Assalamualaikum anak kacang kesayanganku. Beberapa hari lalu mama USG ke dokter, konsultasi kehamilan, dan kamu sudah bukan anak kacang lagi. Lima jari kaki dan tanganmu masing-masingnya sudah terbentuk. Tangan dan kakimu kian memanjang. Beratmu sudah 96 gram, normal.
Dokter Semadi tak bisa mengukur panjang tubuhmu karena kamu selalu menekuk lutut dan pahamu. Masih malu ya bertemu mama papa. Hehehe.
Memasuki empat bulan adalah usia kehamilan yang menyisakan trauma tersendiri bagiku. Aku keguguran sehingga Almarhum Kakak Raffa meninggal saat berusia 4,5 bulan. Satu minggu lagi dedek juga akan berusia empat bulan. Aku dan mas semakin protektif terhadap bayi ini.
Karena itu, dr Semadi menyarankanku untuk cek darah dan urin. Pada 13 Januari, tepatnya saat dedek 4,5 bulan, hasilnya dibawa pada pemeriksaan berikutnya. Kata dr Semadi, jika hasil check upnya tetap bagus, bulan depan mama tak memerlukan obat penguat janin lagi. Semoga sehat selamat ya nak.
Kamis pagi bangun tidur seperti biasa entah kenapa perasaanku was was tak menentu. Aku terus memikirkan dedek di dalam. Padahal aku sama sekali tidak mimpi buruk, tapi aku selalu ingin memastikan dedek baik-baik saja. Aku sempat ingin ke dokter untuk USG dedek dan memastikan dia baik-baik saja, tapi terlalu sering USG juga tak baik untuk janin. Mas berulang kali kuminta untuk memastikan detak jantung dedek masih ada di perutku, atau menemukan kalo dia sedikit bergerak meski sulit mendeteksinya.
Mas selalu bilang dedek baik-baik saja. Aku harusnya percaya dengan suamiku. Tapi yang namanya suami pasti lah ingin membuat suasana hati istrinya tetap tenang. Aku pun ingin memastikannya sendiri.
Hasil browsing internet, aku tertarik memiliki sebuah doppler untuk alat pendeteksi detak jantung bayi. Tapi, melihat harganya yang terbilang mahal (hampir setengah juta) akhirnya niat kuurungkan. Kucari informasi ke beberapa teman dokter dan bahasan di forum, akhirnya solusi lainnya adalah memiliki sebuah stetoskop.
Stetoskop juga bisa mendeteksi detak jantung bayi, namun sangat sulit jika janin masih berusia di bawah 17 minggu, akan lebih jelas terdengar saat kandungan 20 minggu. Namun, aku tetap bersikeras memiliki sebuah stetoskop. Toh, 2 minggu lagi dedek juga akan berusia 17 minggu.
Kamis malam di tengah hujannya Denpasar, Mas mengantarkanku ke laboratorium dan apotek Kimia Farma. Di sana aku membeli sebuah stetoskop dengan harga lebih miring, di bawah Rp 100 ribu. Aku pun dengan gembira membawa alat bantu dengar itu pulang.
Yah, mungkin ini hanya sugesti ibu hamil saja. Saat aku mencoba mendengarkan detak jantung dedek, aku hanya mendengar bunyi kresek2. Ada sesekali kudengar degupan pelan, kuberharap itu adalah dia yang memberi tanda keberadaannya di sana baik-baik saja.
Kondisi kesehatanku sejauh ini masih fit. Aku gak sakit, rutin minum vitamin dan penguat janin dari dokter, makan sayuran, buah, dan tak lupa minum susu untuk mencukupi kebutuhan asam folatku. Aku juga tak mengalami keputihan berlebihan, apalagi flek. Nyeri perut pun tak ada kurasakan. Semoga ini pertanda baik untuk ke depannya. Amiiin.
Anak kacangku, lihatlah kelakuan papa akhir-akhir ini. Dia beberapa kali pulang membawa mobil-mobil hotwheels yang baru untuk koleksi barunya. Mama merasa justru si papa yang banyak ngidamnya selama hamil kamu. Hahahaha. Sudah lima mobil yang dia bawa pulang ke rumah. Setiap mama tanya, “kok papa beli hotwheels lagi?” dia selalu beralasan itu untukmu.
Kamu lihat mobil elit yang abu-abu metalik paling depan itu? Itu adalah Aston Martin 1963 dengan ban karet original, limited edition, mobilnya James Bond di seri terbarunya ‘Spectre.’ Dia juga beli sebuah caravan, bahkan sebuah truk besar Uni Car yang dipesan khusus lewat online. Fiuhhhh, padahal mama belum tahu kamu itu laki-laki atau perempuan ^_^
Pagi hari sekali dua hari, papa selalu membaca Alquran sembari memegang perut mama. Papa bacain untuk kamu. Kita berdua berharap setinggi apapun ilmumu nanti, sebanyak apapun gelar pendidikan yang kamu dapatkan, seberapa sukses kamu, kamu harus mejadi hafidz quran ya nak. Insya Allah, amiiin.
Terima kasih, selama mama hamil kamu, mama tak pernah merasakan keluhan terlalu banyak. Kamu anak yang baik dan tidak merepotkan orang tua. Ngidam mama pun tak aneh-aneh. Mama lebih bisa mengontrol keinginan mama jika menginginkan sesuatu namun tak bisa didapatkan dihari yang sama. Semoga kamu tetap menjadi anak yang membanggakan. Tetap sehat anak kacangku, we love you.
Leave a Comment