Pagi ini, tepatnya 5 Januari 2022 ketika iseng cek market summary, saya mendapati harga bitcoin berada di level Rp 664,314 juta per koin. Beberapa analis bahkan memperkirakan harga aset digital satu ini bakal melonjak hingga 100 ribu dolar AS, setara Rp 1,4 miliar per koin tahun ini.
Gila, benar-benar gila!
Lalu saya open new tab untuk cek posisi saham kecil-kecilan yang saya investasikan setahun lalu. Berbanding terbalik sodara sodara. Imbas hasilnya malah anjlok -2,29 persen. Nangis di pojokan.
Yah, begitulah namanya investasi, naik turun kayak roller coaster. Apalagi di masa pandemi kayak gini, pasar saham agak lesu. Saya berdoa semoga 2022 perekonomian negara kita bangkit lagi dan mendongkrak return berbagai instrumen investasi.
Informasi Harga Bitcoin untuk Pemula
Ngapain sih, emak-emak anak tiga sok-sokan baca news tentang uang kripto (cryptocurrency)?
Sembilan tahun bertugas sebagai jurnalis ekonomi, tentu saja insting itu masih ada. Saya masih sering pantau market news di berbagai laman berita online. Apalagi sebagai ‘menteri ekonomi’ di keluarga, saya perlu belajar banyak tentang instrumen investasi untuk masa depan.
Perihal instrumen mana yang kita pilih, itu bergantung pada kesepakatan masing-masing, antara suami dan istri.
Kalian mungkin pernah mendengar tentang bitcoin sebagai mata uang digital (virtual currency) yang harganya meroket tajam pada 2017. Harga bitcoin pada Januari 2017 kalo gak salah mencapai 900 dolar AS atau Rp 12,9 juta per koin, lalu puncaknya 20 ribu dolar AS atau Rp 287,23 juta per koin pada Desember 2017.
Harga bitcoin kemudian melandai ke posisi 5.000-6.000 dolar AS setara Rp 71 juta hingga Rp 86,14 juta per koin pada 2018. Wih, hot banget ya pergerakannya? Ya, begitulah bitcoin sebagai komoditi yang fluktuatif dan spekulatif, lebih edun alias lebih gila lagi dari saham.
Namun, orang bilang hidup datar-datar aja tuh gak ada seru-serunya. Soalnya gak ada tantangan, cuma mengalir seperti air. Seedun-edunnya fluktuasi dan spekulasi harga mata uang kripto seperti bitcoin, tetap saja profitnya lebih edun suredun dari saham.
Di luar negeri, mereka yang pernah masuk dalam daftar orang terkaya di dunia karena Bitcoin cs adalah Chris Larsen dan Changpeng Zhao. Kalo di Indonesia?
Lihat aja para crazy rich alias sultan-sultan muda yang bermunculan di berbagai kota. Dari mana lagi sumber penghasilannya, kalo salah satunya gak berasal dari cryptocurrency?
Bitcoin sekarang menjadi mata uang kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar di dunia. Valuasi pasar bitcoin akhir Desember 2021 totalnya mencapai 913,1 miliar dolar AS, atau setara Rp 13,1 triliun.
Kenalan Sama Bitcoin
Bitcoin adalah salah satu mata uang kripto pertama sekaligus paling populer di dunia yang beroperasi pada jaringan terdesentralisasi.
Kita bisa bertransaksi mata uang kripto tanpa perantara, artinya gak perlu lewat bank. Konsep penggunaan bitcoin mengutamakan privacy. Gak perlu nomor akun atau rekening, gak perlu nama asli, dan gak perlu fitur pengenal lain. Istilahnya bisa anonim, bisa pseudonymous.
Hah? Kayak makhluk ghaib dong? Ya, begitulah kira-kira.
Eits, jangan salah. Setiap transaksi bitcoin tercatat dalam buku besar publik yang dapat diakses siapapun. Kita bisa tahu saldo di rekening orang lain, tapi kita gak tahu siapa pemilik sebenar rekening tersebut, kecuali pemiliknya bersedia memberitahu. Sekecil, secuil, seimprit apapun catatan transaksi dilindungi dengan kunci terenkripsi. Perlindungannya berlapis-lapis, kayak wafer Tango.
Bitcoin pertama kali ditemukan Satoshi Nakamoto. Sampai sekarang kita gak tahu wujud asli pemilik nama ke-Jepang-Jepang-an ini. Namanya pun konon nama samaran.
Bitcoin gak dicetak seperti uang kertas atau kartal, melainkan ditambang (mining). Bitcoin menggunakan teknologi blockchain. Para penambang menggunakan komputer canggih dan menguraikan matematika kompleks untuk menemukan block baru.
Ya sama kayak kita menambang emas di goa. Kita nebak-nebak sendiri, block mana yang kira-kira bakal menghasilkan emas paling banyak? Sebagai hadiahnya, penambang akan diganjar sejumlah koin bitcoin.
Kalo kita berhasil menemukan satu block, kita akan dihadiahi misalnya 50 koin. Gak gampang loh nemuin block pertama ini. Semakin banyak kita menemukan block baru, jumlah koinnya semakin berkurang. Kalo di awal misalnya kita mendapat 50 koin per block, selanjutnya menjadi 25 koin per block, dan berkurang terus seiring bertambahnya sirkulasi.
Selayaknya uang kertas di dunia nyata, kalo terus dicetak, negara bakal inflasi dong, ya kan? Makanya Bank Indonesia (BI) sebagai regulator membatasi jumlah uang yang beredar di masyarakat. Tujuannya supaya gak over inflasi.
Nah, di bitcoin juga sama. Sistem yang diciptakan the founding father bitcoin, Satoshi Nakamoto memastikan bahwa jumlah maksimal bitcoin yang beredar di seluruh dunia adalah 21 juta bitcoin, sehingga gak bakal terjadi inflasi.
Bitcoin berfungsi sama sebagaimana mata uang lainnya, hanya saja cuma tersedia dan ditransaksikan di dunia digital. Sekarang ini di Indonesia banyak sekali investor melirik bitcoin, terlebih ketika mata uang virtual ini sudah disetujui sebagai instrumen investasi sah oleh Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Badan Pengawasan Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti).
Ada empat aturan yang melegalkan aset kripto, seperti bitcoin di Indonesia, antara lain:
- Peraturan Bappebti Nomor 2/ 2019 tentang Penyelenggaraan Pasar Fisik Komoditi di Bursa Berjangka.
- Peraturan Bappebti Nomor 3/ 2019 tentang Komoditi yang dapat Dijadikan Subjek Kontrak Berjangka, Kontrak Derivatif Syariah, dan atau Kontrak Derivatif lain yang Diperdagangkan di Bursa Berjangka.
- Peraturan Bappebti Nomor 4/ 2019 tentang Ketentuan Teknis Penyelenggaraan Pasar Fisik Emas Digital di Bursa Berjangka.
- Peraturan Bappebti Nomor 5/ 2019 tentang Ketentuan Teknis Penyelenggaraan Pasar Fisik Aset Kripto (Crypto Asset) di Bursa Berjangka.
Bitcoin jika berkaca pada empat aturan tersebut statusnya sah jika digunakan sebagai komoditas di bursa berjangka. Artinya, cuma pelaku pasar yang terdaftar dalam bursa berjangka digital saja yang bisa memperjualbelikan.
Bitcoin tidak diakui sebagai alat pembayaran sah (fisik) di tengah masyarakat karena uang digital ini diterbitkan oleh pihak selain BI sebagai satu-satunya otoritas moneter di negara ini.
Banyak banget rumor tak sedap tentang bitcoin. Ya, gak perlu dibahas juga secara mendetail di sini. Kita cukup mengetahui manfaat yang diperoleh dengan memiliki bitcoin, antara lain:
- Harga bitcoin bisa melonjak drastis. Pas pandemi 2020 saja harganya naik menembus 354 persen.
- Bitcoin sudah bisa digunakan sebagai alat pembayaran untuk transaksi online di e-commerce asing, seperti Amazon dan e-Bay.
- Beberapa negara sudah mengesahkan bitcoin sebagai alat pembayaran sah dalam transaksi digital, seperti Amerika Serikat, Jepang, Korea Selatan, Denmark, Finlandia, Nigeria, Ukraina, Rusia, dan Cina.
Menambang Bitcoin di Rekeningku.com
Selain bitcoin (BTC), mata uang kripto yang memiliki kapitalisasi pasar besar, antara lain ethereum (ETH), algorand (ALGO), polygon (MATIC), solana (SOL), cardano (ADA), chainlink (LINK), dan the sandbox (SAND). Banyaaak lagi yang lainnya.
Kalo kalian sudah memutuskan mau mencoba lebih jauh keajaiban bitcoin dan aset kripto lainnya, belajar cara menambangnya, cara memperjualbelikannya, mendapatkan harga bitcoin terbaik, terlebih kalo kalian pemula, coba deh kunjungi website https://www.rekeningku.com/
Rekeningku.com adalah salah satu bursa berjangka (exchange) atau platform jual beli kripto di Indonesia.
Rekeningku.com mulai beroperasi secara komersial pada 2017 di Jakarta. Setahun kemudian perusahaan ini melakukan initial coin offering (ICO) bernama Ana Coin. Wah, mirip saham ya kalo melakukan initial public offering (IPO).
Total suplai Ana Coin yang diterbitkan Rekeningku.com mencapai 200 juta koin. Sebanyak 40 persennya atau setara 80 juta koin dijual ke publik. Nah, kalian bisa menjadikan Ana Coin salah satu pilihan mata uang kripto yang menarik untuk dimiliki, selain bitcoin tentunya.
Tertarik? Bikin akun di Rekeningku.com segera ya.
Leave a Comment