September salah satu momen paling kutunggu tahun ini. Lima tahun menetap di Denpasar membuat jarak antara aku dan sahabat-sahabatku terbentang jauh.

Sejak lama, bahkan sebelum Mae lahir, kami berencana reuni berempat di Bali. Namun, dari tahun ke tahun ada saja halangannya, termasuk kali ini di mana Daniel tiba-tiba batal berangkat, meski tiket pesawat sudah di tangan.

Kusebut September Ceria, sebab kami begitu antusias menunggunya. Tanggal ketemuan pun ditentukan, 6-8 September. Tiket sudah dibeli sebulan sebelumnya. Daniel, Tria, dan Ocha siap terbang ke Bali.

IMG_20190908_001425_414

Awalnya Tria dan Ocha berencana membawa suami masing-masing, demikian juga Daniel dengan sang pacar. Sekalian second honeymoon oke juga kan?

Mendekati jadwal, para suami batal berangkat. Mas Gerry ada kerjaan dadakan (namanya rezeki,  gak boleh ditolak kan?) Mas Fahmi kurang dari seminggu terbang ternyata harus menjalani operasi ringan dan harus recovery.

Kabar sedih datang dari Daniel. “Bingung gw, Niel. Ini bukan kabar sedih juga sih, karena namanya juga pengabdian dan panggilan tugas kan?” Daniel September ini mendadak dirotasi tugas ke OJK Papua.

Tepat di hari reuni kami, ibunda menggelar doa bersama di Bekasi. Minggu depannya baru Daniel ada acara kantor juga ke Bali. So, farewell-nya Daniel terpaksa digelar dua kali, di Jakarta dan Bali secara terpisah.

Dari tadi nyebut nama Daniel, Tria, Ocha. Mereka itu siapa sih?

Aku adalah anggota terakhir yang mengubah formasi grup mereka dari awalnya Trio Kwek-Kwek menjadi The Corrs. “Bersyukurlah kalian wahai temans, grup kita naik kelas. Hahaha.”

Kalo digabung sama Mba Alin, Panda, Dedew, Ocha Bisnis, Mas Arif, Daddy Sugi, Mas Qayuum, Mba Fenti, Pak Tommy, dll di Kemenhut, mungkin kita bisa berubah jadi Elfa’s Singer atau grup paduan suara buat upacara pengibaran bendera Senin pagi di sekolah 😀

Eks-jurnalis Pertanian dan Kehutanan

Kami berempat dipertemukan di sebuah tempat yang namanya Pers Kementan, Jalan Harsono RM, Ragunan, Jaksel. Daniel, Tria, Ocha lebih dulu menjadi jurnalis dan nge-pos di Kementerian Pertanian dan Kehutanan sejak 2010 dan awal 2011. Mereka rata-rata anak Fikom, sedangkan aku? Jurnalis dengan background rimbawan Fakultas Kehutanan, Institut ‘Publisistik’ Bogor (julukan lain IPB)

Selain mengawal mentan dan menhut kala itu, Pak Suswono dan Pak Zulkifli Hasan,  kami sering liputan bareng ke luar kota, mulai dari Bandung, Yogya, Malang, Kalbar, Kaltim, Kalteng, sampai Manado. Di luar urusan kerjaan, kami sering ngumpul ngalor ngidul untuk urusan perut, curhat, dan karaoke.

Ya, karaoke adalah stress-healing terbaik untuk wartawan-wartawan jomblo atau punya pacar tapi jarang malam mingguan seperti kami. Plaza Semanggi, Sarinah Plaza, kawasan kuliner Benhil udah kayak tongkrongan wajib. Mbak-mbak karyawan Inul Vista di sana mungkin udah hapal sama muka-muka kita. Hihihi.

Anehnya, meski pos kami digeser, tak lagi bareng-bareng di Kementan dan Kemenhut, frekuensi bertemu di lapangan berkurang, namun persahabatan kami tetap erat. Mungkin ini yang disebut sahabat sejati. Good friends are like stars. You don’t always see them, but you know they’re always there. Ya kan? Tsaaaah! Meski komunikasi jarang, tapi kalo sekalinya ketemu bisa langsung klik dan nyambung. Hebohnya bisa ngalahin emak-emak sosialita yang lagi ngocok arisan.

Setelah hampir satu dekade, kepompong itu satu demi satu berubah bentuk. Aku memutuskan pensiun dan fokus jadi ibu rumah tangga. Tria masih lanjut menulis meski sempat vakum, sembari menjalankan bisnis keluarga. Ocha hijrah jadi PNS di Kementerian Pariwisata, sementara Daniel lulus seleksi OJK pusat.

Oke, kembali ke laptop!

Singkat cerita, Jumat (6/9) malam, Tria dan Ocha sampai dengan selamat gak pake nyasar di rumahku. Makasih Mbah Google. Terakhir kami berempat bertemu Lebaran 2018 di Green Pramuka Square, Jakarta.

Maetami dan kembar akhirnya jumpa dengan tante-tantenya. Alhamdulillah sahabat cewek gw udah pada laku semua yaaaa. Jadi pembicaraan malam itu juga gak jauh-jauh seputar kehidupan pascamenikah.

IMG_20190908_002704_168
Rashif dan Rangin, putera kembarku

Sabtu keesokan harinya berubah menjadi ‘Me Time’ para istri. Dengan berbagai pertimbangan, kami sepakat jalan-jalan ke Ubud. Tujuan sebenarnya mau ke Blanco Museum, Ubud Palace, dan Green Kubu. Tapi, karena keasikan quality time di Green Kubu, keenakan ngobrol, keenakan makan, keenakan foto-foto, sambil momong 3 bayi juga, trus tahu-tahu udah sore aja.

Akhirnya dua destinasi lain di-skip. Sebagai gantinya kami lanjut shopping ke The Keranjang, Kuta, pusat oleh-oleh baru yang lagi viral, punya Teh Melly Goeslow.

Kuliner Tepi Sawah

Kalo ke Ubud, udah pasti image-nya persawahan. Yang namanya makan di restoran kafe dengan view sawah di Ubud, apalagi kawasan Tegalalang, udah pasti harus nyiapin dompet tebal.

Sebelumnya kami sekeluarga pernah makan siang di Po**granate Cafe, Jalan Subak Sok Waya Ubud dengan view persawahan juga. Waktu itu kami berjalan kaki ke lokasi sehabis berkunjung ke Museum Puri Lukisan Ubud. Pas bayar terakhir di kasir, dompet si papa langsung minta diinfus. Hahaha.

Pengalaman berbeda akan kita jumpai di Green Kubu yang beralamat di Jalan Cinta, Banjar Pejengaji. Semua harga makanan di sini sangat bersahabat. Rasanya bahkan menurutku jauh lebih enak dari kafe sawah sebelumnya yang pernah kami kunjungi. Green Kubu juga pernah masuk liputan khusus Detektif Rasa Trans7 loh. Makanannya terpampang nyata, porsinya jumbo, enak-enak banget.

Kafe tengah sawah ini mulai buka sekitar pukul 10.00 pagi dan tutup pukul 08.00 malam. Kalo main ke sini, apalagi pas weekend, harus pandai-pandai memilih waktu. Datang sebaiknya pagi saat baru buka, atau 30 menit-1 jam sebelum makan siang.

Hindari datang terlampau sore jika tak ingin berakhir dengan sambutan waiting list. Pemandangan sore saat matahari terbenam di terasering persawahan Green Kubu sangat dinantikan pengunjung.

Green Kubu bisa dibilang paket komplit berwisata segala usia, mulai dari menu makanannya sampai fasilitas bermain untuk anak. Ada dua tempat bersantai, yaitu kursi dan meja kayu biasa, dan bean bag dengan payung pantai warna-warni. Di sini konsepnya semua terbuka, jadi tidak ada ruangan indoor yang ber-AC.

green kubu ubud
Foto: IG @greenkubu_cafe

Menu Favorit

Semua menu makanan di sini halal. Kita review satu per satu ya. Fresh juice-nya berkisar Rp 12-15 ribu. Ada jus jeruk, semangka, pisang, nanas, timun, melon, tomat, pepaya, juga aneka minuman dingin.

Teh kopinya berkisar Rp 9-15 ribu. Aneka minuman lainnya ada milkshake, healthy drink, ice coffee, hingga frappe. Jika ingin buah utuh dengan tampilan istimewa, ada watermelon splash dan melon mint smoothies.

Menu utamanya aneka pasta dengan kisaran harga Rp 29-40 ribu, mulai dari bolognaise, carbonara, aglio olio, seafood, juga vegetarian pasta loh. Ada juga aneka pizza dengan kisaran harga Rp 35-41 ribu, mulai dari hawaiian pizza, pizza margarita, juga vegetarian pizza.

green kubu ubud
Foto: IG @greenkubu_cafe

Mau western food lainnya? Ada chicken burger dan maxxi beef burger yang super guedeee. Buat yang mau makan rame-rame, ada paket Megibung in Love. Megibung salah satu tradisi kekeluargaan di Bali, yang artinya melakukan kegiatan bersama-sama, misalnya ya makan rame-rame dalam satu wadah.

green kubu ubud
IG: @greenkubu_cafe

Menu lain ada bebek goreng, ayam betutu, mie goreng , nasi goreng, mie ayam kubu, jagung bakar, dengan harga semua di bawah Rp 45 ribu. Murceu banget kaaaan? Kesempatan pertama ini kami nyobain tom yum kung, mujair asam manis, mie goreng, fish n chips, perkedel jagung, rujak serut, dan bebek goreng.

green kubu ubud
Foto: IG @greenkubu_cafe

Selain menu utama, dessert di sini juga bikin ngeces loh. Ada waffle in love, sticky rice chocolate brownies, strawberry creme brulee, pisang goreng keju, pisang split, crapes vanilla, es teler, es krim, es buah.

Eh, ngomong-ngomong soal es, di sini juga ada aneka gelato loh. Ada rasa nutela, oreo, durian, vanila caramel, chocolate mint, juga tiramisu dengan kisaran harga Rp 25-30 ribu. Mae dan papanya beli beberapa di antaranya. Wuenakkkk. Sungguh, surga dunia banget ini tempatnya.

green kubu ubud
Foto: IG @greenkubu_cafe
0baf60185af685a49237b6483b5c9560
Foto: IG @greenkubu_cafe

Wefie Time

Waktunya wefie time alias foto-foto bareng di sini. Green Kubu memiliki banyak spot untuk berswafoto. Pak Dewa Ketut, salah seorang penata kawasan Green Kubu yang sempat kuajak wawancara mengatakan tujuan dibuat lebih banyak spot selfie, termasuk pengadaan swing (ayunan) adalah memfasilitasi tamu-tamu yang masih waiting list di restoran.

green kubu ubud
green kubu ubud
green kubu ubud
green kubu ubud

Dulunya Green Kubu hanya bisa menampung 60-70 orang, sedangkan sekarang bisa mencapai 400 orang. Meski demikian, pada jam-jam tertentu bisa saja tempat ini mendadak penuh, salah satunya kunjungan group tour yang membuat tamu-tamu perorangan lain harus menunggu sampai tamu sebelumnya selesai.

4ebe476e652b59ce411927d2f42231a1
Foto: IG @greenkubu_cafe
IMG_20190908_002704_180
IMG_20190908_005453_299
d956b84d41adc05bd3427f26ca2e527f
Foto: IG @greenkubu_cafe

Green Kubu dikelilingi banyak lotus pond alias kolam teratai. Salah satu kolam yang menjadi tempat favorit berfoto adalah Pulau Cinta, di tengahnya terdapat setapak tanah berbentuk hati dan berlatar belakang tulisan ‘Green Kubu.’ Kece abis dan instagenik.

Cycling Tour dan Kubu Swing

Pak Dewa Ketut bercerita awalnya Green Kubu tidak dibuka untuk umum, hanya khusus tamu yang menikmati layanan paket wisata naik sepeda bernama Cycling Tour Green Bike. Aktivitas ini ternyata banyak diikuti tamu lokal, sehingga pengelola pun berinisiatif mengembangkan area tersebut untuk wisata kuliner berkonsep persawahan. Temanya masih dipakai sampai sekarang, Dine with Nature.

Wisatawan yang ingin menikmati liburan di Ubud dengan cara beda bisa mencoba pengalaman naik sepeda atau funtastic skuter sembari berkeliling Tegalalang. Tarifnya hanya Rp 150 ribu per orang, sudah termasuk di dalamnya paket makan siang di Green Kubu Cafe. Buat yang mau booking bisa menghubungi nomor 081338993529 atau kontak aja IG-nya di @greenbiketour atau @greenkubu_cafe Ada pemandunya loh.

8e9cb8e544c171080eada8cbabefcdef.jpg
Foto: IG @greenkubu_cafe

Pak Dewa mengatakan ke depannya akan ada swimming pool dan hamster ball di Green Kubu. Ini masih dikembangkan mengingat kawasan ini cukup luas, mencapai 1,2 hektare loh.

2316eccbb770a882e0d8355a1f5d780c.jpg
Foto: IG @greenkubu_cafe
bf9c1071bc3343cb13d50abf9babab3e.jpg
Foto: IG @greenkubu_cafe

Kubu Swing bisa dinikmati siapa saja, rata-rata mulai anak berusia 10 tahun ke atas. Saat ini baru ada satu ayunan, dan ke depannya akan dikembangkan menjadi tiga ayunan. Ayunan ini sudah dilengkapi empat lapis keamanan, mulai dari samping kiri dan kanan, depan, serta belakang. Turis lokal dan mancanegara cukup membayar Rp 25 ribu untuk mencoba wahana pengocok adrenalin ini.

Kubu Play Ground

Green Kubu tak hanya dikelilingi sawah, melainkan juga pepohonan tropis. Lokasi paling sejuk berada di areal play ground, di tingkatan terbawah. Pengunjung harus menuruni beberapa undakan anak tangga menuju tempat bermain anak tersebut.

Kubu Play Ground dibuka mulai jam 10 pagi sampai 6 sore. Di pintu masuk play ground tertulis jelas 11 aturan masuk ke arena bermain ini. Beberapa di antaranya adalah orang tua harus mengawasi anak selama bermain, dilarang membawa makanan dan minuman, serta larangan mendorong, memukul, atau melukai teman bermain.

Fasilitas bermainnya lengkap, mulai dari rumah perosotan, catur raksasa, jembatan gantung tali, jungkat-jungkit, monkeybar, mangkok putar, hingga congklak raksasa. Ada kolam bebek tak jauh dari play ground yang pastinya menghibur anak.

IMG_20190908_005453_297
IMG_20190908_005453_293
IMG_20190908_005453_319

Cara sampai di lokasi sangat mudah, mengikuti rute Jalan Raya Tegalalang. Nanti akan ada spanduk besar bertuliskan Green Kubu. Pengunjung memarkir kendaraan terpisah, kemudian berjalan sedikit mengikuti jalan setapak untuk mencapai lokasi.

Ibu-ibu yang membawa bayi tak perlu khawatir, sebab jalan setapaknya stroller friendly kok. Selamat berkunjung!

Share:

2 responses to “September Ceria di Green Kubu Ubud”

  1. […] Baca Juga: September Ceria di Green Kubu Ubud […]

  2. […] Baca Juga: September Ceria di Green Kubu Ubud […]

Leave a Comment