Haid tidak lancar setelah melahirkan
Haid tidak lancar setelah melahirkan

Sore ini aku ke Rumah Sakit Puri Bunda, Denpasar menjumpai Dokter Semadi Putra, obgyn-ku sejak mengandung hingga melahirkan Mae dulu. Niatnya ingin konsultasi, sebab aku khawatir haid tak kunjung datang hingga satu tahun lebih usia Mae saat ini. 

Oya, kondisiku adalah ibu yang melahirkan secara C-Section, menyusui aktif, bayi berusia 1 tahun 20 hari atau menjelang 13 bulan. Aku juga tidak menggunakan alat kontrasepsi KB, apakah itu pil, suntik, atau IUD. Cukup pakai kondom saja 😀

Ibu-ibu yang baru saja menjalani persalinan, apalagi perdana tentunya belum banyak tahun informasi ini. Pertanyaan, “Kok aku belum haid juga ya?” menjadi pertanyaan favorit. Pertanyaan selanjutnya adalah “Kapan aku kembali menstruasi?”

Teman-temanku rata-rata kembali haid tiga bulan hingga enam bulan pascapersalinan. Sepupuku malah satu bulan setelah melahirkan sudah datang bulan. Gimana aku gak takut, coba? Di keluarga besar pun, aku terhitung yang paling lama terlambat menstruasinya.

Rasa kalut mulai kuhadapi sejak mudik. Temanku yang dokter pun menyarankan aku periksa dan USG setibanya di Bali nanti, khawatir jika aku mengidap kista, masalah rahim lainnya, atau terkait gangguan hormon, seperti hipertiroid, kerusakan pusat pengatur hormon di otak akibat komplikasi persalinan, dan lain sebagainya.

Baiklah ibu-ibu, simpan dulu rasa takutnya, berikut kita sharing seputar haid setelah melahirkan hasil konsultasiku dengan Dokter Semadi.

Setelah menceritakan kondisiku di ruangannya, Dokter Semadi pertama memastikan kondisi rahimku dulu. Aku pun diminta berbaring dan di-USG. Rahim, kantong rahim, indung telur, dan areal sekitar perut diperiksa mendetail. Alhamdulillah rahimku bersih, tidak ada indikasi kista atau benjolan lainnya.

Mengapa haid tak kunjung datang, padahal sudah lebih setahun melahirkan?

Jawabannya adalah karena aku adalah ibu menyusui aktif. Tubuh ibu yang aktif menyusui memproduksi hormon prolaktin dalam jumlah tinggi. Ini adalah hormon yang bekerja untuk memproduksi ASI.

Hormon prolaktin tinggi mencegah ovulasi atau pembuahan, menekan hormon kesuburan, dan akhirnya menunda siklus haid. Inilah alasan mengapa menyusui sering disebut KB alami, yaitu Metode Amenore Laktasi (MAL).

Aktivitas menyusui dengan kata lain mencegah sementara kehamilan, setidaknya enam bulan pertama usia bayi. Bagi ibu yang menggunakan alat kontrasepsi, apakah itu pil, suntik, atau IUD, ini juga membuat siklus haid tidak teratur. Ibu kadang menghasilkan haid dalam jumlah sedikit dan tidak tentu kapan datangnya.

Dokter Semadi mengatakan, jika ibu sejak awal tidak aktif menyusui bayinya, tidak pula menggunakan alat KB, namun haidnya tak kunjung datang, maka kondisi ini patut dicurigai. Dalam kondisiku, Dokter Semadi mengatakan normal, bahkan hingga Maetami berusia 18 bulan nanti.

Aku pun lega keluar dari ruangan dokter. Dokter Semadi tak memberikanku resep obat apapun sebab aku dinyatakan sehat. Beliau berpesan, kondom adalah alat kontrasepsi terbaik asal pasangan konsisten menggunakannya, juga memilih kondom dengan kualitas terbaik.

Jika Mae berusia 18 bulan, namun aku tak kunjung datang bulan, aku diminta datang kembali untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Ada sisi positif yang kurasakan tahun ini, yaitu aku bisa berpuasa genap 30 hari. Satu kebanggaan pribadi saat aku bisa tetap menyusui Mae sembari berpuasa penuh, dan bayiku sama sekali tak bermasalah dengan keputusanku tersebut.

Mae tetap enerjik, sehat, hak ASI-nya terpenuhi. Alhamdulillah Allah karuniakan ASI cukup untuk Mae meski ibunya sedang menahan lapar dan haus.

Buat ibu-ibu yang punya pengalaman sama, don’t worry ya? It’s just a matter of time before Miss Red pops in and says, “I’m baaaack!” Hehehe.

Share:

Leave a Comment