https://www.googletagmanager.com/gtag/js?id=G-8K50HN0MMT window.dataLayer = window.dataLayer || []; function gtag(){dataLayer.push(arguments);} gtag(‘js’, new Date()); gtag(‘config’, ‘G-8K50HN0MMT’);

MPASI Perdana Pilih Homemade atau Instan?


MPASI perdana menjadi tantangan baru dalam kehidupan per-ibu-an di media sosial saat ini. Sekitar lima tahun lalu saya mengikuti sebuah grup diskusi ibu-ibu yang secara khusus memberikan makanan pendamping ASI (MPASI) rumahan alias homemade.

Ibu-ibu modern sekarang trennya senang membahas segala hal tentang MPASI anaknya di Facebook atau Instagram. Bukan cuma membahas, mereka juga memosting foto-foto menu dan resep MPASI rumahan ke media sosial.

Tren ini dapat memengaruhi cara ibu-ibu lain di luar sana memberikan makanan tambahan untuk anaknya. Mungkin lebih banyak ibu kemudian memilih membuat makanan bayinya sendiri ketimbang membeli jadi di toko. Kesadaran hidup sehat juga mendorong orang tua memberikan makanan organik kepada buah hatinya.

Saya termasuk golongan ibu keduanya. Anak pertama saya perempuan itu full diberikan MPASI rumahan, sedangkan anak kedua dan ketiga saya perpaduan keduanya. MPASI instan yang saya berikan juga bukan sepenuhnya MPASI organik. Harganya mahal euy, gak kuat di kantong. Saya lebih sering menggunakan produk kemasan yang komersil, tapi telah disertifikasi lembaga kredibel dan memenuhi standar kesehatan.

MPASI 6 Bulan Pertama Terbaik

MPASI perdana bisa berupa makan rumahan atau makanan instan. Makanan rumahan biasanya terbagi lagi menjadi dua. Ada yang langsung memberikan menu empat bintang, ada pula yang mengawalinya dengan menu tunggal.

MPASI instan alias kemasan juga terbagi menjadi dua, yaitu biskuit bayi yang basisnya bisa buah atau sayur, atau bubur bayi empat bintang.

MPASI Rumahan

MPASI rumahan lebih menyehatkan sebab dari sisi kebersihan lebih terjamin. Ibu bisa mengeksplorasi beragam menu untuk anaknya.

Pengalaman saya pribadi menunjukkan bayi yang diberikan MPASI homemade lebih cepat beradaptasi dengan makanan rumahan buatan ibunya. Artinya, anak lebih cepat bisa makan masakan rumahan.

Baca Juga: Koleksi Menu MPASI Bayi Lengkap

Puteri pertama saya yang full MPASI rumahan sudah belajar makan nasi sejak umur sembilan bulan, dan makan masakan yang sama dengan kami orang tuanya sejak berumur 10 bulan. Beda cerita dengan putera kembar saya yang di-mix MPASI instan, sampai saat mereka berumur 15 bulan masih belum bisa makan bareng kami.

Rahasianya apa? Mungkin ya sentuhan tangan ibu tadi. Hehehe. Jika ibu sendiri yang menyiapkan MPASI perdana untuk bayi, bahan-bahan dasarnya kurang lebih sama dengan bahan-bahan untuk masakan rumahan. Bedanya adalah MPASI bayi dibuat versi puree, bubur, atau nasi lembek, sesuai tahapan umur.

Baca Juga: Menu MPASI 6-8 Bulan

Hal penting perlu diperhatikan ibu-ibu yang memberikan anaknya MPASI rumahan adalah cara penyajian dan metode memasak. Salah-salah kandungan gizi dan nutrisi di dalamnya bisa hilang sebelum makanan tersebut diberikan untuk anak kita.

Perhatikan kelengkapan nutrisi di dalamnya, mulai dari karbohidrat, protein, dan lemak tambahan. Bayi yang baru saja MPASI perdana memerlukan kandungan zat besi cukup untuk pertumbuhannya. Ibu perlu memerhatikan sumber-sumber makanan yang mengandung zat besi tinggi.

MPASI Instan

Kebanyakan ibu ragu memberikan MPASI instan untuk anaknya karena kandungan garam terlalu tinggi. Nah, soal ini kita sekarang gak perlu khawatir, sebab kebanyakan MPASI kemasan tidak lagi mengandung banyak garam. Justru kita perlu lebih waspada pada kadar gula atau fruktosanya.

Presentasi makanan bayi dalam kemasan semakin beragam. Dulu kita mungkin cuma mengenal bubur bayi dalam bentuk bubuk yang tinggal diseduh, atau padatan biskuit yang tinggal dilumatkan. Sekarang MPASI perdana instan ada yang disimpan dalam bentuk kotakan, toples, kaleng, bahkan pouch yang praktis.

Ibu-ibu yang fanatik MPASI rumahan tak perlu memandang rendah ibu-ibu lain yang memberikan MPASI instan alias kemasan. Perdebatan ini sama seperti ibu-ibu yang memberikan full ASI kepada anaknya dengan ibu-ibu yang memberikan susu formula. Gak bakal kelar deh kalo kita berdebat soal ini.

MPASI kemasan unggul dari segi waktu dan kepraktisan penyajian. Waktu untuk menyiapkan MPASI instan lebih singkat, sehingga kita bisa menggunakan sisanya untuk bonding bersama si kecil.

Kita gak perlu lagi menakar porsi gizi dan nutrisi untuk anak. Semua sudah dipersiapkan sebaik mungkin oleh ahli. Misalnya nih, kandungan energi dalam MPASI kemasan rata-rata 282 kilojoules (kj) per 100 gram. Jumlah ini setara dengan kandungan energi dari ASI, yaitu 283 kj per 100 gram, atau kandungan energi susu formula sebesar 281 kj per 100 gram.

MPASI instan sudah disempurnakan dengan zat besi dan kalsium tinggi dibanding MPASI rumahan. Belum lagi kandungan mikronutriennya, sebanyak 12 vitamin dan delapan mineral. Proses pembuatannya juga memerhatikan standar kesehatan. Kalo gak, ya gak mungkin disertifikasi BPOM dong. Ya gak?

Ibu yang memilih menyiapkan MPASI pertama berupa makanan instan menurut saya gak haram kok. Hehehe. Sah-sah saja sebab kemampuan masing-masing ibu itu berbeda. Yang salah adalah kalo si ibu gak kasih anaknya makan. Ini baru namanya emak durhaka.

Catatan perlu diperhatikan adalah jangan terlampau sering membiasakan anak makan makanan instan. Variasikan dengan menu-menu rumahan, supaya transisi anak makan makanan padat buatan ibunya tidak lama.

Catatan Menyiapkan MPASI Pertama

Penelitian terbaru mengungkapkan MPASI 6 bulan pertama terbaik adalah menu 4 bintang alias menu campuran. Artinya, MPASI pertama anak sebaiknya mengandung kabrohidrat, protein hewani dan nabati, sayuran, dan lemak tambahan secara bersamaan.

mpasi perdana

Kalo dulu sebagian besar ibu memperkenalkan anaknya menu tunggal terlebih dahulu. Ini juga yang saya lakukan pada puteri pertama saya. Menu tunggal di sini adalah puree buah atau puree sayuran sejenis.

Anak diberikan puree pisang saja, puree alpukat saja, puree brokoli saja, dan sebagainya. Biasanya sih menu tunggal berlangsung selama dua pekan. Tujuan pemberian menu tunggal untuk mendeteksi alergi pada anak.

Nah, berhubung saya tidak ada turunan alergi, sementara suami hanya alergi udang, maka putera kembar kami langsung diberikan menu 4 bintang sejak hari pertama mereka MPASI. Hasilnya alhamdulillah si kembar merespons dengan baik dan makannya lahap.

Bagi ibu yang masih menerapkan menu tunggal untuk MPASI perdana tak ada salahnya. Waktunya saja yang sebaiknya dipersingkat, misalnya kurang dari seminggu, gak perlu sampai dua minggu, bahkan satu bulan. Berikut adalah catatan yang perlu diperhatikan saat menyiapkan MPASI pertama untuk si kecil.

1. Batasi takaran susu dalam MPASI

Susu berperan sebagai lemak tambahan, salah satu syarat MPASI 4 bintang. Sumber lemak tambahan selain susu adalah Extra Virgin Olive Oil (EVOO), Extra Virgin Coconut Oil (EVCO), minyak sawit, unsalted butter, unsalted cheese, yogurt, dan santan.

Ibu-ibu biasanya menambahkan ASI perah atau susu formula ke dalam menu MPASI pertama 6 bulan. Tujuannya supaya anak gak menolak mentah-mentah makanannya sebab masih ada rasa susunya. Namanya juga transisi dari ASI/ sufor ke makanan padat, ya kan?

Hanya saja kita perlu membatasi takaran susu yang ditambahkan ke dalam MPASI perdana, mau itu makanan rumahan atau bubur bayi instan. Susu mengandung kalsium yang jika terlalu banyak dicampurkan ke makanan bayi bisa menghambat penyerapan zat besi dari MPASI itu sendiri.

Jadi, mencairkan bubur bayinya pakai air biasa saja ya mak.

2. Jangan terus-terusan kasih anak MPASI instan

MPASI instan itu gak haram, cuma jangan terus-terusan memberikan anak kita bubur bayi dalam kemasan. Kita tahu umumnya bubur bayi instan mengandung zat tambahan. Ada yang  memakai pewarna makanan, gula tambahan, juga pengawet.

Kadarnya memang sudah dinyatakan aman dan berstandar kesehatan. Hanya saja yang namanya instan kan kurang elok diberikan secara berkesinambungan.

Bayi yang sudah terbiasa MPASI instan biasanya susah migrasi ke makanan rumahan buatan ibu. Ada-ada saja yang membuat mereka malas makan. Ada yang susah makan sayur, ada yang gak suka buah, ada yang ujung-ujungnya GTM alias gerakan tutup mulut.

Ini yang saya rasakan pada salah satu putera kembar saya, Rashif. Sampai sekarang dia masih belum bisa makan yang lain selain bubur. Padahal dulu saya mix menu MPASI-nya dengan makanan buatan sendiri. Lelah Emak Hayati, nak!

3. MPASI anak harus mengandung cukup zat besi

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebutkan bayi usia 6 bulan dan seterusnya membutuhkan zat besi tambahan dari MPASI. ASI saja tidak cukup karena kandungan zat besi dalam susu ibu jauh berkurang setelah usia ini.

Kebutuhan zat besi bayi usia 6-12 bulan adalah 11 miligram (mg) per hari, sedangkan anak usia 1-3 tahun membutuhkan zat besi lebih sedikit, 7 mg per hari. ASI hanya memenuhi 0,3 mg zat besi per hari.

Ibu yang memberikan bayinya MPASI instan sebaiknya memilih produk yang menyediakan setidaknya 45 persen dari asupan harian zat besi si kecil. Contohnya nih, kandungan zat besinya 5-6 gram.

Sumber alami zat besi bisa diperoleh dari daging sapi, daging kambing, hati ayam, hati sapi, bayam, dan brokoli. Berikan asupan makanan dengan kandungan zat besi tinggi pada anak setidaknya dua kali per hari.

4. Sempurnakan MPASI perdana dengan vitamin C

Vitamin C meningkatkan penyerapan zat besi dari MPASI anak dua kali lipat lebih tinggi. Artinya, peluang tubuh anak kita menyerap kandungan zat besi dari makanan yang dia makan dua kali lebih cepat.

Praktiknya seperti apa? Kita bisa memasak MPASI rumahan dengan menambahkan sayur atau buah yang mengandung vitamin C. Jenis sayurannya, seperti brokoli, kembang kol, kangkung, dan kubis brussel. Jenis buah-buahannya, seperti stroberi, kiwi, nanas, mangga, jambu biji, leci, dan pepaya.

Buah bisa diberikan sebagai camilan atau snack. Satu porsi stroberi setara 152 gram mengandung 89 mg vitamin C setara 99 persen kebutuhan harian anak. Satu porsi pepaya setara 145 gram mengandung 87 mg vitamin C setara 97 persen kebutuhan harian anak.

Satu porsi jambu biji mengandung 126 mg vitamin C setara 140 persen kebutuhan harian anak. Satu porsi brokoli mengandung 51 mg vitamin C setara 57 persen kebutuhan harian anak.

5. Jangan mencampur MPASI rumahan dengan MPASI instan

Jujur, saya pernah melakukannya beberapa kali. Saya mula-mula melumatkan bubur bayi kemasan, kemudian menambahkan bubur bayi 4 bintang yang telah saya olah sebelumnya.

Biasanya saya melakukan ini jika kondisinya bubur bayi homemade untuk anak tinggal sedikit. Kalo dikasih ke anak dia bakal kekurangan, kalo dibuang jadinya sayang, kalo dibikin lagi butuh waktu lama dan si anak keburu lapar. Makanya saya campur sedikit dengan bubur instan.

Setelah membaca pendapat dari beberapa dokter, saya langsung menghentikan praktik seperti ini. Dokter Ayi Dilla Septarini, Sp.A yang merupakan dokter anak dari Rumah Sakit Pertama Bekasi dalam sebuah wawancara mengatakan dia tidak pernah merekomendasikan MPASI kemasan dicampur dengan MPASI homemade.

MPASI 4 bintang hanya dikreasikan dengan menu makanan rumahan yang diolah orang tua di rumah. Alasannya mencampur menu MPASI rumahan dengan bubur bayi kemasan dapat merusak cita rasa makanan itu sendiri.

Ini artinya kalo homemade ya homemade saja, instan ya instan saja. Hal yang boleh dilakukan adalah memvariasikan MPASI homemade dengan MPASI instan, misalnya pagi hari si kecil makan MPASI homemade, kemudian siangnya makan bubur bayi dalam kemasan. Nah, kalo yang ini boleh-boleh saja dilakukan.

Baca Juga: Daftar Peralatan MPASI Bayi

MPASI adalah makanan pendamping yang harus diberikan tepat waktu, tidak terlalu cepat, tidak pula terlalu lambat. Secara umum dokter menyarankan MPASI diberikan setelah anak berusia 6 bulan. Namun, dalam beberapa kasus bisa diberikan sebelum 6 bulan.

Pastikan makanan bayi disajikan higienis. Perhatikan jadwal pemberian makanan untuk si kecil. Jangan memaksa bayi makan ketika mereka sudah kenyang.

Nah, sudah gak bingung lagi kan? Mau pilih MPASI homemade atau instan, semua sama-sama baik sesuai porsinya masing-masing. Terima kasih sudah membaca.

bundalogy

16 responses to “MPASI Perdana Pilih Homemade atau Instan?”

  1. Saya termasuk emak idealis untuk anak pertama yang full mpasi rumahan, bahkan menggunakan slow cooker. Buat yang kedua ketiga yauda sih combine keduanya hehe. Lagian sekarang banyak mpasi home made yang dijual pinggir jalan (organik juga ada).

    Like

  2. MPASI instant biasanya punya fortifikasi zat besi. Ini keunggulannya karena terukur.

    Tapi saya tetap beri MPASI rumahan saja. Kebetulan anaknya mudah menyesuaikan dengan menu keluarga.

    Like

  3. Ternyata jenis MPASI itu bisa mempengaruhi selera makanan si kecil ya. Susah juga kalo anak nggak bisa menyesuaikan atau nggak doyan sama makanan rumahan. Terima kasih Infonya, sangat bermanfaat sekali mba

    Like

  4. Dulu itu lupa pernah tidaknya campur mpasi rumahan ama instan. tapi memang mpasi instan sangat membantu. Sekarang syukurnya yang organik sudah banyak pilihannya.

    Like

  5. Anak pertama hingga ke empat saya beneran gak mau memberi MPASI instan kecuali kami sedang dalam perjalanan jauh ke luar kota. Namun setelah anak kelima. Saya pilih pilih MPASI instan yang aman buat anak. Saya selang-seling penggunaannya dengan homemade agar kebutuhan zat besi si kecil terpenuhi.

    Like

  6. Menurut saya Lebih aman dan hemat MPASI rumahan. Sekaligus membiasakan menu makan untuk tahap berikutnya.

    Like

  7. Dulunya sih bikin sendiri hehhe. Tapi umur 9 bulanan lama2 pakai instan karena harus dititipin di daycare. Sempet pakai homemade juga sih, selang seling gitu.

    Like

  8. kalau bisa sih home made ya mbak? tapi kalau terpaksa bisa kasih yang instan asal jangan keseringan. Karena sesuatu yang instan pasti ada zat tambahan, ini yang perlu hati-hati, supaya tidak ada gangguan kesehatan apada bayi atau balita

    Like

  9. Saya dapat insight nih selain mencukupi kebutuhan energi dan protein, jangan lupa kebutuhan mikronutrien atau vitamin anak ya, apalagi di masa pandemi meski memasuki new normal, peran vitamin sangat dibutuhkan.

    Like

  10. semenjak beranak dua, semakin yakin setiap anak itu berbeda. walaupun aku bukan ibu yang idealis, tapi ttp melihat kandungan gizi yang diperlukan si bayi ini. berasa bgt tiap anak berbeda, anak pertama yang bisa makan apa aja. mau ngebubur tiap hari atau instan. sementara anak kedua dari merk yummy bites sm cerelac, dari asin sm manis…dari ikan kembung smp ikan dori, macem2 stylenya ga bisa selahap kakaknya. jadi harus muter otak tiap hari. Mulai idealis ga pake gulgar smp nyari catering mpasi…ternyata bener ya tiap anak ada aja ceritanya

    Like

  11. Mpasi kevin dulu apa ya… kebanyakan yang menu rumahan dibuatin mamanya… kebetulan kevin juga bukan tipe yang makannya milih2… apa aja yang dikasih… di santap habis kak muth

    Like

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Blog at WordPress.com.