Ibu mana pun pasti pernah berburu promo popok bayi setiap bulan. Apalagi kalo punya bayi kembar seperti saya. Wah, kalo belanja ke supermarket, satu troli isinya bisa popok semua.
Bayi saya ketika baru lahir bisa menghabiskan 10-12 popok sehari, kemudian jumlahnya berkurang menjadi 4-6 popok hingga berusia tiga tahun, atau maksimal sampai lulus toilet training. Bisa dibayangkan berapa banyak kita beli popok hingga anak kita batita atau balita.
Popok tak ubahnya seperti kebutuhan primer bagi bayi, terlepas jenisnya popok kain atau popok sekali pakai (pospak). Pemilihan popok berdasarkan usia dan ukuran tubuh si kecil tentu sangat penting.
Kalo bayi kita pakai popok kekecilan, sudah pasti dia gak nyaman dan rewel sepanjang hari. Biasanya bayi jadi sesak, daerah vitalnya mengalami ruam, kemerahan, meninggalkan jejak di sekitar pinggang.
Sebaliknya kalo bayi kita pakai popok kebesaran, kita sebagai orang tua yang repot karena sering terjadi kebocoran atau rembesan kotoran.
Popok Bayi Berdasarkan Usia
Beli popok bayi gak sama kayak kita beli baju yang ukurannya bisa dilihat berdasarkan umur. Kalo gak pas, bajunya bisa dibalikin atau diganti.
Ukuran popok umumnya ditentukan berdasarkan berat badan bayi. Biasanya sih brand popok bayi, seperti Merries mempunyai standar ukuran tertulis pada kemasan yang mempermudah para ibu memilihkan popok yang pas buat si kecil, yaitu:
- Merries New Born untuk bayi baru lahir dengan berat badan di bawah 5 kg
- Merries ukuran S untuk bayi dengan berat badan 4-8 kg
- Merries ukuran M untuk bayi dengan berat badan 6-11 kg
- Merries ukuran L untuk bayi dengan berat badan 9-14 kg
- Merries ukuran XL untuk bayi dengan berat badan 12-22 kg
Meski demikian, bukan berarti kita gak bisa membeli popok bayi berdasarkan usia. Berikut beberapa pertimbangan yang bisa kita ikuti.
Bayi 0-3 bulan
Pada rentang usia ini kulit bayi sangat sensitif. Ibu perlu mencarikan popok berbahan lembut dan bisa digunakan senyaman mungkin oleh si kecil.
Gunakan popok sekali pakai yang memiliki perekat di pinggang, bukan popok yang berbentuk celana. Sesuaikan juga ukuran popok sekali pakai ini dengan berat badan buah hati.
Saran saya sih pas bayi baru lahir jangan beli popok sekali pakai dalam jumlah banyak sekaligus. Orang bilang, bayi baru lahir itu sama kayak balon ditiup. Berat badannya bisa naik drastis dalam hitungan bulan bahkan pekan. Makanya ukuran popoknya bisa berubah cepat.
Saat putri pertama saya lahir, saya super irit pakai popok sekali pakai dan lebih sering menggunakan cloth diapers (clodi) atau popok kain. Jenis ini lebih aman karena selain bisa dicuci, kita bebas memilih sendiri bahan kain untuk popok anak kita.
Bayi 4-19 bulan
Bayi di rentang usia ini aktif mengeksplorasi lingkungan sekitarnya. Dia belajar merangkak, berdiri, berjalan, berlari kecil, juga bermain.
Popok berbentuk celana menjadi pilihan tetap supaya aktivitas anak tidak terganggu. Kita perlu juga memilih popok dengan pH balance agar kelembapan kulit bayi tetap terjaga.
Bayi 20 bulan ke atas
Anak kita pada usia ini benar-benar aktif bergerak, sehingga sudah bisa dipakaikan diapers. Utamakan kenyamanan mereka. Sekiranya si kecil mengeluh tidak nyaman dengan popoknya, segera cari popok lain yang sesuai. Anak pada usia ini sebaiknya mulai diperkenalkan toilet training.
Popok Unisex VS Popok Khusus Bayi Laki-Laki dan Perempuan
Marketing di dunia per-popok-an bayi sekarang ini benar-benar luar biasa. Popok bayi aja dibeda-bedain gendernya. Ada popok khusus anak laki-laki dan khusus anak perempuan.
Memang benar, bayi laki-laki dan perempuan punya ‘titik kencing’ berbeda. Titik kencing anak laki-laki di bagian depan, sedangkan anak perempuan di tengah hingga belakang.
Namun, popok bayi unisex sekarang ini sudah didesain memiliki daya serap ekstra, mau itu di area depan atau pun area belakang popok. Beda cerita kalo kita beli diapers pull-up pants yang emang jelas banget desainnya buat anak laki-laki atau anak perempuan.
Jadi, ibu baru terutama nih, gak usah kelewat stres mikirin mau beli popok unisex atau popok khusus bayi laki-laki atau perempuan.
Kalo saya pribadi sih lebih senang beli popok unisex yang netral gender, ya kayak Merries. Setidaknya ada lima alasan yang melatarbekalanginya.
1. Popok lembut dengan desain unik
Merries diproduksi sejak 1983 di Jepang menggunakan teknologi produksi dan kontrol kualitas yang berkesinambungan. Merries terus berinovasi mengembangkan popok yang lebih lembut lagi untuk buah hati kita.
Desainnya unik, memungkinkan udara mengalir bebas, tapi bisa menahan pipis anak tidak bocor. Ujung popoknya membulat untuk mencegah lecet, meski pun perekat mengenai kulit bayi kita yang sensitif.
2. Ada sensor pipisnya
Istimewanya Merries itu ada sensor pipisnya. Semacam alarm penanda yang dapat berubah warna ketika popok sudah penuh. Kita bisa tahu kapan harus mengganti popok bayi kita setelah si kecil pipis.
Warna alarm penanda pipis pada popok Merries akan berubah ketika terekspos kelembaban. Ketika kita menyimpan popok ini di tempat lembab, warna alarm penanda pipis akan berubah menjadi biru sebab mendeteksi kelembaban di sekitarnya.
Oleh sebab itu kita sebaiknya menyimpan popok bayi dalam suhu ruangan, normalnya di atas 25 derajat celsius. Usahakan juga ruangan tersebut berventilasi baik.
3. Perekat bisa dilepas dan dipasang sesuka hati
Popok Merries tipe perekat bisa dilepas berkali-kali sesuai kebutuhan. Saya pernah mencoba beberapa merek popok bayi tipe perekat di mana perekatnya mudah dol alias gak lengket lagi begitu dilepas pasang beberapa kali.
4. Flexi fit begitu nyaman
Popok Merries itu gak terlalu ketat di perut bayi. Karet popoknya lembut, nyaman, dan pas.
Bagian pinggangnya bisa diregangkan hingga 2,5 kali. Merries tipe celana memungkinkan bayi bebas bermain dan bergerak kesana kemari.
5. Sirkulasi udara sangat baik
Sirkulasi udara popok Merries sangat baik, sehingga kulit bayi tetap kering. Udara yang timbul saat bayi kita pipis dikeluarkan melalui tiga lapisan sirkulasi udara, sehingga kulit bayi tetap kering dan nyaman sejak pagi hingga malam hari.
Sepanjang pengalaman saya memiliki tiga anak, satu perempuan dan dua laki-laki, gak ada perbedaan signifikan ketika anak saya menggunakan popok unisex atau popok khusus berdasarkan gender. Perbedaan yang saya rasakan hanya pada harga yang tentunya lebih mahal karena eksklusivitas tadi.
Tips dari saya, kalo memakaikan anak laki-laki kita popok, pastikan saja penisnya mengarah ke bawah ketika popok dipasang. Tujuannya mencegah kebocoran lebih cepat. Memang sih, cara ini gak selalu berhasil kalo si kecil pipisnya sangat banyak, tapi tips ini benar-benar membantu.
Pesan saya lainnya adalah jangan gampang terbuai dengan promo popok bayi yang sering ditawarkan produsen. Pilih popok yang sesuai dan cocok dengan kulit anak kita. Buat anak jangan coba-coba loh.
Leave a Comment