Sebagian orang tua dari anak penyandang autisme (autisi) melakukan pemeriksaan konsentrasi racun logam berat melalui analisis rambut. Pasalnya berbagai penelitian ilmiah menyebutkan tubuh anak dengan kandungan logam beracun yang tinggi, khususnya merkuri (Hg) terkait dengan tingkat keparahan autism spectrum disorder (ASD).
Satu dua teman saya yang putranya juga autisi pernah menyampaikan keluh kesah terkait hasil pemeriksaan logam berat pada anaknya. Rata-rata kadar merkuri dalam tubuh putra mereka tinggi, bahkan ada yang di atas lima mikrogram per liter dari kadar normal 0,4 mikrogram per liter.
Rashif sendiri tidak menjalani pemeriksaan logam berat demi efisiensi biaya. Semua pasti tahu bahwa biaya terapi untuk anak autis itu sangat mahal. Alasan lainnya, jujur, saya rasa kalaupun Rashif menjalani pemeriksaan serupa, hasilnya juga di atas normal.
Apalah arti angka. Buat saya hal yang penting adalah langkah lanjutan. Sama seperti ketika dua dokter telah mendiagnosis Rashif dengan ASD, saya rasa saya gak perlu mengikutsertakan Rashif tes DNA, MRI, termasuk tes logam berat ini. Toh anak saya ini sudah autis, gitu loh, dan autis itu sendiri sudah dikategorikan gangguan neurologis berat. Better saya fokus pada dietnya, intervensi biomedisnya melalui obat-obatan dan suplemen, plus terapi.
Emangnya anak autis udah pasti kadar logam beratnya tinggi?
Setidaknya demikian yang disampaikan belasan jurnal asing yang saya baca. Salah satunya penelitian David A Geier dkk yang berjudul Hair Toxic Metal Concentrations and Autism Spectrum Disorder Severity in Young Children.
Peningkatan konsentrasi merkuri pada rambut secara signifikan berkorelasi dengan tingkat keparahan ASD. Sebaliknya tidak ada korelasi signifikan yang diamati antara logam beracun lainnya dengan tingkat keparahan ASD. Jadi, bisa disimpulkan merkuri ini salah satu penyebab patogenesis pada ASD.
Merkuri di Rumah dan Sekolah
Pemerintah Indonesia sebetulnya telah memiliki Rencana Aksi Nasional Pengurangan dan Penghapusan Merkuri (2019). Hasilnya sepanjang 2019-2020, Indonesia berhasil mengurangi penggunaan bahan kimia merkuri hingga 20 ribu kg.
Pengurangan penggunaan merkuri di Indonesia dilakukan pada empat sektor, yaitu manufaktur, kesehatan, penambangan emas skala kecil, dan energi. Hasilnya, jika pada 2018 terdapat 180 lokasi terdampak aktivitas penggunaan merkuri, maka 2020 tersisa lima lokasi saja.
Sayangnya produk-produk yang mengandung merkuri ini masih banyak dijumpai di sekitar kita, meskipun dilarang beredar di pasar. Contoh sederhana, penambang emas di daerah masih menggunakan merkuri.
Masih banyak juga produk mengandung merkuri ditemukan di rumah-rumah dan sekolah-sekolah.
- Termometer
- Termostat
- Baterai kancing
- Lampu neon
- Lampu CFL atau LHE (Lampu Hemat Energi)
- Saklar lampu merkuri di rumah dan mobil
- Layar LCD komputer dan laptop
- TV LCD
- Barometer
- Beberapa kosmetik, seperti krim pencerah kulit yang masih menggunakan merkuri.
- Beberapa merek pestisida, fungisida, antiseptik, dan desinfektan.
- Cat lateks
- Amalgam gigi
- Vaksin yang mengandung thimerasol
- Kosmetik yang mengandung merkuri, seperti beberapa jenis maskara.
- Barang-barang praktis lainnya, seperti mainan anak, patung-patung berlapis emas dan perak, perhiasan emas dan perak, pemanas ruangan, laser pointer, kalkulator saku, tinta tato, larutan lensa kontak, pengering rambut, pengering pakaian, mesin cuci, bahkan sepatu atau sandal berlampu.
- Makanan laut (seafood), seperti ikan, cumi-cumi, udang, dan kerang.
Gejala keracunan merkuri muncul bergantung usia. Pada orang dewasa misalnya, gejala umum yang muncul adalah kurangnya koordinasi anggota tubuh, tangan sering kesemutan, sulit bernapas, atrofi otot, dan masalah ginjal.
Bayi dan anak-anak mungkin belum bisa mengungkapkan apa yang mereka rasakan kepada orang tua atau pengasuhnya. Namun, kita bisa melihat anak menunjukkan gejala tak biasa, seperti keterlambatan berbicara dan berbahasa, masalah kognitif, dan masalah motorik halus.
Peralatan Rumah yang Mengandung Merkuri
Gimana caranya kita tahu sebuah produk mengandung merkuri? Paling gampang cari simbol merkuri (Hg) pada produk atau kemasan, seperti lampu neon, lampu CFL/ LHE.
Mungkin masih banyak yang bingung pada bagian mana unsur merkuri terdapat dalam produk-produk di atas? Berikut penjelasan beberapa di antaranya.
1. Termometer
Cairan keperakan di dalam termometer raksa mengandung merkuri. Termometer saat ini mayoritas sudah digital, tapi masih menggunakan baterai kancing yang mengandung merkuri.
2. Vaksin
Beberapa jenis vaksin masih menggunakan thimerasol, senyawa organomerkuri. Dokter atau konsultan ahli autisme biasanya menyarankan anak autisi tidak divaksin hepatitis, DTP, influenza, dan MMR karena beberapa merek vaksin di negara berkembang masih mungkin menggunakan thimerasol tadi yang berfungsi menjaga kualitas vaksin.
Di AS, senyawa merkuri dalam kadar sedikit masih mungkin ditemukan dalam imunoglobulin Anti-D. Obat untuk mencegah anemia ini biasanya diberikan dokter kandungan untuk ibu hamil dengan rhesus negatif.
3. Lampu neon
Lampu neon, CFL/ LHE, dan lampu fluorescent bekerja dengan cara menembakkan listrik ke tabung kaca yang diisi uap merkuri, yang segera bersinar dengan cara berpendar. Jika bola lampu ini retak atau pecah, uapnya berpotensi membahayakan kesehatan.
Oleh sebabnya jangan pernah langsung menggunakan vacuum cleaner atau sapu untuk membersihkan pecahan bola lampu yang rusak. Buka pintu dan jendela, kemudian biarkan selama 15 menit, baru membersihkannya.
Bisa dibayangkan berapa ratus juta bola lampu neon yang rusak dan dibuang di Indonesia setiap tahunnya? Sebagian besar bola-bola lampu rusak ini dibuang begitu saja bersamaan dengan sampah rumah tangga, menumpuk di tempat pembuangan akhir, dan melepaskan merkuri yang bisa berakhir di rantai makanan.
Sayangnya kita gak bisa mengatasnamakan autisme untuk menghentikan pabrik memproduksi bola lampu ini karena kepentingannya jauh lebih besar. Satu-satunya cara adalah mendorong proses daur ulang yang ramah lingkungan.
4. Layar LCD
Seperti lampu neon, layar tampilan juga mengandung uap merkuri. Secara elektrik uap merkuri ini untuk menghasilkan cahaya tampak. Artinya, TV LCD, layar laptop, layar komputer, layar HP, layar tablet, papan iklan digital, itu mengandung logam berat.
Layar laptop saya pernah retak dan mengeluarkan cairan. Nah, ini adalah cairan merkuri itu. Cobalah untuk tidak menyentuh cairan itu secara lansgung, menghirup uapnya, atau membuangnya sembarangan.
5. Baterai
Baterai adalah sumber merkuri terbesar pada era 1980-an. Namun, pada 1993 Amerika Serikat mulai memperkenalkan baterai alkaline yang bebas merkuri dan sejak 1996 menjadi standar dunia.
Sayangnya masih ada jenis baterai tertentu, seperti baterai kancing yang digunakan pada jam tangan, alat bantu dengar, alat pacu jantung, dan beragam mainan anak-anak. Nah, ini bahayanya pada anak kita. Pastinya banyak mainannya yang menggunakan baterai kancing ini.
6. Seafood
Merkuri begitu masuk ke dalam tubuh ikan dan organisme laut lainnya akan berubah menjadi metilmerkuri. Bentuk ini lebih beracun dari pada unsur yang ditemukan dalam produk rumah tangga.
Anak-anak yang belum lahir alias janin paling berisiko keracunan metilmerkuri. Tak perlu heran jika banyak dokter kandungan menyarankan ibu hamil untuk tidak terlalu sering makan seafood saat mengandung, khususnya tidak makan hiu, ikan todak, tilefish, king mackerel, dan tuna karena kontaminasi merkuri pada jenis-jenis ikan ini cukup tinggi.
Kekhawatirannya bukan garam semata, melainkan keracunan merkuri ini. Sekiranya ibu hamil mengonsumsi ikan-ikan laut tersebut, biasanya ada batasnya.
Metilmerkuri adalah racun otak untuk anak autisi yang dapat memicu pelemahan otot, gangguan kognitif, gangguan keterlambatan fungsi fisik, dan respons neurologis yang buruk, khususnya kurangnya koordinasi tangan dan kaki.
7. Perhiasan
Siapa yang suka memakai perhiasan emas? Jika ada, mungkin saja penambang emas yang menambang emas yang melekat pada kalung, cincin, anting yang kita pakai masih menggunakan merkuri untuk memisahkan emas dari bahan lainnya.
Penambangan emas skala kecil atau tambang emas rakyat merupakan kontributor emisi merkuri di udara dan air. Jadi, setiap kali kita membeli perhiasan, pastikan itu bersertifikat atau ada surat-suratnya.
8. Cat
Merkuri sejak lama menjadi bahan utama pembuatan cat lateks dan jenis cat lainnya yang berdampak negatif pada kesehatan manusia. Pada 1989, seorang anak laki-laki berumur empat tahun di Michigan, AS pernah diopname di rumah sakit beberapa bulan karena keracunan merkuri setelah menghirup cat di rumah barunya.
Pastikan periksa label pada cat rumah kita. Pilih jenis cat yang aman, misalnya cat no odor yang tidak berbau.
Cara Mengatasi Paparan Merkuri
Efek paparan merkuri tidak semerta merta hadir begitu saja dalam tubuh anak kita yang autisi. Merkuri itu menumpuk seiring waktu, seperti halnya racun lingkungan lainnya.
Efeknya baru terlihat begitu jumlahnya sudah banyak. Paparan merkuri berpotensi memicu masalah jangka panjang, khususnya kerusakan otak, ginjal, dan paru-paru.
Sejauh ini tidak ada cara cepat memperbaiki kerusakan yang disebabkan paparan merkuri. Cara terbaik untuk menghindari efek bahaya merkuri adalah mencegah pemaparannya, dari makanan yang anak kita konsumsi, dan mencegah anak terpapar dari lingkungan.
Benda-benda rumah tangga yang bisa kita hindari ya hindari, meski harus saya akui tidak semudah itu menjauhi semuanya. Pasalnya banyak sekali perlengkapan rumah tangga mengandung merkuri meskipun hanya sedikit sekali.
Dokter Rudy Sutadi, salah satu dokter anak yang fokus menangani autisi mengatakan orang tua berperan besar memasukkan bahan-bahan berbahaya mengandung merkuri tersebut ke dalam tubuh anaknya. Pahit, tapi ini memang kenyataan.
Jika sudah tahu, maka langkah kita berikutnya adalah membersihkan kembali tubuh anak kita yang autisi sampai normal kembali. Caranya adalah dengan detoksifikasi dan detoksikasi.
- Detoksifikasi adalah mengeluarkan racun-racun dari tubuh dibantu obat-obatan.
- Detoksikasi adalah kemampuan tubuh secara alami mengeluarkan racun, misalnya dari keringat atau buang air.
Masih banyak harus kita pelajari tentang efek jangka panjang dari keracunan merkuri. Meski demikian, saya percaya berbagai pihak kini tengah membuat kemajuan untuk meminimalisir penggunaannya. Insya Allah ke depannya penyakit-penyakit yang terkait dengan logam berat ini bisa kita cegah bersama.
Leave a Comment