Anak kembar selalu menjadi topik menarik untuk dibahas. Saya senang bisa berbagi banyak informasi terkait salah satu keajaiban dunia ini di laman khusus Twiniverse pada blog saya. Semoga sedikit banyaknya bisa membantu orang tua yang membutuhkan.
Setiap saya memosting tulisan tentang anak kembar, pengunjung BUNDALOGY ramai berkomentar harapan mereka mempunyai anak kembar. Well, saya pun sama seperti mereka dulu berharap mempunyai anak kembar. Syukur alhamdulillah Allah mengijabah doa saya dan si kembar pun hadir ke dunia.
Siapapun boleh berharap punya anak kembar, mau dia ada turunan kembar atau tidak, sebab peluang itu selalu ada. So, jangan berhenti berharap dan berdoa ya.
Kali ini saya tertarik menulis beberapa nasihat sederhana untuk orang tua yang baru atau akan mempunyai anak kembar. Ketiga belas poin yang saya paparkan di bawah ini mungkin cuma nasihat receh, tapi worth it untuk dibaca.
Berikut 13 nasihat penting untuk orang tua yang baru atau akan mempunyai anak kembar.
1. Naluri orang tua tak pernah dusta
Namanya juga orang tua baru. Pasti banyak pihak memberi segudang saran, masukan, bahkan kritik terkait pola pengasuhan yang kita terapkan untuk anak kembar kita.
Semua itu bisa datang dari orang tua, mertua, nenek, kakek, saudara, teman, sahabat, tetangga, atau bahkan orang yang tidak kita kenal.
Kita gak perlu baper alias terbawa perasaan jika di antara nasihat tersebut ada yang terkesan menyudutkan atau tidak sepemahaman dengan kita. Selalu ingat bahwa naluri orang tua, mau itu ayah atau ibu tak pernah dusta. Ikuti kata hati kita, temukan cara mana yang pas buat kita, yang nyaman buat kita, lalu terapkan.
2. Stres boleh, tapi jangan sampai tak berkesudahan.
Wajar jika kita stres di awal merawat bayi kembar. Beruntunglah orang tua yang beberapa bulan pertama ditemani oleh ibu atau ibu mertua di rumah. Kehadiran mereka pasti sangat membantu.
Bagaimana jika mereka pergi dan kita kembali merawat si kembar hanya bersama pasangan di rumah? Belajar cepat beradaptasi.
Stres jangan sampai tak berkesudahan, apalagi dialami setiap hari. Bagi orang tua baru, mungkin yang berlebih secara finansial, bisa menggunakan bantuan asisten rumah tangga (ART) atau babysitter.
Bagi orang tua baru yang ekonominya pas-pasan. Tenang, kita tetap bisa melakukannya. Saya dan suami alhamdulillah bisa survive membesarkan si kembar hingga 15 bulan hari ini. Berdua saja loh. Alhamdulillah tiga bulan pertama saya mendapat bantuan dari ibu saya.
3. Mau nangis? Ya nangis aja.
Setelah ibu pergi, saya cukup sering melow trus nangis sendiri. Saya merasa complicated banget waktu itu. Saya harus resign kerja, merawat satu batita dan dua bayi kembar berdua saja dengan suami, kesepian, ASI gak cukup, plus stres memuncak ketika mereka bertiga rewel bersamaan.
Saya pernah tega meninggalkan ketiga anak saya yang menangis di kamar bawah. Saya kabur ke kamar di lantai atas dan membiarkan mereka hampir 10 menit lamanya.
Nangis itu manusiawi jika itu membuat kita lega. Setidaknya saya membutuhkan waktu dua bulan untuk bisa tegar dan semangat melakukan semuanya sendiri.
Tertawa saja banyak-banyak, maka kita akan lupa untuk menangis. Ciptakan pemikiran-pemikiran positif, cerita-cerita lucu di angan-angan, baca buku jenaka, nonton komedi, banyak cara supaya kita bisa ketawa.
4. Tentukan skala prioritas. Sisanya dibikin santai kayak di pantai.
Gak ada ceritanya rumah rapi, cucian kelar, setrikaan beres, masak aman dalam waktu bersamaan. Itu hanya terwujud kalo kita punya tongkat ajaib Nirmala.
Orang tua bayi kembar harus menyusun skala prioritas. Mana pekerjaan yang harus dikerjakan segera, dan mana yang bisa diabaikan.
Berdamai dengan diri sendiri. Bertahan jadi ibu atau ayah yang waras. Jangan sampai anak menjadi sasaran kemarahan kita karena kesal dengan standar yang terlalu tinggi.
5. Gak usah minta maaf sama tamu yang berkunjung hanya karena rumah seperti kapal pecah
Kalo ada teman yang mau berkunjung ke rumah, kita gak harus menyulap rumah kita serapi rumah pasangan baru menikah. Buat saya itu sama saja dengan pencitraan. Hehehe. Biarkan saja beberapa mainan tergeletak di lantai. Biarkan saja piring yang belum sempat dicuci.
Gak perlu minta maaf sama tamu yang berkunjung karena rumah kita seperti kapal pecah. Tamu yang baik pasti mengerti kondisi kita, terlebih jika yang bersangkutan memiliki anak kecil juga.
6. Popok dan susu bayi selalu sedia
Popok dan susu bayi dua hal yang harus selalu sedia di rumah. Jangan sampai si kembar menangis, eh isi kaleng susunya udah habis. Bagi bayi yang full ASI, ibu harus rajin pumping dan stok ASIP.
Kedua putera saya setidaknya menghabiskan 10 kotak susu isi 800 gram per bulan. Satu bungkusnya dihargai Rp 145 ribu. Jadi, cuma buat susu mereka saja saya harus alokasikan Rp 1,5 juta per bulan. Beruntunglah ibu-ibu kembar yang memiliki ASI melimpah.
Si kembar membutuhkan minimal 6 bungkus popok bayi isi 35 yang harganya Rp 50 ribu per bungkus. Total saya harus mengalokasikan Rp 300 ribu untuk popok saja. Ini belum termasuk tisu kering, tisu basah, minyak telon, sabun bayi, dan bahan MPASI mereka loh. Masya Allah.
7. Lebihkan botol (dot) susu
Kita sebaiknya punya minimal lima botol susu (dot) ukuran 160-200 ml di rumah. Biasanya begitu dua botol terpakai, saya sudah stand by mengisi dua botol lain dengan susu sesuai takaran. Begitu si kembar ingin mimik susu lagi di kesempatan berikutnya, saya tinggal isi air saja. Jadi, kita gak perlu repot mencuci segera botol bekas pakai sebelumnya.
Bayi kembar itu kalo yang satu nangis, biasanya yang lain ikut nangis. Kayak nular gitu deh. Suara tangisan mereka bisa membuat kita stres. Ribut, bising banget.
Salah satu alasan mereka menangis ya minta susu. Jadi, melebihkan jumlah botol susu di rumah sesungguhnya sangat menghemat waktu kita.
Begitu si kembar sudah tumbuh gigi, kita juga perlu melebihkan stok karet dot-nya yang berbetuk silikon putih itu. Kenapa? Bayi kembar saya suka sekali menggigiti pentil dotnya sampai sobek dan gak bisa lagi dipakai buat nge-dot. Makanya saya selalu menyimpan serep-nya di rumah.
8. Punya harapan ini itu boleh, tapi harus fleksibel.
Tumbuh kembang bayi kembar, berdasarkan pengalaman saya sedikit terlambat dari bayi tunggal, meski tidak selalu demikian. Kakak Mae dulu usia 9 bulan sudah lancar makan nasi. Adik kembarnya sekarang sudah 15 bulan masih makan bubur nasi.
Kakak Mae dulu usia 15 bulan sudah bisa menyebutkan beberapa kosakata selain mama dan papa. Adik kembarnya pada usia sama masih belum bisa apa-apa selain mama papa dada tata.
Salah satu putera kembar saya, Rashif bahkan didiagnosa speech delay sama dokter. Kami terus melatih si abang agar keterampilan bicaranya semakin meningkat.
Intinya, kita boleh berharap bayi kita umur sekian sudah bisa ini, umur sekian sudah bisa itu. Namun ingat, harapan itu harus fleksibel.
Jangan sampai kita memandang anak kita gak sempurna dan patut dikasihani. Jangan sampai kita membandingkan anak kita dengan anak orang lain. Percaya saja pada kemampuan mereka. Bukankah matahari dan bulan bersinar pada waktunya masing-masing?
9. Tidur siang itu penting
Saya lupa kapan bisa tidur nyenyak di malam hari sampai hari ini. Hehehe. Ini alasan mengapa tidur siang itu penting banget untuk ibu dengan bayi kembar.
Kita harus terbangun saat si kembar ingin menyusu di malam hari. Mereka bangunnya gak barengan loh. Kadang si abang dulu, kadang si adek dulu. Emaknya udah kayak rumah makan Padang yang buka 24 jam.
Tidur siang membantu kita saving energy lebih untuk terjaga malam hari. Badan ibu gak gampang sakit, dan otak tetap waras. Usahakan ibu ikut tidur siang barang sekejap saat si kembar tidur.
10. Sisipkan me time
Ibu rumah tangga meski di rumah aja tetap butuh me time loh. Me time ala emak anak kembar itu banyak banget. Bisa jadi mandi dengan tenang itu sudah me time.
Bisa jadi makan es krim, gak masak barang sehari, beli jadi aja, itu juga me time. Bisa baca buku 2-4 lembar itu sudah me time. Apalagi kalo suami mau nge-handle momong si kembar, sementara kita kabur ke salon 1-2 jam. Wah, me time berfaedah banget itu.
Merawat diri sendiri sama pentingnya dengan merawat bayi. Jadi, kita jangan lupa mandi, jangan lupa gosok gigi, jangan lupa makan, jangan lupa olah raga atau peregangan barang sebentar, jangan lupa tidur siang, jangan lupa shalat ya buk ibuk.
11. Rumah laundry dan bibi cuci banyak. Utamakan istirahat, nomor duakan cucian.
Mencuci dan menyeterika adalah dua pekerjaan paling menyita waktu ibu dengan anak kembar. Bayangkan, kita harus melakukannya setiap hari.
Jika dirasa tak mungkin, gunakan jasa rumah laundry, bibi cuci, atau bibi setrika untuk meringankan dua pekerjaan di atas. Gunakan waktunya untuk beristirahat.
Saya memang jarang mengirim pakaian kotor ke laundry, tapi saya punya trik sendiri. Kebetulan saya punya mesin cuci otomatis di rumah. Sampai si kembar berusia 15 bulan saat ini, saya tak pernah menyeterika baju mereka. Saya hanya menyeterika baju saya dan suami.
Ah, masa sih? Iya, serius, saya gak pernah menyeterika baju harian si kembar, kecuali baju yang mereka pakai untuk ikut kami ke pesta, atau baju untuk acara khusus.
Waktu awal-awal punya anak kembar sih masih rajin nyeterika baju mereka. Lama-lama saya capek sendiri dan harus menurunkan standar kerapian saya.
Sampai hari ini saya juga jarang melipat baju si kembar. Setelah baju-baju mereka dicuci dan dijemur, saya langsung memasukkannya ke dalam keranjang atau kardus. Begitu selesai mandi, saya langsung obok-obok tuh isi keranjang buat ambil baju mereka berdua secara acak. Bodo amat atasan ama bawahan beda. Yang penting si kembar pakai baju.
Percaya atau tidak, ini sangat menghemat waktu saya. Toh anak saya di rumah aja, belum sekolah, mainnya berantakan, tiap hari keringatan, aktif bergerak, jadi buat apa baju mereka harus diseterika? Gak sampai lima menit setelah dipakai itu baju langsung kusut lagi kok. Cukup pastikan baju-baju mereka dicuci dengan deterjen plus pewangi. Kelar deh urusan.
12. Berdoa dan bersyukur
Jangan lupa berdoa dan bersyukur setiap hari. Berkahi diri kita dengan pujian untuk diri sendiri. Katakan, kita ibu yang beruntung karena dianugerahi bayi kembar lucu.
Katakan, banyak perempuan di luar sana berharap ada di posisi kita. Katakan, banyak perempuan di luar sana berjuang keras bertahun-tahun demi mempunyai anak.
Allah memberi kita dua anugerah dalam satu waktu karena Dia percaya kita bisa menjaga dan membesarkan amanahnya dengan baik.
13. Percayalah, kita lebih kuat dari yang kita pikirkan.
Ibu itu kuat, bahkan memiliki cadangan kekuatan yang tak hingga. You are what you think. You are what you believe. Percaya kalo kita kuat, kita bisa melakukan semuanya, maka kekuatan itu akan muncul dengan sendirinya. Ganbatte kudasai!
Leave a Comment