Bloger pemula begitu mendengar Search Engine Optimization (SEO) langsung takut dan alergi. Padahal suka tidak suka SEO adalah teknik yang harus kita pahami dan aplikasikan ke website untuk mendapatkan peringkat terbaik di mesin pencari.
Biasanya bloger pemula takut karena mendengar istilah-istilah baru, seperti riset keyword, permalink, internal link, external link, backlink, text alt, dan sebagainya. Saya pernah berada di posisi ini setahun lalu.
Saya ngeblog sudah cukup lama, sejak 2014, tapi kenal SEO baru awal 2019. Saya baru tahu saya bisa menghasilkan uang dari ngeblog sejak 2019, tepatnya setelah resign kerja.
Dulu saya gak tahu standar DA/ PA. Saya buta soal domain rating, page view, total visitor, bounce rate, spam score, adsense, google analytics, google search console, dan printilannya itu. Kesimpulannya, selama lima tahun (2014-2019) setara satu periode pemilu presiden, saya cuma ngeblog as usual.
Nyesal gak sih? Wih, nyesal banget. Namun, gak ada kata terlambat untuk belajar kan?
Setelah resign kerja dan jadi full-time mom, saya mulai menyeriusi blog saya. Saya ikut komunitas bloger, grup blogwalking, belajar SEO dari teman-teman bloger yang sudah paham via whatsapp. Belum musim tuh webinar-webinar lewat aplikasi Zoom seperti sekarang.
Alhamdulillah sedikit demi sedikit saya pahami dasar-dasarnya. Menurut saya SEO itu abstrak. Semakin kita menyelaminya, semakin banyak yang perlu kita ketahui. So, saya memutuskan pahami konsep dasarnya aja dulu. Sisanya by praktik.
Mengapa kita perlu memahami dasar-dasar praktik SEO?
Kita tahu bahwa yang namanya Google, Bing, Yahoo Search, dan mesin pencari lainnya digunakan oleh ratusan juta penduduk Indonesia, juga miliaran penduduk dunia. Mereka semua menggunakan search engine untuk mencari informasi tertentu.
Pengunjung yang datang ke website kita kebanyakan, bahkan hampir seluruhnya mengetahui website kita dari search engine. Mereka cukup menuliskan satu atau dua kata kunci di Google, kemudian Google memunculkan sederet artikel yang berkaitan dengan kata kunci tersebut.
Bagaimana caranya supaya artikel kita menjadi prioritas di Google? Tentu saja artikel kita harus muncul di halaman-halaman awal.
Perumpamaannya kita hendak membuka warung makan. Pilihan lokasinya ada dua, di pinggir Pantai Kuta dan di puncak Gunung Jayawijaya. Kira-kira jika ada pembeli kelaparan dan ingin segera mendapat makanan, warung mana yang mereka pilih?
Sudah pasti warung yang ada di pinggir Pantai Kuta. Jelas, Pantai Kuta lebih mudah diakses. Letaknya di pinggir jalan utama dan ramai.
Nah, artikel pun sama seperti itu. Pengguna sudah pasti mendahulukan membaca artikel yang terdapat di halaman awal, 1-10 atau 100 artikel pertama.
Apakah kita harus selalu mengaplikasikan SEO?
Jawabannya tidak selalu. Kalo kita cuma menjadikan blog sebagai diary pribadi, sekadar tempat cerita, media curhat, menyimpan materi kuliah dari pada hilang di buku catatan, maka kita tak harus menerapkan SEO.
Kita menerapkan SEO apabila kita adalah bloger yang ingin artikel-artikel kita dibaca banyak orang dan mendapat pengunjung berkualitas. Kita menerapkan SEO apabila kita memiliki website bisnis untuk jualan online, atau perusahaan yang sedang membangun branding dan marketing.
Kita menerapkan SEO jika kita adalah profesional yang ingin membangun reputasi sejak dini, misalnya mau dikenal rakyat se-Indonesia karena 2024 bakal maju jadi calon presiden gantiin Pak Jokowi.
Apa saja dasar-dasar praktik SEO yang perlu diketahui?
SEO itu luas sekali. Saya baru mengenal setahun terakhir dan masih terus belajar meningkatkan pemahaman diri.
Secara singkat saya akan menjelaskan dasar-dasar praktik SEO yang bisa kita terapkan di website atau web blog kita.
Sebagian orang menggunakan jasa optimasi SEO alias berbayar. Nah, berhubung saya gak ada bujet ke sana, saya praktik sendiri nih di blog saya.
1. Riset keyword
Kita mungkin heran, kenapa sih banyak artikel bagus, ditulis para ahli, di website resmi pula, tapi munculnya di halaman 25 atau 50 Google?
Kita semakin heran, kenapa sih artikel yang sangat biasa, ditulis bloger pemula, di web blog gratisan pula, tapi bisa muncul di halaman 1, 2, atau 3 Google?
Google menilai tulisan kita kurang berbobot bukan karena kita gak bisa nulis. Ini bisa jadi karena kita kurang riset keyword atau tidak melakukannya sama sekali.
Riset keyword adalah dasar yang harus dikuasai penulis website dan web blog. Secara umum ada tiga cara meriset keyword.
Google Suggest
Ini merupakan cara paling cepat dan paling mudah. Kita bisa memakai cara ini jika sedang malas atau kehabisan ide menemukan topik artikel.
Bagaimana cara menggunakan Google Suggest?
- Buka browser, klik tanda tiga garis di pojok kanan dan pilih pengaturan New Incognito Window atau New Private Window. Tujuannya supaya kata kunci yang dimunculkan tidak terpengaruh dengan riwayat aktivitas kita di search engine.
- Google biasanya merekam semua aktivitas kita di browser dan menerjemahkannya ke dalam data. Jadi, Google seterusnya akan tetap merekomendasikan konten yang berkaitan dengan konten-konten yang kita cari sebelumnya.
- Ketik kata kunci yang ingin kita kembangkan menjadi artikel. Misalnya, gajah sumatera, lalu tekan enter.
- Scroll ke bagian paling bawah browser. Nantinya akan muncul beberapa kata kunci yang direkomendasikan Google. Pilih satu kata kunci sebagai kata kunci utama, dan sisanya bisa dijadikan kata kunci turunan.
- Kata kunci teratas (baca: habitat gajah sumatera) biasanya kata kunci yang paling banyak dicari pembaca, dan kata kunci terbawah (baca: morfologi gajah sumatera) adalah kata kunci yang paling sedikit dicari pembaca.
- Kekurangan Google Suggest adalah kita tidak tahu berapa volume pencarian kata kunci tersebut di Google dan bagaimana tingkat persaingannya.
Ubersuggest oleh Neil Patel
Ubersuggest adalah tools yang dikembangkan Neil Patel, seorang Master SEO Dunia. Konten ini bersifat gratis, tapi sementara. Setelah beberapa waktu, kita diwajibkan berlangganan alias berbayar.
Saya pernah menggunakan Ubersuggest dan menurut saya tools riset keyword ini paling menyenangkan. Kita bisa mengetahui volume pencarian, tingkat persaingan (competition), dan website mana saja yang berada di peringkat teratas yang membahas kata kunci yang ditargetkan.
Selanjutnya kita bisa membuka link artikel website tersebut, membacanya, dan memetakan apa saja poin-poin penulisan yang bisa kita tulis berbeda dengan artikel tersebut, meski pun menggunakan kata kunci sama.
Bagaimana cara menggunakan Ubersuggest?
- Ketik kata kunci Ubersuggest Neil Patel pada browser Google, atau buka laman https://neilpatel.com/ubersuggest/
- Ubah settingan dari English ke Indonesia. Ini karena kita akan mencari kata kunci dalam bahasa Indonesia.
- Masukkan kata kunci yang ditargetkan, misalnya gajah sumatera.
- Lihat hasilnya. Fokus ke kolom SEO Difficulty (SD) dan volume. Pilih volume tertinggi dan SD paling rendah atau yang berwarna hijau.
- Perhatikan juga content ideas yang berisi artikel unik dari website yang direkomendasikan Google berkaitan dengan kata kunci gajah sumatera.
- Kita bisa menuliskan topik lain dengan kata kunci yang sama, tapi isinya berbeda dengan artikel-artikel rekomendasi Google di atas.
- Jangan sampai kita menulis artikel yang mirip dengan artikel-artikel di atas, baik judul atau isi. Itu sama saja dengan mengulang konten yang sama dan dijamin artikel kita tidak akan dilirik Google.
Google Keyword Planner
Cara ini gratis dan paling banyak digunakan bloger, termasuk saya. Bagaimana caranya?
- Buka laman Google Ads Keyword Planner atau https://ads.google.com/home/tools/keyword-planner/
- Klik Go to keyword planner, kemudian Discover new keywords.
- Masukkan beberapa kata kunci (keyword) yang saling berkaitan. Misalnya, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, badak, gajah sumatera, Lampung.
- Lihat hasilnya, fokus ke Avg. monthly searches dan competition. Pilih yang Avg monthly searches paling tinggi dan competition paling rendah (low).
- Contoh cara membaca hasil Google Keyword Planner: keyword gajah sumatera dicari setidaknya oleh 1.000-10.000 user per bulan.
- Ambil satu keyword sebagai keyword utama, dan sisanya bisa menjadi keyword turunan.
- Keyword ini wajib kita tampilkan di artikel kita persis sama kata perkata sesuai yang tertulis di Google Keyword Planner. Jika tertulis Gajah Sumatera misalnya, maka jangan pernah menuliskan Gajah Sumatra.
2. Buat judul menarik
Keyword utama hasil riset yang kita lakukan sebelumnya harus menjadi bagian dari judul artikel yang akan kita tulis. Buatlah judul menarik, tidak terlalu panjang, dan menarik pembaca supaya meng-klik artikel kita.
Googlebot meng-crawl kemudian mengindeks artikel dari kiri ke kanan, mulai dari atas (URL artikel, judul artikel), hingga ke bawah (penutup artikel). Inilah alasan keyword utama perlu dicantumkan di URL link, judul artikel, sub-judul artikel, hingga penutup artikel.
Biasanya saya akan menyebar keyword utama, setidaknya lima kali, mulai dari judul, paragraf pertama, dan paragraf terakhir. Sisanya saya sebar di tubuh artikel bersama keyword turunan.
Jangan pula terlampau sering mengulang keyword dalam satu paragraf sebab Googlebot akan membacanya sebagai spam.
Contohnya, saya membuat artikel dengan keyword utama: birdwatching, dan keyword turunan: burung, dan traveling.
Judul artikel yang saya buat adalah Birdwatching Jadi Alasan Baru untuk Traveling.
Saya menempatkan kembali kata kunci birdwatching di paragraf pertama, sub-judul, anak sub-judul, dan kalimat penutup.
3. Internal link yang memberi referensi ke artikel lain di blog kita
Internal link penting supaya pengunjung berkenan berada di blog kita lebih lama. Internal link juga memperluas informasi dan user experience.
Internal link bisa berupa artikel di blog kita yang masih terkait dengan judul yang kita buat.
Artikel saya yang berjudul Birdwatching Jadi Alasan Baru untuk Traveling menyisipkan internal link yang mengarah ke artikel saya yang lain, yaitu Tips Birdwatching untuk Pemula.
4. Eksternal link ke website relevan dan berkualitas
Bloger pemula yang baru membangun website bisa menggunakan eksternal link untuk meningkatkan kepercayaan Google pada halaman kita. Eksternal link berupa link ke website lain yang reputasinya bagus dan relevan.
Pada artikel Birdwatching Jadi Alasan Baru untuk Travelingsaya bisa menyisipkan eksternal link yang mengarah ke website Burung Indonesia di https://www.burung.org/
Mengapa harus ke website relevan?
Google ingin selalu menyediakan konten terpercaya untuk pembaca. Itu sebabnya jika kita memberi eksternal link abal-abal, maka blog kita dinilai tidak bagus dan peringkatnya jelek di Google.
Ibaratkan saya ingin merilis buku tentang birdwatching. Bagaimana supaya orang-orang mau membeli buku saya?
Salah satu caranya saya harus mendapatkan notice atau komentar singkat dari ahli burung, seperti Ibu Ani Mardiastuti, Ibu Yeni Aryati Mulyani, atau Pak Jarwadi Budi Hernowo, kemudian mencantumkannya di salah satu halaman buku saya. Nah, Ibu Ani, Ibu Yeni, dan Pak Jarwadi ini sama seperti eksternal link berkualitas.
5. Sertakan gambar/ foto/ infografis dengan ukuran optimal
Blog seperti etalase toko. Salah satu cara agar pengunjung mau berlama-lama di toko kita adalah menampilkan sampel yang bagus.
Artikel tanpa gambar, foto, atau infografis pasti membosankan. Kita bisa menyajikan gambar, foto, atau infografis milik sendiri, atau dari website penyedia foto gratis, seperti Pixabay dan Pexel.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait foto
- Sajikan foto yang berhubungan dengan artikel.
- Ukuran foto di blog yang SEO friendly maksimal 100KB. Salah satu cara memperkecil resolusi foto tanpa mengurangi kualitas gambar yang biasa saya lakukan adalah compress foto online di laman CompressJPEG atau https://compressjpeg.com/
- Tempatkan minimal satu foto, gambar, atau infografis per 500 kata. Jika kita menulis artikel SEO 1.000 kata, maka setidaknya kita menyertakan dua gambar.
- Jangan lupa rename foto sesuai keyword utama atau keyword turunan. Salah satu cara meningkatkan pengunjung ke blog kita melalui Google Images.
- Isi Title Text atau Alt Text pada draft blog bagian foto dengan keyword utama atau keyword turunan.
6. Isi kolom deskripsi/ kutipan/ exerpt
Google biasanya mengambil paragraf pertama di artikel untuk dimunculkan di hasil pencarian. Namun, jauh lebih baik kita membuat sendiri deskripsi singkat, maksimal 160 kata di draft artikel. Ini bertujuan agar pengunjung tertarik berkunjung ke blog kita.
7. Share artikel ke media sosial
Media sosial berperan besar meningkatkan jumlah kunjungan ke website kita. Media sosial adalah pendamping SEO yang membangun branding website lebih cepat.
Jangan anggap remeh share artikel ke medsos ya. Secara tidak langsung kita sudah melakukan personal branding ke pembaca.
Bagikan artikel terbaru kita ke Facebook, Twitter, dan Instagram. Berikan pengantar menarik yang mengundang rasa ingin tahu pembaca.
Oke deh, demikian sharing belajar SEO ala bloger pemula seperti saya. Saya mohon maaf dulu nih, mungkin ada satu dua mastah SEO atau SEO specialist yang membaca artikel saya ini.
Saya tahu saya belum begitu kompeten membahas ini, tapi saya tertarik mengutip nasihat seorang bloger senior, bahwa, βKita gak perlu jadi kaya dulu untuk bisa berbagi ilmu. Selalu ada orang lain yang lebih tidak tahu dari kita. Jadi, tetap lah berbagi.β
Terima kasih untuk teman-teman semua yang berkenan membaca. Tetap semangat ya, kita belajar sama-sama.
Leave a Comment