Anak kita awalnya baik-baik saja bergaul di sekolah dan orang sekitarnya. Tak ada angin, tak ada hujan, tiba-tiba dia menarik diri, seperti menghindar, mulai memiliki kebiasaan aneh, seolah sosoknya menjadi berbeda.
Awalnya suka bermain, lantas tak berminat lagi. Awalnya rajin berolah raga, lantas berhenti, demikian juga hobi-hobinya yang lain.
Kebiasaan tidur buah hati berubah. Dia lebih sering tak bisa tidur, atau bangun terlalu cepat. Kadang dia memberi tahu kita seperti mendengar suara-suara aneh atau mengira sedang dimata-matai seseorang.
Waspada bunda, semua hal di atas adalah tanda-tanda awal skizofrenia yang tak boleh diabaikan. Anak kita membutuhkan bantuan profesional, yaitu psikater yang berpengalaman dengan pasien psikosis.
Psikater dan profesor di Universitas Northwestern, Illinois, Amerika Serikat, Herbert Meltzer mengatakan ada beberapa langkah menunda skizofrenia. Meskipun, penyakit ini akan datang juga pada anak yang pernah mengalami gejala awal. Jika penyakit mental ini menimpa salah seorang anggota keluarga kita, pertimbangkan berbicara terbuka dengan seluruh anggota keluarga.
“Stres yang tak biasa, seperti intimidasi bisa memicu kerentanan skizofrenia. Sebagai orang tua, Anda bisa bekerja sama dengan anak dan pihak sekolah untuk meminimalisir stresnya,” kata Meltzer, dilansir dari Psychologi Today.
Gen yang memicu gangguan bipolar dan skizofrenia bersifat tumpang tindih. Jika satu saudara kandung telah didiagnosis skizofrenia, saudara kandung lainnya juga mungkin menderita penyakis serupa.
Jika satu anak menunjukkan gejala awal skizofrenia, masuk akal jika anak lain khawatir tentang diri mereka. Kita sebagai orang tua bisa meminta dokter atau pakar untuk mengevaluasi kesehatan anak kita yang lain.
Jika bunda terindikasi bipolar, buah hati bunda juga berpotensi gangguan bipolar. Meltzer mengatakan penting bagi siapapun yang didiagnosis skizofrenia untuk menjalani tes memori kerja, memori kata, dan kecepatan memproses informasi, perhatian, dan pemahaman sosial.
Penurunan terus menerus pada satu tes merupakan pertanda bahaya. Kondisi ini bisa diatasi dengan obat-obatan tertentu, seperti lurasidone, olanzapine, dan risperidone.
Penderita skizofrenia sering lupa minum obat. Pertimbangkan obat suntik yang berfungsi sejak dua pekan hingga tiga bulan. Riset membuktikan lima persen pasien skizofrenia meninggal karena bunuh diri atau mencoba bunuh diri.
Terapi keluarga dan kelompok lebih bagus dibanding terapi individu. Tanda-tanda awal skizofrenia muncul lebih cepat pada anak laki-laki berusia 16-25 tahun, sementara anak perempuan di usia 18-25 tahun. Semakin awal teridentifikasi, semakin bagus untuk mengambil tindakan pencegahan dini.
Leave a Comment