Pernahkah kamu merasa begitu gemas melihat bayi lucu, lalu tanpa sadar tanganmu gatal ingin mencubit pipinya? Atau ketika melihat foto bayi lucu di media sosial, kamu spontan menulis komentar seperti, “Duh gemes banget, pengen cubit sayang!” Tenang, kamu tidak sendirian. Fenomena ini ternyata punya istilah, yaitu cute aggression.
Cute aggression adalah dorongan spontan untuk melakukan tindakan seperti mencubit, meremas, atau bahkan menggigit sesuatu yang sangat menggemaskan, tetapi tanpa niat menyakiti. Perilaku ini sudah diteliti sejak 2013 oleh psikolog Yale University, dan penelitian terbaru kembali menegaskan bahwa cute aggression benar-benar terjadi dalam otak manusia.
Nah, mengapa kelucuan bisa memicu reaksi yang terdengar “sadis” ini? Mengapa bayi lucu bisa membuat kita hilang kontrol? Yuk, kita bahas lengkap dan lebih detail!
Apa Itu Cute Aggression?
Cute aggression adalah respons emosional yang muncul ketika seseorang melihat sesuatu yang sangat imut, seperti bayi lucu, anak kecil, atau hewan berbulu, hingga tubuhnya bereaksi impulsif dengan tindakan agresif ringan. Misalnya ingin mencubit pipi bayi lucu, ingin meremas tangan mereka, ingin menggigit pipinya (meski tentu saja tidak benar-benar dilakukan), atau sekadar berteriak, “GEMES BANGET!”
Fenomena ini membingungkan bagi banyak orang. Bagaimana mungkin rasa sayang yang besar justru memunculkan dorongan “agresif”? Nah, para peneliti punya jawabannya.
Sebuah studi terbaru dalam Frontiers in Behavioural Neuroscience mencoba memahami apa yang sebenarnya terjadi dalam otak saat seseorang merasakan cute aggression.
Dalam penelitian itu, para partisipan diperlihatkan foto-foto bayi manusia dan hewan menggunakan EEG cap, alat untuk membaca aktivitas listrik di otak. Mereka kemudian diminta menanggapi gambar tersebut dengan ekspresi seperti:
“Lucu sekali, aku ingin mencubitnya!”
“Lucu sekali, aku ingin meremasnya!”
“Lucu sekali, aku ingin menggigitnya!”
Menariknya, data menunjukkan bahwa:
- 74% partisipan pernah mencubit pipi bayi lucu,
- 60% pernah meremas pipi bayi atau anak kecil yang lucu,
- 16% mengaku pernah menggigit hewan lucu,
- 12% pernah menggigit anak kecil lucu (biasanya hanya pura-pura menggigit).
Katherine Stavropoulos, penulis utama dari University of California, Riverside mengatakan, “Cute aggression terjadi ketika seseorang kewalahan menghadapi kelucuan. Otak memediasi perasaan intens tersebut agar kita tetap bisa mengontrol diri.”
Dengan kata lain, melihat bayi lucu membuat sistem emosi kita “overload” sehingga otak mengimbangi dengan reaksi agresif kecil agar emosi tetap stabil.
Mengapa Kita Merasa Sangat Gemas pada Bayi Lucu?
Ada alasan biologisnya, lho. Bentuk wajah bayi lucu sering kali memenuhi ciri baby schema, seperti mata besar, pipi tembam, hidung mungil, tubuh kecil dan gembul, dan suara yang lembut.
Ciri seperti ini memicu naluri pengasuhan (nurturing instinct) pada manusia. Tubuh kita panik (dalam arti positif) karena ingin melindungi mereka. Efeknya? Muncul rasa gemas luar biasa.
Mengapa Cute Aggression Terjadi? 7 Penjelasan Ilmiahnya
Agar semakin jelas, berikut listicle lengkap yang menjelaskan penyebab cute aggression menurut sains.
1. Karena Otak Tidak Bisa Mengelola Kelucuan Berlebihan
Melihat bayi lucu membuat otak melepaskan dopamin, hormon kebahagiaan. Ketika kadarnya terlalu tinggi, otak mencoba menyeimbangkan dengan memunculkan impuls agresif agar tidak “kebablasan”. Ini reaksi perlindungan alami tubuh.
2. Bentuk Perlindungan Alamiah pada Bayi
Cute aggression membantu otak tetap fokus untuk merawat, bukan hanya terpaku pada rasa gemas.
Jika hanya tenggelam dalam rasa “gemes berlebihan”, kita mungkin malah tidak bergerak untuk melindungi bayi ketika diperlukan.
3. Mencegah Emosi Positif Menjadi Overload
Emosi positif yang terlalu besar bisa membuat tubuh tidak stabil. Cute aggression adalah cara otak menetralkan lonjakan emosi itu.
4. Tanda Ikatan Emosional yang Kuat
Jika kamu ingin mencubit pipi bayi lucu, itu pertanda kamu merasakan ikatan emosional dan dorongan melindungi. Ini respon naluriah, bukan tindakan menyakiti.
5. Karena Bentuk Bayi Merangsang Area Reward Otak
Ciri khas bayi lucu merangsang area reward di otak yang sama dengan coklat, musik, atau hal yang memicu kebahagiaan intens.
Ketika sinyal terlalu kuat, otak memunculkan sinyal “kontra” berupa agresi ringan.
6. Membantu Otak Tetap Rasional
Jika kita terlalu larut dalam kelucuan, kita bisa kehilangan fokus atau malah tidak berfungsi optimal. Cute aggression menjaga otak tetap rasional dan grounded.
7. Mekanisme untuk Menjaga Keseimbangan Emosi Pengasuhan
Mengasuh bayi lucu membutuhkan energi besar. Cute aggression adalah cara tubuh mengatakan, “Hey, jangan cuma gemes, tapi rawat mereka, ya.”
Apakah Cute Aggression Berbahaya?
Jawabannya: tidak, selama tidak benar-benar menyakiti bayi. Cute aggression sebenarnya adalah bentuk metaforis dari respons emosional. Sebagian besar orang hanya ingin mencubit atau menggigit, tetapi tidak melakukannya.
Jika kamu mendadak ingin mencubit pipi bayi lucu, biasanya tekanan cubitannya lembut, tidak menimbulkan rasa sakit, hanya ekspresi fisik dari rasa sayang. Selama kamu tidak menyakiti bayi, cute aggression adalah hal yang normal.
Kadang ada orang yang mengaku rasa gemasnya terlalu kuat, sampai takut salah mengekspresikan. Jika demikian, alihkan dengan menyentuh lembut. Pegang tangan atau kaki bayi perlahan. Tahan impuls fisik. Ingat bahwa cubitan lembut tetap harus aman.
Fokus pada napas. Tarik napas panjang 3–4 kali agar hormon stabil. Sadar bahwa ini reaksi biologis. Mengetahui penyebabnya membuat kamu lebih tenang.
Apakah Hewan Lucu Juga Memicu Cute Aggression?
Iya! Penelitian menunjukkan bahwa hewan imut seperti anak kucing, anak anjing, kelinci kecil, panda mini, bahkan hamster mungil, juga bisa memicu cute aggression. Tapi tingkatnya tidak sekuat melihat manusia atau bayi lucu, karena naluri pengasuhan kita lebih kuat terhadap sesama spesies.
Rasa gemas berlebihan terhadap bayi lucu bukanlah tanda “kurang waras” atau “aneh.” Ini adalah reaksi biologis yang muncul karena otak kita kewalahan menghadapi sesuatu yang sangat imut. Alih-alih berbahaya, cute aggression justru membantu otak tetap seimbang dan memfasilitasi naluri pengasuhan.
Otakmu hanya sedang berusaha menyeimbangkan rasa sayang yang terlalu besar. Yang penting, tetap jaga lembutnya sikap kamu ya, say!

Leave a Comment