Nasib drama china “Snowfall” ternyata nggak jauh beda dengan “The Double.” Sama sekali nggak ada yang nyangka kalau drama ini bakal booming, tapi ternyata sambutan penontonnya luar biasa, kecuali di episode terakhir sih… itu sih bikin aku pengen banting hape. Wkwkwk.
Tema vampir dan male lead yang dibintangi oleh Gao Weiguang, siapa sih yang bisa nolak? Jujur, mungkin itu juga yang bikin aku tertarik banget buat nonton serial 24 episode ini.
Selama ini, kalau liat Gao Weiguang, aku tuh udah ngerasa banget kalau dia tuh cocok banget deh jadi vampir-nya drachin, mirip-mirip kayak Lee Soo Hyuk di drakor, kan? Kekeke.
Yang bikin shock adalah, dia dipasangkan dengan Ouyang Nana yang masih muda banget. Gimana nggak kaget, coba, Ouyang Nana yang masih 24 tahun dipasangkan dengan Om Gao yang udah 41 tahun. Gimana tuh? Hahaha.
Untungnya, muka vampirnya Om Gao berhasil menyelamatkan situasi, jadi nggak keliatan banget deh umur aslinya yang udah kepala empat.
Nggak pake babibu lagi, yuk langsung aja aku bahas tentang serial yang satu ini.
Detail Drama
Judul: Snowfall
Episode: 24
Tayang: 29 Juli – 7 Agustus 2024
Platform: WeTV
Durasi: 45 menit per episode
Genre: Fantasi Sejarah
Pokoknya, meskipun ada drama di episode terakhir yang bikin geregetan, tapi overall, serial ini worth banget buat ditonton!
Sinopsis “Snowfall”
Drama china “Snowfall” membawa kita ke dalam dunia yang penuh ketegangan, berlatarkan Era Republik China di tengah-tengah pemerintahan yang dilanda korupsi.
Ceritanya sangat menarik, karena menggabungkan kisah vampir dengan dunia politik yang penuh intrik. Kita diperkenalkan dengan tokoh utama, Shen Zhiheng (diperankan oleh Gao Weiguang), seorang vampir legendaris yang telah hidup lebih dari seratus tahun.
Shen Zhiheng bukanlah vampir biasa. Dia adalah seorang pemimpin dari Haidong Daily, sebuah surat kabar ternama yang sangat berani mengkritik kebijakan pemerintah, khususnya dalam bidang ekonomi.
Melalui media yang dipimpinnya, Shen Zhiheng berusaha mengungkapkan kebenaran, meskipun itu berarti dia harus menghadapi berbagai ancaman yang datang dari pihak-pihak yang tak suka dengan sikapnya. Posisi ini membuatnya menjadi sasaran empuk bagi banyak kelompok yang ingin menghentikan langkahnya.
Meski sudah beberapa kali menjadi target pembunuhan, Shen Zhiheng selalu berhasil lolos dari maut, seolah-olah tak ada yang bisa mengalahkan ketangguhannya. Kehidupannya yang panjang membuatnya semakin bijaksana, tetapi juga semakin kesepian.
Setiap kali ia nyaris terbunuh, Shen Zhiheng hanya bisa tersenyum pahit, tahu bahwa dalam hidupnya yang abadi, ancaman demi ancaman terus menghantuinya.
Puncaknya, pada percakapan terakhir yang menjadi titik balik cerita, dia benar-benar terpojok. Dalam sebuah percobaan pembunuhan terakhir yang hampir merenggut nyawanya, Shen Zhiheng merasa tubuhnya mulai lemah dan tak bisa menghindari takdir.
Tapi ya namanya juga vampir, jadi meskipun hampir mati, dia tetap nggak bisa mati. Makin seru, kan? Hahaha. Tentu saja, itu cuma awal dari kisah yang lebih mendalam dan penuh kejutan.
Di tengah kondisi sekaratnya itu, Shen Zhiheng, sang vampir yang sudah merasakan kepedihan hidup, tiba-tiba mendapat bantuan tak terduga dari seorang gadis buta bernama Mi Lan (Ouyang Nana).
Mi Lan, meski hidupnya penuh cobaan, memiliki hati yang mulia dan siap menolong siapa saja yang membutuhkan, termasuk Shen Zhiheng yang sekarat. Meskipun dia tidak tahu betul siapa yang ia tolong, insting baik hati Mi Lan membuatnya melangkah tanpa ragu.
Nyatanya, kehidupan Mi Lan sendiri jauh dari mudah. Sejak kecil, ia harus menghadapi kenyataan pahit dalam hidupnya.
Ibunya, yang menderita depresi setelah suaminya menikah lagi dan memiliki anak laki-laki, melampiaskan kemarahannya kepada Mi Lan.
Dalam budaya China, anak laki-laki sering kali dianggap lebih berharga daripada anak perempuan, dan hal itu membuat ibunya semakin membenci Mi Lan. Tidak hanya karena ia perempuan, tapi juga karena kekurangan fisiknya, yaitu kebutaannya.
Ironisnya, meskipun perlakuan ibunya begitu buruk, Mi Lan tetap merasa kasih sayang yang dalam dari ayahnya, yang selalu berusaha memberikan perhatian dan kasih sayang. Namun, itu tidak cukup untuk mengubah nasibnya yang penuh penderitaan.
Suatu hari, Mi Lan merasa sangat tertekan dan tak tahan lagi dengan perlakuan ibunya yang semakin kasar. Sebagai bentuk protes terhadap perlakuan tak adil tersebut, Mi Lan memutuskan untuk kabur dari rumah.
Sebelum pergi, ia memotong rambut panjangnya, sebuah simbol dari pemberontakannya dan keputusasaannya untuk mencari kebebasan.
Keputusan itu menjadi titik balik dalam hidupnya, membawa Mi Lan pada petualangan baru yang tak terduga, yang akhirnya mengarah pada pertemuan dengan Shen Zhiheng.
Dan saat itulah Mi Lan memutuskan untuk tinggal di kediaman Shen Zhiheng, seorang vampir yang telah lama hidup dalam kesepian, yang melihatnya sebagai malaikat penyelamat.
Kehadiran Mi Lan memberikan warna baru dalam hidupnya yang telah diliputi misteri dan kesendirian selama berabad-abad. Sejak itu, hubungan mereka semakin dekat, tak hanya sebagai teman, tetapi juga sebagai dua jiwa yang saling melengkapi.
Mi Lan merasa nyaman di tempat itu, meski tahu bahwa Shen Zhiheng bukanlah manusia biasa. Keberadaannya yang penuh rahasia justru semakin membuat Mi Lan penasaran dan ingin memahami lebih dalam.
Shen Zhiheng, yang telah lama berkelana sendirian, akhirnya memutuskan untuk mengungkap misteri di balik asal-usulnya yang berubah menjadi vampir. Dia mulai mengorek ingatan-ingatan masa lalunya yang terlupakan, berusaha mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya.
Dalam pencariannya, dia juga berusaha menemukan adik sepupunya yang hilang bersama bibinya. Sebuah rahasia kelam tersembunyi di balik kejadian itu, yang kemungkinan besar menjadi penyebab dia berubah menjadi makhluk abadi.
Sementara itu, hubungan mereka semakin erat. Setiap hari yang mereka lewati bersama, Mi Lan merasa dirinya semakin jatuh cinta pada Shen Zhiheng, meskipun dia tahu ada banyak hal yang membedakan mereka.
Shen Zhiheng bukanlah manusia biasa, dan dia sudah hidup begitu lama, lebih lama dari yang bisa dibayangkan oleh manusia biasa. Ini menimbulkan pertanyaan besar dalam benak Mi Lan. Apakah benar cinta mereka bisa mengatasi segala perbedaan yang ada?
Bisakah seorang vampir yang telah begitu lama hidup dalam kesendirian menemukan kebahagiaan sejati bersama wanita manusia yang sederhana seperti Mi Lan?
Pertanyaan itu terus menghantui mereka berdua, tapi kedekatan yang terjalin semakin menunjukkan bahwa cinta tidak mengenal batas, bahkan antara manusia dan makhluk abadi. Namun, apakah kebahagiaan mereka akan datang dengan harga yang terlalu tinggi?
Review “Snowfall”
Hal pertama yang bikin aku bener-bener salut sama Shen Zhiheng di “Snowfall” itu adalah, meskipun dia seorang vampir yang udah hidup lebih dari seratus tahun, dia nggak lantas jadi makhluk yang sembarangan.
Alih-alih menyalahgunakan kekuatannya buat membunuh orang, memperkaya diri, atau mengintimidasi siapa pun, Shen Zhiheng malah berusaha sebaik mungkin untuk hidup sebagai manusia, meskipun hal itu gak gampang.
Bayangkan, selama lebih dari seratus tahun, dia udah menyaksikan banyak perubahan di dunia ini. Dia udah melihat betapa berbahayanya kekuatan yang dia miliki, yang bisa dengan mudah merusak kehidupan orang lain.
Tapi meskipun begitu, dia nggak menjadikan itu sebagai alasan untuk menyerah pada hasrat dan godaan menjadi monster. Alih-alih menggunakan kekuatannya untuk kepentingan pribadi, dia berusaha untuk tetap menjadi sosok yang penuh kemanusiaan.
Dia berusaha keras untuk nggak jadi monster, meskipun dia punya potensi untuk itu. Misalnya, dia tidak pernah makan darah manusia, tetapi menggantinya dengan darah ayam.
Dalam dunia yang penuh intrik dan pertempuran ini, dia malah memilih untuk menahan diri dan menunjukkan sisi kemanusiaannya.
Ini bener-bener beda banget sama karakter-karakter kayak Li Yingliang (Ryan Ren) atau Chi Shanying, si Jenderal Chi, yang malah pakai kekuasaan mereka buat ngumpulin harta dan mengamankan jabatan mereka.
Li Yingliang dan Chi Shanying nggak ragu untuk menggunakan segala cara untuk mencapai tujuan mereka, meskipun itu berarti mereka harus mengorbankan orang lain.
Sepanjang cerita, konflik yang dihadapi Shen Zhiheng selalu berkaitan dengan berbagai aksi yang dilakukan oleh Li Yingliang atas perintah Jenderal Chi. Li Yingliang, jika kita bandingkan dengan tokoh di Indonesia, bisa dibilang seperti Ketua Kadin (Kamar Dagang dan Industri), yang memiliki kontrol sangat besar terhadap sektor ekonomi dan industri.
Sebagai seorang tokoh yang berperan penting dalam cerita, Li Yingliang tidak hanya menghadapi tantangan dari pihak luar, tetapi juga harus berurusan dengan ambisi pribadinya yang sering kali bertentangan dengan prinsip-prinsip yang seharusnya ia pegang.
Masalah utama yang muncul bukan hanya sekedar ambisi Li Yingliang yang ingin menguasai kekuasaan, tetapi juga bagaimana ia rela mengorbankan prinsip dan moralitas demi mencapai tujuannya.
Ini menjadi dilema besar karena pada dasarnya, ia tahu apa yang benar, tetapi hasratnya untuk mendapatkan lebih banyak kekuatan sering membuatnya memilih jalan yang lebih gelap.
Meski begitu, ada hal menarik tentang Li Yingliang, meskipun ia memiliki sisi yang jahat dan tidak ragu untuk mengorbankan orang lain demi kepentingannya, ia bukanlah tokoh jahat sepenuhnya.
Ada alasan mendalam yang membuatnya bertindak demikian. Alasan tersebut cukup kuat dan menjadi dasar mengapa Shen Zhiheng tidak pernah melihat Li Yingliang sebagai musuh yang benar-benar menakutkan.
Di sisi lain, sang villain sesungguhnya dalam cerita ini adalah Mu Lihua (diperankan oleh Tang Jingmei). Meskipun tidak begitu tampak di awal cerita, Mu Lihua akan menjadi game-changer yang sangat mengejutkan.
Karakternya yang penuh intrik dan kejutan akan menutup cerita ini dengan sangat epic. Bukan hanya menghadapi Li Yingliang atau Shen Zhiheng, Mu Lihua menjadi sosok yang mengubah jalannya cerita dengan cara yang sangat dramatis dan penuh perhitungan.
Keberadaannya sebagai musuh yang tak terduga akan memberikan twist besar yang mempengaruhi nasib semua karakter.
Bagaimana sejarah tiga batu bertuah?
Pada tahun 970, China mengalami peristiwa alam yang sangat langka: sebuah meteor jatuh dan terbelah menjadi tiga bagian.
Ketiga potongan meteor itu lalu disembunyikan oleh tiga keluarga besar, dan masing-masing batu itu menyimpan kekuatan luar biasa yang bisa mengubah nasib mereka.
Keluarga Wei mendapat batu amber darah, yang memberikan mereka kekuatan luar biasa: kecepatan, kekuatan fisik, dan umur panjang alias abadi. Mereka hanya akan mati jika batu tersebut hilang atau diserahkan kepada orang lain, dalam hal ini, jiwa yang terpilih.
Bisa dibayangkan, keluarga ini punya kekuatan yang sangat besar dan tak terbatas, hidup selama ratusan bahkan ribuan tahun, asalkan batu itu tetap ada.
Keluarga Mu mendapat batu fantasi yang jauh lebih mengerikan. Batu ini memberi kemampuan untuk mengendalikan pikiran orang lain dan membuat siapa pun yang terpengaruh kehilangan akal sehat.
Hanya saja, ada harga yang harus dibayar. Pemilik batu ini hanya bisa hidup maksimal 30 tahun. Meski demikian, kekuatan yang dimiliki batu ini sangat mematikan dan mempengaruhi banyak kehidupan.
Sementara itu, Keluarga Mo mendapat batu suanyang, yang membuat mereka harus bekerja keras untuk mendapatkan kekuatan dari batu tersebut. Kekuatan mereka bukanlah sesuatu yang datang begitu saja, melainkan harus diperjuangkan dengan penuh usaha dan pengorbanan.
Selama lebih dari 1000 tahun, ketiga keluarga ini terus berseteru, terutama Keluarga Wei dan Keluarga Mu yang selalu berada di ujung tanduk satu sama lain. Konflik mereka tidak pernah selesai, selalu ada pertarungan dan perselisihan.
Di sinilah Shen Zhiheng, yang mewakili Keluarga Wei, bertemu dengan Mu Lihua, yang mewakili Keluarga Mu. Mu Lihua ingin mematahkan kutukan batu fantasi. Inilah kenapa dia sangat berambisi mendapatkan batu amber darah dari Shen Zhiheng supaya bisa hidup abadi.
Keduanya menjadi lawan yang sangat tangguh di akhir cerita, berjuang untuk menguasai kekuatan yang luar biasa dan menghadapi takdir mereka masing-masing.
Inilah alasan kenapa mereka menjadi musuh bebuyutan yang tak terhindarkan, karena batu yang mereka miliki mengandung kekuatan yang bisa mengubah dunia.
Siapakah identitas asli Situ Weilian?
Duh, Winwin, ganteng banget kamu! Hahaha, bayangin deh kalau dia beneran jadi Dao Mingshi dalam remake “Meteor Garden” yang bikin Dylan Wang jadi super populer. Bayangin aja kalau Winwin yang ambil peran itu, pasti banyak yang jatuh hati deh.
Tapi ya, mungkin itu emang bukan rezekinya, sih. Kalau dipikir-pikir, kayaknya Winwin lebih cocok dengan peran yang sekarang, kan?
Nah, ngomongin soal karakter Winwin, dia jadi Situ Weilian di drama Snowfall, dan aku benar-benar terkesan banget sama penampilannya. Karakter Situ Weilian ini tuh penuh dengan misteri dan nuansa abu-abu yang bikin cerita semakin seru.
Dia nggak bisa dibilang sepenuhnya baik, dan nggak juga sepenuhnya jahat. Kadang bisa tampak sangat peduli dan perhatian, tapi kadang juga terlihat dingin dan agak manipulatif. Mungkin itulah yang bikin karakter ini terasa sangat menarik dan nggak bisa diprediksi.
Winwin tuh pas banget memerankan dokter misterius yang penuh dengan rahasia, dan aura yang dia bawa tuh bener-bener bikin penonton penasaran.
Dari cara dia berbicara sampai cara dia bergerak, semua tuh terasa penuh perhitungan, kayak ada sesuatu yang disembunyikan di balik senyum manisnya.
Di sisi lain, dia juga berhasil menunjukkan sisi kemanusiaan yang lebih lembut, jadi penonton bisa merasa simpati sama dia meskipun dia punya sisi gelap.
Aku suka banget gimana Winwin berhasil memainkan peran yang kompleks ini. Karakternya tuh bener-bener menghibur dan nggak pernah ngebosenin. Kalau kamu belum nonton “Snowfall,” kamu harus banget deh coba, karena karakter Winwin bener-bener mencuri perhatian!
Siapa yang nyangka kalau Situ Weilian itu ternyata adik yang selama ini dicari-cari sama Shen Zhiheng?
Dari awal sih, aku udah bisa nebak, apalagi pas ada flashback pertemuan pertama mereka.
Soalnya, saat pertama kali mereka ketemu, Situ Weilian ini malah santai banget, padahal Shen Zhiheng lagi makan darah ayam buat menggantikan darah manusia. Dia malah nggak lari ketakutan, ya kan? Apalagi sebabnya kalau bukan karena dia juga vampir!
Sebetulnya, Situ Weilian adalah keturunan murni vampir dari Keluarga Wei, karena ibunya, Wei Qiu (yang diperankan oleh Meng Ziyi), adalah pemilik batu amber merah itu.
Tapi, karena Wei Qiu menikah dengan manusia biasa, dia mencoba menyembunyikan identitas vampirnya. Namun, setelah ketahuan oleh keluarga suaminya, dia nggak segan-segan lagi untuk menunjukkan siapa dirinya yang sebenarnya.
Saat Wei Qiu “mengamuk,” dia tanpa sengaja membantai seluruh keluarga suaminya yang sangat jahat padanya, cuma meninggalkan Shen Zhiheng yang saat itu lagi sekarat.
Situ Weilian kecil memohon supaya ibunya menyisakan Shen Zhiheng lantaran Shen Zhiheng adalah kakak yang baik hati.
Nah, untuk menyelamatkan hidupnya, Wei Qiu pun memindahkan batu amber darah ke tubuh Shen Zhiheng.
Sejak saat itu, menurut aturan yang berlaku, Shen Zhiheng dianggap sebagai pelindung bagi Situ Weilian, keturunan asli dari Keluarga Wei. Jadi, terjawab sudah kenapa Situ Weilian ini rada “nggak tahu malu” setiap minta uang, minta dibelikan ini, minta dibelikan itu sama Shen Zhiheng. Sebab ya emang Shen Zhiheng itu “pelayan” yang ditinggalkan ibunya. Wkwkwk
Bagaimana endingnya? Kenapa membagongkan?
Sebenernya sih, “Snowfall” itu cukup banyak lubang plot yang untungnya bisa ditutupi sama karakter Situ Weilian.
Tapi ya udah lah, nggak perlu dibahas lagi. Yuk, langsung aja kita gosipin endingnya yang bener-bener nggak memuaskan dan bikin semua penonton kompak untuk nge-hujat episode terakhir!
Sutradara mah jago banget bikin kita kesal. Kenapa sih karakter yang masih hidup nggak dapet ending yang pantas?
Misalnya aja, Situ Weilian. Kenapa dia nggak bisa bahagia sama Jing Xue? Eh, malah ada adegan ranjang antara dia sama Li Yingliang! S*it banget, kan? Gak adil banget buat dia.
Aku juga masih bingung, kenapa sih sutradara yang udah keren banget ngatur cerita, tiba-tiba di akhir malah bikin plot yang kayak awalnya kita lagi naik kuda, eh tiba-tiba disuruh pindah ke roller coaster super cepat? Gila banget!
Terus, adegan kapal meledak, hancur, dan akhirnya Mi Lan sama Shen Zhiheng ngambang di laut kaya adegan “Titanic.” Kita tahu, pas scene ini, Shen Zhiheng sudah tidak memiliki kekuatan lagi lantaran batu amber sudah dia wariskan ke Mi Lan saat Mi Lan sekarat dan hampir mati.
Di episode terakhir, ujung-ujungnya Shen Zhiheng mati karena harus terpanggang matahari, meskipun sutradara sok-sokan kasih open ending dengan suara kapal yang seolah-olah nyelamatin mereka.
Padahal ya, di novel aslinya itu mereka happy ending! Kenapa sih harus dipaksain sad ending gitu?
Saran aku sih, kalau kamu mau nonton drama china ini, cukup berhenti di episode 23 aja. Gak usah lanjut ke episode 24, karena bakal bikin hati kamu hancur! Hahaha. Itu dia ulasan aku, makasih udah baca!
Leave a Comment