Jingga dan Senja adalah web series perdana diperankan Yoriko Angeline dan Abidzar Al Ghifari yang saya tonton. Saya mengikuti serial ini karena sebelumnya mengoleksi trilogi novelnya, yaitu Jingga dan Senja, Jingga dalam Elegi, dan Jingga untuk Matahari.
Esti Kinasih salah satu novelis teenlit favorit saya dulu. Dua karyanya selain trilogi Jingga dan Senja yang menurut saya sangat bagus adalah Cewek dan Fairish. Mostly anak SMA atau anak kuliahan Angkatan 2005 pasti pernah melihat gambar sampul atau membaca novel-novel tersebut.
Namanya juga kisah adaptasi ya, gak boleh terlalu berharap serialnya bisa sefenomenal novelnya. Jarang banget film dan serial adaptasi yang bisa menandingi popularitas novel aslinya. Namun, setidaknya Jingga dan Senja versi web series ini layak ditonton, kecuali episode terakhirnya yang membagongkan. Nanti kita bahas tuntas kenapa saya simpulkan demikian.
Yah, meski ada yang bilang tontontan saya kali ini gak sesuai umur, tapi boleh lah saya nostalgia sejenak mengenang masa putih abu-abu dulu. Prikitiw!
Jujurly, nonton Jingga dan Senja ini menyeret saya ke nuansa Ada Apa dengan Cinta ala Dian Sastro dan Nicholas Saputra. Apalagi Abidzar yang masya Allah udah gede dan tampan ini tipikal cowok Indonesia kesayangan sejuta umat.
Dia ganteng, macho, gondrong, black sweet (kata anak 90-an), anak motor, pokoknya cowok banget. Ada yang sependapat dengan saya? Silakan tulis di kolom komentar.
Kita kenalan dulu sama full cast Vidio Original Series Jingga dan Senja yuk.
- Yoriko Angeline sebagai Jingga Matahari (Tari).
- Abidzar Al Ghifari sebagai Matahari Jingga (Ata) dan Matahari Senja (Ari).
- Giulio Parengkuan sebagai Angga.
- Keisya Levronka sebagai Fio, sahabat Tari.
- Amel Carla sebagai Nyoman, sahabat Fio.
- Sandy Pradana sebagai Ridho, sahabat Ari.
- Bebeto Leutualy sebagai Oji.
- Ruth Marini sebagai Fitri, ibu Tari.
- Abiyyu Barakbah sebagai Geo, adik Tari.
- Mikha Hernan sebagai Baron, sahabat Angga.
- Nadila Dilut sebagai Gita, sepupu Angga, pacar Ridho.
- Irgi Fahrezi sebagai Hendra, papa Ari dan Ata.
Sinopsis Vidio Original Series Jingga dan Senja
Jingga dan Senja berkisah tentang kenakalan remaja dibumbui cinta dan persahabatan ala anak SMA, dipoles intrik ala drama keluarga. Jingga Matahari (Tari) dan Matahari Senja (Ari), dua remaja yang dipertemukan oleh takdir.
Mereka bukan hanya memiliki nama mirip, melainkan juga dilahirkan pada momen sama, yaitu saat matahari terbenam atau kala senja.
Tari dan Ari bertemu di sekolah sama, SMA Airlangga. Mereka adalah junior dan senior. Pertama kali Ari melihat Tari saat hampir ditabrak sebuah mobil ketika menyeberang memasuki gerbang sekolah.
Episode-1: Pagi Berwarna Jingga
Pertemuan kedua mereka di lapangan olah raga. Tari bersama dua sahabatnya, Fio dan Nyoman dihukum guru hormat bendera karena berulah beberapa menit saat masuk kelas.
Ari menyusul dihukum karena datang terlambat. Melihat Tari kepanasan karena posisinya menghadang matahari, Ari dengan postur tubuhnya yang tinggi berinisiatif berdiri di depan Tari untuk melindunginya.
Fio dan Nyoman yang dikenal super kepo langsung menggoda Tari setelah hari itu. Dari keduanya pula Tari mengetahui bahwa Ari adalah kakak kelasnya yang dikenal jagoan SMA Airlangga dan sering tawuran dengan anak-anak SMA Brawijaya.
Pertemuan ketiga Ari dan Tari dalam suasana kurang mengenakkan. Tiba-tiba anak-anak SMA Brawijaya menyerbu SMA Airlangga. Tawuran tak terelakkan pecah hanya beberapa ratus meter dari gerbang sekolah SMA Airlangga.
Tari terjebak dalam bajai saat akan turun di depan gerbang sekolah. Ari datang melindungi dan menyeret Tari kabur dengan memanjat tembok sekolah.
Angga Resa Wijaya, pimpinan SMA Brawijaya melihat pemandangan tersebut. Sejak itu dia menarget Tari demi membalas dendam lama pada Ari.
Episode-2: Terbitnya Cowok Psycho
Ari dan Angga sebetulnya sahabat sejak kecil. Keduanya berubah menjadi musuh bebuyutan mana kala bersekolah di SMA berbeda.
Angga tiba-tiba meninggalkan Ari dan membiarkan sahabatnya itu diserang dua preman sendirian. Saat Ari meminta bantuan Angga, Angga malah pergi meninggalkan Ari.
Angga mendapatkan nomor ponsel Tari dari informannya yang bersekolah di SMA Airlangga. Cowok gondrong itu terus mengirimi Tari pesan berantai, juga telepon beruntun.
Tari dan Fio sempat mengira Nyoman adalah informan Angga. Pasalnya Nyoman paling mendukung Tari jadian sama Angga.
Ari rupanya mengetahui Angga mengincar Tari, terlebih setelah mengetahui nama panjang Tari yang sama dengan namanya juga nama kembarannya. Tanpa sadar Ari semakin terobsesi dengan Tari.
Ari pun memperingatkan Tari supaya jangan mau didekati Angga dan masuk dalam perangkap Angga. Sikap Ari justru membuat Tari makin penasaran dengan Angga hingga keduanya semakin dekat, bahkan hampir jadian.
Episode-3: Bersinar Terik tapi Dingin
Ari mendapat dukungan penuh Ridho dan Oji, dua sahabatnya untuk mendekati Tari dan menjauhkan Tari dari Angga. Sayangnya sikap Ari yang arogan dan galak, berbanding terbalik dengan Angga membuat Tari tak bersimpati pada kakak kelasnya itu.
Tari justru semakin sering keluar bersama Angga. Hal ini memicu hubungan Ari dan Angga, termasuk SMA Airlangga dan SMA Brawijaya semakin memanas. Ari bahkan nekat datang sendirian ke SMA Brawijaya memperingat Angga agar tidak mendekati Tari.
Fio dan Nyoman pun terpecah. Fio lebih mendukung Tari bersama Ari, sedangkan Nyoman lebih mendukung Tari dengan Angga. Tari pun memilih Angga. Akhirnya mereka kencan juga, meski belum resmi jadian.
Angga menasihati Tari jangan pernah takut sama Ari. Angga berjanji akan selalu berada di belakang Tari.
Episode-4: Berotasi 180 Derajat
Hubungan Angga dan Tari mulai terganggu manakala cowok lain muncul. Dia adalah Ata, tepatnya Matahari Jingga, saudara kembarnya Ari.
Pertemuan keduanya terjadi di tempat persewaan buku. Tari kaget saat mengetahui Ari memiliki kembaran.
Sejak kecil Ata dan Ari berpisah karena perceraian orang tua. Ari ikut papanya, sedangkan Ata ikut mamanya.
Ata berbanding terbalik 180 derajat dari Ari. Sekiranya Ata tak berkacamata, Tari tak bisa membedakan keduanya.
Pembawaan Ata lebih tenang, lebih sabar, lebih menyenangkan. Kehadirannya pelan-pelan menimbulkan rasa berbeda dalam hati Tari.
Episode-5: Tenggelam di Dua Hati
Masalah Ari semakin kompleks. Hubungannya dengan Tari tak kunjung membaik, saudara kembarnya hadir mendekati Tari, kemudian papanya datang membawa perempuan baru dan berencana menikah lagi.
Di sisi lain Angga akhirnya menunjukkan jati dirinya. Angga nekat menyekap Tari di salah satu ruangan SMA Brawijaya.
Angga memerintah Tari menghubungi Ari dan memintanya datang ke SMA Brawijaya menjemput Tari. Ari pun – tanpa diketahui Angga – meminta Ata datang menggantikannya.
Angga mengajukan syarat Ari bisa membawa Tari pulang. Ari harus berlutut di hadapannya disaksikan seluruh anak-anak SMA Brawijaya.
Momen Ari bertekuk lutut di depan Angga diabadikan anak-anak SMA Brawijaya. Video tersebut menyebar ke seluruh lini masa dan membuat Angga dan anak-anak SMA Brawijaya di atas awan.
Begitu Tari berhasil keluar dari lingkungan Brawijaya, Tari mengetahui satu hal. Sosok yang menjemputnya bukanlah Ari, melainkan Ata.
Episode-6: Satu Demi Satu Terkuak
Identitas informan Angga di SMA Airlangga terkuak. Dia adalah Gita, pacar Ridho. Gita ternyata sepupu terdekat Angga.
Ridho mulai mencerna seluruh kejadian yang dihadapinya. Mengapa setiap tawuran, anak-anak SMA Brawijaya gak pernah menyerang wajahnya. Ternyata itu permintaan Gita.
Kejadian Grace, kekasih pertama Ridho mutusin Ridho ternyata juga gara-gara Gita. Keduanya ke-gap lagi berduaan di kafe.
Angga setelah video Ari viral ternyata tetap gak puas diri. Dia justru semakin ingin membuat Ari menderita.
Perselisihan Ari dan Angga di sisi lain membuat hubungan Tari dan Ata makin dekat. Tari yang hatinya mulai oleng ke Ari terlupa karena kehadiran Ata.
Episode-7: Pengakuan Sang Matahari
Ujian Akhir Semester (UAS) tinggal seminggu lagi. Tari yang masih galau tentang hatinya mendapat peringatan dari ibunya agar mengutamakan sekolah.
Angga tiba-tiba datang saat Tari dan Ata sedang jalan berdua. Pertama kalinya Tari menyaksikan sisi lain dari Ata. Ata yang di matanya sopan, menyenangkan, gak suka berkelahi, malah terang-terangan menghabisi Angga, menghujaninya dengan pukulan di depan Tari.
Setidaknya gw gak pernah jadi orang lain buat ngebahagiaan lo.
Angga
Kata-kata Angga hari itu membuat Tari merasa harus mengejar kejujuran Ata. Ata pun akhirnya mengakui satu rahasia yang membuat Tari kecewa.
Episode-8: Senja Berwarna Jingga
Maaf ya, episode terakhir yang menjawab semua tanda tanya di tujuh episode sebelumnya saya skip. Silakan nonton sendiri atau baca novelnya. Hehehe.
Review Vidio Original Series Jingga dan Senja
Serial Jingga dan Senja yang berdurasi 40-50 menit per episode ini memiliki alur ringan dan relate banget sama kehidupan anak SMA.
Drama anak sekolah ini lazim kita jumpai sejak zaman kolonial sampai zaman milenial. Kalo ada cewek cantik, pasti jadi incaran cowok-cowok satu sekolah.
Demikian pula halnya dengan Tari. Penampilan gadis berambut panjang tanggung ini boleh sedikit nyentrik, dengan seluruh pernak-pernik berwarna jingga (oranye) di tubuhnya, mulai dari tas, gelang, bandana, sampai casing HP.
Tampilannya yang sedikit menonjol ini justru membuatnya semakin mudah dikenali. Angga sendiri mengakui senyum Tari sangat manis. Fio dan Nyoman mengakui Tari paling cantik di antara mereka.
Gak heran lah kalo Ari kepincut abis sama Tari. Namun, bukan itu sesungguhnya yang membuat Ari awalnya terobsesi dengan Tari.
Nama Tari yang unik, sebagaimana namanya dan nama Ata adalah daya tarik utama. Ari sendiri menyebutkan alasannya dalam surat pengakuan yang ditulisnya dalam buku tulis kimia yang diberikan Ridho dan Oji kepada Tari.
Banyak pesan moral yang bisa dipetik dari serial yang disutradarai Kuntz Agus ini. Mas Agus apik sekali memilih kepingan-kepingan novel Jingga dan Senja yang layak diabadikan dalam layar.
Dialognya juga kaya. Line ceritanya boleh tentang kisah kasih di SMA, tetapi pengayaan dialognya membuat serial Jingga dan Senja tak pernah membosankan. Saya senang novel yang awalnya direncanakan dalam bentuk film ini akhirnya diubah menjadi web series delapan episode.
Pas saya telusuri karya-karya sutradara bernama asli Agus Nugroho ini, hmmm, pantes aja. Agus adalah sosok di balik kesuksesan film Republik Twitter (2012) dan Surga yang tak Dirindukan (2015).
Berikut beberapa feel yang benar-benar berkesan buat saya pribadi selama hampir dua bulan mengikuti Vidio Original Series Jingga dan Senja.
1. Cewek cantik dan baik hati layak diperjuangkan
Zaman saya sekolah itu banyak anak-anak SMA yang cantik, tapi yang bonus attitude-nya cantik bisa dihitung sama jari. Makanya gak heran era 90-an itu ada celetukan, “Cewek cantik itu sombong.”
Saya rasa celetukan itu gak muncul dengan sendirinya kalo gak ada dasarnya. Ya faktanya emang yang banyak ditemui begitu.
Lo itu ketemu gue bukan sebuah kebetulan Tar. Lo sama gue ditakdirin buat bareng terus kayak benda dan bayangannya.
Ari
Tari tuh cantik, baik hati, pintar, meski secara personal emang nyebelin. Bukan apa-apa. Dia terlalu baik. Saking baiknya meluber kemana-mana, kesannya dia naruh hati sama cowok sana sini. Kesannya dia rakus sama cowok karena dekat sama Angga, simpati sama Ata, dan suka juga sama Ari.
Maaf untuk kejadian pas tawuran kemarin. Maaf juga untuk kejadian-kejadian yang akan datang nanti. Gak tahu kenapa gw merasa harus minta maaf dari sekarang.
Tulisan Ari di novel Seribu Warna Senja milik Tari.
Syukurlah di episode terakhir Tari bisa menentukan pilihan. Gak sia-sia Ari memperjuangkannya sejak awal. Menang telak ya Tari. Ari yang gak pernah pacaran sekalipun di sekolah, cuma ngelirik Tari dari awal sampai akhir.
2. Senior dan junior punya wilayah masing-masing
Aturan kantin atas adalah kantin senior, dan kantin bawah adalah kantin junior dalam serial Jingga dan Senja ini juga saya jumpai sejak dulu. Pas SMA, saya juga mengenal kantin-kantin khusus yang isinya senior semua, dan kantin-kantin mana yang isinya junior semua.
Saya masih ingat pas kelas 1 SMA mostly saya cuma makan di Kantin Bu Bauk. Waktu itu Kantin Bu Sony dikenal sebagai kantin senior, khususnya senior IPS. Kalo jalan melintasi kantin itu, harus permisi, minimal numpang lewat sama senior yang mungkin berpapasan sama kita.
Kalo saya pengen makan di kantin tersebut, ya ada jam-jam khusus di mana senior gak banyak nongkrong di sana. Biasanya sih pas jadwal ekstrakurikuler selepas jam 1 siang.
Pembagian wilayah ini memang gak ada aturan hitam di atas putih sih, cuma ya otomatis aja gitu. Ini gak cuma berlaku untuk kantin, tapi juga shelter, lapangan olah raga, bahkan rute pejalan kaki, misalnya kalo junior mau ke perpus atau ke TU ambil buku absen harus lewat sini atau sana, pokoknya sebisa mungkin gak melintasi kelas senior.
3. Jadilah orang tua yang dihormati anak, bukan ditakuti anak.
Ada tiga karakter orang tua diperlihatkan dalam serial Jingga dan Senja ini. Ari memiliki papa yang menerapkan pengasuhan serba tegas alias otoriter.
Tiger dad yang dipraktikkan Pak Hendra terhadap Ari tak jarang berlebihan. Pak Hendra menjadi sosok yang over-directive, sehingga merasa berhak mengatur hidup anaknya hingga hal terkecil sekalipun.
Dampaknya apa? Ari tumbuh menjadi anak nakal, suka bolos sekolah, tawuran, dan melawan sama orang tua. Ari kecil yang dikenal sebagai anak penurut berubah menjadi anak pemberontak.
Nah, kalo Pak Hendra tiger dad yang over-directive, lain cerita degan mama Angga. Aktris senior Roweina Sahertian yang memainkan peran ini berlaku seperti tiger mom yang over-protective. Pembawaan mama Angga yang lembut dan tenang berbanding terbalik dengan sikapnya.
Saya menarik kesimpulan alasan Angga begitu membenci Ari. Pasalnya Ari sejak kecil selalu bertindak pahlawan bagi Angga. Ari selalu melindungi Angga dan itu selalu dibahas mama Angga setiap kali Angga bonyok setelah berkelahi pulang ke rumah.
Mama Angga bahkan tegas meminta Baron untuk lebih bisa menjaga Angga di sekolah, sebagaimana yang dilakukan Ari dulu. Remaja laki-laki mana sih yang gak bete mamanya memperlakukannya seperti tuan putri?
Ibu Fitri, ibunya Tari menurut saya ter-daebak. Ibu Fitri menerapkan gaya pengasuhan lumba-lumba (dolphin). Bisa dibilang Ibu Fitri ini sosok fleksibel, bisa tegas sekaligus lembut sama anak.
Hidup itu memang ajaib. Pintar-pintar kamu aja menghadapinya gimana. Cara menghadapinya pakai akal dan rasa karena manusia punya dua hal itu.
Fitri, Ibu Tari.
Ibu Fitri punya ekspektasi dan punya aturan untuk menumbuhkan kemandirian putrinya. Saat Tari meminta pendapat ibunya tentang pilih Ata atau Ari, Fitri meyerahkan pada putrinya.
Sikap Fitri menjadikan Tari tumbuh menjadi anak gadis yang sangat menghormati ibunya. Dia gak segan membantu kerjaan ibunya sebagai penjahit, serta mendampingi adik semata wayangnya, Geo belajar. Fitri jadi teladan banget deh buat single mom.
4. Pentingnya menyembuhkan inner child
Ari dan Ata adalah saksi pertengkaran-pertengkaran hebat papa mamanya saat mereka masih kecil. Perceraian merupakan luka masa kecil (inner child) terdalam untuk anak.
Masa lalu tersebut membuat Ari tak memercayai siapapun kecuali dirinya sendiri. Dia menyesalkan ibunya hanya membawa Ata, saudara kembarnya, kenapa bukan dia?
Luka lama menjadikan Ari selalu bertanya-tanya tentang kekurangan dirinya. Semua orang pasti bertambah tua, tetapi tidak semua orang bisa dewasa dengan cara semestinya karena inner child ini.
Satu demi satu rahasia masa lalu Ari terkuak dari surat-surat yang dikirimkan ibunya ke rumah lamanya. Syukurlah Tante Lidya, tetangga Ari masih menyimpan surat-surat lawas itu dan memberikannya pada Ari ketika dewasa.
5. Sahabat sejati ada di saat susah senang
Kita gak bisa memilih siapa keluarga kita, tetapi kita bisa memilih siapa teman kita. Teman, terlebih sahabat selayaknya membantu kita menjalani kehidupan lebih bermakna dan menyenangkan. Kita gak boleh remehin arti teman sejati yang menemani kita dalam suka maupun duka.
Hidup ada pasang surutnya. Teman sejati tetap mendukung kita melalui masa-masa sulit, seperti Fio dan Nyoman yang selalu ada buat Tari.
Dua cewek humoris yang tergabung dalam Geng Bacot ini memberikan pelukan mereka untuk Tari yang sedang menangis, mendengarkan masalah Tari, selalu sukses menemukan cara menghibur Tari.
Pas Tari sedih, dalam sekejap keduanya hadir di sebelah Tari. Ya mungkin ini juga karena rumah mereka bertiga deketan.
Nasihat teman sejati selalu bisa diandalkan karena mereka memberi tahu kebenaran, bukan sekadar mengucapkan kata-kata yang sekadar menyenangkan kita. Teman yang baik membantu kita membuat pilihan tepat, meskipun itu berarti mengatakan sesuatu yang gak kita harapkan.
Angga memang protagonis di serial ini, tetapi dia juga memiliki teman sejati, yaitu Baron. Memang Baron sempat hendak mengkhianati Angga sebagai pemimpin Geng Brawijaya untuk menyerang SMA Airlangga usai ujian akhir. Untung saja Angga mengetahui hal tersebut dan rencana penyerangan dibatalkan.
Jingga dan Senja adalah akting pertama Abidzar Al Ghifari yang saya tonton. Sebelumnya saya tahu anak alm Ustad Jefri Al Buchori dan Umi Pipik Dian Irawati ini bermain film Balada Si Roy yang saya juga gak tahu nih, apakah sudah tayang atau belum di bioskop.
Kalo Yoriko Angeline kayaknya dari sisi pengalaman akting jauh lebih senior dari Abidzar. Yoriko sudah bermain di sejumlah film dan web series, antara lain series Dilan, Cek Toko Sebelah, Ustad Milenial, dan Kacamata Lani.
Duet Keisya Levronka dan Amel Carla sebagai Fio dan Nyoman gak bisa diabaikan. Akting mereka meski cuma second lead benar-benar bagus. Gak ada mereka kayaknya ini cerita bakal sepi, serius terus, gak ada lucu-lucunya.
Fio dan Nyoman mengingatkan saya pada sahabat-sahabat Cinta di AADC. Mereka benar-benar soulmate dari awal sampai akhir.
Akting semua pemeran utama dan pendukung Jingga dan Senja sangat bagus. Mereka tuh udah dekat banget kayak keluarga. Saya gak ngerti apakah tim produksi mengarantina mereka semua bareng-bareng beberapa waktu supaya bisa dekat dan saling memahami karakter masing-masing misalnya.
Selain cerita, saya suka dengan OST Jingga dan Senja. Surprise banget ternyata lagu Jingga dan Senja ini dinyanyikan langsung oleh Yoriko Angeline. Saya juga baru tahu kalo Yoriko ternyata mantan grup vokal (girlband) Teenebelle. Suaranya bagus banget.
Vidio Original Series Jingga dan Senja nyaris gak ada cacat, soalnya setiap satu episode kelar, saya suka kesal sendiri. Kenapa gak disiarkan dua kali seminggu aja sih? Atau sediakan fitur fast track. Bikin penasaran, bikin nagih.
Sampai saya tiba di pengujung episode terakhir yang rusak karena efek CGI. Mosok muka Tari kepotong sebelah sih? Apa gak diperhatiin tuh editingnya Mas Agus? Duh duh.
Saya tahu beberapa lokasi epik di serial ini syuting di Central Park Meikarta. Gara-gara serial ini juga saya penasaran dan rela jauh-jauh ke ujung Cikarang demi nyariin tempat ini. Hahaha. You know lah, Bekasi is not on Earth. Bekasi is another planet, makanya namanya Planet Bekasi.
Sayang aja, endingnya rusak karena green screen. Padahal mah pakai suasana alami aja kenapa sih? Gak harus background aneh-aneh karena dialog Ari dan Tari tuh udah seru.
Endingnya sendiri cukup membagongkan, entah alasannya apa, mungkin maksudnya kasih plot twist supaya ada season kedua, and YES, we want it. But, tetap kurang greget endingnya.
Semoga kalo Jingga dan Senja ada season keduanya, kisah cinta Ari dan Tari lebih kuat. Gitu loh request saya mas sutradara. Hehehe.
Terima kasih sudah membaca sampai akhir. Kamu udah nonton Jingga dan Senja juga? Ditunggu ya sharingnya di kolom komentar.
Leave a Comment