Setiap ada blogger pemula (newbie) baru gabung di grup WhatsApp blogger mana pun yang saya ikuti, satu kali pasti ada muncul pertanyaan sama, apa itu domain dan subdomain, contoh domain, contoh subdomain, dan bagaimana cara kerja keduanya?

Banyak pemula salah mengartikan domain dengan website atau layanan hosting website. Semua istilah yang berbeda ini mungkin terdengar terlampau teknis ya. Kali ini kita akan membahasnya secara singkat dan dengan bahasa mudah dimengerti.

Domain itu ibarat sebuah alamat rumah, sedangkan website adalah bangunan atau rumah yang berdiri di atasnya. Kalo domain gak ada, kita sebenarnya tetap bisa mengakses sebuah website, tapi kita harus mengetahui alamat IP-nya.

Penjelasan detailnya kurang lebih begini…

Internet bagai jaringan komputer raksasa yang terhubung satu sama lain melalui jaringan kabel global. Setiap komputer di jaringan ini bisa saling berkomunikasi dengan komputer lain.

Untuk mengidentifikasinya, setiap komputer diberi alamat IP. Alamat IP ini berupa serangkaian angka yang mengidentifikasi komputer tertentu di internet.

Contoh alamat IP: 66.249.66.1

Nah, masalahnya zaman sekarang ini, siapa sih yang bisa mengingat angka-angka kompleks kayak gitu? Nomor hp orang tua aja kita sering lupa. Bayangkan, kalau kita mau buka Instagram, buka Facebook, atau buka YouTube misalnya, masa sih kita harus nulisin nomor IP-nya satu per satu? Oleh karena itulah diciptakan nama domain.

Sekarang kalo kita mau mengunjungi sebuah website, kita gak perlu lagi tuh masukin deretan angka panjang. Kita cukup mengetikkan nama domain yang mudah diingat di kolom alamat browser. Udah deh.

Apa itu domain?

Domain adalah URL utama yang kita gunakan sebagai alamat website di internet. Biasanya nih, domain sebuah website diawali dengan “www” dan diakhiri dengan “.com” (dot com) “.id” (dot id) “.blog” (dot blog) “.net” (dot net) “.org” (dot org), “.my.id” (dot my dot id) dan banyak lagi lainnya.

Nama domain sangat membantu eksisensi kita supaya sukses di dunia online, terlebih jika kita adalah pemilik bisnis yang ingin mengunakan website untuk meningkatkan keuntungan. Nama domain tentu saja komponen penting dari strategi pemasaran (marketing).

domain dan subdomain

Nama domain adalah kombinasi huruf, angka, dan simbol yang kita ketik di kolom browser untuk mengakses alamat website tertentu secara langsung.

Kita ingin mengunjungi website Republika atau Kompas misalnya. Kita gak bisa mengaksesnya langsung hanya dengan mengetikkan Republika atau Kompas di kolom browser, sebab hasil yang keluar umumnya hanya artikel hasil pencarian yang mencantumkan kata Republika dan Kompas, bukan halaman utama Republika dan Kompas.

Sebagai gantinya, kita tinggal mengetik nama domain republika.co.id atau kompas.com di kolom browser untuk menavigasi kita ke halaman utama kedua website tersebut.

Nama domain adalah cara mudah untuk menjelajahi internet dan mengakses website tertentu. Kita tinggal ketik huruf, angka, atau simbol unik. Kalo dulu kita malah harus menggunakan alamat IP yang ribet dan kompleks.

Oleh karena nama domain tujuannya memudahkan orang mengunjungi website kita, penting untuk membuatnya sesederhana mungkin dan mudah diingat.

Setiap nama domain bernilai uang loh, sehingga bisa diperjualbelikan, atau dipertukarkan. Apalagi kalo nama domainnya bagus dan langka. Pasti deh permintaan dan penawarannya lebih tinggi karena berkualitas.

Beberapa nama domain bahkan bisa dijual dengan harga jutaan dolar AS loh. Gak percaya?

Saya mengutip artikel yang diterbitkan media Kumparan, berikut adalah 10 nama domain termahal di dunia:

  • Business.com bernilai 345 juta dolar AS (Rp 5,1 triliun)
  • LasVegas.com bernilai 90 juta dolar AS (Rp 1,3 triliun)
  • CarInsurance.com bernilai 49,7 juta dolar AS (Rp 739 miliar)
  • Insurance.com bernilai 35,6 juta dolar AS (Rp 529 miliar)
  • VacationRentals.com bernilai 35 juta dolar AS (Rp 520 miliar)
  • PrivateJet.com bernilai 30,1 juta dolar AS (Rp 448 miliar)
  • Voice.com bernilai 30 juta dolar AS (Rp 446 miliar)
  • Internet.com bernilai 18 juta dolar AS (Rp 267 miliar)
  • 360.com bernilai 17 juta dolar AS (Rp 253 miliar)
  • Insure.com bernilai 16 juta dolar AS (Rp 238 miliar)

Apa itu subdomain?

Subdomain adalah bagian opsional dari domain yang bisa benar-benar terpisah menjadi website baru. Jika sebuah domain memiliki subdomain, biasanya akan diikuti nama domain dengan titik.

Kita ambil contoh domain Republika Online (www.republika.co.id), misalnya ya, sebab saya punya subdomain Bundalogy di sana. Jika Republika Online menggunakan subdomain untuk setiap penulisnya, maka contoh subdomain menjadi:

  • bundalogy.republika.co.id
  • bundalogy2.republika.co.id

Berdasarkan contoh subdomain di atas, bundalogy dan bundalogy2 yang diikuti republika.co.id di belakangnya adalah subdomain yang digunakan Republika Online untuk menyimpan dan menampilkan halaman unik kepada pengunjungnya. Sebagaimana yang kita lihat, kedua website di atas menggunakan nama domain yang sama, yaitu republika.co.id, dengan subdomain yang unik, yaitu bundalogy dan bundalogy2.

Apa perbedaan domain dan subdomain?

Konsumen zaman now pasti berselancar di internet dulu sebelum membeli apa pun, mulai dari apa yang mau mereka makan, hingga apa yang mau mereka pakai. Maka dari itu pemilik usaha harus punya website, punya domain, atau domain dan subdomain.

Nah, kita gak mungkin punya website kalo gak ada nama domain. Domain lebih dari sekadar nama. Domain adalah identitas bisnis yang bisa meningkatkan pengalaman konsumen.

Berikut adalah sedikit perbedaan antara domain dan subdomain.

1. Subdomain tidak dapat berdiri sendiri

Domain adalah URL standar, seperti republika.co.id atau kompas.com, sedangkan subdomain adalah URL unik yang berada dalam domain yang kita beli, seperti bundalogy.republika.co.id atau bundalogy2.kompas.com

Domain itu udah kayak merek dagang. Banyak merek membuat merek mereka sebagai domain mereka, seperti Pepsi menggunakan pepsi.com, McDonald’s menggunakan mcdonalds.com. Kedudukannya persis kayak hak kekayaan intelektual.

Subdomain kesannya memang seperti website baru, tetapi dia tidak dapat berdiri sendiri. Subdomain tetap membutuhkan sebuah domain, sehingga domain adalah bagian terpenting yang perlu dimiliki terlebih dahulu.

2. Subdomain bergantung pada domain

Posisi subdomain pada satu titik bergantung pada domain. Kita gak mungkin mengetik contoh subdomain saja di browser tanpa disertai nama domainnya. Ini jelas menunjukkan subdomain sangat bergantung pada domain.

contoh subdomain

Subdomain sangat ideal jika bisnis kita menampung banyak konten yang gak mungkin dikelola semuanya dalam satu website saja. Misalnya, kita punya blog utama untuk membuat konten, tetapi kita juga punya bisnis jualan.

Jauh lebih baik jika kita memisahkan keduanya, di mana salah satunya dialihkan menjadi bagian dari subdomain.

3. Biaya berlangganan

Biaya berlangganan subdomain itu murah banget, bahkan beberapa perusahaan layanan hosting ada yang tidak mengenakan biaya untuk subdomain. Banyak banget perusahaan hosting yang menggratiskan subdomain untuk pelanggan yang telah membeli domain di tempat sama.

4. Dampak terhadap SEO

Beberapa profesional SEO berpendapat bahwa subdomain tidak berbagi otoritas yang mereka terima dari tautan apa pun yang masuk dengan domain utama. Ini karena subdomain dianggap sebagai entitas terpisah dari domain utama.

Namun, sebaliknya, jika kita mengoptimalkan halaman untuk kata kunci (keyword) yang sama di domain utama sekaligus subdomain, itu berakibat kita bersaing dengan diri sendiri. Makanya jauh lebih bagus jika kita memiliki subdomain yang scope-nya jauh beda dengan domain utama.

Jatuhnya berfungsi sebagai bisnis terpisah ya. Misalnya saya sebagai blogger parenting, domain utama saya pastinya membahas hal-hal berbau parenting. Jika saya ingin menulis artikel-artikel ekonomi misalnya, maka saya bisa memiliki subdomain baru.

Subdomain mempermudah navigasi website kita. Pengalaman pengguna (user) menjadi lebih baik, engagement-nya bagus, sehingga performa SEO meningkat.

Kesimpulan

Kita memerlukan domain dan subdomain kapan pun ingin membuat website yang dapat diakses melalui internet. Nah, subdomain adalah perpanjangan dari domain utama kita, bisa digunakan untuk website baru, re-desain, atau bahkan meng-host blog atau toko e-commerce kita.

Setiap kali kita memilih nama domain baru, pastikan kita riset dahulu. Pasalnya nama domain yang bagus adalah bagian penting untuk branding kita. Setelah kita selesai melakukan brainstorming mendapat nama domain terbaik, lihat, apakah nama tersebut tersedia atau masih available?

https://www.instagram.com/p/Cad9zysJVUX/

Gampangnya sih lihat aja di Niagahoster. Kita bisa membeli domain tersebut via Niagahoster, dan bisa lanjut memiliki subdomain di sana. Niagahoster salah satu web hosting terbaik dengan fitur-fitur lengkap dan dukungan support 24 jam. Kita bisa memiliki website dengan domain siap pakai hanya dengan sedikit biaya, seperti Auto-Install WordPress, cPanel, hingga SSL gratis.

Niagahoster sebagai unlimited web hosting di Indonesia

Mudah-mudahan sekarang kita memiliki pemahaman lebih baik tentang cara kerja domain dan subdomain, serta kapan sebaiknya kita memakai domain dan subdomain. Terima kasih ya udah berkunjung. Kalo ada hal yang ingin ditanyakan, silakan tinggalkan jejak di kolom komentar.

Share:

One response to “Perbedaan Domain dan Subdomain yang Perlu Newbie Ketahui”

Leave a Comment