Kecemasan dan stres sangat umum dialami remaja dan orang tua. Saat levelnya sudah tinggi, kecemasan bisa memicu masalah lebih besar, puncaknya depresi. Tanda-tanda kecemasan juga bisa terjadi pada anak.
Bagaimana orang tua bisa membaca sinyal kecemasan pada anak, khususnya remaja? Beberapa gejala umum adalah takut atau khawatir berlebihan akan kondisi tertentu. Kedua, anak tak bisa berpikir jernih seperti diburu waktu. Ketiga, anak tidak bisa fokus dan daya ingatnya buruk.
Keempat, anak menghindari situasi baru dan sulit. Kelima, anak memilih terisolasi secara sosial atau sangat pemalu sehingga kerap gugup. Keenam, anak lelah berkepanjangan, akan tetapi tidak bisa tidur nyenyak.
Selain tanda-tanda mental, gejala kecemasan juga bisa ditunjukkan secara fisik. Pertama, nyeri dada, detak jantung cepat, dan berkeringat. Kedua, napas pendek-pendek. Ketiga, anak gelisah dan gemetaran. Keempat, mulut kering, sakit perut, mual, muntah, dan diare. Kelima, insomnia atau susah tidur.
Kita sebagai orang tua perlu mengambil langkah pertama untuk mendukung anak kita yang tengah dilanda gejala cemas. Ajarkan anak teknik pernapasan yang baik. Pernapasan yang terkontrol akan mengatasi kecemasan dengan cepat.
Pergilah berjalan-jalan atau berolah raga ringan. Ini membantu anak mengalihkan pikiran, mengelola gejala fisik dan stres. Ketiga, sisihkan waktu kita dan minta anak menuliskan bentuk-bentuk kekhawatirannya. Katakan pada anak bahwa rasa cemas tidak seharusnya mengambil alih kebahagiaan dalam kehidupan mereka.
Leave a Comment