Siapa sih yang gak suka bayi? Wajah mungil menggemaskan, aroma tubuh kecil nan harum, apalagi kalo badannya ndut. Duh, makin gak sabar pengen gendong. Kebahagiaan makin sempurna mana kala bayi yang baru lahir adalah anak saudara perempuan atau saudara laki-laki kita, anak sepupu, anak sahabat karib, anak teman, atau anak rekan kerja.
Sabar, satu kata yang harus kita ingat saat menerima kabar gembira ini. Jangan langsung membombardir saudara atau teman kita dengan panggilan telepon, SMS, whatsapp, apalagi marah trus nanya kenapa telepon kita gak diangkat, pesan kita gak dibalas. Hellowww, Mak-e-munah! Namanya juga abis brojol. Tunggu bentar lah.
Bisa jadi si ibu masih pingsan dan belum sadar karena dibius. Bisa jadi si ibu sedang sibuk belajar teknik laktasi dan pelekatan pertama dalam proses menyusui bayinya. Bisa jadi suami teman kita sedang sibuk mengurus administrasi atau lagi heboh nyuapin anak-anaknya yang lain makan. Jadi, jangan tersinggung jika saudara atau teman kita tak kunjung membalas kabar sehari atau dua hari setelah persalinan.
Jika kita berencana menjenguk bayi baru lahir ke rumah sakit, ada beberapa etika yang perlu diketahui dan dipatuhi. Kali ini kita akan mengulas delapan hal yang perlu dilakukan (do’s) dan delapan hal yang perlu dihindari (don’ts) saat menjenguk bayi baru lahir di rumah sakit.
Do’s
Bayi baru lahir adalah anugerah terindah. Melahirkan salah satu momen penting dan paling haru bagi kaum perempuan. Saat hari itu tiba, Allah SWT mengangkat derajat perempuan ke level tertinggi, sebagai ibu. Nah, berikut adalah delapan hal yang perlu dilakukan (do’s) saat menjenguk bayi baru lahir di rumah sakit.
1. Kasih kabar sebelum berkunjung
Kita sebaiknya memberi tahu lebih dulu teman kita, suaminya, atau keluarganya bahwa kita berencana menjenguk ke rumah sakit. Kabari hari apa, kira-kira jam berapa kita sampai di lokasi.
2. Datang tepat waktu
Usahakan datang tepat waktu karena tentunya bukan hanya kita yang berkunjung. Bisa jadi keluarga teman kita atau teman-temannya yang lain juga datang pada waktu bersamaan.
Jika kita berjanji datang pukul 3 sore, ya datang jam segitu, atau jangan terlalu ngaret. Jangan mengubah rencana di detik-detik terakhir, misalnya membatalkan kunjungan, kecuali kondisinya sangat urgent.
3. Persingkat waktu kunjungan
Buatlah kunjungan singkat tapi berkesan, sebaiknya kurang dari satu jam. Bagaimana pun bayi baru lahir sedang aktif menyusui, butuh suasana tenang untuk tidur. Demikian juga ibu si bayi butuh butuh istirahat cukup karena baru saja bersalin. Sederhananya, kita tahu kapan datang dan kapan pergi.
Mintalah informasi nomor kamar pasien kepada resepsionis di lobi rumah sakit, alih-alih menelepon teman kita hanya untuk menanyakan informasi tersebut. Ini jauh lebih sopan. Pastikan saja kita tidak salah alamat rumah sakit dan tahu nama lengkap ibu si bayi.
4. Tawarkan makanan kesukaan
Ibu yang baru melahirkan bisa saja ingin makan makanan tertentu setelah mengeluarkan tenaga ekstra. Kadang saking sibuknya, suami teman kita belum sempat membeli makanan ke luar untuk dirinya dan anak-anaknya. Pastinya makanan yang kita bawa sangat berarti untuk mereka.
Kita bisa menawarkan diri membawakan makanan kesukaan teman kita. Jika teman kita bilang tidak usah karena takut merepotkan, tidak apa-apa, yang penting kita sudah menawarkan.
5. Bawa bingkisan
Bingkisan di sini opsional, bisa ditujukan untuk si ibu atau si bayi. Biasanya kita akan membawa perlengkapan bayi baru lahir. Usahakan hadiah yang kita bawa tidak terlalu besar, misalnya karangan bunga setinggi satu meter atau boneka teddy bear segede gaban karena itu hanya akan menyusahkan teman kita saat keluar dari rumah.
Jika sekiranya teman kita sudah memiliki anak sebelumnya dan usianya masih balita, pertimbangkan juga memberi bingkisan untuk si kakak. Ini ide bagus mengingat pastinya sudah banyak tamu lain yang memberikan kado untuk bayi baru lahir.
Kakak biasanya menjadi pihak paling bahagia sekaligus paling sedih dengan kehadiran adik barunya. Jadi, kenapa kita tidak membelikan kado untuk si kakak supaya dia semakin bahagia? Ini juga bisa meminimalisir sindrom big sibling blues.
Baca Juga: Kakak Mae & Big Sibling Blues
6. Serve yourself
Namanya juga menjenguk bayi baru lahir di rumah sakit, bukan lagi bertamu buat senang-senang. Jadi, kita jangan berharap dilayani oleh keluarga teman yang kita kunjungi, misalnya menunggu ditawari segelas air minum atau dihidangkan camilan.
Layani diri kita sendiri. Kalo haus ya bawa botol minum sendiri, atau ambil air dalam kemasan yang ada di ruangan.
Sebaliknya, perbanyak tawarkan bantuan. Saat si ibu kehausan, kita bisa mengambilkan gelas minumnya. Saat punggung si ibu sudah pegal, kita bisa membantu menegakkan atau menurunkan sandaran tempat tidurnya.
7. Ubah HP ke mode getar atau diam
Jika kita memosisikan diri seperti teman kita yang baru saja melahirkan, pasti kita risih dong jika mendadak waktu bayi kita tidur ada suara dering hp lagu goyang ubur-ubur, goyang lemes, goyang dua jari, atau goyang dumang? Duh, mak, itu bayi gak bakalan ikutan joget, yang ada nangis jerit.
So, jangan lupa atur volume nada dering dan pesan di hp-nya ya.
8. Hormati ibu dan ayah bayi
Hormati ibu dan ayah bayi dengan cara meminta izin jika ingin menggendong bayi mereka yang baru lahir. Jangan lupa cuci tangan atau gunakan desinfektan di rumah sakit sebelum menyentuh si bayi.
Jangan sesekali menyium si bayi meski tampak menggemaskan. Mencium bayi baru lahir sesungguhnya sangat dilarang dan tidak elok.
Jangan pula mengajukan pertanyaan aneh-aneh, apalagi sampai menyinggung perasaan orang tua bayi. Kadang kita keceplosan ngomong.
“Bayinya kecil ya? Tapi gak papa kok, ntar juga kalo rajin nyusu pasti gendut.”
“Jadinya sesar? Padahal kemaren pengennya normal ya? Ah, sesar normal sama aja kok, yang penting bayinya sehat.”
Memang sih, pertanyaan-pertanyaan di atas kesannya cukup halus. Namun, tetap aja nyelekit tau!
Don’ts
Mentang-mentang ibu baru, kita jangan serampangan memberi saran ini itu tentang perawatan bayi kepada teman kita. Yang namanya perempuan, radar dan naluri keibuannya pasti jalan tanpa perlu diarahkan.
Emang kita siapa? Udah deh, mendingan kita diam saja. Jauh lebih baik jika kita memberikan dukungan dan kata-kata penyemangat untuk teman kita.
Nah, itu hanya contoh etika berupa hal yang perlu dihindari saat menjenguk bayi baru lahir di rumah sakit. Apa saja bentuk larangan lainnya?
1. Datang dalam kondisi kurang sehat
Jika kita baru saja sembuh dari sakit, atau sedang batuk pilek sebaiknya jangan menjenguk bayi baru lahir ke rumah sakit. Kabari teman alasan kita tidak bisa datang. Ini karena tubuh bayi baru lahir sangat rentan dengan kuman, bakteri, dan virus.
2. Mengambil foto bayi sembarangan
Tidak semua orang mau berbagi momen bahagia di media sosial, tidak terkecuali teman kita atau istri teman kita yang baru melahirkan. Jadi, tangannya jangan jahil yaaa asal cekrak cekrek ambil foto bayi, kemudian memostingnya di media sosial mendahului orang tua si anak.
Bisa jadi teman kita lebih senang menyembunyikan wajah anaknya. Bisa jadi teman kita baru memosting foto anaknya di media sosial setelah bayinya diakikah.
Bisa jadi teman kita sebenarnya tidak suka dengan hasil foto yang kita ambil, meski menurut kita pose bayi dalam foto itu sangat lucu. Bisa jadi kan? So, jangan jadi clicking monkey ya!
3. Menyentuh bayi dalam kondisi kotor
Jangan tunggu ibu atau ayah bayi bertanya pada kita, “Udah cuci tangan belum?” Wah, jarang sekali yang mau blak-blakan bertanya seperti ini. Namun, percayalah, dalam hati mereka pasti menanyakan hal serupa. So, sebagai tamu yang datang berkunjung, kita harus sadar diri.
Pastikan kita dalam kondisi sehat dan tangan kita bersih saat hendak menyentuh bayi baru lahir. Cuci tangan dengan air mengalir di kamar mandi rumah sakit, gunakan desinfektan, atau handy clean yang mengandung alkohol.
4. Gaduh dan ribut di rumah sakit
Saking kita bahagianya dengan teman yang habis melahirkan, kita menjadi super heboh di kamar pasien. Biasanya nih emak-emak kompleks, teman grup arisan, dan emak-emak milenial yang suka nongkrong cantik senang banget gak sengaja melakukan ini.
Ibu dan bayi baru lahir butuh ketenangan. Jadi, kendalikan diri ya. Cobalah untuk tidak tertawa cekikikan, gak sengaja berteriak, menjerit, apalagi berkotek kayak ayam mau bertelur. Jangan ya buk, pak. Jagalah suasana kamar setenang mungkin.
5. Berkunjung terlalu pagi atau terlalu malam
Kita pasti tahu ibu dan bayi butuh banyak istirahat di rumah sakit. Hindari berkunjung terlalu pagi atau terlalu malam. Jika si ibu dan bayi sedang tidur, ya tunggu saja sebentar sampai ibunya bangun, baru masuk ke kamar pasien.
6. Membawa anak kecil
Jika kita mempunyai bayi atau anak kecil yang masih balita, ada baiknya meninggalkan mereka di rumah. Ini karena rumah sakit bagaimana pun adalah tempat berkumpulnya orang sakit. Lingkungan rumah sakit tidak bagus untuk anak-anak kita yang sehat.
Anak-anak usia balita biasanya juga aktif dan cenderung berisik. Kehadirannya bisa jadi mengganggu ketenangan bayi baru lahir yang sedang terlelap. Yah namanya juga anak kecil, kalo lihat bayi langsung teriak gemas, pengen cium, pengen pegang, pengen cubit pipinya. Aduh biyung!
7. Memakai parfum menyengat
Ibu baru melahirkan biasanya mengalami lonjakan hormon. Ini membuatnya sangat sensitif terhadap bau dan mudah mual karena aroma tertentu.
Hindari memakai parfum dengan aroma menyengat ke rumah sakit. Bayi baru lahir juga peka terhadap aroma dan wewangian tertentu.
8. Datang keroyokan
Datang keroyokan maksudnya datang gerombolan, se-RT atau segrup ibu-ibu pengajian. Duh, jangan sama sekali ya mak.
Jika memang kita sudah janjian sama teman-teman dalam jumlah besar, misalnya 10 orang atau lebih, terapkan sistem antre. Sebagian menunggu di lobi rumah sakit, sebagian lebih dahulu menjenguk ke kamar pasien.
Perhatikan juga dengan siapa kita datang. Ibu baru melahirkan mungkin baik-baik saja dengan kita sesama perempuan, namun lain cerita jika kita datang dengan suami kita.
Bisa jadi si ibu sedang tidak memakai bra, pakaian dalam, atau sedang tidak berhijab (bagi yang kesehariannya berhijab), ya kan?
Pandai-pandai membaca situasi. Setelah salaman dan mengucap selamat, bapak-bapak bisa melanjutkan perbincangan dengan bapak bayi di dalam kamar sebentar, atau mengasingkan diri ke luar atau ke ruang terpisah jika ingin melanjutkan obrolan.
Leave a Comment