The Watcher adalah film terbaru Angga Yunanda, si ganteng yang jadi idola gadis sejuta umat di Indonesia sekarang ini. Ngelihat fansnya Angga tuh bikin saya nostalgia gimana dulu emak-emak seangkatan saya pas masih gadis nge-idolain Hengky Kurniawan, Tommy Kurniawan alias Tomkur, atau Dimas Seto yang tiga-tiganya main di sinetron remaja ABG. Wkwkwk.
Sebetulnya gak ada niat khusus mau nonton film yang dibintangi Angga Yunanda. Beberapa series dan film yang dia perankan kesannya biasa aja, buat saya pribadi loh, seperti Devil on Top dan terakhir Antares yang langsung saya skip sejak episode kedua.
Akting Angga Yunanda tuh bagus banget. Cuma entah kenapa dia selalu dapat film yang jalan ceritanya tuh biasa banget dan udah ketebak sama penonton. Kisah untuk Geri aja yang menurut saya lumayan bagus, atau film horor Sunyi, tapi yang ini pun diadaptasi dari film Korea, Whispering Corridors. Lainnya ya B aja.
Pas saya lihat The Watcher di Disney Hotstar, karena saya berlangganan aplikasi ini, saya justru tertarik sama foto teropong monokuler yang muncul di posternya.
Maklum, dulu saya suka banget birdwatching pakai teropong binokuler atau monokuler. Saya pikir di film ini Angga Yunanda akan berakting sebagai birdwatcher atau sekalian dia jadi ornitologis. Hehehe. Ternyata eh ternyata, Angga jadi pengintai toh.
Kalo gitu, kita kenalan dulu sama para pemeran film komedi-thriller The Watcher yang disutradarai Mas Anggy Umbara ini.
- Angga Yunanda sebagai Khrisna
- Caitlin Halderman sebagai Tiara
- Teuku Ryzki sebagai Sonny
- Yudha Keling sebagai Tunggul
- Jeremy Thomas sebagai Marcus
- Marcelino Lefrandt sebagai Robert
- Isabel Yahya sebagai Ibu Khrisna
- Ceu Edoh sebagai Rakonah
Sinopsis The Watcher
Khrisna siswa SMA yang jatuh cinta pada tetangga sekaligus teman satu sekolahnya bernama Tiara. Sudah enam bulan mereka tinggal berdekatan, tapi Khrisna gak pernah lebih dari 15 detik ngobrol sama Tiara.
Suatu hari Khrisna mendengar gosip dari dua sahabatnya, Soni dan Tunggul bahwa kapten tim futsal sekolahnya, Guntur berencana nembak Tiara. Khrisna gak pengen hal itu kejadian, sehingga dia pengen lebih dulu memikat Tiara.
Khrisna pun menantang Guntur dan timnya tanding futsal. Kebetulan Tiara dan teman-temannya menonton dari pinggir lapangan. Dari awal sih kayaknya Tiara emang suka juga sama Khrisna, cuma ya mungkin karena cewek ya, nunggu cowoknya dulu yang action.
Tiba-tiba Khrisna kecelakaan di lapangan. Kakinya tergelincir pas gak sengaja nginjak tongkat bisbol punya Soni yang menggelinding ke dalam lapangan. Akibatnya pergelangan kaki Khrisna patah dan harus digips setidaknya dua mingguan.
Merasa bersalah, Soni menghadiahi Khrisna sebuah teropong monokuler. Soni dan Tunggul bilang, Khrisna bisa menggunakan teropong itu memantau Tiara dari kamar, tanpa harus datang ke rumahnya.
Agak gimanaaa gitu ya, Khrisna jadi stalker alias penguntit. Gak banget sebenarnya ya? Tapi justru dari sinilah jalan cerita ini berubah menarik.
Khrisna menghabiskan hari-harinya sendiri di kamar tidur yang terletak di lantai dua. Ibunya yang single parent juga pamit kerja maksimal tiga minggu ke Semarang.
Alhasil Khrisna kayak Kevin di Home Alone deh, meski gak gitu gitu banget karena ada Mak Rakonah, asisten rumah tangga yang cerewet banget dan care sama Khrisna.
Awalnya Khrisna mengamati Tiara dan papanya, Pak Robert lewat teropong itu. Seringnya Khrisna lihat Tiara pulang pergi sekolah, lari pagi, atau ngintip Pak Robert yang lagi nyiram bibit-bibit tanamannya di kebun.
Beberapa hari kemudian Khrisna mengamati pemandangan tak biasa. Dia mendapati ada tetangga baru bernama Marcus yang gerak-geriknya mencurigakan. Awalnya di pojokan tersebut memang cuma rumah Tiara dan Khrisna saja yang berpenghuni. Sisanya rumah dijual atau dikontrakkan, tapi masih belum laku.
Suatu hari teropong Khrisna menangkap pemandangan menakutkan. Marcus, tetangga baru Khrisna dan Tiara menyekap seorang perempuan yang belakangan diketahui bernama Sonia.
Ketika Khrisna menceritakan perihal itu kepada Soni dan Tunggul, bahkan Tiara, mereka menduga Sonia adalah istri Marcus. Mungkin saja mereka sedang ada masalah rumah tangga, sehingga tak layak jika ikut campur.
Demi menjawab rasa penasarannya, Soni, Tunggul, dan Tiara memberanikan diri masuk ke rumah Marcus. Nyali Soni dan Tunggul tak sebesar Tiara. Justru Tiara yang berhasil masuk ke rumah itu dan mendapati seorang wanita dalam posisi terikat dan luka lebam di bagian wajah.
Sejak itu The Watcher, grup pengintai yang beranggotakan Khrisna, Soni, Tunggul, dan Tiara bertekad mengungkap niat jahat Marcus dan komplotannya. Khrisna bertindak sebagai mastermind, sedangkan tiga lainnya eksekutor. Sejalan dengan misi pengintaian mereka, hubungan Khrisna dan Tiara pun kian dekat.
Sayangnya saat polisi memeriksa kediaman Marcus, pihak berwajib tidak menemukan indikasi kejahatan di rumah tersebut. Grup The Watcher pun bingung, kok bisa? Padahal jelas-jelas di rumah itu ada seorang wanita tengah disekap.
Malam harinya Khrisna yang tertidur lelap dikejutkan kehadiran sosok Marcus di depan matanya. Marcus mengancam akan menghabisi Khrisna jika masih penasaran dan ikut campur urusan pribadinya. Pria gondrong paruh baya itu seketika menghancurkan teropong Khrisna.
Grup The Watcher gak kehabisan akal mengumpulkan bukti-bukti lengkap ke polisi. Tiara membeli seperangkat alat penyadap suara dan memasangnya di teras rumah Marcus. Dari sana Khrisna mengetahui target Marcus selanjutnya adalah menculik Tiara.
Taktik The Watcher memasang berbagai jebakan di rumah Khrisna untuk menyambut kedatangan komplotan Marcus benar-benar cerdas. Saya seperti menonton Home Alone, sampai mereka takluk dan digiring ke kantor polisi. Begitu kita pikir masalah sudah selesai, justru fakta baru terkuak.
Gimana kelanjutannya? Tonton deh, biar gak penasaran.
Review The Watcher
Film berdurasi 1 jam 30 menit ini berkonsep bubble. Mas Anggy Umbara hanya melakukan proses syuting di satu lokasi, ya kompleks perumahan Tiara dan Khrisna doang. Syuting di sekolah cuma tiga menit di awal.
Tujuan Mas Anggy gak lain untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19. Biar para pemain dan krunya aman juga, ya kan?
Intinya selama proses produksi film ini, semua orang nginap di sana plus syuting di sana. Mas Anggy memutar otak memaksimalkan lokasi syuting dengan luasan terbatas.
Film Low Budget, tapi Gak Murahan
Nah, justru di sini lah kecerdasan seorang sutradara diuji. Kalo disuruh kasih nilai nih, The Watcher menurut saya salah satu film tercerdas Anggy Umbara sekaligus cerita terbaik yang didapatkan Angga Yunanda. Ini membuktikan gak selamanya film berbujet mahal itu pasti bagus. Malahan film dengan ongkos produksi yang low budget, jalan cerita ringan, tapi cukup bikin penasaran dengan plot twistnya jadi nilai plus.
Ini kali pertama Angga Yunanda beradu peran dengan Caitlin Halderman. Mungkin karena konsepnya bubble ya, kayak dikarantina 24 jam bareng-bareng di lokasi sama selama beberapa minggu, jadi chemistry antarpemain The Watcher klop banget.
Angga gak kaku tuh pas akting agak mesra sama Caitlin. Pemandangan yang gak saya dapatkan saat aktor kelahiran Lombok, 16 Mei 2000 ini berpasangan dengan Cinta Laura di Devil On Top.
Hal yang gak kalah menarik, kaki Angga harus digips terus saat memerankan Khrisna alias jadi anak laki-laki patah kaki dari awal sampai film selesai. Untung gak patah hati ya.
Kalo kualitas akting Caitlin gak usah dibahas lagi. Ngalir banget dan nyatu sama Angga. Mungkin karena aktris blasteran Belanda-Sumatera Barat ini tiga tahun lebih dulu terjun ke industri film, meski secara usia Caitlin dan Angga sama-sama 21 tahun.
Celetukan dan candaan ala Soni dan Tunggul fresh, gak basi. Malah saya ikutan ketawa nonton dan dengerin dialog mereka yang lucu dan ringan. Mantul lah pokoknya Teuku Rizky dan Yudha Keling.
Durasi 30 menit terakhir benar-benar membalikkan keadaan dan premis yang sedari awal sudah membekas di ingatan penonton. Rahasia besar seorang Robert dan fakta siapa sebenarnya Marcus, cukup bikin saya surprise sih.
Akting Jeremy Thomas dan Marcellino Lefrandt benar-benar paripurna. Duh, saya kok kebayang kalo Om Jeremy Monas, eh Jeremy Thomas ini main di Hollywood. Pasti kece ini.
Dua aktor veteran ini membuktikan kalo ‘masa’ mereka masih belum di ambang senja. Mereka masih bisa berkarya mengeksplorasi berbagai peran. Please dong pak sutradara, kasih lebih banyak peran lagi buat mereka berdua.
Nilai Sosial Film The Watcher
Film The Watcher mengajarkan kita banyak nilai kehidupan. Manusia harus kembali pada kodratnya sebagai makhluk sosial, bukan individual. Kita perlu berinteraksi dengan lingkungan sekitar, dimulai dari tetangga dan orang-orang sekeliling kita, serta lebih peduli lingkungan.
Khrisna dan ibunya sama sekali gak menyadari mereka bertetangga dengan mantan pelaku kejahatan perdagangan manusia. Si pelaku dahulunya menculik banyak bayi dan anak kecil untuk dijual pada keluarga yang membutuhkan.
Saya jadi terbayang saat mengungkap tragedi pembunuhan anak perempuan delapan tahun bernama Angeline di Bali pertengahan 2015 silam. Saya hadir ke lokasi, mewawancara tetangga-tetangga pelaku, Margriet Christina Megawe yang rata-rata juga tidak begitu akrab dengan pelaku,
Ibu angkat Angeline yang divonis penjara seumur hidup itu bisa dikatakan sosok yang antisosial. Margriet jarang bergaul dan bertegur sapa dengan tetangganya, sehingga saat peristiwa nahas itu terjadi, orang-orang baru mengetahuinya tiga minggu kemudian.
Seseorang yang menyembunyikan aib dan dosa suatu hari pasti akan terungkap. Kalo tidak terungkap di dunia, maka pasti terungkap di akhirat.
Cepat atau lambat yang namanya kebenaran akan menampakkan diri. Ketika semuanya muncul, kita yang dahulunya pernah berbuat jahat harus mau membenahi diri menjadi pribadi lebih baik lagi.
Film The Watcher masih anget banget nih, baru semingguan tayang, sejak 24 September 2021 di Disney Hotstar. Buat kamu yang berlangganan aplikasinya, buruan nonton dan jangan lupa sharing kesannya di kolom komentar ya.
Leave a Comment