Bakmi Goepel Bali
Bakmi Goepel Bali

Kamu yang tengah berada di Pulau Dewata mungkin merindukan berbagai kuliner khas Solo, terutama bakmi. Di mana warung yang enak untuk menikmatinya di Bali? Jawabannya mungkin subyektif, tapi menurutku ada satu tempat di Denpasar yang perlu kamu kunjungi, yakni Bakmi Goepel.

Penggemar bakmi dan teman-temannya tak akan menyesal singgah di warung yang berlokasi di Jalan Tukad Barito Timur Nomor 7, Denpasar ini. Cita rasa makanan yang disajikan di Bakmi Goepel tak kalah bersaing dengan kota asalnya.

Cuaca Bali yang masih musim hujan Januari 2018 ini menjadi momen pas untuk mencicipi seporsi mie godog. Aku pun memesan Bakmi Kuah Mbok Goepel yang aromanya menggoda perut.

Bakmi kuah ini dimasak dengan taburan bawang putih, garam, merica, kemiri, kocokan telur, ayam suwir, serta aneka sayuran, dan irisan daun bawang yang ditambahkan sebagai topping. Kamu yang menyukai pedas bisa menambahkan rawit utuh yang dihidangkan terpisah sebagai lalapan.

Kuah kaldunya super ‘nendang.’ Racikan bumbunya khusus karena sudah turun temurun alias resep keluarga. Mie sebagai bahan dasar dibuat sendiri, tanpa tambahan pengawet, dan zat kimia, sehingga masa pakainya hanya 24 jam.

Semangkuk Bakmi Kuah Goepel akan membawa kenanganmu seperti sedang berkuliner di Solo. Lidahpun bagai digodog dengan sensasi rasa manis dan asin kuahnya yang kental.

Kamu yang tak begitu suka mie kuah bisa mencoba Bakmi Goreng Goepel. Sepintas tampilannya seperti mie goreng Jawa pada umumnya. Namun, menu yang cocok dinikmati di segala cuaca ini beraroma lebih sedap dan gurihnya juara. Rasanya kian istimewa ketika kamu melahap lalapan ketimun dan cabai rawit yang disajikan terpisah.

Warung Bakmi Goepel nan minimalis ini memiliki bentuk bangunan dua tingkat yang simpel. Penataannya rapi, bersih, di desain dengan pernak-pernik khas Jawa, seperti wayang kulit, lampu gantung rotan, dan hiasan dinding dari kain batik. Kursi-kursi kayu panjang disusun di dalam dan luar ruangan.

Di beberapa sudut warung ini terpampang foto duo sahabat empunya Bakmi Goepel, yaitu Pak Drajad Hari Suseno dan Pak Adrian. Aku pun menyempatkan diri bercerita dengan keduanya.

Pak Drajad berasal dari Solo, sementara Pak Adrian dari Surabaya. Keduanya bersahabat dan memiliki banyak kesamaan hobi, terutama sama-sama pecinta bakmi, suka bersepeda, dan beberapa kali terlibat kegiatan amal.

Pak Drajad bercerita di usianya yang sekarang sudah 52 tahun, dirinya ingin membangkitkan kembali kenangan 40 tahun lalu. Semasa menghabiskan masa kecilnya di Solo, pria yang sekarang bekerja di perusahaan pelat merah itu sering membantu Mbok De-nya yang bernama Parto Rejo membuka warung makan yang menyajikan menu bakmi. Drajad kecil membantu Mbok De-nya menumbuk lada, bubuk, dan aneka bumbu bakmi sampai dirinya bisa memasak sendiri.

“Sampai sekarang keluarga kami tak ada yang meneruskan bisnis tersebut dan akhirnya saya terpikir membangun kembali. Saya senang karena keluarga menyambut baik,” katanya.

Apa yang membuat seseorang sering pulang kampung? Jawabannya mungkin sama dengan mayoritas orang yang gemar bepergian atau jalan-jalan berkeliling Pulau Jawa, yaitu ingin menikmati kulinernya. Solo salah satu kota terbaik untuk berburu makanan. Meski tengah berada di kota berbeda, tak jarang wisatawan tetap mencari kuliner khas kampung halaman Presiden RI Joko Widodo ini.

Cerita berbeda datang dari Pak Adrian. Salah satu pengusaha di Mall Bali Galeria ini tak jarang secara khusus terbang ke Solo atau Yogyakarta pada akhir pekan hanya untuk makan bakmi di sana, kemudian kembali lagi ke Denpasar.

“Sejak punya warung sendiri, sudah jarang melakukannya,” katanya.

Menu Ala Carte

Bakmi Goepel juga menyajikan menu lain yang tak kalah lezatnya. Ada nasi goreng cumi, nasi goreng tuna telor asin, nasi goreng cabe ijo, nasi goreng seafood nanas, dan nasi pencel ndeso.

1. Nasi Goreng Cumi

Nasi goreng cumi salah satu menu Bakmi Goepel yang layak dicoba. Nasi goreng yang satu ini berwarna hitam karena variasi tambahan dari tinta cumi-cumi.

Selain memberi cita rasa enak dan gurih, tinta cumi mengandung manfaat kesehatan, salah satunya antikanker. Bumbu nasi goreng cumi sama dengan nasi goreng pada umumnya, namun ditumis bersamaan dengan tinta cumi. Potongan cumi yang digunakan sebelumnya sudah dibumbui dan dimasak terpisah, sehingga menyempurnakan kelezatan nasi goreng dasarnya. Pak Adrian memastikan tinta cumi yang digunakan berasal dari cumi segar, sehingga nasi goreng tidak berbau amis.

2. Nasi Goreng Cabe Ijo

Komposisi menarik juga terlihat pada nasi goreng cabe ijo. Nasi goreng ini diselimuti dengan telur dadar berbentuk kotak. Kita serasa sedang bersantai saat jam istirahat di sekolah sembari membuka kotak makan siang yang dibuatkan ibu tersayang di rumah. Nasi goreng cabe ijo hidangan sederhana yang disulap menjadi hidangan berkelas, kaya rasa, sehingga membuat makanan ini menjadi salah satu menu favorit semua kalangan.

3. Pecel Ndeso

Aku juga sempat mencoba nasi pecel ndeso yang disajikan dengan dua sambal kuah berbeda, yaitu wijen dan kacang tanah. Buat kamu yang baru pertama kali mendengar nasi pecel dengan sambal wijen sepertiku, tak perlu ragu memesan satu porsinya di Bakmi Goepel.

Tampilan dalam sepiring nasi pecel ndeso sambal wijen ini persis seperti nasi pecel sambal kacang. Tahu, tempe, tauge, kol putih, mie, dan sayuran hijau, seperti bayam dicampur menjadi satu, kemudian disiram dengan kuah wijen hitam. Rasanya sangat gurih dan harum.

Mengapa namanya pecel ndeso? Dulu pecel dengan komposisi bumbu wijen ini di Solo dijual dengan berkeliling kampung. Pecel ndeso biasanya dikemas di pincuk atau daun pisang yang dilipat sedemikian rupa menggunakan lidi sebagai pengganti piring. Pecel ndeso asli Solo semakin sempurna apabila disajikan dengan daun kenikir dan kembang turi.

Supaya tenggorokan tidak seret, kamu bisa memesan aneka minuman di Bakmi Goepel. Ketika aku melihat jenis minuman di daftar menu, mayoritas adalah wedang. Wedang dalam bahasa Jawa berarti minuman.

4. Aneka Wedang Solo

Lima jenis wedang siap menghangatkan tubuh. Ada wedang jahe goepel, wedang uwuh, wedang tape ketan ijo, wedang jeruk nipis goepel, dan wedang ginastel yang merupakan singkatan dari legi (manis, bahasa jawa), panas, kentel (kental, bahasa jawa).

Semua wedang ini asli dari Solo. Aneka jus buah segar juga bisa menjadi alternatif pilihan, seperti jus alpukat, melon, sirsak, mangga, stroberi, dan jeruk.

Perut kenyang, hati senang, ngantuk pun datang. Tiba saatnya membayar ke kasir, kamu tetap bisa tersenyum. Harga makanan di Bakmi Goepel relatif terjangkau, berkisar Rp 18 ribu hingga Rp 28 ribu per porsi, sementara minuman berkisar lima ribu rupiah hingga Rp 20 ribu. Ini juga yang membuat warung yang baru dibuka tahun lalu ini ramai pengunjung, khususnya akhir pekan.

Warung Bakmi Goepel sangat cocok menjadi tempat nongkrong, ngumpul, arisan, hingga venue untuk pesta ulang tahun anak. Lantai dua didesain dengan konsep living room yang lebih santai. Pelayannya juga ramah. Kesempatan berikutnya aku akan mampir lagi mencoba menu berbeda. Silakan datang ke Bakmi Goepel, dan buktikan kebenaran kalimat-kalimat hiperbolik di atas. Selamat makan!

Share:

2 responses to “Godog Lidah di Bakmi Goepel”

  1. Okti D. Avatar
    Okti D.

    Hujan hujan makan bakmi sepertinya enak sekali…

  2. Okti D. Avatar

    Hujan hujan makan bakmi sepertinya enak sekali…

Leave a Comment