Blog at First Sight adalah buku antologi pertama saya yang lahir di hari pertama Januari 2022. Senang banget karena hadiah tahun baru di tengah pandemi kali ini terasa begitu istimewa.
Sebetulnya sejak lama saya ingin menerbitkan buku sendiri. Semangat itu pupus setelah era 2010-2012 saya gagal menemukan penerbit yang sedia menerima naskah novel saya. Cetek banget ya nyali saya dulu? Baru usaha kurang dari tiga tahun aja udah nyerah.
Medio itu kayaknya belum banyak penerbit mandiri (indie publishing), jadi susah banget cetak buku sendiri. Pernah juga saya ikut sayembara penulisan novel yang diselenggarakan BUKUNE, eh malah gagal di final.
Dari 110 naskah novel yang masuk, saya tembus tahap demi tahap sampai masuk 15 besar. Pas final penyaringan 10 novel terbaik untuk diterbitkan, saya gugur. Nyesek gak tuh? Sedihnya masih kerasa sampai sekarang.
Untungnya saya tenggelam dalam kesibukan menjadi jurnalis salah satu media nasional di Jakarta. Ah, gak apalah gak nerbitin buku, toh tulisan saya eksklusif muncul setiap hari di koran. Sama aja toh, sama-sama nulis.
Time flies, saya resign jadi wartawan 2019 dan fokus ngeblog. Satu hari, tepatnya 20 November 2021, seorang kawan blogger, Mas Janu Muhammad japri saya di Instagram ngajakin nulis bareng. Am I good enough? Pikir saya waktu itu.
“Kisah Mba Mutia dan segudang pengalamannya semoga bisa menginspirasi di antologi ini. Ditunggu ya mba di grup,” tulis Mas Janu via WhatsApp.
Akhirnya saya menerima tawaran tersebut karena saya pikir beban menulis buku antologi gak seberat menulis buku solo. Sulitnya dibagi sama-sama dengan 19 penulis lainnya.
Kenapa Judulnya Blog at First Sight?
Blog at First Sight adalah opsi ke-10 yang muncul saat kami berdiskusi di grup WhatsApp penulis. Banyak banget ide masuk terkait usulan judul utama, yaitu:
- Kopi Blogger
- Ayo Ngeblog
- Ngeblog Dulu, Cuan Kemudian.
- The Power of Blogging
- Grow Your Blog
- Monetize Your Blog
- Ngeblog Itu Soal Passion
- Berawal dari Ngeblog
- Ngeblog: Passion + Profit
- Blog at First Sight
Judul terakhir ini muncul begitu saja di kepala saya dalam hitungan detik, begitu Mas Janu akan menutup voting usulan. Eh, siapa sangka judul bontot inilah yang keluar sebagai pemenang setelah dipilih mayoritas penulis.
- Judul Buku: Blog at First Sight (Kisah Inspiratif 20 Blogger Indonesia)
- Penulis: Mutia Ramadhani, Janu Muhammad dan Sulistiana Febriawati, Andri Marza Akhda, Jihan Mawaddah, Lintang Gumilang, Priyo Harjiyono, Rini Novita Sari, Rommy Syawal, Supadilah, Alto Refa Chandra, Nabila Ghaida Zia, Siti Mustiani, Adhi Nugroho, Firmansyah, Muhammad Nur Ardi Handayat, Adhi Hermawan, Ferry Aldina, Naqiibatin Nadriliyah, Joko Yugiyanto, dan Rizka Edmanda.
- Ilustrator: Tim Dandelion
- Penerbit: Dandelion Publisher
- Jumlah halaman: 142
- Cetakan: 1 (Januari 2022)
- Nomor ISBN: 978-623-373-194-2
- Genre: Non Fiksi – Kisah Inspirasi
- Harga: Rp 69 ribu
Kalian pasti tahu dong rasanya jatuh cinta pada pandangan pertama alias love at first sight, ya ‘kan? Perasaan sama ternyata saya rasakan saat pertama kali memiliki blog dengan top level domain (TLD).
Beberapa tahun kemudian, tepatnya akhir 2019, saya kembali jatuh cinta untuk kedua kalinya ketika mengetahui blog bukan cuma tempat curhat. Blog bisa jadi aset yang memberi kita passive income.
Antologi Blog at First Sight menceritakan bagaimana masing-masing penulis jatuh cinta dengan dunia blogging, sampai bisa memonetisasi blognya untuk menghasilkan cuan dengan berbagai cara. Penasaran? Silakan pesan bukunya di Dandelion Publisher.
Ragam Kisah Blogger dalam Blog at First Sight
Blog adalah tempat di mana saya bisa menulis dari hati, di mana tata bahasa yang tak sempurna pun bisa diterima pembaca saya karena satu alasan, yaitu terlanjur cinta.
Pembaca terlanjur cinta karena saya memilih topik spesifik yang mereka cari. Pembaca terlanjur cinta karena secara eksklusif saya membahas detail tentang topik tersebut, tanpa perlu takut pada batasan jumlah kata, foto, dan halaman, sebagaimana mereka membaca berita-berita di koran atau media online.
Masing-masing kita memiliki kisah pribadi yang menghiasi perjalanan hidup. Ada yang dari seorang pecundang menjadi pemenang, dari yang tadinya gagal sampai membuat terobosan, dari yang tadinya menangis hingga tertawa.
Setiap kali kita berbagi kisah kita di blog, kita menyalakan harapan di hati pembaca. Kita menyentuh inti kehidupan mereka, berharap menimbulkan riak positif untuk menyentuh hati-hati lainnya, entah di saat mereka membicarakan tulisan kita di circle mereka, membagikan tulisan kita di media sosial, atau mengirimkan pesan langsung ke kita sembari berterima kasih atas tulisan yang kita buat.
Begitulah yang saya rasakan ketika menyeriusi niche blog parenting untuk anak berkebutuhan khusus. Dalam antologi Blog at First Sight ini saya menulis tentang Blog Parenting untuk Orang Tua Anak-Anak Istimewa.
Pada blog saya https://muthebogara.blog/ saya membuat sebuah kanal parenting dengan tiga subkanal, yaitu:
- Twiniverse, ditujukan untuk orang tua dengan anak istimewa, khususnya penyandang autisme.
- Rookie Moms, ditujukan untuk perempuan yang baru saja menjadi ibu.
- Motherhood, ditujukan untuk seluruh ibu yang tengah berjuang dengan pengasuhan anak.
Saya bercerita bagaimana putra saya yang spesial menginspirasi saya menyeriusi kanal parenting ini. Sejak membagikan kisah saya tentang Rashif yang didiagnosis autism spectrum disorder kurang dari dua tahun lalu, kotak pesan saya selalu penuh dengan pesan pembaca.
Ternyata saya tak sendiri. Saya mendapati banyak orang tua di luar sana memiliki anak istimewa seperti Rashif. Mereka berasal daro Aceh, Riau, Jambi, Lampung, Palembang, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, hingga Sulawesi. Mayoritas mereka seperti saya dulu yang kebingungan menangani anak istimewa.
Mereka berterima kasih dan beryukur menemukan blog saya. Tidak banyak yang sudi berbagi kisah ini, terlebih masih banyak yang menyembunyikan anak autis mereka karena malu diketahui orang lain.
Janu Muhammad memiliki kisah berbeda. Dalam tulisan berjudul Iseng Blogging Jadi Personal Branding dia bercerita tentang produktivitas sebagai blogger, meski tengah menempuh pendidikan di Negara Kincir Angin, Belanda. Blog juga yang mempertemukan Janu dengan istrinya. Mereka dikenal sebagai couple blogger sampai hari ini.
Muhammad Nur Ardi Handayat layak dijadikan teladan bagi remaja yang baru mengawali aktivitas blog. Pasalnya Handayat ngeblog sejak masih berseragam putih abu-abu. Dia bahkan berhasil diterima sebagai mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi di Universitas Diponegoro, Semarang berbekal sertifikat pemenang lomba blog di berbagai kesempatan.
Ada juga Rini Novita Sari yang kesehariannya bergulat dengan tax accounting. Blogger Sidoarjo ini sukses mendirikan usaha digital sendiri yang membawahi beberapa penulis.
Jihan Mawaddah salah satu blogger yang kariernya di dunia monetisasi blog termasuk fast track. Ibu cerdas ini telah memenangkan 30 lomba blog dalam setahun. Jihan begitu cepat beradaptasi dengan dinamika blogging dengan mengikuti berbagai pelatihan menulis, hingga sekarang mengetuai Komunitas One Day One Post (ODOP).
Ferry Aldina berhasil meng-umrahkan orang tuanya setelah memenangkan kompetisi blog berhadiah umrah. Dia sama sekali tak menyangka jika Allah mengabulkan doa-doanya dengan cara tak terduga.
Ada pula guru dan dosen yang menjadi blogger. Mereka Nabila Ghaida Zia, Naqiibatin Nadliriyah, Supadilah, dan Firmansyah. Keempatnya berasal dari background pendidikan berbeda, dan punya pengalaman ngeblog yang seru.
Supadilah dan Firmansyah masing-masingnya dikenal sebagai dua teacher blogger. Mereka kerap memenangkan banyak kompetisi blog, khususnya yang bertema pendidikan.
Nabila merupakan guru Taman Kanak-Kanak Islam Terpadu (TKIT) di Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Meski tinggal di desa kecil, Nabila aktif di berbagai kegiatan kepenulisan, mulai dari menjadi penulis, content writer, blogger, ghost writer, konsultan pada platform aplikasi pendidikan, juga kontributor pada media lifestyle muslimah.
Naqiibatin adalah dosen di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Selain ngeblog, Naqii juga inisiator sakula.kita, sebuah gerakan sosial yang membantu meringankan beban anak-anak yatim di sekitarnya.
Masya Allah, masya Allah, banyak banget kisah menginspirasi dari 20 blogger yang berbagi di buku ini.
Kontak dan Pemesanan
Buku Blog at First Sight yang kami terbitkan melalui kerja sama dengan Dandelion Publisher ini dihargai Rp 69 ribu (harga normal). Alhamdulillah sudah mendapat badge BEST SELLER.
Selama masa preorder 1-6 Januari 2021, buku setebal 142 halaman ini telah dipesan 223 eksemplar dari target awal sekitar 100 eksemplar. Saya sampaikan terima kasih banyak kepada Tim Dandelion juga teman-teman yang telah berkenan memiliki karya ini. Semoga buku ini bermanfaat bagi yang membaca.
Insya Allah pemesanan tahap kedua akan dilakukan dalam waktu dekat. Bagi teman-teman yang belum sempat pesan, atau pas mau pesan tapi kadung sold out lapaknya, silakan preorder dulu melalui saya, atau langsung ke penerbit.
Cara pemesanan Blog at First Sight batch-2
- Add akun Instagram @blogatfirstsight
- Kirimkan direct message (DM) ke akun tersebut dengan menyampaikan rencana pemesanan buku Blog at First Sight cetakan kedua.
- Tunggu pesan dibalas dan lakukan pembayaran sesuai arahan admin.
Kalo mau praktis, langsung kirimkan pesan ke penulis, yaitu saya sendiri melalui link WhatsApp di bawah ini.
Harga buku di atas belum termasuk ongkos kirim ya temans. Spesial buat teman-teman yang pesan langsung 2 (dua) eksemplar buku ke saya, dapatkan gratis ongkos kirim ke seluruh Indonesia.
Tunggu apa lagi? Grab is fast ya temans.
Leave a Comment