My Lecturer My Husband akhirnya selesai juga di episode kedelapan pada Jumat, 15 Januari 2020. Thank God, serial komedi romantis Indonesia ini gak kayak wafer Tango yang tayangnya berlapis-lapis, apalagi ngikutin Si Aldebaran, idola baru emak-emak jaman now di sinetron Ikatan Cinta yang sampai 100 episode lebih masih aja belum kelar kabarnya. Ampun DJ.
Ada yang tahu gak kenapa tiba-tiba saya pengen nge-review serial yang diangkat dari cerita Wattpad ini?
Udah ketebak lah. Ya gara-gara Reza Rahadian.
Sejak dia masih jadi artis FTV SCTV dulu, saya gak bisa move on dari akting-aktingnya. Dulu pas masih kuliah saya udah pernah prediksi, ini Si Reza someday bakal sepopuler Nicholas Saputra nih.
Eh, beneran dong, bahkan menurut saya lebih. Hehehe. Sorry yaaa buat fans-nya Rangga AADC. Gak ada maksud mau bilang Reza lebih keren dari Nicholas loh. Mas Rangga sendiri masih mendapat tempat kok di hati saya sampai sekarang. Acieee.
Nyaris semua film yang ada Reza-nya pasti saya tonton. Entah lah itu saya langsung premier di bioskop, nonton versi CD/ DVD, nonton tayangan ulang di televisi, di YouTube, atau ya di TV berlangganan We TV kayak serial terbarunya Reza yang mau saya review ini.
Film-film Reza paling berkesan bagi saya, antara lain Emak Ingin Naik Haji (2009), 3 Hati 2 Dunia 1 Cinta (2010), Test Pack (2012), Perahu Kertas (2012), My Stupid Boss (2016), Critical Eleven (2017), Twivortiare (2019), dan Imperfect (2019).
Jadi VIP WeTV Demi My Lecturer My Husband
Pas Prilly Latuconsina tiba-tiba update foto tukeran cincin sama Reza di Instagramnya, saya sempat shock dong. Bagai kesetrum listrik tegangan tinggi, tengah malam saya kebangun trus cek hp, whattt? Beneran nih Prilly-Reza lamaran?
Gak butuh waktu lama, bak detektif yang kepo level akut, jiwa ke-wartawan-an saya yang udah setahun terkubur bangkit kembali. Wkwkwk. Saya telusuri berbagai sumber dan jejak digital. Akhirnya saya tahu itu cuma trik marketing untuk mempromosikan serial terbaru keduanya.
Alhamdulillah, kata saya dalam hati. Whattt? Emang apa hubungannya? Wkwkwk. Kirain hari itu bakal jadi Hari Patah Hati Nasional untuk kesekian kalinya.
My Lecturer My Husband tayang eksklusif di aplikasi berlangganan WeTV. Saya langsung donlot dan nonton episode pertama. Kebetulan masih gratis tuh episode pertamanya karena saya baru nonton perdana setelah episode dua keluar. Pas mau nonton episode kedua eh harus jadi subscriber VIP dulu.
Rupanya WeTV cuma menayangkan free serial ini beberapa episode pertama saja. Setiap muncul episode terbaru, itu udah pasti VIP.
WeTV adalah aplikasi penyedia layanan video yang menampilkan serial drama-drama Asia, khususnya Cina, Taiwan, Korea, dan Indonesia. Menariknya beberapa serial Asia di sini sudah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia loh. Pantes aja awal-awalnya kok saya heran baca cover drama Taiwan, tapi judulnya Indonesia.
Kebanyakan video dan drama di WeTV ini bisa kita tonton gratis, kecuali yang ada label VIP-nya. Gak usah khawatir, langganan jadi VIP WeTV cuma bayar Rp 16.500 per bulan kok. Murceu kan? Apalagi pas pandemi begini, banyak yang cari hiburan tontonan lewat ponsel tanpa harus keluar rumah.
Review My Lecturer My Husband
Serial My Lecturer My Husband digarap sutradara kondang Monty Tiwa. Ini juga alasan kedua yang bikin saya pengen nonton. Soalnya filmnya Reza yang Critical Eleven dan Test Pack juga disutradarai Mas Monty Tiwa. Nah, gimana saya gak penisirin nonton serial terbaru yang juga tayang di i-flix ini?
Serial produksi MD Pictures ini berkisah tentang Inggita Almira Arundati alias Inggit (diperankan Prilly Latuconsina), mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi yang sangat membenci dosennya bernama Sadewa Bentara Arya alias Arya (diperankan Reza Rahadian). Siapa sangka jika keduanya terpaksa menikah dan hidup bersama karena perjodohan keluarga.
Sebelum melanjutkan, saya mau kasih tahu kayaknya episode demi episode yang bakal saya bahas berikut bukan sinopsis, melainkan spoiler abis. Jadi, buat yang gak suka spoiler, mending diskip dan lanjut ke page berikutnya aja ya. Hehehe.
Episode-1
Cerita dibuka dengan kekesalan Inggit begitu menyadari cuma dirinya yang mendapat nilai C di mata kuliah asuhan si dosen killer, Arya. Inggit tak habis pikir sebab dia merasa telah mengikuti materi kuliah dan mengerjakan semua tugas yang diberikan Pak Arya dengan baik.
Maklum, Inggit dikenal sebagai salah satu mahasiswa cerdas di kampus. Tentu saja dia gak rela diganjar C untuk mata kuliah 3 SKS.
“IP gw dibunuh sama si dosen killer,” begitulah kira-kira curhatan Inggit kepada sahabat-sahabatnya di perpustakaan, juga kekasihnya, Tristan (diperankan Kevin Ardilova).
Semua menyarankan Inggit menghadap Pak Arya dan meminta diberi solusi untuk bisa memperbaiki nilai. Inggit pun menurut.
Gadis berambut pendek sebahu dan bertubuh mungil itu memberanikan diri bertemu Pak Arya di ruangannya. Inggit bermaksud ingin meminta tugas untuk perbaikan nilai di Sistem Informasi Akademik (SIA).
Tampang Arya udah galak sejak Inggit minta izin masuk ke ruangannya. Beberapa ucapan Arya ke Inggit emang nyebelin banget.
“Kok mendengus? Pilek ya? Pakai masker dong. Bahaya loh bawa virus ke sini. Kalo saya ketularan gimana? Kalo saya gak bisa ngajar?”
“Saya penting loh pak menghadap bapak ke sini.”
“Trus kamu pikir 40 mahasiswa lainnya gak penting? Saya kan nilai mereka satu per satu.”
“Maaf pak.”
“Saya kasih waktu 30 detik mulai dari sekarang. Saya gak punya waktu. Sibuk. Silakan kamu keluar.”
Pokoknya Inggit betul-betul penuh perjuangan menghadapi Arya demi perbaikan nilainya. Singkat cerita masalahnya kelar dan Inggit mendadak harus pulang ke Jogja lantaran bapaknya sakit keras dan dirawat di rumah sakit.
Dari sini lah mimpi buruk Inggit dimulai. Inggit yang dibesarkan sebagai putri satu-satunya, nurut sama orang tua, ditambah kondisi bapaknya kritis diminta menikah dengan seorang pria yang dijodohkan untuknya.
Dunia seperti kiamat seketika begitu Inggit mengetahui pria yang akan menikahinya tak lain adalah Arya, dosen yang paling ia benci. Reaksi Arya malah berkebalikan. Dia justru gak kaget karena sudah mengetahui rencana ini sejak tiga bulan sebelumnya.
Inggrit sebelumnya telah mencoba menghubungi Tristan dan memohon pada kekasihnya itu agar menyusul ke Jogja, menjelaskan kepada bapaknya bahwa mereka adalah sepasang kekasih. Tristan menolak karena belum siap menikah. Ia masih ingin menyelesaikan kuliahnya dan menjadi dokter hebat.
“Aku belum siap Nggit. Aku akan ngelakuin apa aja, kecuali.”
“Kecuali ini kan?”
“Maaf Nggit, aku ngecewain kamu. Tolong kasih aku waktu untuk wujudkan impian aku. Aku gak boleh gagal Nggit.”
Inggit tak punya pilihan selain menyetujui keputusan bapaknya. Akhirnya Inggit dan Arya menikah dan keduanya tinggal serumah di Jakarta.
“Inggit, saya tahu kamu sudah punya pacar. Kamu tenang aja. Saya tidak akan menyentuh kamu kalo kamu tidak mengizinkan. Dan kalo kamu mau saya merahasiakan ini semua dari kampus, saya bersedia.” Demikian janji Arya kepada Inggit.
Episode-2
Tristan berusaha meminta maaf pada Inggit sepulangnya Inggit ke Jakarta. Namun, pria itu masih belum mengetahui kekasihnya telah diperistri orang lain.
Meski marah dan kesal, Inggit tak bisa memungkiri kalo dirinya benar-benar mencintai Tristan. Keduanya terus menjalin hubungan meski status Inggit telah berubah.
Arya diam-diam mengamati gerak-gerik Inggit dan Tristan. Udah ketebak lah ya, di serial ini Arya tuh walaupun dosen killer, tapi cinta mati sama Inggit.
Setiap hari Arya rajin menyiapkan sarapan untuk Inggit. Inggit ternyata menyukai nasi goreng buatan Arya.
Lama-lama Arya mulai merasa gak nyaman dengan hubungan Inggit dan Tristan. Inggit masih bersikap seolah mereka bukan suami istri. Pulang ke rumah sesuka hati, bahkan sampai tengah malam.
“Kita kan sudah punya perjanjian. Di Jogja kita nikah, di sini kita hidup masing-masing aja kali pak.”
“Ya betul, tapi ada syaratnya. Harus ada batas. Di luar saya dosen kamu, tapi di rumah ini saya suami kamu. Di kampus kamu bebas melepas cincin kamu kapan aja, tapi itu gak mengubah status kamu sebagai istri saya.”
Tampaknya semesta berpihak pada Arya. Mendadak pemerintah Provinsi DKI Jakarta memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk memutus rantai penyebaran virus corona.
Ini artinya Inggit gak bisa bebas lagi ke luar rumah, bertemu dengan teman-temannya, termasuk Tristan. Semua aktivitas perkuliahan dilaksanakan daring.
Suka gak suka Inggit harus membiasakan diri 24 jam di rumah, tinggal seatap dengan Arya. Lucu banget deh bayangan-bayangan liar Inggit terhadap Arya.
Inggit sempat ingin kabur ke rumah Iim, sahabatnya untuk tinggal sementara di sana. Rencananya gagal karena ketahuan Arya.
Scene-scene komedi kehidupan ala pasangan dosen-mahasiswa ini dimulai. Bikin ngakak abis, terutama saat Arya ngebet banget pengen dimasakin sama Inggit. Inggit bahkan sempat memanggil Arya dengan panggilan om.
“Nggit, kita makan apa ya siang ini?”
“Makan hati,” jawab Inggit dari kamar mandi.
“Wah, saya suka itu.”
Alhasil Inggit perdana bikinin bakwan buat Arya. Eh, tahunya bakwannya gagal dan dikoreksi abis sama Arya.
“Bakwannya dari teksturnya kurang crunchy, kemudian terlalu asin, terlalu banyak garam, ya kayak bakwan bohongan. Kan saya berpendapat, apa salahnya?”
“Ya cocok sih. Kita kan bukan suami istri beneran. Pas jadinya. Bakwan bohongan, buat suami bohongan.”
Episode-3
Inggit merasa semakin tertekan sama Arya. Padahal mereka tinggal di rumah Inggit yang diberikan bapaknya. Inggit merasa semua gerak-geriknya di rumah diatur dan diawasi Arya.
Mereka kemudian membuat peraturan tentang pembagian wilayah kekuasaan di rumah yang mereka tinggali bersama. Nah, berhubung ini adalah rumah Inggit, Inggit punya hak menyusun peraturan sendiri.
Mulai lah gadis manis itu berkicau. Pertama, Arya dilarang memajang apapun di rumah, termasuk foto pernikahan mereka berdua.
Kedua, Inggit tidak suka Arya melarangnya bertemu Tristan. Peraturan kedua ini ditolak mentah-mentah oleh Arya. Kesepakatannya, Tristan dilarang datang ke rumah Inggit dan Arya.
“Tristan dilarang datang ke rumah ini. Tidak ada satu laki-laki pun berhak masuk dan datang ke rumah ini. Ingat, kita berada dalam ikatan perkawinan yang sah. Saya ikuti peraturan kamu nomor satu, kamu ikuti peraturan saya. Deal?”
Ketiga, Inggit menempeli seluruh bagian rumah menandai batasan jarak untuk mereka berdua, mulai dari kamar mandi, kamar tidur, hingga dapur.
Arya pun gak mau kalah. Dia mengatur penggunaan AC hanya dua jam sehari, TV hanya boleh menyala dua jam sehari, Inggit cuci piring pagi hari dan Arya sore hari, dan sebagainya. Arya bahkan membatasi Inggit boleh streaming drakor favoritnya hanya Sabtu Minggu. Sisanya dia harus belajar.
Benar saja, belum sehari peraturan berlaku, bukannya tambah damai sentosa, malah eskalasi perang antara keduanya meningkat.
“Gila ya Mas Arya. Streaming gak boleh, apa gak boleh. Tuhan aja ngasih oksigen gratis.”
“Ya saya kan bukan Tuhan.”
“Ya alhamdulillah. Karena kalo Mas Arya Tuhan, semua manusia di muka Bumi ini maunya jadi ateis.”
“Kalo saya Tuhan, saya akan bikin semua manusia gak keras kepala kayak kamu.”
Episode tiga ini juga disisipi adegan manis yang gak sengaja terjadi antara Inggit dan Arya. Misalnya saat Arya melihat Inggit tertidur dengan kondisi laptop masih menyala. Arya bermaksud menutup laptop Inggit, tapi yang ada wajah keduanya malah bertemu dalam jarak dekat.
Ada juga adegan di mana Inggit dan Arya harus pura-pura mesra saat menjawab video call dari bapak ibu Inggit di Jogja.
Bagian yang paling bikin deg-degan adalah saat Inggit video call sama Iim di kamar dengan kondisi pintu kamarnya terbuka. Arya tiba-tiba masuk ngomelin Inggit yang meninggalkan handuk sembarangan di wastafel.
Fyuh, hampir saja rahasia mereka terbongkar kalo saja Inggit gak spontan menutup kamera depan laptopnya, dan signal di ponsel Iim tiba-tiba nge-freeze.
Cerita My Lecturer My Husband versi serial TV sengaja disetting saat pandemi Covid-19. Tristan yang merupakan salah satu mahasiswa berprestasi diminta menjadi volunteer dari kampusnya untuk melayani masyarakat yang menjadi pasien Covid-19 di rumah sakit.
Ini berarti Tristan kemungkinan dalam waktu lama tidak bisa berjumpa Inggit. Tristan pun mengabarkan Inggit terkait penugasannya itu. Mereka berbicara di telepon dan keesokan harinya bertemu singkat di depan rumah sekadar melepas rindu, kemudian berpamitan.
Arya tanpa sengaja mendengar percakapan Inggit dan Tristan. Dia tahu Inggit pasti sangat sedih gak bisa bertemu Arya entah berapa lama, gak ada yang tahu.
Supaya Inggit terhibur, Arya pagi harinya bikin surprise dibantu sama ibunya Inggit via telepon. Arya menyiapkan sarapan makanan kesukaan Inggit, yaitu tempe bacem. Penyajiannya breakfast in bed gitu deh. Romantis abis yaaa.
Episode-4
Dua sahabat Inggit, Rara dan Joana mendadak datang ke rumah Inggit. Mereka berencana tinggal sementara bersama Inggit untuk menghindari peraturan PSBB oleh ibu kostan mereka yang sangat ketat.
Inggit super kaget. Dia terpaksa berbohong mengatakan bapaknya dari Jogja sedang berkunjung, sehingga Rara dan Joana tidak bisa masuk ke rumahnya.
Apalagi kondisi kesehatan bapaknya rentan, sehingga tidak bisa bertemu banyak orang, termasuk Rara dan Joana. Cerdas banget cara Inggit ‘mengusir halus’ teman-temannya.
Di dalam rumah, Arya dan Inggit kembali berdebat soal rahasia pernikahan mereka. Arya mengatakan sebulan dua bulan rahasia mereka tetap aman, tapi tak menjamin setelah itu.
“Emang sih bangkai kalo ditutupin, lama kelamaan kecium juga sih.”
“Kamu nyamain pernikahan kita sama bangkai?” Arya mulai emosi.
“Aduh, ribet ya ngomong sama dosen. Perumpamaan aja kali, gak usah baper mas.”
Ibu Inggit dari Jogja rutin menghubungi setiap hari. Namanya juga ibu ya, nalurinya kuat. Ibu Inggit tahu ada yang gak beres dengan pernikahan anaknya, dan masalahnya ada pada Inggit.
Tanpa sengaja Inggit mendengar percakapan Arya dengan ibunya di telepon. Inggit kaget karena Arya justru melindungi Inggit dengan mengatakan pernikahan mereka baik-baik saja.
“Ibu mau minta maaf sama kamu nak Arya. Pasti susah jadi suami Inggit. Inggit itu anak kami satu-satunya. Tanpa kami sadar, kami sudah sangat memanjakan Inggit. Pasti Inggit keras kepala dan banyak maunya.”
“Bu, sebagai dosen, kalo di kampus saya sudah cukup hapal sama sifatnya Inggit. Enam bulan kira-kira sudah bisa mengenal. Ya, lucu kalo lagi ada maunya.”
“Matur nuwun nak. Ibu lega sekarang. Ibu bisa menitipkan Inggit dengan tenang sama kamu.”
“Terima kasih bu. Terima kasih ibu sudah melahirkan, membesarkan seorang wanita yang menurut saya sangat istimewa.”
Aduuuh, Arya so sweet abis. Menantu idaman semua ibu.
Episode empat menurut saya memuat banyak banget adegan lucu ala Inggit Arya. Inggit mendadak sakit perut dan sering BAB lantaran makan barbekyu kurang fresh yang gak sengaja dipesan Arya online.
Inggit membalas Arya dengan memberikannya teh tidur. Hasilnya, Arya tertidur di meja kerjanya dan pekerjaannya jadi pending semua.
Saat Inggit dilanda malarindu karena kangen berat sama Tristan, Arya datang menghibur, meski dengan caranya yang masih aja nyebelin.
Inggit semakin gak suka sama Arya. Dia sering mimpi buruk, termasuk mimpi Tristan meninggalkannya lantaran tahu dirinya menikah diam-diam dengan Arya.
“Mas, gak usah capek-capek jadi suami yang baik deh buat saya. Mas memang sudah jadi suami idaman bapak dan ibu saya, tapi mas gak usah repot-repot usaha keras ngambil hati saya. Susah soalnya buat saya berubah pikiran.”
Kata-kata Inggit terakhir membuat Arya terpantik. Keduanya mulai perang dingin keesokan harinya. Arya gak mau ngobrol lagi sama Inggit. Dia juga mengabaikan Inggit yang terus berusaha minta maaf karena perkataannya yang ceplas-ceplos.
Serialnya mulai klimaks nih di episode empat ini. Ada adegan di mana Arya Inggit bertengkar di luar rumah pada malam hari, dalam kondisi hujan lebat.
Lanjut ke part-2 sekaligus bagian terakhir ya temans. Terima kasih.
Leave a Comment