Setiap kita membahas tumbuh kembang bayi, orang-orang kebanyakan cuma fokus pada perempuan atau ibu. Kalo ada pasangan suami istri baru menikah dan ingin punya anak, biasanya pihak istri yang sibuk memerhatikan gaya hidup sehari-hari supaya dia bisa hamil, mengandung janin sehat, dan melahirkan bayi sehat pula.
Padahal ya, perilaku dan gaya hidup suami atau calon ayah bisa memengaruhi kualitas sperma yang ke depannya menjadi bakal janin yang dikandung istrinya. Saya belajar dari pengalaman seorang anak di Amerika Serikat bernama Maggie Simpson yang saya baca di sebuah laman berita online, Share Care.
Maggie memiliki IQ 158 atau di kisaran jenius. Sayangnya tahun demi tahun tumbuh kembangnya terhambat.
Ternyata ini disebabkan sang ayah, Maggie Homer mempunyai kebiasaan minum minuman beralkohol, suka makan daging setengah matang, dan mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung gula berlebih.
Bagaimana kebiasaan makan laki-laki atau calon ayah bisa memengaruhi kesehatan bayinya kelak?
Gen yang terkandung dalam sperma bisa menjadi aktif atau nonaktif ketika berhadapan dengan masalah obesitas, kekurangan gizi, resistensi insulin, stres, hingga penyakit kronis lainnya. Pesan genetik dari tubuh ayah akan diteruskan melalui sperma ke embrio pada saat terjadi pembuahan.
Anak yang lahir dari sperma mengandung gen rusak akan mengalami gangguan metabolisme yang membuat anak menderita penyakit dikemudian hari, termasuk diabetes dan kanker. Faktor yang bisa memengaruhi kualitas sperma itu banyak banget, mulai dari stres, makan berlebihan, penyalahgunaan obat-obatan, dan minum minuman beralkohol.
Diet Ayah untuk Tumbuh Kembang Bayi Optimal
Selama ini biasanya dokter memberi sejumlah saran untuk mengantisipasi pewarisan gen rusak kepada calon ibu. Pertama, ibu perlu mengonsumsi multivitamin prenatal harian, khususnya asam folat untuk menghindari bayi cacat lahir.
Kedua, ibu perlu memperbanyak konsumsi omega-3 DHA untuk tumbuh kembang bayi, khususnya perkembangan otak dan mata. Omega-3 DHA juga meningkatkan peluang keberhasilan pembuahan.
Ketiga, ibu sebaiknya menghindari konsumsi daging merah setengah matang, lemak trans, dan lemak jenuh. Ibu juga perlu membatasi konsumsi sirup dan gula.
Sekarang kita fokus ke kebiasaan makan atau diet ayah yang bisa memengaruhi tumbuh kembang bayi. Tentu saja ini penting diperhatikan sebelum terjadi pembuahan alias prakehamilan.
1. Ayah, jaga berat badan, hindari obesitas.
Peluang kehamilan semakin rendah ketika suami atau calon ayah mengalami obesitas. Kualitas embrio yang dihasilkan laki-laki obesitas umumnya kurang bagus dan gagal berenang sampai ke rahim ibu. Akibatnya pembuahan sel telur tak kunjung terjadi.
Kalau pun sperma tadi berhasil membuahi sel telur, janin dan plasenta yang dihasilkan susah berkembang. Bayi yang lahir di kemudian hari berisiko tinggi terkena penyakit bawaan, seperti penyakit kardiovaskular, diabetes tipe-2, dan hipertensi.
Makanya ayah perlu menjaga berat badan di kisaran ideal. Jika sudah terlanjut gemuk, lakukan berbagai cara untuk mengembalikan bobot tubuh yang sehat, khususnya dengan memperbaiki pola makan dan rajin berolah raga.
2. Ayah, berhenti merokok!
Seluruh dunia kompak mengampanyekan risiko kesehatan dari kebiasaan merokok. Herannya kampanye global ini tidak berarti apa-apa bagi laki-laki atau ayah perokok.
Studi di berbagai negara, khususnya Cina, Australia, dan Eropa menunjukkan terjadi peningkatan risiko kanker pada anak akibat terpapar asap rokok dari ayahnya ketika masih dalam kandungan. Risiko leukimia, limfoma, dan tumor otak bahkan meningkat hingga 80 persen pada anak di bawah usia lima tahun, lagi-lagi karena kebiasaan ayah yang suka merokok.
Ibu hamil yang terkena asap rokok alias perokok pasif bisa melahirkan bayi dengan penyakit bawaan, seperti jantung. Jadi, ayah, berhentilah merokok mulai sekarang.
3. Ayah, jangan minum minuman keras!
Berbagai laporan kesehatan memperkirakan ayah yang rutin mengonsumsi alkohol akan menghasilkan keturunan berisiko obesitas. Memang ini masih dalam tahap penelitian ilmiah, tapi model uji coba pada hewan menunjukkan konsumsi alkohol meningkatkan peluang malformasi janin, retardasi tumbuh kembang bayi, dan anomali perilaku pada anak.
4. Ayah, diet kimia dong!
Sebuah penelitian yang melibatkan 10 ribu anak dengan cacat lahir di Amerika Serikat menunjukkan ayah yang rutin atau terlalu sering terpapar bahan kimia berbahaya berisiko memiliki janin cacat.
Beberapa pekerjaan atau profesi yang berisiko tersebut, antara lain tukang las, pengrajin logam, tenaga kebersihan, artis atau selebritis, penata rambut, hingga ilmuwan yang berkutat di laboratorium.
5. Ayah, rajin makan sayur dan konsumsi asam folat bila perlu.
Pernah dengar istilah epigenetik gak? Saya baru saja mengenal istilah ini ketika salah satu putra saya didiagnosis autism spectrum disorder (ASD) pertengahan 2020 lalu.
Epigenetik pada dasarnya bagaimana diet bisa memengaruhi ekspresi gen. Kita tidak bisa mengubah gen dalam tubuh kita, tapi kita bisa mengubah gen mana yang harus diaktifkan dan gen mana yang harus dinonaktifkan.
Makanya saya percaya bahwa autisme itu bisa sembuh asalkan melalui serangkaian proses yang gak mudah. Gen-gen yang tidak baik pada anak autis bisa dinonaktifkan, sementara gen-gen baiknya bisa diaktifkan secara keseluruhan sampai terjadi perbaikan perilaku, emosi, dan kognitif pada anak autis sebagaimana anak normal lainnya.
Nah, balik lagi ke kebiasaan makan. Pola makan ayah dapat mengubah ekspresi gen dalam sperma yang kelak memengaruhi ekspresi gen bayi di kemudian hari. Vitamin B sangat penting memengaruhi satu bentuk epigenetik sel yang disebut metilasi dan peran B9 atau asam folat dalam hal ini sangat penting.
Asam folat ditemukan dalam hati, bayam, asparagus, kubis, dan sayuran hijau lainnya. Makanya ayah harus rajin makan sayur ya.
6. Ayah, makan makanan tinggi lemak sehat, bukan lemak jahat!
Kalo kita pengen tumbuh kembang bayi kita bagus, anak kita jadi anak sehat, bonus cantik dan ganteng, maka jaga makanannya ya ayah. Hindari makanan tinggi lemak jahat selama program kehamilan. Makan makanan yang kaya lemak sehat.
Kita semua tahu bagaimana junk food, soda, dan minuman manis berbahaya bagi kesehatan. Pizza, burger, snack buatan pabrik yang asin dan banyak micin, keripik kentang instan, gorengan, dan sebagainya jangan lah terlalu sering dikonsumsi.
Percuma aja istri capek-capek menjaga makanannya, tapi suami yang bakal jadi calon ayah tetap saja lanjut dengan pola makan gak sehat. Ingat loh, sperma itu membentuk lebih dari 50 persen gen dari janin yang bakal dikandung istri kita.
Memang, gak semudah itu menghentikan kebiasaan makan yang kita sukai. Namun, niat kita mau punya bayi itu harus betul-betul diperhitungkan. Ayah sehat menghasilkan bayi yang sehat.
Kesehatan ayah sama pentingnya dengan kesehatan ibu demi tumbuh kembang bayi optimal. Ketika merencanakan kelahiran anak, suami istri hendaknya berpikir sebagai satu kesatuan keluarga, bukan ayah saja atau ibu saja. Sehat-sehat ya kalian berdua.
Leave a Comment