Mencintai diri sendiri
Mencintai diri sendiri

Mencintai diri sendiri adalah sumber kekuatan seorang ibu. Ini karena gelar ibu yang kita sandang adalah identitas yang kita perjuangkan sejak masih berusia 20 tahunan atau 30 tahunan. Sayangnya identitas ini kerap tenggelam di bawah beban mental yang kita tanggung sehari-hari.

Kita begitu bersemangat menyemangati ibu-ibu lain, tapi sering lupa menyemangati diri sendiri. Kita lembut pada anak-anak, tapi begitu keras pada diri sendiri.

Kita menyelesaikan semua pekerjaan rumah tangga sendiri, segan meminta tolong pada suami, menjadi wonder woman yang multitasking. Saat sakit, kita bahkan menyangkalnya dan mengatakan semua baik-baik saja.

You cannot pour from an empty cup. Bagaimana mungkin kita bisa mencintai suami dan anak-anak, jika kita tak belajar mencintai diri sendiri?

Mencintai diri sendiri tidak sama dengan narsisme. Mencintai diri sendiri berarti perhatian dan simpati pada diri supaya kita bisa memberikan hal sama pada orang-orang yang kita cintai.

Cara Ibu Mencintai Diri Sendiri

Cinta selalu dimulai dari kata “aku.” Kita yang bertanggung jawab atas hidup, pilihan, dan perbuatan kita.

Ibu yang mencintai diri sendiri tahu bahwa ketika dia merawat tubuhnya dengan baik, dia lebih berenergi dan bersemangat mengurus keluarga. Ibu yang mencintai diri sendiri tahu ketika dia memenuhi kebutuhan diri, dia jauh lebih baik mengenali dan mengurus kebutuhan suami dan anak-anaknya.

Ibu yang mencintai diri sendiri adalah anugerah terindah bagi suami dan anak-anak di rumah. Bagaimana cara kita mencintai diri sendiri?

1. Awali hari dengan senyum dan syukur

Lihatlah wajah anak-anak kita saat mereka bangun pagi hari, mendapati ibu yang setia berada di sampingnya. Cobalah tersenyum. Rasakan sedikit energi positif menyeruak dalam diri kita.

Tersenyumlah untuk diri sendiri dan keluarga kita. Cobalah membuat diri bahagia semudah kita tersenyum pada orang lain.

Bersyukur, mencintai hal-hal kecil dalam hidup kita adalah cara terbaik mencintai diri sendiri. Betapa banyak berkah telah diberikan Tuhan untuk kita.

2. Jadilah istri sekaligus ibu yang menyenangkan

Bersikap lah ramah. Biarkan anggota keluarga dan orang lain merasa mudah mencintai kita. Jangan menolak cinta yang mereka beri jika kita merasa layak menerimanya.

Ketika anak-anak memeluk kita dan berkata kita adalah ibu terbaik di dunia, peluk mereka dan percayalah bahwa kita adalah ibu terbaik di dunia.

Ketika suami mendekap dan berterima kasih atas kerja keras istrinya seharian ini, balas dekapannya dan percayalah bahwa kita adalah istri terbaik di dunia.

Brene Brown bilang, you can only love your child as much as you love yourself. Terlepas dari kita adalah ibu atau belum menjadi ibu, kutipan Brown ini menohok sekali.

Banyak ibu percaya bahwa ibu yang baik harus mencurahkan semua untuk anak-anaknya. Banyak ibu merasa cinta pada anak-anaknya lebih besar dari cinta pada diri sendiri.

Mindset ini ternyata salah. Kita tak akan bisa memberi cinta sebanyak itu kepada anak, jika kita belum memberikan cinta untuk diri sendiri.

3. Bersahabat dengan diri sendiri

Seberapa dekat kita dengan diri sendiri? Seberapa besar kita mengenal diri sendiri? Jika kita tidak yakin menjawabnya berarti ada yang salah dengan diri kita.

Kita bersama diri kita selama 24 jam sehari, 365 hari setahun. Kita bersama diri kita melalui rasa senang dan sakit sepanjang usia. Tidak masuk akal jika kita tak bersahabat baik dengan diri sendiri.

Bersahabat dengan diri membuat semua hal terasa lebih mudah.

Cara mempraktikkannya adalah memperlakukan diri kita dengan belas kasih, sebagaimana kita memperlakukan keluarga, teman, dan sahabat kita.

Kita kadang terlalu sibuk menjalankan peran sebagai orang lain, entah itu sebagai istri, sebagai ibu, sebagai anak, sebagai menantu, sebagai teman, sebagai sahabat, sebagai guru, sebagai karyawan, tapi kita lupa menjadi diri sendiri.

Kenali dan luangkan waktu untuk merenung, berbicara dengan diri sendiri. Apresiasi diri jika semua rencana berjalan lancar. Maafkan diri jika rencana berjalan tak sesuai harapan.

Terimalah hidup sebagai sebuah perjalanan. Sadari diri kita hanya manusia. Semua kesalahan jadikan bahan pembelajaran untuk lebih baik lagi di lain hari.

4. Menjaga kesehatan dan merawat diri

Kita seolah hidup di dunia yang mendorong kita lebih fokus pada urusan eksternal dan mengabaikan kepentingan internal, yaitu diri kita sendiri. Ada banyak cara menjaga kesehatan dan merawat diri dari ujung rambut sampai ujung kaki.

Mungkin kita mudah mengantuk, sehingga butuh tidur malam lebih lama. Mungkin otot kita sakit, sehingga perlu peregangan.

Mungkin rambut kita kasar dan rontok, sehingga perlu perawatan atau hair treatment. Mungkin wajah kita semakin berjerawat, sehingga sesekali perlu ke salon.

Mungkin kita cepat lapar, sehingga butuh makanan dengan gizi dan nutrisi lebih baik. Mungkin kita mudah lelah, sehingga perlu meluangkan waktu berolah raga.

Praktik-praktik ini tampak sederhana, tapi mengirim pesan kuat ke otak dan alam bawah sadar kita bahwa kita layak merawat diri sendiri.

5. Ubah imperfect menjadi i’m perfect

Saya masih ingat betapa dulu saya sangat sulit merasakan ketidaksempurnaan. Setiap kali ada yang menunjukkan kekurangan saya sebagai ibu atau mengkritik cara saya merawat anak, saya akan merasa tertekan, marah, dan defensif.

Suatu hari saya membaca buku Meira Anastasia menceritakan pengalamannya yang sama. Saya tersadar. Alih-alih sedih, mengapa saya tidak melihat kekurangan dan kritikan orang lain itu sebagai ruang bagi saya untuk bertumbuh?

Saat kita melihat ketidaksempurnaan sebagai kesempatan untuk bertumbuh, energi positif mengisi jiwa dan raga kita. Kita tak akan lagi berperang dengan batin, justru kita lebih sering berterima kasih.

Jika kita mencintai diri sendiri seperti kita mencintai anak-anak kita, kita akan selalu yakin dengan kemampuan diri. Kita akan membiarkan diri kita melakukan kesalahan, sebagaimana kita membiarkan anak-anak kita berbuat salah supaya bisa belajar dari kesalahan.

Kita akan makan makanan seimbang dan cukup istirahat, sebagaimana kita mengasupi anak-anak kita dengan makanan bergizi dan mengatur jam tidurnya.

Intinya, kita akan merasa kebahagiaan yang murni untuk pertama kalinya tanpa khawatir berlebihan akan hal-hal buruk yang mungkin terjadi di depan. Tanpa ragu kita bisa dan akan melakukannya setiap hari.

Yuk moms, mulai menerapkan lima hal di atas sejak sekarang. Istri dan ibu yang mencintai diri sendiri adalah istri dan ibu yang bahagia. Istri dan ibu yang bahagia akan menciptakan rumah tangga dan keluarga bahagia.

Share:

8 responses to “Dear Moms, Jangan Lupa Mencintai Diri Sendiri.”

  1. alfakurnia Avatar

    Betul, Mbak. Untuk bisa mencintai orang-orang terkasih, kita harus bisa mencintai diri sendiri. Terima kasih tipsnya yaaa. Meski nampaknya sulit worth to try.

  2. lovelyristin Avatar

    Kadang kalau udh jadi ibu memang sulit mencari waktu untuk sendiri, alhasil kdg ibu yg lelah, ibu yg lg bosen dgn rutinitas terabaikan. padahal butuh juga yg namanya merefresh pikiran dan hati, spy melanjutkan pekerjaan rumah bs mood dan bersemangat lg 😁

  3. Siti Nurjanah Avatar

    Mencintai diri sendiri adalah salah satu bentuk rasa syukur atas sebuah kehidupan yang dijalani. Ketika kita telah nyaman dengan diri, orang-orang disekitar-pun akan merasa hal yang sama,mereka akan nyaman berada di dekat kita karena energi positif yang terpancar dari menghargai diri sendiri

  4. Maria G Avatar

    Setuju banget nih, mencintai diri sendiri berarti membuat happy diri sendiri
    Seorang ibu yang happy, cahayanya akan menyebar kekeluarganya

  5. Dian Avatar

    Sepakat mbak, cintai diri sendiri itu penting..
    Agar kita selalu bahagia menjalani kehidupan

  6. Tariita Avatar

    Bener banget, membaca artikel ini . Membangkitkan semangat lagii. Sebelum memikirkan kebahagian orang lain. Buat dulu diri kita bahagia.

  7. […] Dear Moms, Jangan Lupa Mencintai Diri Sendiri. […]

  8. […] berpikir optimis itu gak ada ruginya loh. Kita perlu belajar mencintai diri sendiri. Jangan apa-apa pesimis dong. Rugi sendiri. Pola pikir optimis bisa meningkatkan kesehatan fisik […]

Leave a Comment