Ulang tahun saat hamil
Ulang tahun saat hamil

Wah, akhirnya bisa juga update blog hari ini. Terlalu banyak hal terjadi beberapa bulan terakhir, khususnya menjalani kehamilan yang udah memasuki bulan kesembilan, dan rasanya kok ‘berat’ banget nyediain waktu buat nulis di sini. Hehehe.

Hari ini adalah ulang tahunku yang ke-29. Tahun lalu di tanggal ini aku baru saja penyembuhan setelah keguguran sekitar pertengahan Maret dan siap program hamil lagi. Hehehe. Alhamdulillah, hari ini sudah ada anak kacang kesayangan di perut ndut ini. Anak kacang udah gede, udah jadi manusia kecil super lucu yang siap untuk dilahirkan dalam waktu kurang dari tiga minggu lagi. Sehat sehat selalu ya nak.

31 Maret lalu suami kesayangan, si alis tebal, si pipi tembem, si ganteng unyu, si sayang, Pak Bogara udah mendahuluiku ulang tahun dengan angka gendut baru di depannya, 30 tahun. Rasanya gimana yaa nyaris menyusul si mas karena sekarang giliranku menjadi 29 tahun. Gak percaya aja udah selama itu Allah memberi kehidupan dan kesehatan kepadaku. Alhamdulillah wasyukurillah.

Tahun ini sama sekali gak minta kado apapun karena Allah Maha Baik sudah memberikanku si peanut kesayangan juga keluarga besar yang sangat menyayangiku. Ini adalah jawaban atas segala doaku dua tahun terakhir. Semoga Allah senantiasa memberkatiku kesehatan menghadapi persalinan nanti. Amiin.

Menghitung hari menjelang momen mendebarkan itu kuakui sangat menguras tenaga, tapi bahagianya tak terkira. Ini adalah pengalaman pertamaku. Sebulan terakhir bahkan aku sering sekali mengalami lucid dream, mimpi sadar di tengah malam dan rasanya bener-bener nyata. 

Kebanyakan mimpi penuh kekhawatiran bahkan ketakutan menghadapi persalinan, tapi alhamdulillah mas selalu berada di sampingku. Dia, meski kelelahan atau baru tidur beberapa jam karena pulang kerja malam, saat dengar istrinya mengigau, nangis tanpa sadar pas tidur, atau grasah grusuh di kasur, tetap terjaga dan menenangkan. I am blessed for having him.

Ngobrolin soal mimpi, justru mas yang pernah bermimpi melihat wajah anaknya. Mas bilang, si baby kacang punya mata persis sepertiku, mata kecil dan bersinar. Hidungnya (sesuai dengan yang kuharapkan) mancung seperti mas (alhamdulillah, sambil megang hidung pesek di muka). Kekekeke.

Prepare Myself Now to Become a Righteous Wife and Mother

Mulai membayangkan ketika anak pertama kami lahir nanti, pertanyaan pertamaku, “Bagaimana menjadi ibu sekaligus istri yang baik dalam waktu bersamaan?” Ternyata ini perasaan sudah umum bagi perempuan di luar sana yang baru menjadi ibu pertama kalinya.

Sebulan terakhir menjelang persalinan aku semakin getol baca serba-serbi parenting. Ngobrol dengan ibu atau mama mertua di telepon tetap saja tak cukup memuaskanku. Ikut forum bunda, forum ibu hamil, forum mama, forum ibu hamil dan menyusui alumni kampus, juga forum-forum parenting lain di dunia maya sedikit banyaknya membantu.

Banyak panduan yang kudapatkan dari mereka yang sudah kaya pengalaman. Segudang Mom’s Blog juga relevan dengan kondisiku saat ini. Konten-kontennya lengkap, mudah dibaca, dan menyediakan berton-ton pengalaman pribadi untuk perempuan dan keluarganya.

Berteman dengan beberapa teman wanita yang sudah menjadi ibu mungkin paling jarang kulakukan di dunia nyata (kalo di grup whatsapp atau fesbuk sih banyak). Ya, di Bali aku hanya mengenal beberapa tetanggaku yang rata-rata udah punya anak.

Aku juga kenalan dengan beberapa istri dari teman kerja suami, juga beberapa teman liputan yang sudah menjadi ibu. Tapi, tak banyak cerita yang kubagi pada mereka terkait kehamilan ini. Mungkin karena aku lebih tertarik membaca ketimbang ngobrol face to face.

Tak jarang juga beberapa cerita yang kudengar malah membuatku semakin khawatir dan takut. Hahaha. Tapi bagaimanapun aku berterima kasih atas dukungan dan saran-saran mereka. Orang bilang, mimpi buruk atau cerita buruk itu mempersiapkan kita untuk bisa menghadapi skenario terburuk dalam kehidupan.

Berdasarkan pengalaman pribadi mother to be sepertiku, kupikir beberapa tips ini berguna untuk mempersiapkan diri, khususnya menjelang persalinan. Tipsnya gak banyak, cuma ini yang kulakukan sendiri, semoga sedikit banyaknya membantu bagi yang memerlukan.

1. Just think happy thoughts

Orang bilang pikiran itu adalah arsitek kehidupan. Kuakui sejumlah ketakutan akan melahirkan menghantui pikiranku, mulai dari takut sakitnya, khawatir bayiku susah keluar, episiotomi atau pengguntingan jalur lahir yang umum dilakukan dokter pada wanita yang melahirkan normal, sampai takut aku tak bisa melahirkan selamat. Astaghfirullah. Ya, aku pernah merasakan semua itu.

Di Denpasar aku hanya hidup bersama mas, berdua saja, tiada siapa-siapa menemaniku. Setiap tak sengaja melamun aku spontan langsung kepikiran hal-hal di atas. Oleh karenanya, bagi kamu yang masih baru-baru hamil, jangan larut dalam perasaan yang sama ya. Pikiran itu memengaruhi perasaan kita juga janin kita. Lebih baik sibukkan diri, dengerin musik, nonton film, baca buku, setel radio, pokoknya jika ketakutan-ketakutan itu mulai datang lakukan banyak hal supaya kamu gak gugup dan pikiran tetap fresh.

Punya suami lucu juga banyak membantu loh. Aduh, gak bisa diceritain satu per satu tingkah polahnya Pak Bogara di dunia persilatan plus becandaannya di pagi hari, mulai dari bangun tidur sampe berangkat kerja. Yap, he is my vitamin.

2. Siapin perlengkapan bayi seperlunya

Bulan kedelapan mengandung aku dan mas begitu bersemangat mempersiapkan berbagai perlengkapan bayi. Bersyukur banget dapat sharing dari temen-temen kelas di kampus, sepupu, juga ibu dan mama yang bantuin aku nge-list dan beri pertimbangan-pertimbangan terkait perlengkapan bayi ini.

Aku, apalagi mas si bapak hamil begitu semangat pas weekend main ke Clandys (pusat grosir perlengkapan bayi) di Gatsu Denpasar. Bahagianya saat aku dan mas memilih warna baju untuk si kecil di perut, meski kadang harus heboh di lorong Clandys cuma karena motif baju yang disuka berbeda.

Kompak milih sarung tangan dan kaos kakinya, milih selimutnya, gendongannya, meski ujung-ujungnya mata belo waktu bayar di kasirnya. Hehehe. Tapi gak papa, namanya juga perdana. Everything we do, we do it for you, cang.

Prinsipku beli perlengkapan bayi itu sama saja seperti investasi. Punya anak laki bukan berarti semua itemnya harus biru, punya anak perempuan bukan berarti semua itemnya kudu pink. So, kalo belanja yang bisa dipake long term, bisa diwariskan ke adik-adiknya nanti, ramah untuk bayi, efisien, ramah lingkungan, jumlahnya gak berlebihan, dan sesuai budget juga tentunya.

Sebelumnya, aku sudah list sederet perlengkapan yang diperlukan bayi dan ibu melahirkan. Sebagian besar aku beli, sebagian lainnya disiapkan ibu dan mama. Yups, ini dia daftarnya, barangkali bermanfaat untuk teman-teman semua.

– Cloth diapers (clodi), inner, dan stay dry linernya masing-masing 20 lembar (SAY NO to POSPAK alias popok sekali pakai)
– Kain flanel untuk bedong 12 lembar
– Kain panjang batik 3 lembar
– Baju dan celana pendek bayi 6 pasang
– Baju dan celana panjang bayi 6 pasang
– Celana pop 6 lembar
– Singlet bayi 12 lembar
– Handuk bayi 2 lembar
– Waslap 2 lembar
– Slaber menyusui (bisa juga untuk makan bayi) 2 lembar
– Kaos kaki dan sarung tangan bayi 4 pasang
– Topi bayi kain 2 buah
 – Topi bayi rajutan 2 buah
– Jemuran putar 2 buah
– Perlengkapan mandi + bedak bayi 1 set
– Minyak telon lang jumbo 1 buah
– Cotton bud
– Peniti besar yang safety untuk bayi
– Sisir dan gunting kuku bayi
– Kotak bedak
– Tisu basah
– Botol susu 1 buah
– Bak mandi bayi 1 buah
– Deterjen sleek dan isi ulangya
– Keranjang plastik 1 buah
– Kelambu duduk 1 buah
– Bantal bayi 2 buah
– Guling kecil 2 buah
– Gendongan sling 1 buah
– Selimut bayi 2 lembar
– Pampers new born 1 paket isi 30 lembar
– Perlak ompol besar 2 lembar
– Perlak ompol mini 2 lembar
– Pembalut melahirkan untuk ibu 6 paket isian 10 lembar
– Disposable breast pad ibu 1 paket isi 30 lembar
– Korset 2 buah
– Gurita 1 buah
– Shampo kering (dry shampo) untuk dipakai sehabis melahirkan
– Baju kancing depan atau daster
– Baby box (opsional, udah dibeli)
– Stroller (opsional, belinya tar aja kalo bayinya udah dua bulan)

3. Olah raga

Olah raga, khususnya peregangan kaki dan pinggang penting banget dilakukan menjelang persalinan. Meski ada jadwal senam hamil di Rumah Sakit Puri Bunda setiap minggunya, aku tetap saja latihan di rumah. Alhamdulillah hingga menjalani bulan kesembilan ini aku sama sekali tidak mengalami pembengkakan di kaki seperti yang kebanyakan dialami ibu hamil lain.

Alhamdulillah gak pernah sakit, bahkan gak pernah flu atau demam sekalipun. Berat badanku juga hanya naik 13 kilogram (kg) sepanjang kehamilan, alhamdulillah masih dalam batas normal (maksimal 15 kg kata dokter).

Mas kadang-kadang juga suka memijit kaki atau mengelus-elus pinggangku sebelum tidur (so sweeet. hehehe). Ya gitu dong, ini kan anaknya juga, jadi hamil dan rempongnya harus berdua. Setiap olah raga pagi ke Lapangan Renon, aku selalu memakai sepatu yang nyaman (lagi-lagi si mas yang masangin, bukain, dan ikatin tali sepatunya).

Jika di rumah lagi duduk senderen, kaki dilurusin, sesekali lakukan senam jari atau senam kaki saat bersantai, gak lupa juga senam nungging 3-5 menit sehari (lebih sering lebih baik). Katanya bagus buat posisi bayi untuk lahiran normal 😀

4. Kurangi kerja berat

Bulan pertama hingga memasuki bulan kesembilan kehamilan, aku masih bisa lakuin semua kerjaan rumah, mulai dari masak, nyuci, nyetrika, nyapu, juga kerja liputan. Pokoknya gerak, biar gak sakit pinggag. Tapi, saat kandungan udah 34 minggu, aku udah nyerah sama setrikaan, kadang nyerah juga buat masak. Akhirnya serahin baju-baju kotor ke laundry. Jika lemes dan gak bisa masak, suami juga gak masalah beli makanan di warteg atau makan di luar.

Jujur, napas dan tenaga menjelang persalinan itu mudah ‘ngap’ meski dokter udah kasih suplemen. Oya, jangan segan minta tolong sama suami ya. Dia selalu ada untukmu kapanpun kamu butuhkan. Istri bawa perut 2,5 kg kemana-mana looooh. Hihihihi.

Sebelum hamil, kamu mungkin kerja 8-10 jam sehari. Kalo udah jadi bumil, harus berani bilang ‘cukup.’ Kamu gak mungkin bisa kerja sebagai karyawan, istri, sekaligus jalanin hobi seperti hari-hari biasa dalam waktu bersamaan. Ingat, ada nyawa kecil di perutmu yang harus kamu jaga.

5. Hindari bawa kendaraan sendiri

Sejak keguguran yang pertama, mas melarangku membawa kendaraan sendiri di kehamilan kedua ini. Bukan 100 persen dilarang sih, kalo cuma ke Indomart deket rumah, atau beli jajan di warung yang jaraknya cuma 200 meter masih diizinin, tapi kalo lebih dari itu? Alternatifnya naik gojek (jarak 2-5 km), grab car, taksi atau dianterin mas (kalo jaraknya udah lebih dari 5 km).

Ini aturan baku yang gak bisa ditawar lagi sama mas. Emang sih, kantong agak kempes, kadang gaji kantorku sebagian besar abis buat bayarin transportasi. Tapi kan gak selamanya begini? Cuma selama hamil aja kok. Lagian, ini juga demi kebaikan sendiri. Demi kau dan si buah hati, kata Pance F Pondang.

6. Bikin suasana senyaman mungkin

Memperhatikan keselamatan saat kehamilan itu wajar saja, tapi jangan lupa, kenyamanan juga tak kalah pentingnya. Ibu hamil berhak nentuin dia nyaman dengan dokter mana, nyaman melahirkan di rumah sakit mana, nyaman buat milih lahiran normal atau sesar, nyaman mau makan apa, nyaman mau gerak kayak apa. Kadang banyak suara-suara di luar sana yang memandang ibu hamil itu pecicilan, petakilan, ceroboh, kok dia gini? kok dia gitu? kasihan kan bayinya?

Lhaaaaa, yang hamil siapa cobaaaa? Aku percaya siapapun wanita di dunia ini, mau dia hamil umur belasan tahun, 20 tahunan, 30 tahunan, 40 tahunan, Allah beri masing-masingnya naluri keibuan. Jika kehamilannya diinginkan, calon ibu manapun pasti akan menjaga janinnya sepenuh jiwa. Mendengarkan saran dan masukan dari kanan kiri boleh-boleh aja, tapi jangan sampai merusak kenyamanan atau malah bikin stres si bumil. Hehehe.

Alhamdulillah suami kesayangan dukung banget apa yang kulakukan. Sesekali makan baso? Boleeeeh. Sesekali makan mi instan? Boleeeeh. Sesekali makan es krim? Boleeeeh. Sesekali mau nonton film thriller, action, berdarah-darah di TV ato bioskop? Boleeeeh. Sesekali loooo. Meski dalam beberapa permintaan si alis kesayangan meresponsnya dengan mengerutkan kening pertanda dia kurang setuju, ya itu balik lagi ke akunya. Kalo logika bilang perkataan suami itu benar, ya ikutin. Inget looo, yang hamil fisik boleh saja perempuan, tapi laki-laki itu juga bapak hamil yang pastinya ingin selalu jagain istrinya tercinta.

Namanya juga ibu hamil yaaa. Mungkin beberapa bulan ke depan, atau mungkin beberapa tahun ke depan, semua pembicaraan, tulisan, curhatan, postingan foto di Instagram or Facebook akan penuh dengan bayi lucu. Balik lagi ke momen pertambahan usiaku di hari ini, terima kasih setulusnya kuucapkan kepada semua keluarga, sahabat, dan rekan yang mendoakan. Semoga dengan saling mendoakan, doa-doa dan harapan kita sama-sama dikabulkan Allah SWT.

Menjadi ibu yang baik itu sangat penting penerapannya. Just do it! Gak banyak baca doang, tapi actionnya juga ^_^ #sambileluselusmanusiakecildiperut

Share:

2 responses to “Keep calm! I am Pregnant and Today is My 29th Birthday”

  1. Menghitung Hari Menyambut Si Kembar – Bogara Family

    […] beli clodi alias popok kain lagi karena punya Kakak Mae udah ada 24 lembar lebih plus innernya. List perlengkapan bayi yang stand by di rumah tinggal contek catatan […]

  2. […] beli clodi alias popok kain lagi karena punya Kakak Mae udah ada 24 lembar lebih plus innernya. List perlengkapan bayi yang stand by di rumah tinggal contek catatan […]

Leave a Comment