Kunyit benar-benar tanaman ajaib. Orang Minang sudah pasti tak bisa hidup tanpa kunyit. Nyaris semua olahan masakan tradisional Sumatera Barat pasti pakai rimpang yang satu ini, termasuk daunnya.
Kebetulan ibu saya orang Minang. Dulu sewaktu ibu pertama kali mengunjungi kami ke Denpasar, beliau mengeluh karena susah mencari daun kunyit untuk masakan. Kalo kunyitnya sih banyak dijual di pasar tradisional.
Kunjungan berikutnya tahu gak ibu saya ngapain? Beliau bawa kunyit dan daun kunyit seabreg-abreg dari kampung untuk persediaan bumbu masak selama liburan di Bali.
Sinom, Kunyit Asam Khas Surabaya
Ngomong-ngomong soal kunyit, baru-baru ini saya jatuh cinta sama minuman kesehatan terbuat dari kunyit. Namanya sinom, asli dari Surabaya.
Saya perdana nyobain sinom ya setelah suami dirotasi kerja ke kota ini Maret lalu. Suatu hari suami pulang dari Superindo bawa beberapa botol Sinom Mbok Dhe. Saya tanya, ini minuman apa? Suami bilang ini sejenis kunyit asam, tapi rada beda karena khas Surabaya.
Sejak pertama kali minum sinom, hari-hari selanjutnya saya selalu beli minuman ini. Tukang tempe langganan saya rupanya menjual minuman ini. Sedapnya gak kalah sama Sinom Mbok Dhe yang sudah terkenal itu.
Sinom rata-rata dihargai Rp 1.500 per gelas. Ternyata bukan cuma saya dan suami saja yang menyukainya.
Puteri kami, Maetami (4 tahun) doyan banget sama jamu ini. Hanya saja dia tetap menyebut sinom dengan orange juice karena warnanya oranye, seperti jus jeruk. Hehehe.
Saya iseng buka aplikasi Go-Food untuk mencari tahu merek-merek sinom yang diproduksi di Surabaya. Ternyata banyak juga ya.
Beberapa yang masuk rekomendasi adalah Sinom Bunda Tyo di Tambak Sumur. Saya pernah beli nih.
Ada juga Sinom Madu Den Adi di Rungkut, Golda Sinom di Sukolilo, Sinom Mamiku, Sinom 3 Putra, Sinom Bu Heru, Sinom Mbok Tayem, dan yang paling legend nih, Botanic Sinom di Tenggilis.
Sinom Botanic diproduksi sejak 1989 oleh pasangan suami istri, Pak Willy dan Bu Yuni. Pak Willy bahkan dijuluki Raja Sinom Surabaya.
Tiga dekade lalu keduanya berjualan di sekitar Kebun Bibit Wonorejo, masih pakai mobil pick up. Saya sempat baca sekilas perjuangan dan keberhasilan keduanya berjualan sinom, salut banget deh.
Botanic Sinom sekarang sudah masuk ke toko-toko swalayan juga loh. Pak Willy dan Bu Yuni tak hanya memproduksi sinom, tetapi juga minuman beras kencur, temulawak, dan sari kedele.
Mereka bisa menyekolahkan ketiga anaknya hingga jenjang pendidikan tinggi dengan berjualan sinom. Keren banget.
Perbedaan Sinom dan Kunyit Asam
Sinom dan kunyit asam sebetulnya dua jenis minuman kesehatan yang berbeda. Orang sering mengenalkan sinom sebagai kunyit asam mungkin biar gampang aja kali ya.
Saya pernah iseng tanya sama penjual sinom langganan saya tentang beda sinom dan kunyit asam. Beliau menerangkan kedua minuman ini memang sama-sama menggunakan bahan dasar kunyit, hanya saja kunyit untuk jamu kunyit asam dihaluskan, sedangkan kunyit untuk sinom diiris tipis-tipis saja.
Kunyit bahan utama untuk jamu kunyit asam, tapi sebagai bahan tambahan untuk jamu sinom. Bahan utama sinom adalah daun asam jawa atau daun sinom yang masih muda. Nama ilmiah asam jawa adalah Tamarindus indica.
Bahan-bahan lain yang digunakan untuk membuat jamu kunyit asam dan sinom hampir sama, bahkan sama persis. Beberapa produsen mengkreasikan sinom dengan menambahkan kayu manis, atau kapulaga. Ini yang menurut saya menjadikan sinom lebih beraroma khas dan lebih menggugah selera.
Nah, biar gak pada bingung, berikut saya sajikan resep sinom. Video tutorial cara membuat sinom yang praktis ini saya ambil dari laman YouTube Jamupedia TV.
Warna oranye pada jamu kunyit asam lebih kental dibanding sinom. Alasannya mungkin karena kunyit pada kunyit asam dihaluskan, sehingga warna jamu menjadi lebih pekat.
Dari sisi rasa, menurut saya sinom lebih manis. Kunyit asam sedikit pahit karena kunyitnya dihaluskan, sehingga rasa kunyitnya dominan.
Secara keseluruhan, jika disuruh memilih, kunyit asam atau sinom? Saya pribadi mantap memilih sinom.
Khasiat Sinom
Sinom gak cuma bikin saya ketagihan. Saya minum sekali dua hari. Jamu satu ini berkhasiat kesehatan loh. Dari bahan-bahan pembuatnya saja kita bisa tahu sinom adalah herbal alami.
Nah, biar kesannya gak terlalu abstrak, berikut saya paparkan khasiat sinom dilihat dari dua bahan utama pembuatnya.
1. Sinom
Sinom atau tumbuhan asam jawa sejak dahulu kala secara tradisional berkhasiat mengobati berbagai penyakit. Asam jawa dipercaya menyembuhkan demam, disentri, dan gangguan pencernaan.
Daging buah asam mengandung asam tartrat, asam maleat, asam sitrat, asam suksinat, asam asetat, pektin, dan gula invert. Semua kandungan tersebut digunakan untuk nyeri haid, sakit perut, demam, dan rematik.
Ibu saya kebetulan rematik dan cukup rutin minum air rebusan daun sinom. Percaya atau tidak, nyeri rematiknya berkurang loh.
2. Kunyit
Kunyit mengandung fitokimia. Secara alami senyawa ini berfungsi sebagai analgesik atau penghilang rasa sakit dan nyeri, antipiretik atau penurun demam, dan antiinflamasi atau mengurangi peradangan.
Rimpang dengan nama ilmiah Curcuma longa ini juga dapat meningkatkan nafsu makan, dan melancarkan sirkulasi darah. Nah, udah pada tahu kan, kenapa pacar atau istrinya kalo lagi menstruasi disarankan minum kunyit asam.
Minum minuman kesehatan, seperti jamu gak harus nunggu sakit dulu. Sebagian orang kadang punya mindset mereka baru mau minum atau makan yang sehat-sehat kalo udah sakit beneran.
Khasiat jamu memang belum sepenuhnya terbukti ilmiah melalui uji klinis, tapi kita gak bisa dong mengabaikan gaya hidup nenek moyang kita yang sangat akrab dengan ramuan tradisional. Tetua kita zaman dahulu sehat dan panjang umur dengan bergantung pada alam.
Ya oke lah jamu bukan obat utama untuk menyembuhkan penyakit, terlebih penyakit kronis. Tapi kan kita bisa mengonsumsinya sebagai ramuan sehat supaya penyakit gak gampang nyamperin kita.
Jamu gak boleh dipandang sebelah mata sebab merupakan warisan budaya kita. Sudahkah kamu minum jamu hari ini?
Leave a Comment