Akhir Desember 2021 saya merencanakan liburan keluarga, meski hanya dua hari ke Bandung. Kayaknya dua tahun lebih kami gak staycation, ya persisnya sih selama pandemi Covid-19 ini.
Hal pertama yang saya pikirkan adalah menginap di hotel atau apartemen? Kondisinya liburan kali ini saya, suami, mama mertua, adik ipar, bersama ketiga anak kami yang masih piyik harus berada di penginapan sama.
Udah ketebak lah, saya dan suami memutuskan menginap di apartemen. Kasihan neneknya anak-anak kalau harus pisah kamar menginap di hotel. Kalo apartemen kan meski beda kamar, kita masih terkoneksi satu sama lain.
Kondisi serupa pastinya pernah dialami keluarga seperti saya, terlebih membawa serta seorang anak istimewa.
Alasan Pilih Apartemen
Hotel cenderung memberi kualitas layanan lebih tinggi, mulai dari resepsionis, front desk, layanan kamar, panggilan telepon, layanan antarmakanan ke kamar, dan servis lainnya. Namun, dibanding kamar hotel, apartemen menurut saya lebih pas untuk liburan keluarga dengan anak istimewa.
Alasannya apa?
1. Ruang lebih luas
Gak ada yang lebih menyeramkan ketika saya dan suami terjebak di kamar hotel sempit dengan tiga anak mengekori kami dari belakang.
Apartemen rata-rata menyediakan ruangan 30 persen lebih luas dari kamar hotel. Ini adalah solusi paling ideal buat ibu tiga anak seperti saya.
Ruang luas menghindari rasa sesak di dada karena saya punya anak-anak yang masya Allah, aktif banget kayak odong-odong yang muter terus.
Kita juga memiliki akses pribadi ke tayangan hiburan terkini. Biasanya apartemen menyediakan televisi besar dan berbayar, lengkap dengan jaringan wifi gratis, bahkan ada yang menyediakan pemutar DVD.
Apartemen seperti ini pilihan terbaik bagi keluarga yang mungkin berencana menjamu tamu saat berlibur. Buktinya kemarin pas ke Bandung, saya hampir mau didatangin ex-teman sekantor saya ke apartemen tempat kami menginap.
2. Fasilitas lebih lengkap
Apartemen lebih banyak ruangan, lebih banyak fasilitas, dan lebih fleksibel daripada hotel konvensional. Apartemen, mau tipe terkecil atau studio sekali pun pasti menyediakan dapur. Ini adalah fasilitas utama dibutuhkan orang tua dengan anak autisme.
Keluarga yang ingin memasak demi menghemat uang untuk pengeluaran makan selama liburan, pas banget kalo memilih apartemen yang ada dapurnya.
Selain dapur, apartemen menyediakan fasilitas layaknya rumah pada umumnya. Ada mesin cuci, televisi, jaringan wifi, dispenser, microwave, magic jar, alat masak, peralatan makan, lemari, balkon, jendela kamar yang lebar, sampai alat kebersihan juga ada.
3. Lebih private
Apartemen lebih private karena satu keluarga serasa berada dalam satu rumah, tetapi tetap punya kamar masing-masing.
Memang sih, banyak hotel baru sekarang menyediakan kamar dengan tata letak dua tempat tidur queen yang bisa menampung empat orang, biasanya pasangan orang tua dengan dua anak. Namun, pergerakan kita sangat terkonsentrasi, di situ-situ aja.
Kalo kita menginap di hotel kayak gini semalam sih gak masalah. Namun, kalo untuk staycation dua hari atau lebih, kayaknya ngebosenin banget, ya gak sih?
Apalagi anak-anak saya yang kembar umur tiga tahun dan satunya istimewa. Aduh, mereka itu suka pecicilan kemana-mana. Kebayang gimana serasa dipenjaranya mereka di hotel.
Ada juga resor yang menyediakan kamar untuk keluarga besar. Biasanya kita bisa pilih kamar bersebelahan dihubungkan dengan connecting door, tetapi kan ini sama artinya dengan kita bayar buat dua kamar. Mahal banget pastinya.
4. Serasa di rumah sendiri
Alih-alih kamar hotel yang dingin dan tidak ramah, kita bisa mendapatkan kamar lebih besar di apartemen, lebih akomodatif dengan desain perabotan yang nyaman, plus suasana santai.
Kita bisa banget minta bantuan hal-hal yang mungkin sulit kita komunikasikan dengan pihak hotel. Contohnya ibu menyusui yang memerlukan freezer untuk menyimpan ASIP. Kita bisa minta tolong petugas apartemen untuk menghubungkan kita dengan pihak pantry.
Saat menginap di apartemen, saya bebas pesan makanan online. Gojek atau Grab tinggal menitipkan makanan ke satpam di depan dan petugas langsung menaruh di kotak-kotak yang telah disediakan. Kayaknya kalo di hotel gak mungkin bisa kayak gini.
Rasa rindu pada rumah tidak ada lagi. Kita justru merasa seperti tinggal sementara di rumah baru yang memberi kita lebih banyak waktu bersantai dan berlibur. Apalagi rumah baru ini dekat dengan pusat kota atau destinasi wisata yang kita tuju.
5. Harga sewa lebih murah
Kita gak perlu menurunkan standar dari yang tadinya berencana menginap di hotel minimal bintang tiga menjadi hotel melati atau homestay. Apartemen memberikan kita akomodasi mewah tanpa perlu label harga hotel mahal.
Kita gak cuma mendapatkan penginapan nyaman, stylish, dan harga terjangkau, tetapi juga lebih hemat karena kita bisa masak semua makanan di dapur, menyimpan frozen food di kulkas, dan tinggal memanaskan makanan di microwave kapan pun kita mau.
Percayalah, anggaran liburan keluarga dari dapur apartemen jauh lebih murah. Pasti semua ibu rumah tangga yang pernah mencoba merasakan perbedaannya.
Biaya makan lebih hemat, otomatis kita bisa mengalihkan sebagian uang untuk berbelanja lain, seperti tiket masuk tempat wisata unggulan, belanja oleh-oleh, atau belanja keperluan pribadi di kota yang menjadi destinasi.
Staycation di Tamansari Tera Residence Bandung
Kami akhirnya menginap dua malam di Tamansari Tera Residence yang beralamat di Jalan Tera Nomor 28, Braga, Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung. Tiket menginap kami pesan via Tiket.com dengan harga sewa Rp 1,9 juta untuk dua malam.
Pertimbangan awalnya kami mencari penginapan yang relatif dekat dengan destinasi wisata yang hendak kami tuju dan sudah kami siapkan jauh hari, yaitu the Great Asia Africa, Kiara Artha Park, Kota Tua Bandung, dan kuliner di Mie Jogja Pak Karso dan Sop Djanda Bandung di Jatisari.
Suami juga katanya kangen pengen jalan-jalan ke kampusnya di Telkom University, Kampus Buah Batu. Akhirnya jadi lah kami memilih apartemen ini.
Rezeki udah diatur Allah, kira-kira demikian kalimat yang tepat untuk kami. Kebetulan banget apartemen dengan dua kamar tidur dan bebas asap rokok di sini tinggal satu doang yang available. Mungkin karena bertepatan dengan momen liburan Natal, jadinya banyak yang cari penginapan di Bandung.
Setelah acara keluarga, kami langsung berangkat dari Bekasi menuju Bandung dan sampai juga di kamar nomor 1601 tersebut.
Saya takjub dengan fasilitas lengkap di Tamansari Tera Residence.
- Kamar tidur (2 unit)
- Kamar mandi (2 unit), lengkap dengan water heater dan peralatan mandi.
- Ruang keluarga luas, merangkap ruang makan.
- Balkon
- Mesin cuci
- Kulkas
- Dispenser dengan galon yang sudah terisi.
- Televisi
- Dapur lengkap dengan kitchen set, mulai dari kompor listrik, alat masak, magic jar, microwave, dan peralatan makan lengkap.
- Alat kebersihan
- Minimarket
- Kolam renang
- Ruang fitness
- Parkir luas
Saya senang karena apartemen ini dapurnya bagus. Maklum, saya punya seorang anak istimewa yang dietnya sangat ketat dan harus diperhatikan.
Sehari sebelum keberangkatan, di rumah saya sudah memasak tiga menu berbeda, nasi, sayur, dan ikan sesuai dengan jadwal rotasi Rahif Sabtu dan Minggu. Saya masukkan makanan-makanan tersebut sesuai porsinya untuk makan pagi, siang, dan malam ke dalam plastik zip lock yang kemudian saya wrap kedap udara.
Tamansari Tera Residence alhamdulillah ada microwave, sehingga saya gak perlu wadah kaca untuk menghangatkan makanan Rashif. Saya cukup mengeluarkan makanan kemasan per kemasan saja, hangatkan, dan sajikan. Inilah asyiknya menginap di apartemen.
Tamansari Tera Residence berada di lokasi multiakses. Tempatnya dekat dengan Tol Buah Batu, Cileunyi, dan Gede Bage. Pokoknya di tengah kota banget.
Tipe apartemennya ada tiga, yaitu studio, 2 bedroom, dan 2 bedroom corner. Kalo kita mau beli apartemen ini juga bisa loh. Harganya start from Rp 390 juta untuk tipe studio. Kalo kita mau include furnish, tinggal nambahin sekitar Rp 60 juta aja.
Pembayarannya bisa cash, cash bertahap dengan DP 20 persen, atau KPR bank dengan DP 5 persen. Duh, kok saya jadi agen properti gini ya? Hehehe.
Aktivitas Keluarga Selama Staycation di Tamansari Tera Residence Bandung
Kami sampai siang hari menjelang sore di Tamansari Tera Residence. Hari pertama kami hanya mampir makan siang di Sup Djanda Bandung. Sisanya kami menghabiskan waktu di kamar alias staycation.
Ternyata ada banyak aktivitas anak bisa dilakukan selama kami menginap di Tamansari Tera Residence.
1. Menikmati pemandangan Kota Bandung dari ketinggian
Kedua kamar di Tamansari Tera Residence masing-masingnya memiliki dua jendela kaca permanen. Pagi hari kalo kita suka telat bangun, udah pasti sinar matahari langsung ke mata.
Dari jendela ini kita bisa menikmati pemandanan Kota Bandung dan sekitarnya. Anak kembar saya yang suka main kereta api betah banget duduk di pinggir jendela ini. Pasalnya persis di depan Tamansari Tera Residence ada jalur kereta api.
Setiap 10-15 menit anak-anak saya berteriak kegirangan, “Bun, pa, ada kereta api lewat.” Masya Allah, dasar anak Bali, gak pernah lihat kereta api. Sekalinya lihat kereta api beneran, segirang itu.
Begitu pindah ke Bekasi, covid-19 masih ramai, sehingga saya belum sempat ajak mereka mencoba naik kereta api.
2. Sunrise dan sunset indah dari balkon dan jendela kamar
Apartemen Tamansari Panoramic memiliki 30 lantai. Kamar kami berada di lantai 16. Cukup tinggi ya.
Siapa sangka kami mendapatkan pemandangan matahari terbit dan terbenam yang spektakuler. Sunrise di Tamansari Tera Residence sangat cantik.
Pagi pertama saya menyaksikan keindahan itu sekitar pukul 05.15 pagi dan puncaknya 05.30 WIB. Senja hari juga sama, semburat jingga di langit Kota Bandung menyisipkan memori, kami akan kembali lagi ke kota ini.
Dari balkon, pemandangan Gunung Tangkuban Perahu begitu sempurna di depan mata. Saya tak menyangka gunung dengan ketinggian 2.084 meter di atas permukaan laut (m dpl) itu bisa disaksikan dari balkon kamar kami.
Pada posisi sama di malam hari kami melihat pemandangan Bukit Bintang. Lampu-lampu menyala di gedung-gedung tinggi menjulang. Rumah-rumah di sekitar perbukitan tak mau kalah menunjukkan cahayanya.
Saat kami mengarahkan pandangan ke bawah sana, tampak lampu-lampu kendaraan yang berlalu lalang, kejar mengejar, epik banget.
3. Berenang di kolam air hangat
Tamansari Tera Residence memiliki kolam renang dewasa dan kolam renang anak yang posisinya bersebelahan. Hebatnya, kolam renang dewasa airnya dingin, sedangkan kolam renang anak airnya hangat.
Si kembar senang banget berenang menghangatkan badan di sini. Mereka berenang ditemani papanya. Rashif dan Rangin seolah gak takut, meski mencoba pertama kali. Saking semangatnya berjalan dalam kolam sendiri, Rashif dan Rangin sempat terpeleset dan tenggelam, kemudian mengapung sendiri.
Dag dig dug juga, sebab posisi saya waktu itu sedang ‘berhalangan,’ sehingga gak bisa nyebur. Untung aja dibantuin sama orang tua di kolam
4. Jalan-jalan seputaran apartemen
Tamansari Tera Residence dekat banget dari kawasan Kota Tua Bandung. Kita bisa jalan kaki sebentar atau tunggu bus city tour lewat, ikutan naik, meremin mata, nyampe deh.
Jalan Asia Afrika dipenuhi bangunan kolonial yang indah, salah satunya Museum Asia Afrika. Sayang putri saya terlanjur trauma duluan, lantaran di pinggir jalan dia disapa badut jalanan berkostum kuntilanak, lengkap dengan penggalan kepala di tangannya.
Please deh, saya kecewa banget dengan satu ini. Apa iya di pagi hari mesti ada pesta kostum-kostum hantu seperti itu? Beda cerita kalo malam hari, silakan.
Untung aja gak lama kemudian ada badut berkostum Pikachu dan Squid Doll lewat menghibur hatinya. Saya bahkan bayar lebih mereka untuk main tak umpet sama Kakak Mae, supaya si kakak bisa lupa sama insiden kuntilanak tadi.
5. Kumpul keluarga sambil pesan makanan online
Ini dia kenikmatan tak terkira dari menginap di apartemen. Kita bisa bebas pesan makanan dari luar untuk dibawa ke kamar.
Kita bisa minta tolong abang gojek menitipkan makanan di satpam bawah. Segenap staf di Tamansari Tera Residence dengan tangan terbuka membantu semua tamu.
Terima kasih atas keramahan dan kebaikan hati kalian. Saya pastikan someday jika saya ke Bandung lagi, kedua kalinya saya akan menginap di sini.
Leave a Comment