Baru mulai nulis udah langsung ketawa aja. Abisnya terbayang terus pas bikin paspor anak kacang di Kantor Imigrasi Kelas I Denpasar beberapa waktu lalu. Kalo Almarhum Crisye bilang, “Jatuh cinta berjuta rasanya,” ya sama deh, bikinin paspor Si Mae juga berjuta rasanya.
Awalnya niat perpanjang pasporku sendiri lewat online. Sayangnya laman online Dirjen Imigrasi lagi direnovasi katanya, jadinya mau gak mau harus lewat offline alias datang langsung ke kantor imigrasi terdekat.
Emang mau jalan ke luar negeri mak? Bisa ya, bisa enggak. Pas kecil dulu ada yang bilang kamu gak bakal mau nabung kalo gak punya celengan. Sama aja kayak paspor ini, kamu gak bakal termotivasi ke luar negeri kalo gak punya paspor. Ya, apa salahnya Maetami punya paspor dari sekarang? Mana tahu emak bapaknya nanti ada rezeki berlebih untuk jalan-jalan ke luar negeri. Amiiin.
Kayaknya tulisan tentang mekanisme pembuatan paspor baru udah banyak ya kalo dicari di Mbah Gugel. Tapi kalo paspor bayi mungkin masih ada yang butuh informasinya. Zaman dulu orang tua masih enteng, sebab anak di bawah 17 tahun bebas pergi ke luar negeri pake paspor orang tuanya, tapi sekarang, anak 0-17 tahun harus punya paspor sendiri.
Pada dasarnya cara pembuatan paspor umum dan bayi gampang banget. Tahapannya juga sama, hanya ada beberapa persyaratan khusus yang diperlukan dari kedua orang tuanya. Bikinnya bisa di kantor imigrasi mana saja, asalkan isian aplikasi dan berkas-berkasnya sudah benar.
Hal yang perlu diingat, seluruh persyaratan harus lengkap, sebab masih banyak kujumpai yang ngeles ini itu saat petugas loket menemukan kekurangan persyaratan atau ketidakcocokan di dokumen. Mau ngeles kayak apapun, gak bakal bisa bu. So, prepare for all requirements ya?
Permohonan Paspor Baru untuk Umum
Orang dewasa yang ingin membuat paspor baru atau memperpanjang paspor lama wajib memenuhi sembilan persyaratan berikut:
- Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau e-KTP yang masih berlaku.
- Kartu Keluarga (KK) yang dikeluarkan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil.
- Akta kelahiran atau ijazah non-gelar, SD/ SMP/ SMP.
- Buku nikah atau akta perkawinan bagi yang sudah berkeluarga.
- Surat Pewarganegaraan Indonesia bagi Orang Asing yang memperoleh kewarganegaraan Indonesia melalui pewarganegaraan atau penyampaian pernyataan untuk memilih kewarganegaraan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
- Surat penetapan ganti nama dari pejabat yang berwenang bagi yang telah mengganti nama.
- Paspor lama bagi yang sudah pernah memiliki paspor.
- Surat rekomendasi dari Kepala Kantor Kementerian Agama di kabupaten atau kota, serta Biro Travel Umrah atau Haji bagi pemohon dalam rangka ibadah haji atau umrah.
- Materai 6.000.
Permohonan Paspor Baru Khusus Anak
Khusus bayi atau anak, ada sembilan persyaratan juga untuk kepemilikan paspor baru:
- Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau e-KTP ayah dan ibu yang masih berlaku.
- Kartu Keluarga (KK) yang dikeluarkan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, harus ada nama si anak di dalamnya.
- Akta kelahiran atau ijazah non-gelar, SD/ SMP/ SMP di mana semua dokumen tersebut wajib memuat nama, tempat, tanggal, bulan, dan tahun lahir.
- Buku nikah atau akta perkawinan kedua orang tua.
- Surat penetapan ganti nama dari pejabat yang berwenang bagi yang telah mengganti nama.
- Paspor lama bagi anak yang sudah pernah memiliki paspor.
- Paspor kedua orang tua
- Surat pernyataan yang diisi orang tua, serta ditandatangani oleh keduanya, ayah dan ibu. Nah, surat pernyataan ini sudah disediakan pihak imigrasi. Jadi, bisa diambil dan langsung diisi ketika sampai di tempat.
- Materai 6.000.
Apa saja yang perlu diperhatikan?
- Semua persyaratan di atas wajib dilampirkan foto kopi, juga dokumen aslinya. Lembar foto kopi tidak boleh dipotong, harus utuh dalam halaman kertas A4 atau folio.
- Pastikan data di seluruh dokumen penulisannya sama, yaitu nama, alamat, tempat, tanggal, dan tahun lahir pada KTP/ e-KTP, akta kelahiran, buku nikah, KK, paspor lama, dan ijazah.
- Jika paspor lama yang sudah habis masa berlakunya hilang, maka wajib dilampirkan surat keterangan hilang dari pihak kepolisian.
- Jika Anda sudah mengisi lembar permohonan pembuatan paspor baru melalui online, maka cukup datang ke kantor imigrasi terdekat dengan membawa foto kopi, lembar asli seluruh persyaratan, dan materai.
- Kantor Imigrasi biasanya menyediakan antrean khusus atau antrean prioritas bagi pembuatan paspor bayi atau anak, lansia, serta difabel, sehingga proses antrean tak perlu memakan banyak waktu. Orang tua cukup stand by di dekat petugas pemeriksa dokumen di dekat pintu masuk dan menunggu saat namanya dipanggil. So, jangan berpedoman pada nomor antrean yang diambil ya.
Tips Membuat Paspor Online
Cara online jauh lebih ringan. Jadi, kalo website imigrasinya lagi oke, langsung aja deh daftar lewat online.
- Scan dokumen yang diperlukan di atas dengan format *.jpeg, *.gif. Ukurannya juga gak lebih dari 2 MB ya.
- Masuk ke website http://www.imigrasi.go.id/ pilih menu: Layanan Publik β Layanan Online β Layanan Paspor Online β Pra Permohonan. Udah sebulan setelah paspor Mae jadi, ternyata aku klik halaman tersebut masih saja tampil ‘This site canβt be reached.’ Duuh, duh, semoga pelayanan publiknya semakin manteup ya Bapak Dirjen Imigrasi Yang Terhormat.
- Isi formulir yang tersedia dan upload tiap file yang dibutuhkan. Untuk bayi, pilih ‘NIK’ sebagai kartu identitas dan masukkan NIK yang tersedia di KK. Masa berlaku NIK disamakan dengan masa berlaku KTP orangtua, atau buat saja 2050.
- Perhatikan ‘KOLOM KANIM’ yang merupakan tempat tujuan pembuatan paspor, contohnya Kanim Denpasar, berarti proses pembuatan paspor ditujukan di Kantor Imigrasi Denpasar.
- Cetak tanda terima prapermohonan setelah empat tahapan sebelumnya selesai.
- Bawa konfirmasi permohonan dan bayar ke bank atau kantor pos yang ditunjuk. Bank atau kantor pos kemudian memberikan stempel tanda lunas.
- Bawa bukti pembayaran saat jadwal interview diberitahukan oleh pihak imigrasi sesuai tanggal yang ditentukan.
Tips Membuat Paspor Offline
Jika kamu terpaksa datang ke kantor imigrasi karena websitenya lagi ngadat, maka sebaiknya sediakan waktu dua hari. Hari pertama, kamu cukup datang ke kantor imigrasi untuk mengambil formulir isian. Jamnya bisa kapan saja, dari jam 8 pagi sampai 3 sore.
Mengisi formulirnya menurutku lebih nyaman di rumah ya. Ruang di kantor imigrasi terbatas, belum lagi harus nyiapin pulpen, buka-buka dokumen asli untuk contekan, dan antreannya bow, ratusaaaannnn, ditambah lagi harus gendong anak? Omaigat.
Hari kedua, setelah formulir sudah dipastikan diisi dengan benar dan lengkap, maka kamu bisa datang lagi ke kantor imigrasi terdekat maksimal pukul 07.30 untuk mengambil nomor antrean. Biasanya puluhan orang sudah mengantri di sini sejak pukul 06.00 pagi loh. Aku dan Mae yang datang pukul 07.30 saja mendapat nomor antrean 89, ampuuun deh, gak kebayang kalo bikin paspornya di Jakarta. Hahahaha.
Setelah mengambil nomor antrean, kamu masuk dan bertemu petugas di loket pemeriksaan dokumen. Serahkan semua dokumen foto kopi dan aslinya, petugas akan memberi tahu apakah semua sudah lengkap. Cukup bawa pulpen, gak perlu bawa map sebab kantor imigrasi sudah menyiapkan map khusus untuk pengurusan paspor.
Ibu-ibu yang ingin mendapatkan antrean prioritas juga sebaiknya datang pagi. Antrean prioritas ini biasanya cuma sampai jam 9 atau 10 doang.
Hal tersulit dalam pembuatan paspor bayi selain antreannya adalah sesi pengambilan foto dan wawancara. Kalo bayinya masih 0-5 bulan relatif anteng ya, masih bisa diposisikan telentang di strollernya. Nah kalo bayinya udah 11 bulan kayak Mae? Lagi asik-asiknya ke sana ke mari. Belum lagi kali ketemu orang asing, lihat benda-benda baru, seperti kamera, yang ada dia rewel, gak bisa disuruh diam.
Mae kemarin menghabiskan waktu sampai 10 menit buat bikin fotonya sendiri. Butuh 2 orang petugas, satu orang pegang kamera dan satu orang lagi mengalihkan perhatian supaya Mae bisa fokus. Nah, om om pengalih perhatian ini lucu deh, udah kayak badut ngajak Mae main supaya mau fokus lihat ke kamera :'(
Tips Supaya Si Kecil tak Rewel di Kantor Imigrasi
Persiapan khusus tetap diperlukan supaya si kecil, apalagi bayi di bawah satu tahun bisa tetap anteng mengikuti proses pembuatan paspornya. Mae biasanya cuma bisa anteng sekitar satu jam, sementara satu jam berikutnya itu mut-mut-an π Bayinya super rewel kalo udah bosan dan jenuh, sehingga dipastikan tingkahnya bakal tidak menyenangkan, ditambah lagi dia bakal ‘konser’ ngalah-ngalahin Mariah Carey atau Celine Dion.
Apa saja tipsnya?
Pertama, usahakan kamu sudah membawa seluruh kelengkapan dokumen isian, foto kopi, dan dokumen asli dari rumah. Antrean di foto kopi kantor imigrasi bisa memakan waktu juga kalo sudah banyak orang.
Kedua, pastikan orang tua dan bayi sudah sarapan di rumah. Bayi yang masih meng-ASI eksklusif juga perlu mimik terlebih dahulu, atau bawa susu botol. Tahu sendiri kalo bayinya lagi laper atau haus kan? Napas naganya bisa keluar.
Ketiga, atur waktu supaya sampai di kantor imigrasi lebih pagi untuk mendapatkan nomor antrean lebih awal.
Keempat, bawa amunisi bayi, mulai dari mainan sampai camilannya. Ini lumayan bisa bikin bayi kamu anteng. Kalo bayinya suka gadget (rata-rata sih bayi masa kini udah hobi pegang HP), ya emak harus rela buat biarin bayinya mengeksplorasi gadget orang tuanya. Mau dibanting, mau dikutak-katik, terserah deh.
Kelima, jangan lupa bawa stroller ya. Gempor juga emak kalo kudu nge-gendong bayi berjam-jam. Syukur-syukur si bayi bisa bobok cantik di strollernya saat diajak menunggu antrean di bawah pohon atau di ruangan ber-AC.
Keenam, anak biasanya takut kalo disuruh foto sendiri. Jadi, saat pengambilan foto, usahakan ibu atau ayah berada di sampingnya.
Berapa Biayanya?
Setelah sesi pemeriksaan dokumen dan pengambilan foto selesai, petugas akan memberikan lembar pembayaran untuk dibawa ke bank atau kantor pos. Biayanya sekitar Rp 360 ribu per paspor dan harus dibayarkan maksimal satu minggu setelah lembar pembayaran dikeluarkan kantor imigrasi. Mengapa harus ditransfer manual? Karena ada nomor khusus yang hanya bisa dikeluarkan teller bank atau kantor pos, tidak bisa melalui anjungan tunai mandiri (ATM).
Sebaiknya pembayaran dilakukan melalui kantor pos (pengalaman pribadi). Kantor pos yang dimaksud minimal kantor pos cabang ya. Saat aku pergi ke bank dan mengantre sampai satu jam lebih, ujung-ujungnya teller banknya minta maaf karena sistem lagi sibuk, sehingga pembayaran paspor tak bisa dilakukan. Duuuh, nyesek banget. Udah datang pagi-pagi, ngantre begitu lama, tapi gagal. Petugas bank menyarankan aku membayar ke kantor pos karena biasanya lebih cepat. Untungnya bank tersebut hanya berjarak sekitar 100 meter dari kantor pos terdekat, dan hasilnya? Gak sampai 10 menit, kantor pos langsung bisa membayarkan. Alhamdulillah.
Paspor bisa diambil minimal tiga hari setelah pembayaran. Mengambil paspor bisa dilakukan mulai pukul 10 pagi sampai 3 sore. Tapi, kamu gak perlu datang pagi hari, dijamin antreannya panjang. Hehehe. Satpam yang bertugas di Kantor Imigrasi Denpasar sebelumnya menyarankan aku datang mengambil paspor sekitar jam 3 sore. Bawa bukti pembayaran, scan di pintu masuk, dan dapatkan nomor antrean. Eh, benar saja, begitu masuk, aku hanya perlu menunggu satu orang dan paspor pun sudah di tangan.
Saat pengambilan paspor, kamu masih perlu membawa materai 6.000. Ini karena petugas akan memberikan selembar surat bukti pengambilan paspor baru dan guntingan paspor lama (jika sudah pernah memiliki paspor sebelumnya) yang ditandatangani si pemilik paspor atau orang tua (perwakilan bayi atau anak). Urusan foto kopi aman sebab selalu ada warung foto kopi di setiap kantor imigrasi.
Pelayanan online dan offline di Kantor Imigrasi Denpasar cihuy bangetttt deh. Mulai dari satpam, tukang sapu, tukang foto kopi, sampai petugas yang bertugas di dalamnya sangat interaktif. Jadi, kita gak perlu bingung sebab bisa tanya siapa aja. Pak satpamnya aja udah di luar kepala kalo ditanyai persyaratan pembuatan paspor. Hebring deh π
Leave a Comment