Susu menyusui itu seperti apa sih sebenarnya? Tanya saya yang waktu itu masih berstatus new mom pertengahan 2016.
Sejak hamil trimester pertama, dr Semadi, dokter saya di Bali sudah menyarankan saya minum susu. Abis melahirkan pun, beliau masih menganjurkan saya minum susu. Emang sih, dokter kesayangan saya itu gak maksa, tapi kan tetap aja hati saya yang suka kepo ini bertanya-tanya.
Ibu baru sering kali diberi daftar panjang aturan sejak kehamilan, melahirkan, menyusui, hingga membesarkan anak. Mana yang boleh dilakukan, mana yang gak boleh dilakukan. Selain saran dokter, ada juga saran dari keluarga, teman, sahabat, ibu-ibu kompleks, bahkan netizen yang kadang sok baik dan sok budiman. Hehehe.
Contoh sederhana, ibu baru lahiran makan roti pakai selai kacang langsung diingetin, seolah-olah kalo si ibu makan selai kacang, ntar anaknya alergi kacang.
Ibu baru seminggu lahiran kangen makan nasi pakai sambel, padahal cuma seujung sendok doang, eh langsung diingetin, tahan dulu sebulan gak makan cabai. Kalo makan yang pedas-pedas, nanti bayinya mencret, eksim, bahkan pup-nya bisa berdarah. Hellow, what happen, aya naon?
Mitos Minum Susu untuk Ibu Menyusui
Orang umumnya percaya bahwa makanan yang berpotensi memicu alergi, seperti susu dan kacang harus dihindari selama menyusui. Katanya sih supaya bayi kita gak ikut alergi.
Percaya gak kalo pernyataan di atas mitos belaka?
Jurnal resmi yang dipublikasikan American Academy of Pediatrics (AAP) pada 2008 menyimpulkan tidak ada cukup bukti kuat yang merekomendasikan bahwa ibu menyusui sebaiknya menghindari makanan-makanan tertentu untuk mencegah alergi. Faktanya menghindari makanan, seperti susu selama menyusui bisa berisiko membuat ibu kekurangan nutrisi.
Studi lain yang diterbitkan Jurnal Nutrients, berdasarkan penelitian Chalmers University of Technology, Swedia menyimpulkan bayi-bayi dari ibu yang minum susu selama menyusui berisiko mengalami alergi makanan relatif lebih rendah ketimbang bayi-bayi dari ibu yang tidak minum susu sama sekali selama menyusui.
Peneliti melakukan survei pola makan terhadap 500 ibu baru melahirkan dan meneliti prevalensi alergi pada anak-anak mereka saat berusia satu tahun. Hasilnya, ibu dari anak berusia satu tahun yang sehat ternyata mengonsumsi susu sapi selama menyusui.
Hasil penelitian di atas sudah sangat jelas ya. Namun, peneliti utama studi ini, Mia Stravik mengatakan pihaknya sama sekali tidak bermaksud mengklaim pernyataan bahwa minum susu saat menyusui merupakan solusi untuk menyembuhkan alergi anak.
Alasannya ada banyak faktor pemicu alergi makanan, tak terkecuali bawaan genetik. Diet ibu sering kali menjadi faktor utama yang berpengaruh langsung pada bayi.
Susu Menyusui Itu Seperti Apa Sih?
Perempuan muda zaman now entah kenapa kurang suka minum susu, bahkan sengaja gak mau minum susu. Sebagian mereka khawatir susu bikin gemuk. Lagi-lagi ini mitos salah tentang diet sehat.
Alergi susu beda loh sama intoleransi laktosa. Saat kita mengalami intoleransi laktosa, tubuh kita gak bisa memecah gula yang terkandung dalam susu yang kita minum. Dalam hal ini solusinya adalah kita minum susu bebas laktosa, sehingga bisa ditoleransi tubuh.
Ingat juga, meski bayi kita punya intoleransi atau alergi saat bayi, anak masih mungkin bisa menoleransi makanan tersebut seiring bertambahnya usia. Konsultasikan dengan dokter anak sebelum memberikan anak kembali makanan atau minuman yang tadinya memicu alergi pada anak.
Profesor Ann-Sofie Sandberg dari Chalmers University of Technology mengatakan salah satu penjelasan paling memungkinkan tentang susu untuk ibu menyusui adalah susu mengandung zat yang merangsang matangnya sistem kekebalan tubuh.
Peneliti lainnya, Malin Barman menambahkan salah satu hipotesis menyebutkan susu sapi mengandung zat yang mengaktifkan sistem kekebalan tubuh anak dan membantu anak lebih bisa menoleransi zat-zat pemicu alergi.
Ibu yang minum susu selama menyusui memiliki kandungan Immunoglobulin A (IgA) sekretori lebih besar dalam ASI mereka. IgA sekretori adalah sejenis antibodi yang ketika masuk ke saluran pencernaan bayi melalui ASI mampu menetralkan ancaman yang masuk ke dalam tubuh anak, tak terkecuali patogen yang memicu alergi.
Nutrisi untuk ibu menyusui itu terbagi menjadi makronutrien dan mikronutrien.
Makronutrien terdiri dari karbohidrat, protein, dan lemak, sedangkan mikronutrien biasanya berkaitan dengan vitamin dan mineral. Susu ibu menyusui atau multivitamin yang diresepkan dokter untuk ibu setelah melahirkan umumnya menggambarkan komposisi khas vitamin dan mineral yang dibutuhkan.
Berikut adalah contoh perbedaan nutrisi yang dibutuhkan wanita normal, wanita hamil, dan ibu menyusui.
Nutrisi | Wanita Normal | Ibu Hamil | Ibu Menyusui |
Vitamin A (μg/hari) | 700 | 770 | 1300 |
Vitamin D (μg/hari) | 5 | 15 | 15 |
Vitamin E (mg/hari) | 15 | 15 | 19 |
Vitamin K (μg/hari) | 90 | 90 | 90 |
Folat (μg/hari) | 400 | 600 | 500 |
Niasin (mg/hari) | 14 | 18 | 17 |
Riboflavin (mg/hari) | 1,1 | 1,4 | 1,6 |
Tiamin (mg/hari) | 1,1 | 1,4 | 1,4 |
Vitamin B6 (mg/hari) | 1,3 | 1,9 | 2 |
Vitamin B12 (μg/hari) | 2,4 | 2,6 | 2,8 |
Vitamin C (mg/hari) | 75 | 85 | 120 |
Kalsium (mg/hari) | 1000 | 1000 | 1000 |
Besi (mg/hari) | 18 | 27 | 9 |
Fosfor (mg/hari) | 700 | 700 | 700 |
Selenium (μg/hari) | 55 | 60 | 70 |
Seng (mg/hari) | 8 | 11 | 12 |
Sumber Kalsium Selain Susu untuk Ibu Menyusui
Susu untuk ibu menyusui bukan satu-satunya pilihan untuk mendapatkan kalsium. Sifat susu adalah pelengkap dan penyempurna.
Beeberapa makanan kaya kalsium yang bisa kita konsumsi saat menyusui, antara lain:
- Sayuran hijau, seperti bit, kangkung, dan sawi hijau.
- Biji wijen, bisa dikonsumsi dalam bentuk mentega wijen, pasta wijen, atau wijen dimakan utuh.
- Tahu yang dibuat dari kacang kedelai dengan bantuan koagulan, seperti kalsium sulfat dan kalsium klorida.
- Ikan, terutama ikan mackerel kecil, sarden, dan salmon.
- Biji-bijian utuh, seperti beras merah, oat, dan quinoa.
- Kaldu ayam home-made, direbus dari daging ayam atau tulang ayam.
- Kacang-kacangan, seperti kenari, almond, dan hazelnut.
- Beberapa jenis tumbuhan laut dan alga.
- Makanan fermentasi, seperti miso dan kecap.
- Produk olahan susu, seperti keju, panir, mentega, dan dadih.
- Kacang lentil dan buncis.
- Telur dan daging putih, seperti ayam yang direbus.
- Buah jeruk, anggur, limau, dan jeruk bali.
Secara umum sebetulnya gak ada makanan pantangan bagi ibu menyusui. Kita disarankan makan makanan yang seimbang dan beragam. Namun, ada beberapa makanan dan minuman yang mungkin perlu kita batasi saat menyusui.
Jenis makanan dan minum yang perlu dibatasi saat menyusui, antara lain:
- Ikan tinggi merkuri, sejenis logam yang bisa menjadi racun utama pada bayi dan anak-anak. Contohnya adalah ikan tuna, marlin, king mackerel, hiu, dan todak.
- Alkohol, sebab meningkatkan risiko gangguan pola tidur, keterlambatan psikomotorik pada anak, bahkan keterlambatan kognitif di kemudian hari.
- Obat-obatan herbal. Banyak obat dan resep herbal dijual bebas dan diklaim aman untuk ibu menyusui. Alangkah bijaknya jika kita tetap berkonsultasi dengan dokter, bidan, atau konselor ASI sebelum mengonsumsi brand tertentu.
- Kafein, entah itu kopi, soda, teh, dan cokelat. Saluran pencernaan bayi baru lahir masih sulit mencerna kafein. Makanya ibu menyusui dianjurkan tidak minum lebih dari 300 mg kafein per hari, setara 2-3 cangkir kopi dan teh.
- Makanan olahan, sebab umumnya tinggi kalori, lemak tidak sehat, dan gula tambahan. Contohnya adalah junk food.
Pada akhirnya kita harus sadar bahwa ibu menyusui minum susu, salah satu tujuannya untuk mencukupkan cairan dalam tubuh. Kita minum ya karena kita haus, gak peduli apakah itu minum susu, air putih, jus buah dan sayur, atau infused water.
Ibu menyusui lebih sering merasa haus karena aktivitas meng-ASI-hi anak. Sebaiknya sediakan gelas dan botol air minum di kamar atau ruang menyusui supaya ibu bisa minum kapan pun mau.
Susu, air putih, jus, apalah namanya itu dapat meningkatkan produksi ASI. Namun, kita perlu tahu bahwa ASI akan terus berproduksi ketika payudara kita kosong. Makanya penting juga kita mengosongkan payudara dengan cara rutin menyusui bayi atau memerah ASI secara teratur.
Leave a Comment