Edukasi ekonomi syariah pascapandemi amat penting. Kita tahu bahwa selain industri perbankan, industri keuangan lain ikut terdampak, misalnya pasar modal syariah. Saya ambil contoh pertengahan Maret 2020, pemerintah mulai memberlakukan mekanisme work from home.
Ketika pemerintah mengumumkan kebijakan ini, masyarakat panik. Saham-saham emiten farmasi dan kesehatan hampir tidak mencatat volume perdagangan beberapa hari setelah pengumuman tersebut.
Kondisi ini rupanya tidak bertahan lama. Pada bulan sama, kinerja perusahaan yang tadinya turun berbalik menukik tajam seiring kedatangan vaksin covid-19 di Indonesia. Bukan hanya perusahaan farmasi dan kesehatan, tetapi juga perusahaan-perusahaan asuransi yang beroperasi di Indonesia.
Gara-gara ini, saham-saham perusahaan terkait dianggap memiliki prospek jangka panjang. Pelaku pasar mempersepsikan kebutuhan fasilitas kesehatan bakal meningkat. Ini terlihat dari kinerja positif sejumlah saham sektor kesehatan dan farmasi.
Proteksi masyarakat meningkat. Asuransi kesehatan dan asuransi jiwa seolah menjadi ‘kebutuhan baru’ selama pandemi covid-19. Saya contohkan PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) sebagai salah satu pemain besar industri asuransi dalam negeri.
Prudential Indonesia mencatat kinerja keuangan solid sepanjang 2021. Total asetnya mencapai Rp 72 triliun dan membukukan total pendapatan premi hingga Rp 23 triliun.
Mengapa edukasi ekonomi syariah pascapandemi sangat penting?
Global Islamic Economic Report (2020) menunjukkan keuangan syariah menjadi salah satu sektor dengan pertumbuhan tercepat di industri keuangan global. Kinerjanya bahkan melampaui pasar keuangan konvensional.
Persentasenya meningkat dari 13,9 persen sepanjang 2018-2019. Nilainya naik dari 2,52 triliun dolar AS menjadi 2,88 triliun dolar AS. Pada 2020, saat krisis covid-19 dimulai, nilai aset keuangan syariah memang tidak menunjukkan pertumbuhan. Akan tetapi, setelah itu kondisinya kembali pulih.
Indonesia membuktikannya. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat aset keuangan syariah di Indonesia meningkat 13,82 persen pada 2021. Nilainya naik dari Rp 1,8 triliun menjadi Rp 2,05 triliun.
Keuangan syariah berperan penting dalam mendukung program-program pemulihan ekonomi, salah satunya mengurangi kemiskinan melalui pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat. Alasannya, keuangan syariah mengatur aset dan transaksi berdasarkan prinsip keadilan dan ketulusan. Lihat saja penerapan zakat, infak, sedekah, dan wakaf.
Sayangnya, pembiayaan sosial syariah, seperti zakat, wakaf, dan sedekah di Indonesia masih membutuhkan sentuhan digitalisasi teknologi lebih luas. Tujuannya untuk menjangkau kelompok masyarakat yang belum terliterasi dengan baik dan belum terjangkau produk-produk keuangan syariah.
Masih banyak masyarakat kita yang tidak punya rekening bank, tetapi mereka pasti punya smartphone. Ini adalah peluang besar untuk menyentuh mereka menggunakan teknologi digital.
Digitalisasi keuangan syariah memecah masalah kemiskinan mulai dari masyarakat miskin paling bawah. Aktivitas filantropi Islam berkembang pesat seiring penggunaan teknologi di semua sektor.
Kebijakan lockdown yang diberlakukan nyaris seluruh dunia berdampak negatif pada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di banyak negara. Pertanyaannya, mengapa ekonomi di Indonesia tak menakutkan serupa negara lain?
Salah satu jawabannya karena keuangan syariah di Indonesia memberlakukan risk-sharing dan shared prosperity. Ekonomi syariah dan keuangan sosial serupa zakat dan sebagainya menjadi jaring pengaman penting untuk menstabilkan kondisi keuangan masyarakat secara umum.
Optimalisasi edukasi ekonomi syariah bersama Prudential
OJK mencatat indeks inklusi dan literasi keuangan syariah tumbuh signifikan sepanjang 2022, masing-masingnya 12,12 persen dan 9,14 persen. Persentase ini jauh lebih tinggi dibanding 8,93 persen dan 9,10 persen pada 2021.
Daerah dengan indeks literasi dan inklusi keuangan syariah di atas rata-rata nasional adalah Riau, Sumatera Utara, Jawa Timur, Banten, Gorontalo, Nusa Tenggara Barat (NTB), Aceh, DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Ada juga daerah dengan indeks literasi dan inklusi keuangan syariah di bawah rata-rata nasional, yaitu Kepulauan Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Kalimantan Selatan, Bali, Papua, Papua Barat, Kalimantan Tengah, Bengkulu, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, NTT, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, dan Maluku.
Seluruh pihak yang terlibat dalam industri keuangan syariah melakukan berbagai cara untuk mengoptimalisasi capaian ini. PT Prudential Sharia Life Assurance (Prudential Syariah) misalnya, ikut berperan aktif mengakselerasi inovasi dan kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan.
Sharia Knowledge Center (SKC) by Prudential Syariah
Sebagai blogger yang kerap menyajikan artikel seputar ekonomi di kanal Mamanomics, sekecil apa pun saya bertekad meningkatkan edukasi ekonomi syariah di Indonesia semampu saya. Kendala yang kerap muncul adalah saya kekurangan bank data untuk mendukung topik-topik bahasan tertentu.
Prudential Syariah menginisiasi Sharia Knowledge Center (SKC) sebagai kanal informasi, inovasi, dan kolaborasi seputar ekonomi syariah di Indonesia. Platform bagi para penggiat ekonomi syariah ini bisa digunakan siapa saja untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan syariah.
Dengan demikian, kita semua bisa bergotong royong memajukan ekonomi syariah pascapandemi dan menjadikan Indonesia sebagai pusat perkembangan ekonomi syariah global. Ibarat bank data, SKC memiliki empat sub-kanal informasi yang bisa dimanfaatkan untuk menambah jangkauan edukasi ekonomi syariah.
1. Sub-kanal edukasi
Menyajikan berbagai materi edukasi ekonomi dan keuangan syariah berupa infografis dan video. Topik bahasannya lengkap, mulai dari asuransi, ekonomi syariah, fikih muamalah, investasi syariah, perbankan, dan ZISWAF.
2. Sub-kanal regulasi dan data
Kita bisa memantau kinerja industri keuangan syariah dari waktu ke waktu di sub-kanal ini. Tampilannya bisa diatur, mulai dari data terlama hingga terbaru.
Informasi terkait makro ekonomi dan industri keuangan syariah disajikan dalam bentuk terperinci, berupa chart dan tabel. Kita juga bisa mengunduhnya untuk dibaca offline.
Selain statistik ekonomi syariah, ada juga informasi seputar regulasi terkait. Contohnya, Undang-Undang RO, Peraturan atau Keputusan Menteri Keuangan, Peraturan atau Surat Edaran Bank Indonesia, juga Peraturan atau Surat Edaran OJK.
Sharia Knowledge Centre juga menghadirkan berbagai fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia (MUI) terkait masalah-masalah hukum seputar kegiatan ekonomi syariah.
3. Sub-kanal penelitian dan pengembangan
Kita bisa tahu roadmap ekonomi syariah serta kumpulan informasi kajian ekonomi syariah di sub-kanal ini. Performa industri dan outlook, inovasi dan best practices, semua bisa diunduh gratis.
4. Sub-kanal bincang syariah
Sub-kanal ini sangat menarik perhatian. Banyak banget seminar ekonomi dan keuangan syariah yang telah diadakan. Jadi, kalau kamu bukan tipe orang yang suka membaca, kamu bisa mengikuti zoom meeting berbagai topik menarik di sini.
Edukasi ekonomi syariah akan meningkatkan literasi masyarakat. Apabila ekosistemnya terbangun kondusif, mastarakat dengan sendirinya ikut berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi dan keuangan syariah. Upaya pemulihan ekonomi pascapandemi pun makin cepat.
Leave a Comment