Tepung beras untuk anak autis
Tepung beras untuk anak autis

Anak autisi tidak diperkenankan mengonsumsi sembarang makanan berbahan tepung-tepungan, khususnya tepung terigu, tepung tapioka, tepung singkong, tepung kentang, tepung ketan, tepung jagung, dan tepung kedelai.

Mereka hanya boleh mengonsumsi makanan berbahan tepung beras, tepung sagu, dan tepung sorgum. Ini terkait dengan diet bebas gluten yang dijalani anak autisi selama menjalani terapi, pemberian obat dan suplemen.

Saya biasanya mengolah aneka camilan putra saya yang autisi dari tepung beras dan tepung sagu. Tepung berasnya lebih bagus home-made alias buatan sendiri. Kadang saya beli berasnya sendiri sesuai jadwal rotasi dan eliminasi diet, masing-masing 1 kilogram (kg), baru saya giling ke tukang tepung.

Mengapa tepung berasnya harus dibuat sendiri? Kan banyak tuh yang jual tepung beras organik.

Alasannya karena rotasi menu makanan masing-masing anak autisi itu berbeda. Misalnya anak saya, Senin dia makan beras Inpari-32, Selasa Ciherang, dan Rabu Sertani.

Ini artinya Senin itu anak saya harus makan camilan dari tepung yang terbuat dari beras Inpari-32, Selasa makan camilan dari tepung yang terbuat dari beras Ciherang, Rabu makan camilan dari tepung yang terbuat dari beras Sertani. Begitu seterusnya sampai Minggu.

Saya menjalani rotasi dan eliminasi diet ini selama dua tahun. Setelah itu, saya sudah memberikan Rashif beras biasa sebagaimana yang dimakan keluarga. Kalau sekiranya ibu tidak sanggup menjalani rotasi beras berbagai jenis seperti ini, ya silakan saja berikan beras biasa pada anak. Tidak ada keharusan atasnya.

Perlu digarisbawahi bahwa Rotasi dan Eliminasi Diet ini dijalankan oleh anak autisi yang menjalani terapi Smart ABA. Diet ini bukan sembarang diet, sebab orang tua di bawah pengawasan dokter akan melakukan pemantauan terhadap anak menggunakan Tabel BALSH.

Apabila ada yang mengklaim tepung beras yang dijual organik, kita perlu memastikan jenis beras yang digunakan untuk membuat tepung beras tersebut. Kalau beras organiknya tidak ada pengawet, tidak pakai pemutih, tepung beras murni, baru deh silakan beli.

Kalo beli snack untuk autisi yang dijual online, boleh gak?

Jujur, saya pernah iseng searching penjual makanan online yang mengklaim snack buatannya aman untuk autisi atau anak berkebutuhan khusus (ABK). Pas saya lihat komposisinya, saya masih mendapati gula aren, madu, atau malah ada yang mengandung tepung tapioka atau tepung kentang.

Kalo kita tetap beli snack online untuk anak autisi kita, itu sama artinya kita membiarkan diet anak bocor. Daripada sia-sia, mending kita bikin sendiri snacknya di rumah.

Cara Membuat Tepung Beras

Pada dasarnya cara membuat tepung beras home-made itu simpel banget. Kita cuma butuh alat penepung untuk menghaluskan beras.

Banyak kok alat pembuat tepung beras mini yang dijual online. Kalo gak punya ya cukup pakai blender aja. Sebaiknya blender kaca ya.

Berikut adalah cara membuat tepung beras sederhana di rumah. Mudah kok, silakan dipraktikkan sendiri.

Bahan

  • Beras
  • Air untuk merendam
  • Blender
  • Saringan santan

Cara membuat

  • Cuci beras sampai bersih, kemudian rendam dalam air minimal enam jam.
  • Tiriskan beras setelah direndam sampai kering, hingga tidak ada lagi air rendaman yang menetes.
  • Siapkan blender, taruh beras secukupnya di dalam blender, kemudian haluskan.
  • Saring beras setelah dihaluskan dengan sharingan santan. Jika masih ada tepung yang menggumpal, haluskan lagi dengan blender bersama beras berikutnya.
  • Setelah semua beras disaring, sangrai beras sampai kering dengan wadah kaca, simpan dalam wadah tertutup.
  • Untuk hasil maksimal, jemur atau angin-anginkan sebentar beras yang sudah disangrai.
  • Bikin tepung beras home-made gak perlu terlalu banyak. Sesuaikan dengan kebutuhan pembuatan snack anak kita secukupnya, kecuali berniat menghaluskan beras ke tukang tepung di pasar tradisional.

Jenis-jenis Beras untuk Diet Anak Autisi

Beras adalah makanan pokok orang Indonesia, dari Sabang sampai Merauke. Sebagian besar varietas padi yang ditanam petani sekarang adalah Ciherang, Pandan Wangi, Mentik Susu, Inpari, dan IR-64 (Setra Ramos).

Pabrik-pabrik penggilingan padi sekarang banyak yang mencampur atau blending beberapa varietas beras untuk menghasilkan beras dengan karakteristik tertentu yang disukai konsumen. Dari sana muncul lah nama-nama baru, seperti beras-beras kemasan yang biasa kita jumpai di mini market.

Biasanya sih penggilingan padi yang memproduksi beras dengan mencantumkan label varietas, biasanya mereka menanam padi sendiri atau bekerja sama dengan petani atau kelompok tani tertentu. Kualitasnya sudah pasti terjamin.

Kedua, mayoritas penggilingan padi atau pedagang beras memproduksi atau menjual beras campuran dari berbagai varietas padi. Terjawab sudah mengapa harga beras yang mencantumkan nama varietas sedikit lebih mahal dari beras yang dijual biasa di pasaran.

Saya misalnya membeli 1 kg beras putih Ciherang dengan harga Rp 32 ribu per kg. Padahal, harga beras kualitas medium di pasaran hanya di kisaran Rp 9.300-10.800 per kg.

Alasan lain beras organik lebih mahal karena bebas pestisida dan zat kimia berbahaya lainnya. Beras organik diproses alami, tanpa bahan kimia, mulai dari penyiapan lahan, penyiangan, pemupukan, hingga pemanenan. Beras organik bebas pemutih dan lebih rendah kolesterol.

Beli beras organik di mana?

Beberapa teman yang DM saya mengeluhkan sulitnya memperoleh beras organik dengan banyak varian. Kebanyakan alasannya karena tinggal di desa, jauh dari kota.

Nah, berikut saya merekomendasikan tempat-tempat pembelian beras organik yang bisa kita beli online. Postingan berikut sama sekali gak mengandung iklan loh, soalnya saya pakai sendiri. Hehehe.

1. Beras Organik Pringkasap

Saya pakai empat jenis beras dari Pringkasap, yaitu Ciherang, Sertani, Inpari-32, dan Inpari-24 (Beras Merah). Kebetulan petani yang mengembangkan produk-produk beras organik ini adalah alumnus IPB.

Namanya Mas Dedi Mulyadi, asal dari Desa Pringkasap, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Subang. Mas Dedi ini lulusan Teknologi Produksi dan Pengembangan Masyarakat Pertanian (TPPMP) IPB.

Mas Dedi membentuk Komunitas Petani Organik Paguyuban Bumi Mandiri sejak 2012. Bersama-sama mereka mengembangkan solusi pertanian menggunakan Pupuk Organik Hayati (POH) DEKA untuk mengembalikan kesuburan tanah dan menerapkan pertanian organik.

Beras organik Pringkasap terdiri dari beras putih, beras merah, dan beras hitam. Harga jual Rp 20-30 ribuan dan semua dikemas dengan kemasan vakum.

Saya paling banyak beli beras ini karena produsennya bukan cuma memproduksi beras, tapi juga bisa saya minta tolong untuk membuatkan saya tepung beras per jenis untuk diet komprehensif Rashif. Alhamdulillah. Buat yang butuh bantuan sama seperti saya, bisa pesan di nomor berikut.

2. Beras Organik Botanik

Saya pakai dua produk beras organik keluaran Botanik, yaitu Pandan Wangi dan IR64 (Setra Ramos). Pandan Wangi adalah beras kesukaan si kembar. Soalnya benar-benar wangi pandan, tapi organik loh.

IR64 sangat bagus setelah dibuat tepung. Soalnya berasnya beras pecah, jadi gak terlalu lengket, plus garing setelah menjadi olahan makanan, seperti aneka keripik dan kerupuk.

Botanik adalah beras organik asli petani Bondowoso yang dibina dinas pertanian setempat. Produknya berupa beras aromatik dan nonaromatik. Contoh beras aromatiknya ya seperti Pandan Wangi.

Beras organik Botanik dijual dalam kemasan vakum dengan berat 1 kg dan 5 kg. Variannya banyak, mulai dari beras merah, beras hitam, beras cokelat, dan aneka beras putih. Kisaran harganya Rp 21-32 ribu untuk ukuran 1 kg dan Rp 83 ribu untuk ukuran 5 kg.

Botanik sudah mendapat sertifikasi organik nasional SNI, menyusul sertifikat internaisonal BioCert. Beras ini siap ekspor ke Jepang.

3. Beras Organik Sertanio

Sertanio adalah beras organik petani-petani Banyuwangi. Beras ini diproduksi PT Sirtanio Indonesia, salah satu pioner produsen beras organik di Indonesia.

Sertanio mengantongi sertifikat organik dari Lembaga Sertifikasi Organik Seloliman (LeSOS). Beras organik satu ini kualitas ekspor loh.

Produk-produk Sirtanio dikirim ke sejumlah negara, seperti Cina, Amerika Serikat, Italia, dan Australia. Jenis berasnya, antara lain Belambangan A3 (Beras Merah), Melik A3 (Beras Hitam), dan Sunrise of Java. Kisaran harganya Rp 18-30 ribu per kg.

4. Beras Organik Hotel

Beras Hotel satu-satunya beras organik bebas gula di Indonesia yang sudah bersertifikasi nasional dan internasional dari INOFICE. Biasanya beras ini paling banyak dikonsumsi penderita diabetes, cocok lah dengan anak autisi yang menjalankan diet gula.

Produknya cukup variatif, mulai dari beras putih, beras merah, dan beras cokelat. Jenisnya antara lain Mentik Susu, Pandan Wangi, dan Kepala Super. Produk unggulannya adalah Sugar Free White Rice Organic karena teruji rendah gula.

Beras Hotel bebas bahan kimia berbahaya, tanpa pestisida, dan tanpa pewarna. Beras ini diproduksi dan dikemas dengan teknologi modern kualitas terbaik.

Produk-produk brand ini memang paling mahal dibanding tiga brand yang lebih dulu saya bahas sebelumnya. Harganya Rp 71 ribu per 2 kg untuk jenis Pandan Wangi dan Mentik Susu. Beras merahnya dijual Rp 63 ribu per kg, beras hitam Rp 40.800 per 800 gram, dan beras putih bebas gula Rp 85 ribu per 2 kg.

Beras Hotel juga memproduksi tepung beras organik loh. Ini nilai plus buat ibu-ibu anak autisi yang mengonsumsi beras ini. Ada tepung beras putih organik, tepung beras merah organik, tepung beras hitam organik dan tepung kacang hijau organik yang aman dikonsumsi autisi.

Semua beras-beras di atas bisa dibeli juga di marketplace, seperti Shopee, Blibli, Tokopedia, Bukalapak, dan sebagainya. Saya pribadi, berhubung anak saya terapi di KIDABA, ada KIDABA Shop yang menjual aneka jenis beras organik dari multibrand, seperti:

  • Beras putih Inpari-32
  • Beras putih Ciherang
  • Beras putih Sertani
  • Beras putih Pandan Wangi
  • Beras putih Mentik Susu
  • Beras putih IR64 (Setra Ramos)
  • Beras putih Sintanur
  • Beras putih Caesar
  • Beras merah Inpari-24

KIDABA Shop juga menjual aneka minyak goreng yang aman untuk autisi, seperti minyak kanola, minyak biji bunga matahari (sunflower), minyak rice bran, minyak kelapa, minyak lemak ayam, dan minyak sawit. Ada juga aneka daging dan ikan, seperti ayam organik, bebek, sapi, kambing, puyuh, dan gurami.

Toko ini buka pukul 08.00-17.00 WIB. Buat yang berminat bisa langsung menghubungi perwakilan KIDABA Shop via Whatsapp di bawah ini.

Mau pilih beras organik atau beras non-organik itu kembali lagi pada orang tua anak. Tidak ada paksaan anak autisi wajib mengonsumsi produk organik. Ini hanya berupa anjuran, supaya bahan-bahan makanan yang masuk ke tubuh anak kita lebih terjamin kualitasnya.

Hal yang penting adalah orang tua memberikan makanan yang boleh diberikan, dan tidak memberikan makanan yang tidak boleh diberikan untuk anak-anak autisi kita. Perhatikan lagi aturan diet komprehensif untuk anak autisi yang pernah saya tulis di postingan sebelumnya.

Semoga informasi ini bermanfaat bagi yang membutuhkan, khususnya ibu-ibu yang baru mulai membersamai putra-putrinya yang autisi. Tetap semangat ya ibu. Allah SWT bersama kita.

Share:

11 responses to “Cara Membuat Tepung Beras untuk Diet Anak Autisi”

  1. ameliatanti Avatar

    Aku masih pake beras merah @jagapatidotcom yang menurutku enaaaak banget mbak, pulen dan lembut.Ga terlalu pera, jadi anak anak malah seneng.

    Kagum dengan semangatmu mbak, Insya Allah berbuah manis dan anak anak menjadi penghias rumahmu kelak dunia wal akhirat aamiiin yra

  2. Okti Li Avatar

    Baca postingan ini saya malah jadi tahu aneka beras organik serta dimana kalau mau mendapatkannya. Tidak hanya sekadar diet aman untuk para autisi itu bagaimana…
    Btw soal bikin tepung, saya seminggu sekali juga bikin tepung beras. Tapi ini mah tepung beras nya buat bikin gorengan teri. Hehehe

  3. Katerina Avatar

    Aku salut dengan keteguhan mbak untuk menjaga diet anak mbak agar tidak bocor dengan cara bikin snack sendiri. Dari sini aku pun mendapat pengetahuan tentang cara membuat tepung beras diet anak autis. Dan aku senang sekali dari tulisan mbak ini aku dapat informasi tempat pembelian tepung beras organic terpercaya. Terima kasih ya mbak 🙂

  4. Dian Avatar

    salut dgn upaya nya mbak, semoga dimudahkan ya mbak
    makasih juga, dgn tulisan ini aku jadi tahu dmn tempat pembelian tepung beras organik

  5. Maria G Soemitro Avatar

    Wah baru tau saya bahwa gak hanya tepung terigu. Juga tepung tapioka, tepung singkong, tepung kentang, tepung ketan, tepung jagung, dan tepung kedelai
    Karena setau saya cuma tepung terigu yang menghasilkan gluten
    He he saya anggota DPKLTS yang concern ketahanan pangan dan Akhirnya belajar tentang dampak makanan pada autism
    Saya juga baru tau kalo berasnya harus beda beda, kenapa ya Mbak?

    1. Mutia Ramadhani Avatar

      Iya betul ambu. Kentang misalnya, dalam bentuk alami memang gak mengandung gluten. Tapi kentang ini mudah mengalami kontak silang kalo bersinggungan dengan makanan dan zat tambahan lain di saluran cerna anak autisi kita.

      Kalo jagung, itu karena di Indonesia tanaman ini paling banyak menggunakan pestisida dan herbisida glifosat yg berbahaya untuk anak autisi. Kandungan asam lemak omega-6 tertinggi, yg juga bisa bikin peradangan di saluran cerna anak autisi kita. Kalo di kita-kita yg sehat mah hal-hal kayak gini gak ganggu sama sekali, malah menyehatkan. Beda sama anak autisi yang pencernaannya itu sangat sensitif sekali.

      Jagung menurut sejumlah penelitian di luar negeri hampir sama dengan biji-bijian dan kacang-kacangan (termasuk kedelai) pada umumnya yg paling mudah terpapar jamur. Kalo gak salah ada lebih dari 46 isolat jamur bisa terkandung dalam biji jagung yg ujungnya warna putih itu ambu.

      Makanya pilihannya adalah mengeliminasi sementara jenis-jenis makanan tersebut. Cuma sementara kok ambu, gak selamanya anak diet begini. Kalo anak sudah sembuh, biasanya kalo usia terapinya pas balita, itu pas SD atau SMP sudah bisa dibocorkan sedikit demi sedikit dietnya.

      Beras beda2 dan dirotasi itu karena anak saya dipantau dengan tabel BALSH ambu. Pada beberapa anak autisi, jenis beras tertentu bisa berpengaruh negatif juga. Ini juga sifatnya sementara. Kalo misalnya dalam setahun atau beberapa waktu pengamatan nanti ternyata tidak ada efek negatif, saya bisa gak merotasi beras lagi. Jadi bukan cuma beras diganti tiap hari, tp saya juga mencatat item per item perbaikan/perburukan perilaku anak saya pakai indikator BALSH ambu.

      Ribet ya ambu 😭 tapi beginilah ambu ikhtiar kita mengejar kesembuhan untuk anak kita. Semoga Allah kuatkan bahu-bahu kami.

      Terima kasih sudah berkunjung ambu.

  6. fennibungsu Avatar

    Jaga kesehatan anak agar dietnya tidak bocor jadi masukan dan inspirasi buat para ibu dan orangtua, agar asupan yang masuk tepat guna

  7. Shinta Asrini Avatar
    Shinta Asrini

    memang harus telaten dan mau cari info banget yaa mba sebagi ibu tuh, apalagi untuk anak autis, aku baru tau nih kalo ternyata harus bikin sendiri tepung berasnya, itu based on konsultasi sama dokter juga alias rekomendasi dari dokternya ya mba?

  8. @nurulrahma Avatar

    Semangaaattt mba Mutia!
    Semogaaa cinta kasih sayang Bunda, bisa dirasakan oleh anak, yaaaa
    Dari artikel ini, saya malah jadi tahu aneka beras organik
    juga makin paham dimana kalau mau mendapatkannya.

  9. yellsaints Avatar

    Ternyata ketat banget diet untuk anak autis ya mba. Untuk beras makanannya harus benar2 dikontrol, luar biasa buat buibu yang mempunyai anak autis. Semangat terus.

Leave a Comment