Orang tua dari anak kembar pastinya sudah hapal dengan lawakan ini, “Wah, anaknya BOGO ya? Buy One Get One.” Kalo dengar orang lain bilang begitu, saya senyumin aja. Bagi saya gak ada anak yang hidupnya gratis di dunia ini.
Punya anak kembar justru menggerus anggaran rumah tangga dua kali lipat. Kebahagiaan kita dobel, tapi harga yang harus kita bayar juga dobel. Ibarat berbisnis, membesarkan anak kembar itu termasuk bisnis mahal.
Saat Dokter Semadi mengabarkan ada dua janin di rahim saya, jujur saya senang, sekaligus gugup pada waktu sama. Otak saya seperti langsung di-brainstorming mikirin cara menghemat uang setelah si kembar lahir ke dunia.
Cara Menghemat Uang untuk Anak Kembar
Twins mom dan twins dad jangan panik dulu. Ada banyak cara membelanjakan uang dengan bijak untuk anak kembar kita.
Cara menghemat uang untuk anak kembar yang saya paparkan berikut insya Allah bisa meminimalisir pengeluaran kita hingga anak-anak beranjak balita. Syaratnya satu, kita mau mempraktikkannya dengan baik dalam kehidupan sehari-hari.
1. Prioritaskan ASI ketimbang susu formula
Saya akui menyusui bayi kembar secara langsung itu seperti sedang di medan tempur. Beban fisik dan mentalnya sungguh luar biasa. Selalu ada godaan untuk memberikan mereka susu formula.
Saya tak menyalahkan pilihan apapun yang ibu ambil. Di sini saya hanya ingin menyampaikan betapa banyak porsi uang yang bisa kita efisienkan dari menghindari pembelian susu formula untuk anak.
Sebagai contoh, dua putera kembar saya mengonsumsi ASI, dibantu susu formula. Pada usia 1-2 tahun, mereka setidaknya menghabiskan 10-12 kotak susu formula isi 800 gram dalam sebulan.
Harga susunya Rp 140 ribu per kotak. Ini berarti saya mengalokasikan uang Rp 1,4 – 1,6 juta per bulan atau Rp 17-20 juta per tahun hanya untuk susu formula anak.
Maka dari itu saya ingin menyemangati ibu-ibu yang sedang hamil anak kembar melakukan hal ini. Satu atau dua bulan menjelang persalinan, perbanyak konsumsi makanan yang merangsang dan meningkatkan produksi ASI, khususnya sayuran dan kacang-kacangan. Tujuannya supaya begitu si kembar lahir, ASI kita cukup.
2. Menggunakan pengasuh ketimbang jasa day care
Beruntunglah pasangan suami istri yang tinggal dekat dengan orang tua dan mertua. Kakek nenek bisa menjadi malaikat penolong yang menjaga cucu-cucunya ketika kita sedang bekerja.
Sebagian ibu mungkin takut meninggalkan bayi bersama pengasuh di rumah. Namun, ketika itu adalah bayi kembar, mengangkat pengasuh jauh lebih hemat ketimbang menitipkan bayi di day care.
Saya ambil contoh kasus di Bali. Jasa penitipan anak di Denpasar untuk setengah hari, mulai pukul 08.00-13.00 WITA rata-rata Rp 150 ribu per anak, termasuk snack dan makan siang. Artinya ibu bekerja setidaknya mengeluarkan Rp 300 ribu per hari atau Rp 7,5 juta per bulan untuk jasa penitipan anak.
Pengasuh di Bali rata-rata bergaji Rp 1,5-2 juta per bulan. Saya sempat mempekerjakan seorang pengasuh di rumah dengan tugas utama merawat anak-anak dan membersihkan rumah. Gaji tersebut tidak termasuk tugas memasak.
Semisal saya mengangkat dua pengasuh sekali pun untuk dua anak kembar saya, biaya yang saya keluarkan tetap lebih murah ketimbang menitipkan bayi-bayi saya ke day care.
Nah, berhubung penghasilan saya setara dengan menitipkan anak kembar ke day care selama sebulan, saya lebih memilih resign dari kantor dan fokus menjadi ibu rumah tangga. Sejak pertengahan 2019 saya resmi meng-handle ketiga anak saya sendiri.
Alhamdulillah rasanya luar biasa buk ibuk, seperti naik roller coaster. Insya Allah tiga amanah Allah SWT yang cantik dan ganteng-ganteng ini akan saya jaga sebaik-baiknya sepanjang hidup saya.
3. Jangan banyak belanja perlengkapan bayi hingga si kembar berumur setahun
Saya pernah khilaf membeli dua pasang sepatu sekaligus untuk anak kembar saya ketika mereka baru lahir. Coba tebak berapa kali mereka memakainya? Dua kali saja, yaitu pas mudik Lebaran. Sisanya? Anak kembar saya ternyata lebih nyaman dengan kaos kaki atau barefoot.
Pertumbuhan fisik bayi setahun pertama kehidupannya sungguh luar biasa. Apalagi saat mereka growth spurt, dalam seminggu panjang tubuhnya mungkin bisa bertambah 4 cm, demikian juga beratnya.
Artinya apa? Sepatu bayi yang saya beli hari ini bisa jadi tidak muat lagi dipakai anak kembar saya bulan depan.
Sepatu bayi hanya contoh sederhana cara menghemat uang untuk anak kembar. Hal sama berlaku untuk baju bayi. Jangan gampang tergoda dengan pakaian-pakaian bayi yang lucu.
Percayalah, anak kembar saya sepanjang usia 1-2 tahun nyaris setiap hari pakai singlet, kaos buntung, dan celana dalam doang. Mereka baru pakai celana panjang dan baju panjang malam hari.
Harga satu stel pakaian bayi zaman sekarang sudah sama dengan harga satu stel pakaian anak balita. Jadi, pakaian anak kembar saya yang masih setahun dengan kakaknya yang empat tahun itu sama harganya. Pusing gak tuh buk ibuk?
Saran saya, perbanyak membeli singlet, kaos buntung, dan celana dalam untuk bayi kembar kita. Itu jauh lebih fungsional ketimbang membeli ber-stel-stel pakaian lengkap.
Semua bergantung kemampuan ekonomi keluarga juga sih. Saya tak melarang ibu yang mau membelikan anak kembarnya berbagai pakaian lucu dengan model terkini. Namun, tak ada salahnya menunggu sampai si kembar berusia tiga bulan.
Buat orang tua yang pergaulannya luas, bukan tidak mungkin ada banyak rekan sejawat dan saudara menghadiahi si kembar dengan pakaian dan perlengkapan bayi lucu-lucu. Setelah kado-kadonya dibuka, baru deh beli sisanya yang dirasa perlu. Cara ini jauh lebih efisien, bukan?
4. Pakai clodi atau efisienkan belanja popok
Cloth diapers (clodi) atau popok kain benar-benar menghemat pengeluaran untuk bayi. Saya menggunakan clodi untuk puteri pertama saya hingga dia berusia 1,5 tahun. Investasi awal saya membeli satu lusin clodi sebelum persalinan kira-kira Rp 1,3 juta. Jumlah tersebut setara dengan belanja popok bayi 5 bulan. Balik modalnya cepat kan?
Sekarang ketika si kembar lahir, saya gak lama memakaikan mereka clodi. Saya gak kuat mencucinya setiap hari setelah memutuskan mengurus anak kembar saya sendiri tanpa bantuan asisten rumah tangga (ART).
Anak kembar saya setiap bulan menghabiskan enam kantong popok sekali pakai (pospak) isi 30 + 6 sejak keduanya berusia setahun. Salah satu cara menghemat uang yang saya lakukan adalah mengefisienkan pembelian popok.
Bagaimana caranya?
Belilah popok dengan harga murah dan kualitas standar untuk pemakaian siang hari, dan popok premium untuk pemakaian malam hari.
Mengapa siang hari pakai popok biasa, tapi malam hari pakai popok premium? Sebab daya serapnya sangat tinggi, sehingga anak kembar saya tidak perlu ganti diapers dua kali malam hari.
Saya pernah mencoba memakaikan popok standar untuk bayi saya di malam hari, dan hasilnya sering banget bocor. Popok yang diganti tengah malam itu ternyata masih bisa menampung cairan pipis yang banyak pagi harinya. Namun, gak mungkin kan si kembar pakai popok bekas semalam pagi harinya?
Biasanya saya akan membeli 4 kantong popok standar dan 2 kantong popok premium setiap bulannya. Harganya 4 kantong x Rp 50 ribu dan 2 kantong x Rp 120 ribu. Total pengeluaran untuk popok sebulan kira-kira Rp 440 ribu.
Mau jauh lebih efisien? Jangan capek berselancar di online shop ya buk ibuk. Banyak banget diskon gila-gilaan untuk popok bayi di berbagai platform e-commerce, seperti Blibli, Tokopedia, Shopee, Bukalapak, dan sebagainya.
Harga popok bayi di mini market, di toko perlengkapan bayi, di supermarket, dan di online shop betul-betul berbeda. Tinggal kita saja, mau gak usaha sedikit mencari tahu yang lebih murah? Ayo mak, semangat!
5. Buat MPASI homemade
Jauh lebih hemat ketika kita menyiapkan sendiri makanan pendamping ASI (MPASI) untuk si kembar, ketimbang membeli bubur bayi instan dalam kemasan. Harga bubur bayi instan isi 120 gram rata-rata Rp 18 ribu per kotak.
Satu kotak tersebut bisa dihabiskan satu hari, setara enam porsi makan untuk dua anak kembar. Artinya, kita perlu membeli 30 kotak bubur instan per bulan dengan total pengeluaran Rp 540 ribu. Ini belum termasuk snack alias camilan bayi loh.
MPASI homemade selain lebih hemat juga lebih sehat. Ibu bisa mengeksplorasi beragam menu untuk si kecil.
Pengalaman saya menunjukkan bayi yang diberi MPASI homemade lebih cepat beradaptasi dengan makanan rumahan buatan ibunya. Anak kita lebih cepat bisa makan masakan rumahan.
MPASI kemasan memang unggul dari sisi kepraktisan. Ibu bisa menyajikan makanan untuk bayi lebih cepat. Porsi gizi dan nutrisinya sudah ditakar oleh para ahli.
Anak-anak saya alhamdulillah semuanya pakai MPASI homemade. Hehehe. Mereka hanya mengonsumsi MPASI instan jika saya sedang kepepet atau sedang jalan-jalan di luar rumah.
6. Food preparation selama seminggu
Ibu anak kembar seperti saya sangat mudah lelah dan tergoda untuk terus-terusan beli makanan di luar, mau itu via katering, Go-food, atau Grab-food. Namun, sadarkah kita? Kita sudah capek menerapkan segala cara menghemat uang melalui bayi kita, tapi ternyata kita tetap boros mengalihkan uangnya untuk belanja lain yang sebetulnya tak perlu.
Beli jajan di luar itu gak dosa kok. Saya juga melakukannya sekali atau dua kali dalam seminggu. Saya juga sempat pakai jasa katering selama sebulan sejak si kembar lahir. Sayangnya jika dilakukan berkepanjangan akan menggerus pos keuangan lainnya.
Inilah alasan saya menerapkan food preparation. Saya meluangkan waktu sehari, biasanya Minggu untuk ke pasar dan belanja keperluan dapur selama seminggu.
Saya beli ikan, daging, ayam, sayur, cabai, bawang, dan bumbu dapur lainnya, kemudian mengemasnya ke dalam kontainer-kontainer terpisah.
Ikan dan sayur sudah dibersihkan, cabai bawang sudah dikupas, daging atau ayam sudah dimarinasi. Seminggu ke depan saya tinggal cemplang cemplung doang dan itu sangat menghemat waktu juga uang.
7. Temukan aktivitas murah untuk liburan akhir pekan
Kita bisa membatasi pengeluaran keluarga untuk liburan akhir pekan. Contohnya, jalan-jalan Sabtu atau Minggu dengan pengeluaran maksimal Rp 250 ribu sudah termasuk aktivitas untuk tiga anak dan makan bersama.
Saya bersyukur banget ketiga anak saya lahir di Denpasar, Bali yang notabene kota ramah anak. Banyak taman bermain gratis yang bisa diakses tanpa perlu membayar tiket masuk.
Restoran dan rumah makan di Denpasar rata-rata menyediakan playground, meski pun sederhana. Ketimbang anak-anak saya masuk playground berbayar yang harganya berkisar Rp 50-150 ribu per anak, lebih baik saya mengajak mereka makan di restoran ramah anak yang sudah ada playground gratisnya.
Ada banyak aktivitas liburan akhir pekan murah meriah bersama keluarga. Datang ke car free day, piknik di pantai bawa bekal dari rumah, pergi ke perpustakaan nasional atau perpustakaan daerah yang ramah anak, jalan-jalan ke taman wisata alam, kebun raya, masuk museum, atau kebun binatang. Anak-anak tetap bisa fun kok.
8. Beli mainan anak kembar tak perlu serba dua
Saya lebih merekomendasikan ibu membelikan mainan variatif ketimbang mainan serba dua untuk si kembar. Misalnya nih, ibu beli satu mobil dan satu motor, bukannya beli dua mainan mobil dan dua mainan motor.
Lebih bagus lagi jika ibu atau ayah kreatif membuat sendiri mainan anak dari barang-barang bekas. Percayalah, bayi kembar kita tak akan bisa membedakan mainan murah dan mahal. Mereka pada akhirnya akan tetap melemparnya, menginjaknya, merusaknya, menghancurkannya.
Anak kembar identik sekali pun bisa berbeda selera soal mainan. Salah satu putera kembar saya, Rashif tidak suka mobil-mobilan dan buku cerita. Dua mainan tersebut adalah item yang disukai saudara kembarnya, Rangin.
Rashif lebih senang memainkan pulpen, pensil, tangkai sapu, tongkat golf mainan, dan benda-benda lain yang bentuknya lurus dan langsing. Dia lebih suka memutar ban sepeda ketimbang bergelut bersama boneka atau robot-robotan.
Pertimbangkan juga menyewa mainan anak ketimbang membeli baru. Anak-anak biasanya cepat bosan dengan satu jenis mainan. Kita sudah keluar uang membelikannya mainan mahal, eh ternyata cuma dilirik sehari dua hari doang. Rugi bandar kan emak bapaknya?
9. Susun anggaran bulanan
Semua yang saya sampaikan di atas bisa disusun dalam bentuk anggaran bulanan. Memang, tidak semua ibu rumah tangga senang mencatat anggaran bulanan keluarga. Padahal, membuat anggaran bulanan salah satu cara menghemat uang untuk pengeluaran rumah tangga loh.
10. Cari penghasilan alternatif
Cara menghemat uang terakhir ini saya lakukan sampai sekarang. Yah, namanya juga emak ya, kadang khilaf, kan emak juga manusia. Ada kalanya saya pun kewalahan menyusun anggaran bulanan karena pengeluaran membengkak.
Untungnya saya punya solusi, yaitu mencari penghasilan alternatif dengan menjadi penulis freelance. Saya bisa punya uang sampingan untuk menutupi kekurangan uang yang sesekali terjadi karena kelalaian saya, entah itu karena saya terlalu sering beli makanan di luar, goyah iman membelikan mainan atau menyewakan mainan untuk anak, dan latte factor lainnya.
Ada banyak cara kreatif bisa dilakukan ibu rumah tangga untuk mendapatkan penghasilan sampingan. Kita bisa memulai bisnis kreatif, misalnya fotografi, blogging, dan usaha kue rumahan. Kita bisa menjadi freelancer, misalnya membuat desain, jadi marketer asuransi, memberi pelatihan online sesuai skil yang kita punya.
Cara terakhir adalah minta kenaikan gaji alias tambahan uang bulanan ke suami. Tadinya suami cuma kasih Rp 5 juta per bulan, lobi lagi biar suami mau kasih Rp 6 juta per bulan. Itu misalnya loh.
Saya pernah membatin, apa bisa saya dan suami membesarkan dua bayi, plus kakaknya yang masih batita sekaligus dengan kondisi kami sekarang? Masya Allah alhamdulillah sampai hari ini Allah tetap memberikan rezeki cukup untuk anak-anak kami.
Selalu ada jalan dan solusi di setiap kesulitan. Benar kata orang, pintu rezeki Allah itu banyak yang tak terlihat. Jadi, jangan pernah menganggap anak-anak kita sebagai beban ekonomi keluarga. Meski demikian, bukan berarti sebagai ibu kita malas meramu berbagai cara menghemat uang untuk anak kembar kita. Semua ini kita lakukan demi kenyamanan kita juga kan?
Leave a Comment