Kesehatan dan keberlangsungan organisme bergantung pada dua proses, yaitu replikasi Deoxyribonucleic Acid (DNA) dan pembelahan sel. DNA adalah dasar kehidupan di planet Bumi. Ketika proses ini terganggu, keberlanjutan makhluk hidup terancam dan dipertanyakan.
Kesalahan dalam replikasi DNA dan pembelahan sel sewaktu-waktu bisa saja terjadi, baik itu alami atau ulah manusia. Kesalahan apa yang terjadi? Apa yang menyebabkannya terjadi? Dan apa saja akibatnya? Itulah yang diceritakan dalam film Cina terbaru 2021 berjudul Restart the Earth.
Bumi kian mengalami penggurunan (desertifikasi). Ini adalah degradasi lahan di mana lahan yang relatif kering menjadi kian gersang. Tanah kehilangan sumber-sumber mata air. Vegetasi dan satwa liar jauh berkurang dan terancam punah. Semua itu akibat perubahan iklim dan aktivitas manusia.
Restart the Earth bermula dari penelitian sekelompok ilmuwan di Cina yang mengembangkan teknologi untuk mengatasi desertifikasi. Mereka ingin mempercepat reproduksi sel tanaman. Tujuannya mempercepat pertumbuhan tanaman, tanpa membutuhkan unsur hara dan air signifikan. Siapa sangka sebuah insiden besar terjadi dalam laboratorium tersebut.
Pengembangan yang dilakukan secara tidak sengaja memicu tanaman menghasilkan super auksin yang membangkitkan kecerdasan tanaman di luar kendali. Tanaman bereproduksi cepat, semakin liar, layaknya hewan, menelan seisi kota, menyerang manusia, dan menyebabkan hilangnya peradaban.
Sebuah tim gabungan global yang terdiri dari perwakilan 47 negara di dunia dikirim ke Cina untuk menghentikan mutasi tanaman tersebut. Bagaimana perjuangan mereka?
Kita kenalan dulu sama beberapa pemeran utama dan pendukung di film Restart the Earth.
- Mickey He sebagai Yang Hao
- Zhang Ming Can sebagai Yuan Yuan, putri Yang Hao.
- Yu Rong Guang sebagai Senior Officer di Pusat Akademi Ilmu Pengetahuan Cina.
- Michelle Ye sebagai Ye Yan, wakil ketua pasukan gabungan Pusat Akademi Ilmu Pengetahuan Cina.
- Luo Mi sebagai Li Mo, anggota pasukan gabungan Pusat Akademi Ilmu Pengetahuan Cina.
- Tar Xin sebagai Er Shi Yi, analis dan anggota pasukan gabungan Pusat Akademi Ilmu Pengetahuan Cina.
- Naomen Eerdeni sebagai Lao Gui, anggota pasukan gabungan Pusat Akademi Ilmu Pengetahuan Cina.
Sinopsis Restart the Earth
Restart the Earth berkisah tentang bencana alam global bernama Global Green Tide Storm (Badai Gelombang Hijau) yang pertama kali berasal dari Cina. Ini adalah aktivitas predator global akibat mutasi flora.
Tanaman-tanaman yang menjadi obyek penelitian mendadak menghasilkan super auksin. Reaksi super auksin ini tidak hanya membuat sel tanaman lebih aktif, tapi juga mengembangkan sistem saraf yang unik pada tanaman.
Simpelnya, tanaman memiliki kesadaran tinggi terhadap lingkungan sekitarnya. Tanaman yang bermutasi berubah menjadi jaringan akar. Saat ini lingkungan sekitar tidak dapat memuaskan keinginannya, sehingga tanaman-tanaman tersebut menjadikan makhluk hidup lain sebagai makanannya.
Tanaman akan berkembang sesuai dengan respons terhadap lingkungan yang kompleks. Sama halnya dengan Perangkap Lalat Venus (Dionaea muscipula), tanaman karnivora yang berasal dari lahan basah subtropis di Pantai Timur Amerika Serikat. Kalo di Indonesia, tanaman ini masih berkerabat dengan Kantong Semar (Nepenthes sp).
Nah, demi nutrisi yang cukup, Perangkap Lalat Venus mulai menggunakan cara untuk makan serangga. Ibaratnya demikian yang terjadi pada tanaman-tanaman di Restart the Earth.
Tak ada organisme yang tidak memiliki kelemahan. Efektivitas super auksin akan berkurang bila terkena sinar ultraviolet. Sinar matahari dan senter ultraviolet dapat menghambat mereka.
Restart the Earth berlatar belakang kejadian tiga tahun setelah Badai Gelombang Hijau. Cerita berpusat pada Yang Hao, seorang penyintas yang berjuang menghidupi putri semata wayangnya, Yuan Yuan di tengah kiamat kecil yang terjadi.
Suatu hari dalam misi menyelamatkan Yuan Yuan yang diculik monster tumbuhan, Yang Hao bertemu enam anggota kelompok pasukan gabungan dari Pusat Akademi Ilmu Pengetahuan Cina.
Dari mereka Yang Hao mengetahui seluruh negara di dunia membentuk pasukan gabungan (joint force) untuk mengakhiri bencana global ini. Selama tiga tahun terakhir mereka memantau bahwa tanaman yang bermutasi telah membentuk jaringan akar besar di kedalaman 10,3 km di bawah tanah.
Badai Gelombang Hijau kedua segera tiba. Berdasarkan aktivitas signal biologis tanaman, mereka memprediksi kiamat itu akan terjadi dalam 54 jam atau dua hari ke depan. Setidaknya 93 persen populasi dunia akan mati.
Pasukan gabungan mencegah hal itu supaya tak terjadi dengan menjalankan misi Restart the Earth. Mereka menetapkan 47 titik peluncuran N-11 Maleic Hydrazide Agentia. Ini adalah kapsul raksasa berisi obat penenang bagi tanaman yang sifatnya permanen. Kapsul ini harus disuntikkan hingga kedalaman 10,3 km. Jika misi ini berhasil, seluruh tanaman yang tadinya bermutasi akan kembali normal.
Satu pasukan memiliki tiga tim cadangan yang akan mengambil alih tugas jika tim utama gagal. Artinya ada 47 tim utama dan 94 tim cadangan yang menjalankan misi ini secara global.
Yang Hao yang istrinya salah satu ilmuwan yang meninggal mengatakan signal biologis tidak bisa menjadi patokan untuk mendeteksi waktu ledakan atau kapan pastinya Badai Gelombang Hijau kedua itu terjadi. Ia pernah membaca laporan penelitian istrinya yang menuliskan signal biologis bukan elemen stabil, sehingga tidak bisa diandalkan sebagai alat untuk memprediksi.
Benar adanya, Badai Gelombang Hijau kedua datang lebih cepat, bahkan waktu mereka kurang dari 10 jam. Yang Hao yang membawa serta Yuan Yuan bersama anggota kelompok pasukan gabungan sempat panik. Satu per satu dari mereka menjadi korban keganasan si monster tanaman.
Yang Hao atas desakan putrinya bersedia bergabung dalam misi. Dia menjadi salah satu insinyur atau teknisi yang membantu misi peluncuran N-11 Maleic Hydrazide Agentia.
Perjuangan mereka menggapai markas peluncuran penuh darah dan air mata. Komandan mereka bahkan mengorbankan diri demi menyelamatkan nyawa Yuan Yuan.
Setelah tim sampai di lokasi, alat yang diharapkan berhasil tiba-tiba macet di tengah jalan. Ini karena monster tumbuhan telah membentuk perisai kuat di dalam tanah untuk melindungi diri.
Negara Barat sempat mengusulkan penggunaan nuklir. Sayangnya ekosistem Bumi tidak lagi bisa lagi menahan efek dari penyatuan serangan nuklir.
Pusat Komando Gabungan telah menggunakan tiga solusi alternatif, mulai dari menggunakan kekuatan api dengan kepadatan tinggi, ledakan bawah tanah, hingga mutasi molekul, tapi tak satu pun berhasil. Negara Barat bahkan mengusulkan penggunaan senjata nuklir, tapi saat ini ekosistem Bumi tak lagi bisa menahan efek dari penyatuan serangan nuklir.
Pada akhirnya Pusat Komando Gabungan mengumumkan misi Restart the Earth dibatalkan. Mereka hendak menjalankan rencana cadangan, yaitu menyelamatkan sumber daya yang tersisa ke dalam the Noah’s Ark Sea Migration Plan atau Rencana Migrasi Laut Perahu Nuh demi menjamin keberlanjutan peradaban manusia.
Nyaris patah arang, Yang Hao bersama empat anggota tersisa, yaitu Ye Yan, Li Mo, Lao Gui, dan Er Shi Yi berjuang sampai titik darah penghabisan menyelesaikan misi tersebut. Mereka menemukan bahwa markas peluncuran beroperasi menggunakan energi panas bumi yang berasal dari gunung berapi.
Tim insinyur terdahulu mendesain markas peluncuran dengan perlindungan empat sisi untuk menstabilkan energi magma dari gunung berapi. Aktivitas geologis dipicu Badai Gelombang Hijau membuat magma bawah tanah menjadi tidak stabil.
Perisai monster tanaman dalam Restart the Earth ini seperti cangkang telur. Asalkan tim bisa memecahkan titik di mana saja pada kulit telur tersebut, maka perisai itu akan runtuh, seperti efek domino.
Yang Hao mengusulkan agar memecah perisai tersebut menggunakan energi gunung berapi. Jika diestimasi secara konservatif, volume magma bawah tanah dekat stasiun peluncuran mencapai 200 ribu meter kubik.
Skenarionya, tim akan menggiring magma ke salah satu titik perisai monster tanaman yang berada tepat di bawah stasiun peluncuran. Ketika empat pintu pengaman bawah tanah di stasiun peluncuran dibuka, magma akan masuk secara bersamaan dan berkumpul di satu titik.
Panas yang dihasilkan magma mencapai 1.300 derajat celsius. Perisai tanaman yang menyentuh lava akan meleleh dengan sendirinya.
Tugas tim adalah menghancurkan keempat pintu pengaman di bawah tanah. Yang Hao menawarkan diri pergi bersama Ye Yan dan Lao Gui. Ini karena tak satu pun dari Ye Yan dan Lao Gui berlatar belakang teknisi atau insinyur sepertinya.
Area inti pusat pemeliharaan stabilitas memiliki struktur kompleks. Tim harus bisa menemukan simpul kunci untuk meledakkannya. Jika terjadi sedikit kesalahan saja, magma tidak bisa bergabung menjadi satu. Tentu saja di antara mereka bertiga hanya Yang Hao yang memahami cara kerjanya.
Yang Hao berhasil meski konsekuensinya mengorbankan nyawanya sendiri. Perisai inti berhasil dihancurkan oleh lava gunung berapi dan Bumi menjadi ramah kembali.
Review Restart the Earth
Restart the Earth bagi saya pribadi salah satu film box office Cina terkeren tahun ini. Gak sia-sia budget film berdurasi 1 jam 29 menit ini tinggi karena sarat teknologi.
Ya kita tahu lah film-film science fiction (sci-fi) begini ongkos produksinya besar karena efek visualnya kuat. Restart the Earth berhasil dinobatkan sebagai film box office karena ditonton 5,16 juta kali hanya 32 jam setelah peluncuran perdana di aplikasi iQiyi.
Hingga kini film yang disutradarai Lin Zhen Zhao ini telah ditonton 10 juta kali. Saya juga gak nyangka Cina bisa bikin film sekelas Hollywood begini, sehingga penontonnya pun lebih universal, bisa dinikmati semua negara.
Akting Mickey He dan Zhang Ming Can sebagai ayah dan anak sangat bonding. Saya bisa merasakan bagaimana sayangnya Yang Hao pada Yuan Yuan. Chemistry keduanya terjalin sangat baik.
Beberapa kesan saya setelah menonton Restart the Earth.
1. Kali ini Cina yang menyelamatkan dunia
Sekian banyak saya menonton film Hollywood yang menyangkut bencana atau pandemi global, mulai dari Armageddon, The Day After Tomorrow, 2012, Dante’s Peak, Into the Storm, World War Z, Rise of the Planet of the Apes, dan sebagainya, Amerika selalu keluar sebagai pahlawan. Ini belum termasuk series the Avengers. Hahaha.
Baru kali ini saya melihat Cina akhirnya menjadi hero sesungguhnya. Dari 47 tim atau 47 negara yang terlibat dalam misi Restart the Earth, tim Cina menjadi penakluk utama. Kira-kira panas gak nih Amerika abis nonton film ini? Hehehe.
Sekilas melihat kerja sama tim berbagai negara dalam misi Restart the Earth ini mengingatkan kita pada bencana Covid-19 yang awalnya juga berpusat di Negeri Tirai Bambu. Apakah film ini secara tersirat terinspirasi dari pandemi global ini? Sepertinya begitu.
2. Nuklir adalah pilihan, tapi bukan solusi terbaik.
Secara tidak langsung Restart the Earth mengirim pesan pada kita bahwa nuklir bukan solusi terbaik. Memang benar, nuklir dimasukkan ke dalam kelompok energi baru dan terbarukan (EBT), tapi sifatnya masih pilihan, bukan alternatif.
Artinya, selama masih ada energi alternatif, maka jangan pernah berpikir memilih nuklir. Negara-negara Asia khususnya kaya akan sumber energi alternatif, seperti energi surya, angin, laut, dan panas bumi.
Cina lewat film ini berpesan bahwa penggunaan nuklir untuk senjata hanya akan mendatangkan bencana baru bagi peradaban manusia. Kita tentu tidak lupa dengan sejumlah peristiwa bencana nuklir terbesar dalam sejarah yang masih menyisakan dampak sampai sekarang, di antaranya:
- Tragedi Nuklir Kyshtym di Rusia pada 29 September 1957 yang merenggut nyawa delapan ribu orang.
- Tragedi PLTN Three Mile Island di Amerika Serikat pada 28 Maret 1979.
- Tragedi Chernobyl di Ukraina pada 26 April 1986. Puluhan orang tewas dan ratusan selamat dengan kanker dan cacat tubuh. Chernobyl menjadi kota mati. Banyak satwa dan tumbuhan mengalami mutasi.
- Tragedi Fukushima di Jepang pada 5 Desember 2011. Sekitar 45 ton air terkontaminasi zat radioaktif menyebabkan kanker tulang pada manusia. Ratusan ribu warga Jepang dievakuasi dan entah bagaimana nasib serta kesehatan mereka sekarang.
3. Keanekaragaman hayati untuk keberlanjutan hidup manusia
Kita sebagai manusia hidup bersama dengan setidaknya 850 juta spesies flora fauna. Itu baru yang teridentifikasi, sedangkan yang belum teridentifikasi masih banyak. Manusia adalah bagian dari keanekaragaman hayati yang selayaknya hidup berdampingan di muka Bumi ini, bukan mendominasi satu di atas lainnya.
Tuhan menciptakan makhluk hidup dengan perannya masing-masing. Jika salah satu ekosistem atau jenis terganggu, cepat atau lambat akan memengaruhi ekosistem dan jenis lain dalam jumlah lebih besar.
Sudah cukup kita mengeksploitasi Bumi ini tanpa mengembalikan fungsinya semula. Kita hanya bisa memburu satwa tanpa menangkarnya. Kita hanya bisa membabat hutan tanpa menanaminya. Kita hanya bisa mengambili air di hilir tanpa melestarikan hulunya.
Desertifikasi adalah motivasi yang justru memicu bencana alam lebih besar dalam film Restart the Earth. Ini nyata terjadi pada kita saat ini.
Penelitian the Economics of Land Degradation (ELD), sebuah inisiatif global pada 2013 menyebutkan sekitar 10-20 persen lahan kering dan 24 persen lahan produktif di dunia mengalami degradasi. Ancamannya adalah ketahanan pangan berkurang, air bersih kian langka, kemiskinan, dan berbagai kerentanan. Sekitar 1,5 miliar penduduk dunia diperkirakan terdampak langsung bencana ini.
Perubahan iklim sekarang bukan cuma isu atau pepesan kosong, seperti pemikiran orang-orang dua dekade lalu. Dia benar-benar sudah terjadi dan menghampiri kehidupan kita. Jika tak ingin bencana lebih besar datang, maka sadari dan lakukan mitigasi perubahan iklim sedini mungkin.
Secara keseluruhan saya sangat suka dengan film ini. Endingnya emang sedih sih, mirip film Armageddon, terutama scene Yuan Yuan melihat ayahnya mengucapkan selamat tinggal beberapa saat sebelum meledakkan diri.
Yang Hao seorang ayah yang menjadi pahlawan penyelamat Bumi demi memberi kehidupan lebih baik untuk putrinya dan peradaban yang tersisa. Every story has an ending, but in real life, every ending is a new beginning.
Leave a Comment