kok adem banget ya? Itu karena banyak pohon di sana.
Kenapa sih kita harus berpikir beli banyak AC? Kenapa kita gak mikir tanam pohon aja? Ini gak cuma bikin dompet selamat, tetapi juga mengurangi jejak karbon kita dan emisi gas rumah kaca dari pembangkit listrik di Indonesia yang masih didominasi energi batu bara.
Khusus wilayah perkotaan yang lahannya serba terbatas, sekarang sudah ada solusi green roof atau atap hijau. Praktiknya atap bangunan, seperti rumah dan apartemen dihijaukan menjadi ruang terbuka. Kita bisa menanami sayuran, bunga, tanaman merambat, dan tanaman dalam pot lainnya, bukan masangin karpet rumput sintetis dari plastik, atau gantung bunga plastik warna-warni ya. Tanaman hidup. Hehehe.
Atap hijau sangat cocok untuk rumah tropis di mana sinar matahari merata sepanjang tahun. Lingkungan rumah pun jauh lebih sejuk dan menenangkan.
3. Memurnikan udara, mendinginkan jalanan.
Semua pasti tahu bagaimana rasanya bernapas di Jakarta dengan bernapas di kebun raya. Semua pasti tahu lebih segar mana, udara di hutan atau udara di pantai?
Pohon memurnikan udara karena menyerap gas polutan, seperti nitrogen oksida, ozon, amonia, sulfur dioksida, dan sebagainya. Pohon juga menyerap bau dan menjadi filter saat partikel-partikel debu menempel di daunnya.
Satu hektare pohon usia dewasa bisa menyediakan oksigen gratis untuk 18 orang sepanjang tahun. Kalo diuangkan, atau dikonversi menjadi tabung oksigen, berapa banyak itu ya?
Kepala BMKG, Ibu Dwikorita Karnawati mengatakan suhu udara di Jakarta meningkat 1,5 derajat Celsius dalam waktu 100 tahun terakhir. Padahal peningkatan suhu udara segini tuh harusnya baru terjadi 2030.
Salah satu sebabnya apa? Karena tutupan ruang hijau di Jakarta berkurang drastis. Pohon-pohon ditebang diganti menjadi jalan aspal dan bangunan beton, membuat Jakarta jauh lebih panas. Padahal pohon-pohon itu bisa mendinginkan ibu kota 10-12 derajat Celsius lebih rendah dengan cara melepaskan uap air dan memberi teduhan.
4. Menjadi shelter bagi satwa liar
Pohon berkontribusi meningkatkan keanekaragaman hayati karena menjadi shelter bagi satwa liar. Shelter di sini artinya pohon bisa berperan sebagai sumber makanan, atau habitat alami satwa.
Pohon cempedak misalnya, umumnya baru berbuah setelah usia tanam 10 tahun. Di tahun pertama berbuah, satu pohon cempedak rata-rata menghasilkan 50-100 buah. Tahun-tahun berikutnya setelah produktif berbuah, satu pohon cempedak bisa menghasilkan hingga 200 buah per tahun.
Satu buah cempedak yang besar bisa menghasilkan puluhan butir buah manis di dalamnya. Bayangkan, berapa satwa yang bisa menikmatinya sebagai sumber pakan?
5. Menghemat air
Selain memurnikan udara, pohon juga membantu manusia menghemat air. Karena pohon menyediakan naungan bagi sekitarnya, air akan menguap perlahan dari vegetasi lebih rendah, kemudian ditangkap oleh pohon yang vegetasinya lebih tinggi.
Satu batang pohon membutuhkan sekitar 15 galon air seminggu untuk hidup, tetapi sebagai balasannya pohon tersebut bisa menyimpan 200-450 galon air per hari. Masya Allah, investasi ekologi yang sungguh luar biasa.
6. Membarukan energi
Bahan bakar fosil sekarang salah satu masalah terbesar di Indonesia juga dunia. Kita perlu sadar bahwa yang namanya bahan bakar fosil suatu saat akan habis, tetapi dampaknya terhadap kerusakan lingkungan pasti bertahan ratusan tahun kemudian.
Begitu banyak perusahaan di Indonesia saat ini menggunakan bahan bakar fosil dan menganaktirikan energi terbarukan. Padahal jika mereka mau berinvestasi pada energi terbarukan secara berkelanjutan, maka selamat bumi ini.
Perkembangan teknologi hijau yang kian kemilau semakin mendukung pohon sebagai energi terbarukan. Tak perlu bikin aturan memasukkan kelapa sawit sebagai tanaman kehutanan, atau memperluas kebun kelapa sawit untuk membuat biofuel, cukup fokus pada menanam dan memelihara pohon sebanyak-banyaknya, maka secara signifikan pohon-pohon tersebut akan membaharukan energi di Indonesia.
7. Mengendalikan banjir
Dua faktor yang membuat banjir makin menggila adalah volume hujan dan angin. Tetesan hujan yang jatuh dari ketinggian semakin kuat menembus tanah begitu menyentuh permukaan.
Parahnya ketika kondisi permukaan tanah itu gundul atau gersang, maka ditambah kekuatan angin pastilah menyebabkan kerusakan signifikan. Peran pohon di sini memecah tetesan hujan tadi dan melemahkan kekuatannya. Akar pohon yang menancap kuat dalam tanah melindungi tanah dari pengaruh angin dan longsor parah.
8. Meningkatkan kualitas tanah
Banyak yang bertanya, kenapa tanah kita sekarang susah sekali ditanami? Kesannya tanaman sekarang gak mungkin menghasilkan panen terbaik kalo gak dibantu pupuk. Padahal dulu Koes Plus bilang, tongkat kayu dan batu aja dilempar kemana pun bisa jadi tanaman.
Sebabnya karena tiada lagi kehadiran pohon sebagai salah satu mitra terbaik budidaya pertanian dan perkebunan kita. Pohon dalam beberapa cara berperan positif mengurangi erosi tanah dan meningkatkan kesuburan tanah.
Pohon memastikan tanah terus mendapatkan kelembaban. Daun pohon yang tumbang atau berguguran menjadi pupuk alami, menurunkan suhu tanah yang mungkin kering, serta mencegah tanah kehilangan terlalu banyak kelembaban.
Daun-daun pohon memberi nutrisi untuk pertumbuhan pohon dan mendorong perkembangan mikroorganisme tanah.
Pahala ekologi dari sedekah pohon
Ada banyak jalan menikmati surga Allah SWT, salah satunya menanam pohon. Rasulullah SAW bersabda:
“Tidaklah seorang muslim menanam tanaman lalu tanaman itu dimakan manusia, binatang ataupun burung melainkan tanaman itu menjadi sedekah baginya sampai hari kiamat.” (HR. Muslim)
“Jika terjadi hari kiamat sementara di tangan salah seorang dari kalian ada sebuah tunas, maka jika ia mampu sebelum terjadi hari kiamat untuk menanamnya, maka tanamlah.” (HR. Bukhari dan Ahmad).
“Apa yang dicuri dari tanaman tersebut merupakan sedekahnya. Apa yang dimakan oleh binatang buas dari tanaman itu merupakan sedekahnya. Apa yang dimakan oleh seekor burung dari tanaman itu merupakan sedekahnya. Tidaklah dikurangi atau diambil oleh seseorang dari tanaman itu kecuali merupakan sedekahnya.” (HR. Muslim)
Menanam pohon berarti menyelamatkan anak cucu kita, menyelamatkan peradaban manusia. Sudah siapkah kamu menanam pohon?
Leave a Comment