Baiklah, saya ingin mengaku. Sepertinya saya memiliki bayi vampir di rumah. Bayi yang suka menggigit, bukan hanya sesekali, tapi sering kali. Namanya Rashif Mainaka Bogara (1 tahun 5 bulan). Dia menggigit saat menyusu, menggigit bahu, menggigit paha, menggigit kaki, menggigit perut, menggigit jari tangan ibunya. Dia bahkan menggigit saudara kembarnya sendiri yang sedang asik tidur nyenyak.
Jika dalam sehari saya tiba-tiba mendengar ada yang berteriak, kemudian meringis atau menangis, kemungkinan besar yang bersangkutan adalah korban gigitan Rashif. Kakak perempuannya, Maetami (4 tahun) bahkan sering banget menangis karena digigit adiknya. Maetami tak jarang takut jika berdekatan dengan Rashif.
Duh, emak pengen ketawa tapi takut Rossa! Eh, dosa maksudnya.
Saya penasaran sampai kapan kebiasaan buruk Rashif berakhir? Beberapa artikel parenting yang saya baca menyebutkan bayi suka menggigit biasanya berlangsung hingga usia tiga tahun. Nantinya dia akan berhenti sendiri.
Saya kok jadi seram membayangkan Rashif sampai tiga tahun masih tetap menjadi anak suka menggigit. Saya gak kebayang selama itu pula saudara kembarnya, Rangin bermain bersama Rashif, si vampir kecil itu.
Mengapa Bayi Suka Menggigit?
Saya perhatikan, berdasarkan pengalaman pribadi bayi suka menggigit karena beberapa alasan, yaitu:
- Lapar dan ingin makan
- Mengantuk berat
- Marah
- Lelah dan ingin istirahat
- Pengen dimanja dengan cara digendong, dipeluk, atau ditemani bermain.
- Dicuekin, misalnya waktu menyusu ibunya malah main HP atau nonton TV.
- Suasana sekitarnya terlalu berisik. Asalnya bisa dari suara TV, suara kakaknya main cekikikan, suara speaker masjid, tukang nasi goreng lewat, suara kendaraan bermotor, atau suara emaknya ngomel.
- Pandangannya terlalu terang, misalnya pas ngantuk kena cahaya lampu.
- Tidak mau dikekang. Anak ingin diberi ruang untuk aktif bermain.
- Gemas
Bukan berarti Rashif tidak pernah menggigit karena alasan selain poin-poin di atas, tapi kondisi tersebut menjadi alasan utama dia berubah menjadi bayi vampir yang agresif.
Rashif dan Rangin sebetulnya sama-sama suka menggigit sejak mereka masih aktif menyusu, sebelum berusia satu tahun. Lagi enak menyusu, eh bayinya gigit.
Kalo menggigitnya pakai gusi, waktu mereka masih belum punya gigi sih masih bisa ditahan. Nah, sejak mereka punya gigi, apalagi taring atasnya udah tumbuh, rasanya pas mereka menggigit itu seperti puting kita kejepit pintu.
Kebayang gak tuh sakitnya? Suami, ibu, atau ibu mertua kita mah kalo dicurhatin cucunya suka menggigit mereka cuma bisa bilang sabar, sabar, sabar doang. Yang ngerasain sensasi horornya kan kita.
Sering banget saya teriak, istighfar, sampai histeris ketika anak menggigit puting waktu menyusu. Pernah juga puting saya berdarah. Kalo lecet mah udah langganan. Alhamdulillah lama-lama Rangin berhenti menggigit. Sayangnya hal sama gak berlaku untuk Rashif.
Rashif pernah menggigit tanpa sebab. Kita sedang asik menonton TV bareng, eh anaknya mendadak gigit bahu ibunya. Padahal dia gak lapar, gak ngantuk, gak pengen nyusu, ya lempeng aja.
Sekiranya saya divisum nih, banyak banget bekas gigitan Rashif di badan saya. Yaa… 11-12 lah sama bekas KDRT. Wkwkwk. Gigitan di bahu masih membiru belum sembuh, eh si bayi vampir udah menggigit lagi di paha sampai merah.
Tips Menghentikan Bayi Suka Menggigit
Bayi suka menggigit tanpa sebab bisa jadi karena dia gemas. Ya kepengen gigit-gigit aja gitu.
Saya sering perhatikan Rashif menggigiti teether, buku, kursi tamu, kardus, baju, pulpen, pensil, mainan, pinggiran rak TV, sampai gigit porselen meja kompor dapur. Sayangnya gak ada yang lebih asik digigit selain daging. Makanya ibunnya, papanya, kakaknya, dan saudara kembarnya selalu menjadi sasaran empuk.
Pertanyaannya, bagaimana cara menghentikan bayi suka menggigit?
1. Ketika bayi menggigit di akhir sesi menyusui
Rashif dan Rangin beberapa kali menggigit puting di akhir sesi menyusui. Cara mengatasinya, perhatikan ciri-ciri bayi hendak menggigit.
Bayi suka menggigit saat menyusui dimulai dari malas mengisap, memainkan puting ibunya dengan tangan, dengan lidah, atau mengeluarkan kemudian memasukkan kembali lidahnya, seperti tarik ulur menyusu.
Ciri paling gampang diamati nih, bayi akan menarik lidahnya dari posisi menyusui, dan menaruh gusi/ gigi atas dan gusi/ gigi bawahnya tepat di antara puting. Selanjutnya, KREKKKK!!! Welcome to the jungle, mak.
Kalo bayi udah sampai di tahap menaruh gusi atau gigi atas dan bawahnya di antara puting, langsung tarik payudara kita. Hentikan menyusi. Mungkin bayinya sudah kenyang. Jangan tunggu digigit dulu lantaran emak keenakan baringan atau keasikan main HP sambil mimikin anak ya.
2. Ketika bayi menggigit di awal sesi menyusui
Ibu yang sedang menerapkan ASI eksklusif wajar disiplin menyusui bayinya. Maksimal setiap 3-4 jam bayi harus disusui, apalagi bayi di bawah satu tahun.
Kondisinya, baru saja disodorin puting, bayinya langsung gigit puting ibunya. Nah, ini kenapa? Bisa jadi memang bayinya belum mau menyusu.
Solusinya bagaimana? Kalo bayinya masih belum enam bulan, ya digendong atau ditimang-timang dulu sampai agak mengantuk dan mau menyusu.
Kalo bayinya sudah di atas enam bulan, apalagi sudah MPASI, coba menyusu diganti dengan minum air putih, makan buah, atau makan snack. Yang penting ada asupan ke perut anak.
Saya biasanya menggunakan kelingking untuk mengeluarkan puting dari jepitan gusi/ gigi anak. Saya masukkan kelingking saya ke celah gusinya, mirip seperti dongkrak. Tujuannya supaya bayi membuka mulut dan melepaskan gigitannya.
Kita bisa juga menjepit hidungnya dengan telunjuk dan ibu jari, nanti otomatis bayinya akan melepaskan gigitan. Jangan keras-keras menjepitnya ya.
3. Ketika bayi tumbuh gigi
Kondisi ini paling banyak dihadapi ibu. Bayi suka menggigit umumnya saat sedang tumbuh gigi. Gusinya terasa nyeri dan gatal, sehingga ingin menggerus atau menggigiti sesuatu.
Siapkan beberapa teether di rumah. Jangan cuma satu, sebab bayi cepat bosan. Saya punya empat teether di rumah, masing-masingnya dua untuk anak kembar saya. Berikan bayi teether atau mainan untuk anak tumbuh gigi, kemudian lihat apakah dia menggerogotinya atau tidak.
Jika ya, memang benar gusinya sedang gatal. Kalo bayi menggigit teethernya dalam waktu lama, bisa jadi si bayi lapar, maka lanjutkan dengan memberi makan.
4. Beri perhatian, perhatian, perhatian.
Saya sampai tiga kali menyebutkan ‘perhatian’ karena banyak ibu tidak sadar kalo bayinya butuh perhatian. Apa yang membedakan induk hewan dan manusia saat menyusui anaknya? Jawabannya adalah perhatian.
Kucing, begitu anak-anaknya haus, dia cukup berbaring, telentang, udah pasrah aja. Kucing cenderung cuek dan menunggu sampai anaknya kelar menyusu. Begitu selesai, induk kucing melengos pergi.
Kita, manusia, sering banget loh begitu. Saya pun pernah khilaf. Anak haus, saya singkapin baju, dan membiarkan dia menyusu. Mata saya kemana? Mata saya ke HP atau nonton TV. Padahal anak saya sangat fokus lihatin wajah saya.
Kita sering lupa bahwa meng-ASI-hi anak itu bukan cuma memberi makan raganya, tapi jiwanya. Perhatian kita, kontak mata kita dengannya adalah cara bonding terbaik untuk menunjukkan kasih sayang.
Kira-kira istri sebel gak kalo pas mesra-mesraan sama suami, tapi suaminya cuek bebek, malah main game online terus. Pengen nyubit atau pengen gigit gak? Nah, sama, begitulah kira-kira perasaan anak kita.
Jangan lupa sering-sering puji dan menyugesti positif bayi kita. Bilang, “Adek anak yang baik, gak suka gigit, anak pintar.” Bayi saya kalo disugesti begitu, ajaibnya tiba-tiba diam loh. Dia seperti mengerti apa yang saya katakan. Padahal bayi saya belum bisa ngomong, belum dua tahun.
5. Bilang “tidak” tapi tetap tenang
Bayi suka menggigit saat sedang menyusu, sedang digendong, atau sedang dipeluk? Cara berikutnya adalah lepaskan anak dan menjauh sejenak.
Kita bisa menanggapi bayi suka menggigit dengan bilang “tidak” padanya, tapi tetap katakan dengan tenang. Gak perlu terlalu mendramatisir, cukup katakan ke anak bahwa menggigit itu tidak baik.
Ini mungkin take time ya mak, tapi bersabar lah. Insya Allah berhasil nantinya.
Pada dasarnya, ketika anak suka menggigit dan kita menanggapinya dengan tertawa, dia mungkin akan mencoba lagi untuk melihat apakah ibunya bereaksi sama. Ketika kita menanggapinya dengan marah, dia justru makin terpesona dengan reaksi ibunya dan mungkin juga ingin melakukannya lagi.
Memang, wajar-wajar aja kalo kita kesal anak kita menggigit, apalagi menggigit orang lain. Ini belum termasuk memukul, mencubit, dan menjambak rambut loh. Namun, jika kita bereaksi tenang dan konstruktif dari sekarang, itu langkah awal mengajarkan anak kita berperilaku positif di masa depan.
6. Lakukan hal sama terhadap anak
Cara ini bertentangan nomor lima dan terkesan ekstrem. Namun, saya tidak merekomendasikan cara ini, meski saya pernah melakukannya.
Kalo gak salah ada sekitar seminggu saya bereaksi tenang setiap kali Rashif menggigit saya. Nah, minggu selanjutnya saya memilih jalan ekstrem ini.
Saat bayi mulai menggigit, saya balik menggigitnya. Ya, bisa dikira-kira lah mak, kekuatan gigitan kita. Jangan sampai meninggalkan bekas luka.
Kadang saat saya melihat mulutnya mulai menganga bersiap menggigit, saya langsung mengambil satu atau dua jari tangannya dan memasukkan ke mulutnya sendiri. SKAK MATT! Si bayi menggigit tangannya sendiri dan itu pasti rasanya sakit. Ya ujung-ujungnya si bayi menangis, tapi pastinya dia tahu gimana sakitnya digigit.
Sehabis itu bayinya jera sih, tapi beberapa saat saja, atau hari itu saja. Besoknya dia ulangi lagi. Wkwkwk.
Jujur, sampai saat ini saya pun masih berjuang dengan perilaku bayi suka menggigit. Semoga tak lama lagi Rashif mengakhiri kebiasaan buruknya.
Setiap ibu memang dituntut menjadi wonder woman, meski saya pribadi gak suka dibilang wonder woman. Jadi ibu itu memang berat. Kita hanya bisa meneruskan apa yang sudah kita lakukan. Toh sekarang sudah banyak obat untuk puting lecet, obat luka, dan sebagainya kan mak? Bersabar saja lah sampai bayi kita mengerti dan tidak suka menggigit lagi.
Pernah punya pengalaman sama? Silakan sharing di kolom komentar ya mak. Saran-sarannya ditunggu banget loh.
Leave a Comment