Aku ingin berkisah tentang mata sehat ayahku. Suatu hari, aku berdiri di pintu kedatangan penumpang Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali. Hari itu, awal Februari 2017 adalah hari istimewa karena pertama kalinya Maetami, putriku yang berumur satu tahun akan bertemu kakeknya.
Ayah datang seorang diri tanpa ibu. Rute penerbangan beliau cukup lama. Pertama, Padang – Jakarta dengan waktu tempuh kurang lebih 1 jam 30 menit. Kedua, Jakarta – Bali dengan waktu tempuh kurang lebih dua jam. Aku dan suami cukup khawatir karena ayah melakukan perjalanan ke Bali sendiri dan untuk pertama kali di usianya yang sudah lebih setengah abad.
Setelah setengah jam mondar-mandir tak sabar, akhirnya aku melihatnya. Ayah dalam balutan kemeja merah berjalan kaki sambil mendorong troli berisi dua tas dan satu kardus besar.
Aku geleng-geleng kepala karena sejak awal sudah mewanti-wanti agar ayah tak usah bawa banyak barang. Namun, orang tuaku agaknya tak mendengarkan.
Ibu tetap saja menitipi ayah segudang oleh-oleh untukku, mulai dari buah-buahan, keripik balado, aneka kudapan, rendang, baju-baju baru untuk cucu perempuannya, dan beberapa buku bacaan kesayanganku yang tak sempat kubawa sejak menikah 2014.
Ada kejadian lucu, tetapi juga menyedihkan waktu itu. Ayah tak melihat jelas kami bertiga saat melambaikan tangan, bahkan ayah melewatiku begitu saja. Memang betul, kondisi bandara sore itu cukup ramai. Namun, mana mungkin ayah tak hapal wajah anaknya?
Barulah ketika aku sedikit berteriak memanggil beliau, ayah menoleh ke belakang dan berbalik arah. Saat posisinya sudah dekat, barulah aku paham. Lagi-lagi, ayah tak juga melakukan operasi itu, operasi untuk membersihkan kedua matanya dari katarak.
Katarak adalah kondisi kesehatan di mana lensa alami pada mata seseorang menjadi buram. Ya, ayahku menderita katarak bertahun-tahun di kedua matanya. Mata kanannya paling parah.
Dokter mata sejak setahun lalu sudah menyarankan ayah segera operasi. Namun, sampai hari itu ayah tak melakukannya.
Sampai 60 tahun usianya waktu itu, ayahku tak pernah menjalani operasi bedah. Inilah salah satu faktor mengapa ayah begitu keras kepala tidak mau menjalani operasi katarak.
Padahal, operasi katarak salah satu prosedur bedah paling sering dilakukan di seluruh dunia. Sayangnya, pasien-pasien yang seharusnya menjalani operasi ini diserang ketakutan dan kecemasan berlebihan.
Ketakutan adalah kondisi emosional yang tidak menyenangkan karena dipicu persepsi rangsangan yang mengancam. Ketakutan berbeda dengan kecemasan. Kecemasan adalah perasaan gugup atau khawatir yang membuat seseorang tidak nyaman akan hal yang belum terjadi atau risiko buruk yang bisa terjadi di kemudian hari.
Ketakutan ada penyebabnya. Begitu penyebabnya dihilangkan, ketakutan akan mereda. Kecemasan bersifat lebih irasional dan dipicu pikiran irasional pula.
Inilah yang menyebabkan lansia seperti ayahku takut akan operasi, takut akan rasa sakit, dan takut mata beliau tidak bisa melihat lagi setelah dioperasi. Demikian juga jawaban jujur ayah padaku waktu itu. Apalagi, ayah harus menjalani operasi di kedua matanya.
Aku pun menyarankan ayah mengikuti konseling sebelum operasi dengan dokter mata. Aku juga mengafirmasi ayah dengan motivasi-motivasi positif supaya sang kakek bersedia melakukannya.
Puncaknya, aku sedikit mengancam ayah bahwa kami sekeluarga tidak akan mudik ke kampung Lebaran tahun ini sebelum ayah selesai dioperasi.
Syukur alhamdulillah, ancaman terakhir ini ternyata manjur untuk ayah. Mana ada kakek yang tak mau melihat anak, menantu, dan cucu semata wayangnya berlebaran di kampung halaman. Ya kan?
Katarak, kelainan refraksi, dan glaukoma adalah penyebab kebutaan utama di dunia. Kementerian Kesehatan menyatakan 81,2 persen kebutaan di Indonesia disebabkan katarak.
Ini merupakan hasil survei Rapid Assessment of Avoidable Blindness (RAAB) oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami) di 15 provinsi, yaitu Sumatra Barat, Sumatra Utara, Sumatra Selatan, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Bali, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Maluku, dan Papua.
Operasi katarak intensif di Indonesia sangat bermanfaat menurunkan prevalensi kebutaan dan gangguan penglihatan.
Alhamdulillah sepulang dari Bali, ayah mengabarkan dirinya mengikuti operasi katarak massal yang dilakukan pemerintah provinsi sepanjang 2017 sampai 2018. Ceritanya, kegiatan operasi katarak massal ini dilaksanakan di sejumlah daerah di Sumatra Barat, mencakup Kota Padang, Pesisir Selatan, Sijunjung, dan Pasaman Barat yang tak lain adalah kampung halamanku.
Mula-mula, ayah menjalani skrining praoperasi sehari sebelum jadwal operasi. Ayah dinyatakan layak menjadi kandidat pasien katarak yang layak untuk dioperasi.
Kecemasan ayah jauh berkurang. Pasalnya, dia tidak menjalani operasi seorang diri. Ada banyak pasien lansia seumuran, bahkan lebih tua darinya yang mengikuti program tersebut.
Pada hari operasi, ayah mendapat nomor antrean berdasarkan urutan kedatangan. Operasi katarak kali itu dilakukan di kamar bedah operasi salah satu rumah sakit umum daerah setempat.
Mula-mula, mata kanan ayah yang dioperasi. Dokter mata lalu meresepi ayah obat-obatan dan instruksi perawatan luka pascaoperasi.
Dokter juga memeriksa tingkat ketajaman penglihatan ayah, khususnya segmen anterior bola matanya sehari dan seminggu pascaoperasi. Setelah dua minggu sejak operasi pertama, ayah baru diizinkan melakukan operasi kedua untuk mata kirinya.
Alhamdulillah kedua mata ayah sekarang bisa melihat dengan jelas. Terbukti kan? Tak ada yang patut dicemaskan dan ditakutkan.
Operasi katarak memiliki tingkat keberhasilan 99 persen. Prosesnya sekitar 15-20 menit dan dilakukan tanpa ada jahitan. Komplikasi selama atau setelah operasi katarak sangat jarang terjadi. Kalau pun terjadi, umumnya mudah diobati. Tidak ada batasan usia untuk operasi katarak, bahkan lansia berumur 95 tahun saja bisa mengikutinya.
Katarak bukan proses instan. Dia terjadi secara bertahap.
Sebaiknya kita segera mendatangi dokter mata sekiranya mengalami gejala-gejala, seperti gejala katarak kian mengganggu atau memburuk, nyeri pada mata, sulit melakukan aktivitas sehari-hari, pandangan mata sebagian buram, pandangan kian terbatas atau bahkan hampir tak bisa melihat.
Pencegahan katarak pada dasarnya kembali lagi ke gaya hidup kita. Ini bisa dilakukan sedini mungkin.
1. Pemeriksaan rutin untuk mata sehat
Pemeriksaan mata rutin sama saja dengan pemeriksaan kesehatan rutin yang kita lakukan. Banyak orang mengabaikan kesehatan mata hingga merasa ada yang salah dari penglihatannya.
Orang-orang kebanyakan berasumsi kalau mau periksa mata, ya cukup pemeriksaan dasar saja. Padahal, menemui dokter mata itu penting untuk mengetahui kesehatan mata secara keseluruhan.
Pemeriksaan mata komprehensif dilakukan dokter mata atau dokter spesialis mata dengan melakukan serangkaian tes untuk mengevaluasi kesehatan mata. Satu per satu mata kita diperiksa untuk menemukan tanda-tanda serius, seperti katarak, glaukoma, degenerasi makula, retina terlepas, dan kondisi lainnya. Jika kita tahu ada yang salah dari awal, ke depannya mata lebih cepat bisa diobati.
American Academy of Ophthalmology (AAO) menyarankan frekuensi pemeriksaan mata rutin, sebagai berikut:
- Usia 20-39 tahun, setiap 5-10 tahun.
- Usia 40-54 tahun, setiap 2-4 tahun.
- Usia 55-64 tahun, setiap 1-3 tahun.
- Usia 65 tahun ke atas, setiap 1-2 tahun.
2. Lindungi mata dari cidera
Cidera mata bisa berupa benturan atau trauma benda asing. Hal ini bisa terjadi kapan saja dan setidaknya pasti dialami seseorang sekali dalam hidup. Ketika ada benda asing mengenai atau masuk ke dalam mata, ini bisa menyebabkan trauma mata.
Tingkatannya beragam, mulai dari hanya kemasukan setitik debu atau kotoran sampai ada potongan kecil, seperti logam atau kaca menggores bola mata. Kita tak pernah mengharapkannya terjadi, tetapi ancamannya pasti ada.
Cidera mata di tempat kerja sangat umum terjadi. Pencegahan tetap cara terbaik. Bagaimana caranya?
- Ketahui bahaya yang mengancam keselamatan mata di tempat kerja, saat rekreasi, dan sebagainya.
- Hilangkan potensi bahaya sebelum mulai beraktivitas, misalnya menggunakan pelindung pada mesin kerja, layar komputer atau laptop, dan teknik kontrol lainnya.
- Gunakan pelindung mata yang tepat setiap saat.
3. Lindungi mata dari paparan cahaya matahari terlalu lama
Cahaya dan panas matahari berlebih berisiko menyebabkan radiasi ultraviolet atau UV. Radiasi ini membakar permukaan kulit dan berdampak negatif pada mata dengan berbagai cara.
Jika mata kita terpapar terlalu banyak radiasi UV, mau itu UVA atau UVB, mata bisa mengalami beberapa risiko berikut:
- Kornea mata terbakar atau disebut keratitis.
- Kanker kulit di kelopak mata atau sekitar mata
- Kanker konjungtiva di mata
- Katarak dan kehilangan penglihatan progresif
- Degenerasi makula, sebuah kondisi yang menyebabkan kerusakan pada area pusat retina
- Tanda-tanda penuaan dini di sekitar mata
Kita bisa menggunakan kacamata untuk melindungi mata dari sinar ultraviolet, berupa UVA dan UVB.
4. Jaga kadar gula darah tetap normal
Kadar gula darah yang tinggi berdampak signifikan pada penglihatan. Kondisi ini bisa menyebabkan penglihatan kabur, katarak, glaukoma, dan retinopati.
Kadar gula darah yang tinggi memicu pembengkakan pada lensa mata dan menyebabkan perubahan penglihatan untuk sementara. Pengidap diabetes melitus khususnya berisiko mengalami katarak lebih cepat.
5. Batasi aktivitas berlebih di malam hari
Mata juga butuh istirahat dengan cara tidur yang cukup. Kebiasaan kita di malam hari bisa memengaruhi kesehatan mata.
Contoh aktivitas malam hari yang dimaksud adalah menyetir malam hari dalam waktu lama, melihat layar ponsel sebelum tidur, merokok dan minum alkohol, atau tidur dengan lensa kontak masih terpasang.
6. Pastikan pencahayaan terbaik di rumah
Rumah yang baik adalah tidak terlalu gelap dan tidak terlalu terang. Pencahayaan yang buruk mungkin saja menyebabkan kerusakan mata.
Bekerja di ruangan yang remang-remang bisa sama tidak nyamannya dengan bekerja di ruangan yang selalu disinari lampu terang. Tambahkan lampu dengan penerangan cukup di area gelap.
Lampu neon jenis compact fluorescent lamp (CFL), menurut penelitian yang diterbitkan dalam American Journal of Public Health bisa meningkatkan risiko penyakit mata karena menghasilkan sumber cahaya UV buatan. Oleh sebabnya, tempatkan lampu neon atau lampu pijar pada titik yang pas, misalnya tidak persis di atas kepala saat kita dalam posisi berbaring dalam kamar.
7. Gunakan kacamata baca bila diperlukan
Kalau kita memiliki kelainan refraksi pada mata, gunakan kacamata saat membaca. Kacamata baca sangat bagus untuk mereka yang memiliki presbiopia, kesalahan bias yang umum terjadi pada mata yang mulai menua.
Kita bisa memakai kacamata baca dengan atau tanpa resep dokter mata. Fungsinya memperbesar penglihatan jarak dekat sehingga lebih mudah membaca dan memeriksa objek yang dekat dengan wajah kita.
Apakah buruk jika kita memakai kacamata baca sedangkan kondisi mata kita baik-baik saja?
Jawabannya, tidak. Kacamata baca bisa mengurangi ketegangan mata saat melihat jarak dekat. Kita hanya perlu terbiasa dan beradaptasi dengan lensa pembesar. Pakai kacamata baca bukan berarti mata kita rusak.
Eyelink Group merupakan holding pusat layanan kesehatan mata dan manajemen untuk penyedia layanan kesehatan mata. Jaringannya telah beroperasi sejak 2010.
Eyelink Group membantu masyarakat menjaga kesehatan mata dan mengembalikan kualitas indra penglihatan dalam kondisi terbaik. Eyelink Group berkomitmen memberantas kebutaan dan permasalahan gangguan penglihatan mata lainnya menggunakan alat dan teknologi kesehatan terkini.
Jadi, Eyelink Group tak sekadar mewujudkan pusat layanan kesehatan mata terbaik, tetapi juga memperluas jangkauan melalui keberadaan pusat layanan kesehatan dengan manajemen terbaik dan dinamis agar masyarakat memiliki hidup lebih bermakna (meaningful life) akibat katarak dan gangguan penglihatan lainnya.
Apa saja sumber daya pendukung Eyelink Group?
1. Jaringan KMU Eye Hospital & Eye Clinic luas
KMU Eye Hospital adalah rumah sakit maya yang dikelola Eyelink Group untuk menjadi pusat layanan kesehatan mata yang khusus menangani berbagai gangguan dan penyakit mata. Ada layanan rawat jalan, rawat inap, IGD, dan layanan subspesialistik lainnya.
KMU Eye Clinic adalah pusat layanan kesehatan mata rawat jalan yang khusus menangani berbagai gangguan dan penyakit mata. Lokasinya ada di empat cabang, yaitu:
- KMU Gresik
- KMU Lamongan
- KMU Madura
- KMU Sidoarjo
Keempat cabang ini melayani penanganan kesehatan mata terkait refraksi, katarak, glaukoma, retina, dan kornea.
KMU Eye Clinic melayani operasi katarak modern dengan teknik phacoemulsifikasi. Layananannya ada yang prioritas (VIP), umum, dan ada pula yang bisa menggunakan BPJS Kesehatan serta asuransi.
Saat ini KMU Eye Hospital & Eye Clinic didukung dokter spesialis mata profesional dan berpengalaman. Mereka telah menangani lebih dari 43 ribu kasus operasi katarak.
2. Konsultasi dengan dokter pakar di doktermata.co.id
Banyak manfaat kita dapatkan saat berkonsultasi dengan dokter mata. Kita bisa melakukan deteksi dini, mendapatkan tindakan cepat dan tepat, semua pertanyaan dijawab oleh dokter spesialis mata unggulan, sharing info kesehatan mata dengan pakarnya, layanannya bisa dilakukan secara online dengan live chat.
Eyelink Group membuka konsultasi kesehatan mata online (live Zoom) GRATIS dengan dokter spesialis mata di Indonesia. Semua dokter spesialis mata yang menjadi narasumber merupakan tenaga medis profesional yang bisa dipastikan tempat praktik dan legalitasnya.
Beberapa topik konsultasi yang dikemas dalam live eyetalk, antara lain:
- Penyakit mata pada lansia bersama dr Heri Wijayanto, SpM
- Kacamata VS softlens, mana yang lebih baik? bersama dr Inten, SpM
- Jenis penyakit mata pada anak bersama dr Irma Cholidah, SpM
- Jenis penyakit mata bawaan bersama dr Irma A Pasaribu, SpM
- Penyebab mata berdarah bersama dr Rigan Ndaru Wicaksono, SpM
- Mengatasi masalah mata lelah bersama dr Nelandriani Yudapratiwi, SpM
- Herpes pada mata bersama dr Nuke Erlina Mayasari, SpM
- Tips memilih kacamata baca bersama dr Alissa Devi Agustina, SpM
3. Layanan operasi lasik makin terintegrasi
Laser In Situ Keratomileusis atau Lasik adalah prosedur laser untuk mengoreksi gangguan refraksi mata. Lasik bukan hal baru di Indonesia karena telah dilakukan sejak awal 1980-an dan berkembang menjadi metode atau teknik-teknik laser yang kian canggih.
Hidup tanpa kacamata dan softlens adalah impian semua orang yang menderita rabun, mau itu rabun dekat, rabun jauh, dan sebagainya. NLC merupakan pusat layanan operasi lasik untuk pasien yang mengalami gangguan refraksi agar memiliki kualitas penglihatan lebih baik. Pusatnya di Surabaya.
Pasien bisa terbebas dari alat bantu penglihatan dengan teknologi lasik yang telah berkembang dua dekade terakhir. Tim dokter dan ahli siap membantu mewujudkan impian ini. NLC menggandeng lebih dari 40 dokter spesialis mata tersebar di seluruh Indonesia yang siap menjadi penasihat lasik.
4. Hadirkan rumah sakit mata wakaf pertama di Indonesia
Rumah Sakit Mata (RSM) Achmad Wardi adalah rumah sakit wakaf pertama di Indonesia hasil kerja sama antara Eyelink Group dengan Dompet Dhuafa dan Badan Wakaf Indonesia. Alamatnya di Jalan Raya Taktakan KM1, Lontarbaru, Kota Serang, Banten.
Lebih dari empat ribu orang telah terbantu dengan layanan rumah sakit mata wakaf ini. Visi RSM Achmad Wardi adalah melayani kesehatan mata bernuansa islami, ramah dhuafa, dan profesional.
Misinya adalah islami dan mengutamakan mutu serta keselamatan pasien, mengembangkan etos kerja unggul, meningkatkan kualitas dan profesional sumber daya insani, menggalang kemitraan dan kepedulian publik di dalam dan luar negeri untuk membantu kesehatan dhuafa.
5. Menjalin kemitraan dengan berbagai rumah sakit
Mengapa harus jalan sendiri-sendiri jika kita bisa bersinergi? Eyelink Group menjadi jawaban atas problematika pengembangan layanan kesehatan mata di tengah masyarakat, baik yang dihadapi rumah sakit, dokter spesialis mata, vendor bidang kesehatan juga pasien.
Semuanya bisa bersinergi untuk kontribusi lebih baik. Pasien pada akhirnya mendapat perbaikan kualitas layanan.
Eyelink Hospital Partner adalah rumah sakit yang bermitra dengan Eyelink Group. Tujuannya mewujudkan poli mata secara utuh, mulai dari ketersediaan alat kesehatan, sumber daya manusia hingga pengelolaan.
Poli Mata Eyelink tersebar di berbagai rumah sakit pada sejumlah kota di Indonesia, antara lain:
- RS Mata Ahmad Wardi, Serang Banten
- Poli Mata RSUD Ngimbang, Lamongan
- Poli Mata RS NU Tuban
- Poli Mata RSI Hasanah, Mojokerto
- Poli Mata RSI Arofah, Kota Mojosari
- Poli Mata RSUI Banyu Bening, Boyolali
- Poli Mata RSU Sarila Husada, Sragen
- Poli Mata RS PKU Muhammadiyah, Temanggung
- Poli Mata RS Kartika Pulomas, Jakarta
- Poli Mata RS Muhammadiyah Selogiri, Wonogiri
- Poli Mata Rumah Sakit Asih Abyakta, Pasuruan
6. Eyelink Education dan Eyelink Foundation
Sebagai holding pusat layanan kesehatan mata, Eyelink Group memiliki budaya edukasi atau dikenal dengan Eyelink Education. Ini adalah program edukatif dengan tujuan memberi edukasi kepada tenaga medis hingga masyarakat umum.
Perusahaan sering menggelar berbagai kegiatan edukasi, seperti seminar, webinar, dan mini workshop kesehatan mata meliputi berbagai hal, seperti pemeriksaan mata reguler, kelainan refraksi hingga katarak. Ada juga program edukasi lain, seperti Beyond Ophthalmologist Iintegrated Meeting (BOIM), Basic Eye Exam (BEE), webinar awam hingga course untuk para tenaga medis.
Eyelink Foundation menggelar berbagai kegiatan sosial bidang kesehatan mata dengan menebar manfaat untuk sesama. Contohnya adalah pemeriksaan mata dan kacamata gratis untuk para driver ojek online (ojol). Ini salah satu profesi yang membutuhkan mata atau penglihatan prima.
Ada juga pembagian kacamata gratis untuk ukuran plus atau mata tua dan rabun dekat untuk para jamaah lansia yang menggelar tadarus di masjid-masjid.
Mata adalah indra terpenting. Kita semua ingin mata kita tetap sehat karena mata adalah penafsir segala rupa. Hampir tidak ada yang perlu dikatakan ketika kita memiliki mata indah yang berfungsi dengan baik.
Kita bisa mengenal sedikit tentang seseorang hanya dengan menatap matanya. Kita bahkan bisa menyelami kedalaman jiwa seseorang dari indra penglihatannya.
Jiwa manusia mungkin memiliki banyak juru bahasa. Namun, ada satu juru bahasa yang selalu setia, yaitu mata.
Happy World Sight Day 2022. Raises awareness of eye health amongst individuals, families and communities.
Leave a Comment