Kalo kita ngomongin wisata Pontianak, Tugu Khatulistiwa sudah lah pasti menjadi destinasi utama. Namun, tahu gak? Obyek wisata di Kota Seribu Parit ini bukan cuma itu aja. Ada banyak lokasi menarik, mulai dari yang masuknya gratis sampai berbayar.
Nah, kali ini saya pengen kasih rekomendasi lokasi wisata gratis di Pontianak. Saya sendiri nyaris gak percaya bahwa dengan nol rupiah, sehari penuh saya bisa menikmati wisata Pontianak tanpa bayar tiket masuk alias free.
Saya bisa berwisata budaya, wisata sejarah, melihat pertunjukan air mancur menari, masuk museum menyaksikan pameran kerajinan dan seni rupa, bersantai di taman dan hutan. Pokoknya terhibur banget deh.
Wisata Pontianak Gratis Bebas Tiket Masuk
Berapapun bujet traveling kita, selalu ada cara untuk menghemat anggaran. Biasanya kalo saya mengagendakan liburan ke luar kota, misalnya 3 hari 2 malam, saya akan menyisipkan satu hari untuk berwisata ke tempat-tempat gratis, sedangkan hari lainnya mengunjungi destinasi khusus yang memang sudah direncanakan sejak awal.
Inilah gaya traveling saya bersama keluarga. Istilahnya wisata ala ransel dan koper, mulai dari yang paling murah hingga paling mahal.
Apa saja wisata Pontianak gratis yang bisa kita kunjungi?
1. Waterfront Pontianak
Alamat: Jl Barito, Benua Melayu Laut, Pontianak.
Waterfront City Pontianak menjadi destinasi wisata baru di ibu kota Provinsi Kalimantan Barat sejak 2017. Panjangnya sekitar 600 meter (m) dengan lebar sekitar 8 m. Pengunjung bisa duduk di tempat duduk yang disediakan di sepanjang area rekreasi tersebut.
Lokasi ini paling menarik dikunjungi malam hari karena pesona lampu warna-warninya. Kita bisa menjelajah kuliner khas Kota Pontianak di sini setelah menyaksikan sunset petang.
Ada beberapa meriam karbit berukuran besar yang sering dinyalakan setiap perayaan kota. Ada juga tempat penyewaan skuter untuk anak-anak. Kalo kepepet maghrib, ada dua surau di sekitarnya.
2. Keraton Kadriyah Pontianak
Alamat: Jl Tanjung Raya 1, Dalam Bugis, Pontianak.
Keraton Kadriyah salah satu saksi bisu berdirinya Kota Pontianak. Lokasinya berada tepat di Muara Sungai Kapuas.
Kesultanan Kadriyah Pontianak merupakan Kesultanan Melayu yang didirikan Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie pada 1771. Beliau adalah Sultan Pontianak pertama.
Setelah Proklamasi Kemerdekaan RI 1945, Sultan Hamid II yang berkuasa di Kesultanan Kadriyah bergabung ke dalam NKRI, diikuti kerajaan-kerajaan Melayu lainnya di Kalimantan Barat.
Bangunan Keraton Kadriyah didominasi warna kuning. Kita bisa menikmati arsitektur bangunan yang indah, meriam-meriam peninggalan Jepang dan Portugis, singgasana raja, kaca seribu, sketsa lambang Burung Garuda yang dirancang Sultan Hamid II, dan foto-foto lawas yang mengisahkan silsilah kerajaan pada masanya.
3. Arboretum Sylva Universitas Tanjung Pura (Untan)
Alamat: Jl Jenderal Ahmad Yani, Bansir Laut, Pontianak.
Arboretum adalah ruang terbuka hijau tempat menanam dan memelihara vegetasi untuk tujuan penelitian dan pendidikan. Vegetasinya lengkap, mulai dari tegakan pohon, semak, rumput, dan tanaman berkayu lainnya yang bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan.
Perdana saya berkunjung ke Arboretum Sylva Untan pertengahan 2008. Waktu itu saya dan rekan-rekan saya di kampus akan melakukan ekspedisi ke Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya. Kami menginap di bivak Untan yang berada di dalam arboretum.
Kesan pertama saya maduk ke sana, wow, spektakuler banget. Luas sekali, mungkin dua atau 4-5 kali lebih luas dari arboretum yang kami punya di IPB. Hehehe. Ya iyalah, Heart of Borneo gitu loh.
Orang awam mungkin tahunya ini tuh cuma hutan, banyak pohon, burung, udah. Namun, jika kita mau belajar, Arboretum Sylva Untan adalah miniatur kekayaan plasma nutfah di jantung Kalimantan. Hutan kota ini dibangun sekitar Oktober 1989.
Tempat wisata alam ini berperan sebagai tempat koleksi keanekaragaman hayati, pengembangan hutan kota, pendidikan, juga sarana rekreasi dan hiburan.
Saya gak kebayang betapa panasnya Kota Pontianak, khususnya Kampus Untan jika arboretum ini tidak ada. Soalnya Kota Pontianak tepat dilalui garis khatulistiwa. Kebayang gak tuh panasnya.
4. Kampung Batik Kamboja
Alamat: Jl Tanjung Pura, Gang Kamboja Baru, Benua Melayu Laut, Pontianak.
Kampung Batik Kamboja adalah pusat batik daerah. Di dalamnya terdapat Rumah Batik Kamboja yang mewadahi seluruh pengrajin batik di Kota Pontianak. Kita bisa belajar membatik di sini.
Selain Rumah Batik Kamboja, rumah-rumah warga di daerah ini juga dihiasi aneka lukisam mural dengan warna-warni cerah. Cocok banget deh jadi tempat spot foto pengunjung.
Kawasannya kini tertata rapi, bersih, dan hijau, juga berdekatan dengan Waterfront City. Ada beberapa rumah tua yang memiliki nilai sejarah menjadi obyek wisata budaya.
5. Rumah Betang
Alamat: Jl Letnan Jenderal Sutoyo, Kelurahan Parit Tokaya, Pontianak.
Rumah Betang atau Rumah Radakng adalah rumah adat Suku Dayak Kalimantan. Betang yang artinya rumah panjang ini benar-benar panjang sekali karena dihuni oleh beberapa keluarga. Halamannya luas tempat melaksanakan berbagai upacara adat.
Rumah Betang adalah rumah panggung yang panjangnya berkisar 30-150 m, lebarnya 10-30 m, dan tinggi tiangnya 3-5 m. Wajar jika rumah ini disebut sebagai rumah adat terbesar yang ada di Indonesia.
Syarat pembangunan Rumah Betang juga gak sembarangan loh. Hulunya harus searah matahari terbit, sedangkan hilirnya searah matahari terbenam. Ini adalah simbol kerja keras masyarakat Dayak sepanjang hari.
Ini rumah replika, sebab aslinya kita akan menjumpai rumah ini dihuni masyarakat Suku Dayak. Selain Dayak, masyarakat Kalimantan Barat terdiri dari Suku Banjar, Melayu, Kutai, Paser, dan sebagainya.
Dulunya Rumah Betang tak hanya berfungsi sebagai rumah tinggal, tapi juga pusat kegiatan masyarakat tradisional, seperti belajar bersama, tempat berkumpul dan bermusyawarah, dan atraksi budaya.
6. Rumah Adat Melayu
Alamat: Jl Sutan Syahrir, Sungai Bangkong, Pontianak.
Melayu bisa dibilang salah satu suku terbesar selain Dayak di Pontianak. Rumah Adat Melayu dibangun di Kompleks Perkampungan Budaya, Jalan Sutan Syahrir Kota Pontianak. Bangunannya berdiri di atas lahan seluas 1,4 hektare (ha), terdiri dari tiga balai, yaitu Balai Kerja, Balai Pustaka, dan Balai Budaya.
Balai Kerja berfungsi sebagai Kantor Sekretariat Pertemuan Balai Rakyat, kios penjualan, dan taman bermain. Balai Pustaka berfungsi sebagai perpustakaan sekaligus tempat kajian budaya. Balai Budaya berfungsi sebagai ruang pertemuan dan ruang pengelola.
Arsitektur Rumah Adat Melayu di Kalimantan Barat sangat khas. Warnanya identik dengan kuning, yaitu simbol kejayaan dan kemakmuran masyarakat Melayu.
Atapnya segitiga dengan ketinggian sudut hingga 30 derajat untuk melancarkan sirkulasi udara di ruangan. Konstruksi bangunan hampir seluruhnya menggunakan kayu. Bentuk bangunannya rumah panggung.
7. Air Mancur Menari di Taman Alun Kapuas
Alamat: Jl Rahadi Usman Tengah, Pontianak.
Taman Alun Kapus memiliki tiga buah air mancur. Air mancur pertama berada di tepian sungai dekat replika Tugu Khatulistiwa. Air mancur kedua berada di tengah taman yang membatasi sisi kiri dan kanan taman.
Air mancur ketiga berada di depan tribun alun-alun dan merupakan air mancur menari. Air mancur ini hanya dinyalakan pada malam hari. Semburan airnya warna-warni karena efek pencahayaan. Air mancur ini seakan bergoyang mengikuti alunan musik yang mengiringinya.
Taman Alun Kapuas sudah dibuka sejak pagi, tepatnya pukul 06.00 WIB. Taman kota ini sering dijadikan tempat rekreasi keluarga karena dikeliling pepohonan rindang dan taman bunga.
Luas taman ini mencapai 3 ha dan bangunan pertamanya dikenal dengan nama Larive Park. Taman ini sudah beberapa kali direnovasi, mulai dari 1999 hingga 2016.
Selain lokasi swafoto, Taman Alun Kapuas juga lokasi olah raga, seperti lari dan jalan santai, didukung keberadaan jogging track di dalamnya. Lokasinya kini sudah tertata rapi, tidak kumuh lagi.
Kalo lapar, kita tinggal pergi ke bagian belakang taman yang berbatasan langsung dengan Sungai Kapuas. Banyak pedagang apung yang menawarkan jajanan menggunakan kapal. Mirip pasar terapung gitu deh.
8. Taman Digulis Pontianak
Alamat: Jl Jenderal Ahmad Yani Nomor 114, Bansir Laut, Pontianak.
Taman kota ini baru dibuka akhir 2016. Biasanya komunitas-komunitas sering ngumpul di sini, sekalian belajar, olah raga, atau rekreasi.
Taman Digulis bisa dibilang salah satu taman terindah di Kota Pontianak. Tempatnya terawat, bersih, dan rapi. Ada Tugu Digulis yang merupakan monumen bersejarah untuk mengenang jasa para pahlawan Serikat Islam di Kalimantan Barat.
Ada 11 tonggak berbentuk bambu runcing tertancap di tugu sebagai simbol 11 pejuang yang diasingkan ke Boven Digoel, Papua pada zaman kolonial. Nah, nama Digulis muncul dari nama tempat pengasingan tersebut.
Selain jogging track, Taman Digulis dilengkapi area untuk yoga, skatepark, lapangan tenis, bahkan ada playground anak juga loh. Kursi-kursi taman tersedia di sudut taman.
Sebuah rumah baca hadir di tengah taman. Taman baca tersebut dilengkapi perpustakaan digital dan kita bisa mengakses jaringan internet secara gratis.
9. Taman Hutan Pendopo
Alamat: Jl Veteran, Pontianak
Pontianak memang memiliki banyak taman. Wajar dong, di sini banyak hutan yang masih perawan alias virgin forest.
Hutan Pendopo dibangun bersebelahan dengan Kantor Gubernur Kalimantan Barat. Luasnya sekitar 2,3 ha.
Pemerintah daerah sengaja memperbanyak pembangunan taman untuk memfasilitasi lokasi rekreasi masyarakat. Warga tak perlu jauh-jauh mencari tempat wisata karena banyak taman bisa dikunjungi.
Di sini ada area jogging track juga loh. Taman sepedanya juga sedang dibangun dan targetnya diresmikan pertengahan tahun ini. Wah, seru banget gowes di sini ya.
10. Masjid Raya Mujahidin
Alamat: Jl Ahmad Yani, Pontianak.
Masjid Raya Mujahidin adalah masjid terbesar di Kalimantan Barat. Sejarah pendiriannya berawal dari Kongres Muslimin Indonesia 1953 di mana salah satu hasilnya mencanangkan pembangunan masjid raya di seluruh kota di Indonesia, tak terkecuali Pontianak.
Masjid Raya Mujahidin pertama kali dibangun 1974 dengan nama Masjid Mujahidin. Artinya untuk mengenang perjuangan umat Islam dalam berjihad di jalan Allah SWT.
Masjid ini dibangun di atas lahan seluas 6,4 ha dan selesai empat tahun kemudian. Presiden Soeharto meresmikan langsung masjid ini pada Oktober 1978, bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Kota Pontianak ke-207.
Tempat ibadah ini terdiri dari dua lantai, bisa menampung jamaah hingga sembilan ribu orang. Areal parkirnya luas, bisa menampung 1.600 kendaraan roda empat. Masjid Raya Mujahidin menjadi landmark Kota Pontianak karena arsitekturnya yang khas, menggunakan ornamen khas Pontianak.
11. Masjid Jami Pontianak
Alamat: Jl Tanjung Raya 1, Dalam Bugis, Pontianak.
Wisata religi di Pontianak tak lengkap rasanya tanpa datang ke Masjid Jami. Masjid yang dibangun 1771 ini langsung didirikan Sultan Pertama Pontianak pada Hari Selasa, Bulan Muharram, Tahun 1237 Hijriyah. Informasi ini tertulis di inskripsi huruf Arab yang ada di atas mimbar.
Mulanya Masjid Jami Pontianak hanya berupa langgar sederhana yang diperluas sekitar 1819 hingga 1855. Arsitekturnya unik dan mendapat banyak pengaruh dari arsitektur Jawa, Timur, Tengah, Melayu, dan Eropa.
Atapnya mirip atap bangunan-bangunan Jawa berbentuk tajug. Pada ujung tajug terdapat mahkota atau genta khas Eropa. Pintu masuk dan jendela masjid juga besar, dipengaruhi arsitektur Eropa.
Mimbar masjid berbentuk kubah khas Timur Tengah. Bangunan badan masjid berbentuk rumah panggung yang berkolong-kolong, khas Melayu.
Ada enam pilar besar menopang masjid sebagai lambang Rukun Iman. Setiap pilar dikeliling lima tiang kecil, melambangkan Rukun Islam.
Nyaris semua pilar dan tiang terbuat dari kayu ulin yang merupakan kayu eksotis dari Kalimantan. Masjid ini bisa menampung 1.500 orang.
12. Gereja Katedral Pontianak
Alamat: Jl Pattimura Indah Nomor 195, Darat Sekip, Pontianak.
Tahu gak? Paroki Santo Yoseph Katedral Pontianak adalah gereja katedral terbesar se-Asia Tenggara loh. Rumah ibadah umat Katolik ini pertama kali didirikan sejak 1908 oleh Prefek Apostolik Dutch Borneo Mgr Pacificus Bos, OFMCap.
Gereja ini kemudian diberkati pada 9 Desember 1909 dan sudah beberapa kali direnovasi. Bangunan gereja dirancang arsitek asli dari Kalimantan Barat dibantu tim khusus.
Model gereja mengacu pada arsitektur Corinten yang klasik, terlihat pada kubah bulat sebagai kubah utama, kemudian ada lagi kubah kecil di atasnya disebut Rotunda.
Gereja Katedral Pontianak sangat gotik. Patronnya zaman Bizantium abad keempat yang menyerupai keindahan Basilika Santo Petrus di Vatikan. Gereja ini bisa menampung hingga tiga ribu umat.
13. Vihara Bodhisatva Karaniya Metta
Alamat: Jl Kapten Marsan Nomor 33, Darat Sekip, Pontianak.
Vihara Bodhisatva Karaniya Metta berdiri 1906. Awalnya bernama Kelenteng Tiga Dewa Dewi yang merupakan gabungan dari tiga kelenteng, yaitu Kelenteng Dewi Samudera (Macou), Kelenteng Putera Naga (Tai Ce Ya), dan Kelenteng Kam Tian Tai Tie (Tua Pek Kong).
Namanya berubah menjadi Vihara Bodhisatva Karaniya Metta pada 1983. Kuil ini menggunakan konsep Empat Penjuru Langit dan Bumi Abadi Selamanya. Kelenteng di belakang lebih tinggi dari kelenteng di depannya.
Warna merah mendominasi rumah ibadah ini. Vihara Bodhisatva Karaniya Metta merupakan Cagar Budaya Kota Pontianak yang dilindungi undang-undang.
Ada tiga etnis Tionghoa tersebar dan menetap di Indonesia, tak terkecuali Pontianak. Mereka adalah Etnis Hakka, Tiochiu, dan Hokkian.
Kebanyakan kelenteng di Kalimantan berdiri di dekat pesisir. Kelenteng ini bahkan berdiri lebih dulu sebelum Sultan Abdurrahman membangun Kesultanan Kadriyah.
14. Museum Kalimantan Barat
Alamat: Jl Jenderal Ahmad Yani, Parit Tokaya, Pontianak.
Museum ini juga dikenal dengan nama Museum Negeri Pontianak. Museum ini terbuka untuk umum sejak Oktober 1983.
Pengunjung bisa menikmati koleksi benda-benda sejarah yang berasal dari keanekaragaman suku bangsa di Kalimantan Barat, seperti Dayak, Melayu, Banjar, bahkan Tionghoa. Ada tiga ruangan sejarah yang bisa kita eksplorasi.
Pertama, ruang pengenalan berisi koleksi geologi, geofisika, biologi, arkeologi, dan benda-benda sejarah. Ada baju resmi Kesultanan Kadriyah, uang kuno dari Asia, Eropa, Indonesia, bahkan Jerman.
Kedua, ruang budaya yang menyajikan keragaman budaya, religi, organisasi kemasyarakatan, mata pencaharian, pengetahuan, dan bahasa masyarakat di Kalimantan Barat. Ruangan yang berada di lantai dua ini menyimpan lukisan-lukisan kuno yang menceritakan kehidupan masyarakat tempo dulu.
Ketiga, ruangan keramik yang sangat unik. Ruangan ini memamerkan koleksi-koleksi keramik, seperti tempayan, piring, mangkuk, sendok yang berasal dari Cina, Jepang, Eropa,bahkan keramik lokal. Total ada lebih dari empat ribu benda sejarah disimpan di museum ini.
15. Kampung Wisata Kuantan
Alamat: Jl Imam Bonjol, Gang Kuantan, Kelurahan Benua Melayu Laut, Pontianak Selatan.
Kampung Wisata Kuantan berada di tepian Sungai Kapuas. Lokasi ini paling digemari anak muda, terutama saat hari libur dan perayaan. Nah, pas momen puasa kayak sekarang, kampung ini ramai jadi venue buka puasa bersama.
Kampung Wisata Kuantan berdiri sejak awal 2017 dibimbing Kelompok Sadar Wisata Benua Melayu Laut dibantu Bank Indonesia Kalimantan Barat. Kampung ini sangat hidup berkat warna-warni bangunan rumah milik warga yang didesain sedemikian rupa agar menarik pengunjung.
Banyak mural sejauh mata memandang. Tentu saja ini menjadi tempat favorit pengunjung untuk berswafoto sembari berwisata kuliner.
Buat kamu yang berniat liburan ke Pontianak, entah dalam waktu dekat atau masih sebatas rencana, pastikan memilih hotel yang relatif dekat dengan semua destinasi wisata Pontianak yang dituju. Ini sangat membantu, khususnya menghemat bujet perjalanan.
Apalagi keluarga yang punya banyak anak. Biasanya anak-anak suka gak sabaran di perjalanan. Sedikit-sedikit bertanya, “Udah sampai bun? Udah sampai pa?” Orang tuanya udah bete duluan dan liburan yang seharusnya menyenangkan menjadi ambyar seketika.
Selamat menyusun itenerary liburannya ya temans. Welcome to Pontianak.
Leave a Comment