Diet fenol pada anak autis
Diet fenol pada anak autis

Ibu-ibu dengan anak autisi atau ADHD pernah mendengar diet fenol gak? Diet fenol atau diet feingold pertama kali diperkenalkan Benjamin Feingold sekitar 1970-an. Beliau seorang dokter anak sekaligus ahli alergi asal California, Amerika Serikat.

Mula-mula dr Feingold merancang pola makan untuk pasien anak yang mengalami alergi, seperti gatal-gatal, asma, dan eksim. Setelah mengamati terjadi perbaikan perilaku, dr Feingold mulai menerapkan diet ini untuk membantu anak-anak yang didiagnosis ADHD, autisme, disleksia, dan masalah perilaku lainnya.

Dokter Feingold membuktikan ketika dia menghilangkan makanan yang mengandung pemanis, pewarna buatan, dan salisilat (sejenis senyawa fenol), serta tiga pengawet, yaitu butylated hydroxyanisole (BHA), butylated hydroxytoluene (BHT), dan tert-Butrylhdryquinone (TBHQ) dari konsumsi sehari-hari, maka anak-anak yang bermasalah dengan perilaku tadi perlahan membaik.

Feingold juga percaya orang yang alergi atau sensitif terhadap aspirin sangat mungkin tidak toleran terhadap makanan yang mengandung fenol.

Meski tidak ada jangka waktu khusus yang diberikan, Feingold menyatakan pasien-pasiennya rata-rata menunjukkan perbaikan perilaku dalam jangka 1-6 minggu setelah menjalani diet ini.

Setelah itu, anak-anak tadi boleh perlahan diperkenalkan kembali makanan yang mengandung fenol, tetapi makanan mengandung pewarna, perasa, pengawet, dan pemanis buatan tetap dilarang dan tidak diperkenankan kembali untuk dikonsumsi selamanya.

Fenol Apaan Sih?

Fenol adalah senyawa kimia tak berwarna yang memiliki bau khas. Rumus kimianya C6H5OH dan memiliki satu gugus hidroksil (-OH). Fenol punya banyak nama, antara lain asam karbolat dan benzenol.

Fenol pada dasarnya mirip dengan alkohol dari sudut pandang biokimia, meski aslinya tidak sama. Namun, inilah mengapa fenol dalam kondisi tertentu bersifat racun dan reaktif, bahkan lebih reaktif daripada benzena.

Secara umum ada lima sumber fenol, yaitu fenol kimia, fenol endogen, fenol makanan, fenol bakteri, dan fenol tanah.

1. Fenol kimia

Fenol kimia paling umum kita kenal adalah Bisphenol A (BPA) yang ditemukan dalam plastik. Lainnya adalah toluena, minyak bumi, benzena, tar batubara dan xylenol.

2. Fenol endogen

Fenol endogen termasuk katekol atau senyawa katekolamin, seperti dopamin, norepinheprin, epinefrin (adrenalin), dan estrogen. Sebetulnya mereka semua bukan fenol karena fenol hanya mengandung satu gugus hidroksil, sedangkan katekol mengandung dua gugus hidroksil. Namun, secara struktural mereka sangat mirip dan sama-sama mengganggu hormon dan neurotransmitter atau proses pengangkutan sinyal di otak.

3. Fenol makanan

Fenol makanan bentuknya bisa berupa polifenol, flavonoid, resveratrol, dan salisilat. Keempatnya secara alami diproduksi tanaman, ditemukan umumnya dalam buah dan sayuran.

4. Fenol bakteri

Bakteri dan organisme lain, seperti patogen, serangga ternyata bisa menghasilkan fenol untuk merespons stres, misalnya ketika terluka.

5. Fenol tanah

Sebagian besar fenol dilepaskan tanaman yang membusuk ke tanah. Mikroba tanah selanjutnya mengoksidasinya menjadi asam fulvat dan humat. Asam ini mengikat mineral tanah liat dan hidroksida logam yang memiliki banyak manfaat kesehatan.

Fenol dan Perburukan Perilaku Anak Autisi dan ADHD

Fenol adalah senyawa penting yang menjaga tubuh kita tetap sehat. Makanya kita yang normal ini dianjurkan banyak makan sayur dan buah. Namun, masalah muncul ketika anak autisi dan ADHD yang jelas-jelas ada problem sama sistem detoksifikasi tubuhnya dijejali dengan fenol terlampau banyak.

Tubuh mereka menjadi kewalahan karena menyerap banyak fenol, mulai dari makanan, bahan kimia rumahan, polusi di lingkungan tempat tinggal, racun bakteri, susu, dan sebagainya. Apalagi, mohon maaf, orang tua anak spesial yang gak pernah mendietkan anaknya, memberikan si anak segala jenis makanan yang dia mau, seperti makanan olahan dan cepat saji tanpa difilter.

Sebagian besar tubuh anak autisi dan ADHD kesulitan memproses makanan yang tinggi fenol. Akibatnya, fenol terakumulasi di dalam tubuh dan akhirnya menimbulkan gejala-gejala perburukan perilaku.

Berikut gejala khas anak yang sensitif terhadap fenol.

  • Tantrum atau emosi berlebihan.
  • Sering tertawa tanpa sebab.
  • Ada lingkaran hitam di bawah mata atau panda’s eyes.
  • Wajah dan telinga memerah.
  • Timbul gejala serupa alergi, seperti gatal-gatal dan asma.
  • Infeksi kronis, seperti infeksi telinga dan masalah sinus.
  • Diare.
  • Sakit kepala, sehingga sering membenturkan kepala bagian belakang.
  • Sangat sensitif terhadap cahaya, suara, dan sentuhan.
  • Sulit tidur di malam hari, insomnia, atau sering terbangun tengah malam.
  • Kelelahan kronis.
  • Mudah tersinggung atau lekas marah.
  • Sering mengompol, bahkan di siang hari.
  • Keringat berlebihan di malam hari.
  • Melukai diri (self-injury), seperti membenturkan kepala, menggigiti tangan dan bagian tubuh lainnya, memukuli diri.
  • Hiperaktif, ingin terus bergerak.
  • Kesulitan belajar, seperti disleksia dan terlambat bicara.

Oleh sebab itu salah satu solusi bagi anak autisi dan ADHD dalam jangka pendek adalah mengeliminasi makanan yang mengandung fenol tinggi atau lebih dikenal dengan istilah low phenol diet. Artinya, anak-anak kita hanya diberikan sumber makanan dengan kandungan fenol rendah.

Sumber Paparan Fenol pada Anak Autisi dan ADHD

Anak autisi dan ADHD bisa terpapar fenol di rumah atau luar rumah, dari makanan dan minuman, hingga produk-produk kosmetik dan rumah tangga. Perlu diketahui, fenol mudah diserap tubuh anak kita setelah terhirup (inhalasi), tertelan (saat makan dan minum), atau kontak kulit.

1. Inhalasi

Udara dalam ruangan dan debu rumah yang terkontaminasi fenol bisa terhirup oleh anak ketika bernapas. Sebuah penelitian menyebutkan asap dalam sebatang rokok mengandung 60-140 gram fenol, sementara cerutu menghasilkan 24-107 gram fenol. Jika anak autisi dan ADHD tinggal atau berada dalam rumah yang sering terpapar asap rokok, mereka dipastikan ikut terpapar fenol.

2. Makan dan minum

Anak autisi dan ADHD bisa terpapar fenol saat makan dan minum. Senyawa ini secara alami ditemukan dalam makanan, khususnya buah dan sayur.

Makanan yang mengandung fenol tinggi, antara lain tomat, apel, kacang tanah, pisang, jeruk, kakao (cokelat), anggur merah, dan buah-buahan berwarna lainnya, juga susu. Fenol juga terdapat pada makanan dalam kemasan dan berpengawet.

Makanan aman (low phenol) untuk autisi

Fenol digunakan sebagai pelapis kaleng dan pembungkus foil. Oleh sebab itu anak autisi disarankan makan menggunakan peralatan kaca. Makanannya pun dimasak menggunakan wadah kaca.

3. Kontak kulit

Senyawa fenol ditemukan dalam pasta gigi, tabir surya, lotion, sabun mandi, sabun cuci tangan, sabun cuci piring, dan sebagainya. Setidaknya ada sembilan jenis fenol yang bisa berkontak kulit dengan anak autisi. Berikut saya paparkan kesembilan bentuk fenol tersebut, berdasarkan penelitian Breast Cancer & The Environment Research Centers, Amerika Serikat.

Bisphenol A (BPA)

BPA termasuk dalam kelas fenol senyawa organik aromatik dan merupakan bahan kimia yang mengandung dua gugus fungsi fenol. Sejak era 1950-an, BPA umum digunakan untuk memproduksi plastik polikarbonat. Senyawa ini juga ditemukan dalam resin epoksi yang digunakan untuk melapisi kaleng makanan dan minuman logam, sebagai aditif polimer untuk plastik polivinil klorida (PVC).

BPA dapat berpindah dari botol plastik atau wadah penyimpanan makanan anak autisi ke makanan atau minuman yang disimpan dalam keadaan panas dalam wadah tersebut. Misalnya nih, anak autisi makan nasi hangat pakai piring plastik, atau minum air hangat dari botol minum kaleng. Sudah pasti anak akan terpapar fenol.

Badan Perlindungan Lingkungan (EPA) Amerika Serikat menetapkan dosis asupan atau paparan BPA yang masih aman bagi manusia adalah 50 mikrogram per kilogram berat badan anak.

Benzophenone-3(2-hydroxy-4-methoxy-benzophenone) [oxybenzone] (BP3)

Duh, panjang amat rumus kimianya. Pokoknya gitu weh cara menulisnya ya buk ibuk. Kita bahas sekilas aja intinya biar gak lieur.

BP3 atau oxybenzone adalah filter ultraviolet yang digunakan dalam pembuatan tabir surya atau sunscreen. Singkat cerita, inilah alasan mengapa dokter anak saya, dr Rudy Sutadi melarang saya memakai kosmetik saat sedang bersama anak di rumah. Mayoritas produk kosmetik, terutama krim tabir surya pasti mengandung fenol.

Saya tahu rata-rata ibu-ibu di luar sana sangat berat menjalankan diet kosmetik ini, terlebih ibu-ibu yang jadi reseller produk-produk skincare. Saya pun merasakannya. Namun, hidup itu pilihan ya buk. Mau anak autisi dan ADHD kita sehat? Ikut aturan mainnya.

Pesan saya singkat, gunakan kosmetik di rumah seminim mungkin. Sekiranya akan bersama dengan anak kita yang spesial, ada baiknya kosmetik-kosmetik tersebut tidak digunakan. Bersihkan wajah kita segera.

2,4-Dichlorophenol and trichlorophenols (24DCP, 245TCP, 246TCP)

Tiga jenis fenol ini disebut juga fenol terklorinasi yang umum digunakan untuk memproduksi herbisida. Inilah alasan mengapa anak autisi dan ADHD dianjurkan mengonsumsi bahan organik, mulai dari beras organik, sayur organik, daging organik, dan sebagainya.

Duh, mahal amat ya?

Iya bu, saya pun tidak bisa menyediakan bahan makanan serba organik untuk anak saya. Ini dianjurkan bagi orang tua yang tergolong mampu ekonominya. Saya sendiri memberikan beras organik dan ayam organik untuk Rashif. Sisanya, ya beli biasa aja di pasar.

Sebaiknya kita menghindari penggunaan semprotan nyamuk, dan cairan-cairan kimia lainnya di rumah. Saya mengganti semprotan nyamuk dengan raket nyamuk, atau kalau mau ya kamar anak dipasangi kelambu.

Triklorofenol bisa menjadi produk sampingan dari klorin dan senyawa aromatik lainnya. Poliklorofenol, termasuk triklorofenol bahkan bersifat karsinogenik bagi manusia.

2,5-Dichlorophenol (25DCP)

Ini adalah senyawa kimia aromatik sekaligus metabolit dari paradiklorobenzena yang biasa digunakan untuk membuat kapur barus, dan pestisida untuk membunuh ngengat, jamur, lumut, serta digunakan dalam bahan pembuatan deodoran.

Ngomong-ngomong soal deodoran nih, bukannya saya diendorse ya buk ibuk, tapi berhubung saya udah gak pakai parfum lagi di rumah, saya pakai deodoran dari merek Dove. Tutupnya warna biru. Kata dokter sekaligus konsultan kesehatan anak saya nih, deodoran Dove yang biru relatif aman untuk anak autisi dan ADHD. Gunakan seminim mungkin ya.

Ortho-Phenylphenol (o-PP) Fungicide

Senyawa fenol ini terutama digunakan untuk memproduksi fungisida. Anak bisa terpapar melalui pernapasan dan kontak kulit. Ya, intinya hindari anak dari semprotan-semprotan aneh ya buk ibuk.

4-tert-Octylphenol (4-t-OP)

Mayoritas atau 98 persen 4-tert-Octylphenol (4-t-OP) merupakan bahan kimia untuk pembuatan resin fenolik. Sisanya diubah menjadi etoksilat untuk menghasilkan surfaktan deterjen dan cairan pembersih rumah.

Lagi-lagi bukan endorse ya buk ibuk. Dokter anak saya sejak awal menyarankan saya tidak lagi menggunakan deterjen untuk mencuci baju, mencuci piring, bahkan mengepel rumah. Balik lagi ke zaman batu saya buk, pakai sabun colek. Hehehe.

Sabun coleknya pun saya pakai B29 warna kuning. Penelitian dokter anak saya jenis tersebut relatif aman untuk anak autisi dan ADHD. Jadi, saya ya pakai sabun colek untuk mencuci baju, mencuci piring, membersihkan kamar mandi, sampai mengepel rumah.

Turunan 4-t-OP juga digunakan untuk bahan pestisida, minyak pelumas atau oli, pewarna rambut, sampo, dan produk perawatan rambut lainnya. Selama setengah abad oktofenol digunakan industri pulp dan kertas, tekstil, kayu lapis, pestisida, logam dan plastik pelapis alat makan atau kemasan.

Triclosan [5-chloro-2-(2,4-dichlorophenoxy)phenol] (TRCS)

Triclosan adalah bahan antibakteri atau mikrobisida yang dapat ditemukan di berbagai produk rumah tangga, seperti deterjen, sabun mandi, sabun cuci piring, pembersih jerawat, lotion, pasta gigi, obat kumur, deodoran, dan sebagainya. Microban adalah nama dagang untuk senyawa ini.

Pusing yah, sampai sampo dan sabun mandi pun diatur. Nah, kalo anak saya, sabunnya itu sabun batang Cussons yang bungkusnya warna biru. Kita juga bisa pakai Ceradan Wash, sabun cair untuk mandi anak, atau sabun lerak. Cuma tiga jenis ini saja yang direkomendasikan dokter anak saya.

Orang tua gimana dong? Kan sampo dan sabunnya beda?

Dokter anak saya menyarankan, sebaiknya semua orang di rumah memakai sabun dan sampo dengan merek yang sama. Jadi, gak terlalu banyak wewangian dan aroma berbeda. Usahakan juga yang tidak terlalu harum, supaya paparan ke anak lebih sedikit.

Jalankan Diet Fenol

Sebab hampir semua makanan mengandung fenol, nyaris gak mungkin anak kita menghindarinya 100 persen. Apalagi makanan yang mengandung fenol biasanya kaya vitamin dan nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh anak kita yang spesial ini.

Makanya dokter anak yang paham kondisi autisme dan ADHD biasanya akan mendukung anak menjalani diet fenol. Diet di sini bukan mengurangi makan anak loh ya, tetapi menyaring apa saja makanan rendah fenol (low phenol) yang boleh mereka konsumsi, termasuk cemilan sehat untuk autisi.

Selain diet fenol, kita bisa memberikan suplemen dengan kandungan enzim phenol-sulfur-transferase (PST) untuk membantu proses penyerapan fenol dalam tubuh anak kita yang autisi atau ADHD. Salah satu produk yang saya rekomendasikan, lagi-lagi bulan endorse ya, namanya Enzym Phenol Assist produksi KIRKMAN, atau Phenol Gest dari ENZYMEDICA.

Enzim ini diberikan sebelum anak makan. Cara kerja enzym ini adalah mengikat sebagian kecil fenol sesuai kebutuhan anak autisi dan ADHD, kemudian sisanya dibuang melalui kotoran anak.

Dokter anak saya mengatakan penggunaan enzim ini sifatnya opsional, sedangkan diet fenol dengan rotasi dan eliminasi makanan sifatnya wajib. Alhamdulillah tanpa dibantu suplemen enzim pun, anak saya mengalami perbaikan perilaku signifikan setelah menjalani rotasi dan eliminasi diet.

Sedikit tambahan, diet fenol baik dijalankan anak autisi dan ADHD, tetapi tidak dianjurkan untuk anak dengan indikasi down syndrome. Erica Peirson, dokter sekaligus praktisi naturopati di Oregon, Amerika Serikat mengatakan anak-anak down syndrom justru disarankan mengonsumsi banyak makanan mengandung fenol, sebab polifenol dapat menghambat ekspresi gen DYRK1A pada anak down syndrome.

Sekelompok peneliti di Spanyol menemukan polifenol secara signifikan membalikkan defisit kognitif pada anak-anak down syndrome yang mereka libatkan dalam studi. Mereka mengalami perbaikan pada pengenalan memori, memori kerja otak, dan kualitas hidup.

Demikian sharing is caring kita kali ini. Buat yang nanya, apakah anak saya masih menjalani diet fenol sampai sekarang? Ya, Rashif masih diet fenol sampai hari ini. Rencana saya akan menghentikan dietnya bertahap setelah Rashif berumur tujuh tahun.

Sama sekali saya gak keberatan anak saya menjalani diet ini. Saya juga gak kesulitan menyiapkan bahan makanan untuk putra saya karena dia sudah saya biasakan dengan makanan-makanan yang aman untuk dikonsumsi sejak masih berumur 18 bulan.

Kuncinya adalah pembiasaan dan ibu jangan mudah ‘kalah’ sama tantrum anak. Terus kenalkan anak autisi kita beragam makanan, gak peduli dilepeh berapa kali, dicuekin berapa kali, tetap sajikan sedikit demi sedikit. Yakinlah, lama kelamaan makanan tersebut akan diliriknya juga.

Selamat mencoba dan semoga coretan saya kali ini bermanfaat. Silakan tinggalkan jejak di kolom komentar ya temans. Terima kasih.

Share:

16 responses to “Mengapa Anak Autisi dan ADHD Perlu Diet Fenol?”

  1. ellafitria Avatar

    Abang Rashif dan Ibun luar biasa bangeeeet. Sungguh, kuat dan hebat bgt km mbak. Aku baru pernah mendengar Diet fenol nih, ternyata memang jadi ibu harus pintar segalanya ya mbak. Huhu, semoga besok lusa aku bisa mengatasi tantrum anak 🙂

  2. Okti Avatar

    Keluarga istimewa. Salut saya.
    Saya tidak bisa membayangkan kalau diet fenol harus kami lakukan
    Susah rasanya menghindari fenol yang bisa ditemukan dalam pasta gigi, lotion, sabun mandi, sabun cuci tangan, sabun cuci piring, dan sebagainya. Semoga ibun tetap semangat selalu dan dimudahkan dalam segala urusannya ya
    Aamiin….

  3. Mugniar Avatar

    Mbaak, kujatuh cinta sama senyumnya Abang Rashif.
    masya Allah, memang harus telaten urusan makanan ya Mbak. Banyak orang tua anak spesial yang mengeluh dan menyerah dengan diet makanan ini dan membiarkan anaknya makan apa saja.

  4. Ubay Avatar

    Saya jadi lebih tahu perihal ini, ternyata fenol itu bisa memberikan efek yang tidak baik juga untuk anak autisi dan ADHD, melalui tulisan ini jadi lebih paham bahan-bahan yang bisa dihindari atau minimal dikurangi. Tetap semangat terus bunda

  5. bayufitri Avatar

    Baru dengar istilah Fenol saya mbak, ternyata harus diperhatikan betul ya diet Fenol untuk anak Autis ini. Semoga Abang Rashif sehat selalu ya

  6. Icha Marina Elliza Avatar

    Selalu suka baca cerita tentang Abang Rasyif..
    Dan masyaAllah, tabarakAllah perkembangan bang rashif juga semakin baik.
    Triclosan itu biasanya pembersih di sabun anti bakteri ya kak Mutia. Soalnya merk yang di tipi itu pernah iklannya pake triclosan.
    Dari dalam dan luar harus bebas fenol nih kak. Perjuangan kak Mutia ekstra banget. Pasti setiap produk apapun harus disidak dulu ya sebelum bersentuhan dengan bang rashif. ♥️

  7. vivi sylvia Avatar

    Emang keren lah mamak rashif ini.
    Karena semua harus diet, mulai dari makanan untuk rashif, kosmetik untuk mba mutia.
    Untuk anak-anak yang lain bagaimana mba?
    kak mae dan kembaran rashif, jadi mba mutia masak dua dua jenis ya.. untuk abang rashif dan untuk anggota keluarga lain?

  8. nurhilmiyah Avatar
    nurhilmiyah

    Diendorse juga gpp lho…Muthe… kami para pembaca setia amat sangat senang menikmati informasi yang disajikan di sini. Selalu saja ada pengetahuan baru kl mampir ke sini, hmm jadi gitu ya diet fenol. Btw, anak saya yg no 3 punya gejala asma cb dikontrol ah asupan makanan berpengawetnya ya, camilan sih… kadang-kadang kangen ama Ch**tos katanya hehe.

  9. Shisca Elliza Avatar

    Selalu syukaaaak sama tulisan kak Muthia ini tentang rashif.
    Kalo dulu aku taunya diet CFGF kak.
    Ada lagi ya diet fenol juga.
    Betul-betul strugle sekali ibu-ibu dengan anak istimewa ini.

  10. Atiq Avatar

    Masya Allah, info baggus banget mbak, saya malah baru tau sedetail ini 🙂 ternyata memang perlu yan banyak diperhatikan dan hati-hati ya memberikan sesuatu ke anak, apalagi yang dia konsumsi. Thanks sharingnya mbak, noted!

  11. J i n g g a Avatar

    Well noted banget mba. Aku juga baru mencermati, oh ternyata buah dan sayur yg ini toh yang mengandung banyak fenol. Ternyata coklat jugaaaa :(( hwaa sedih, padahal itu makanan yang pasti anak2 suka ya mba, tapi harus ditahann bangett 🙂 Semoga dimudahkan

  12. Alfimanzila Avatar

    Masyallah penuh perjuangan ya, apalagi saya baru dengar istilah diet fenol. Sangat membukan fikiran saya tentang dunia baru

  13. asihmufisya Avatar

    MasyaAllah untuk Mbak dan keluarga. Jadi banyak tahu tentang anak spesial setelah baca blog menarik ini. Produk fenol memang banyak banget dan sudah jadi bagian dalam kehidupan, tapi berbeda hal nya dengan kondisi adik-adik spesial ini. Nyatanya mereka terus tumbuh sehat dan insyaAllah jadi kebanggaan kelak. Aamiin.

  14. Wita Handayani Utami Avatar
    Wita Handayani Utami

    Masyaallah mbk, saya sebagai ibu jadi tau ttg fenol ini. Susah pasti ya di awalnya, Alhamdulillah ank2 sy sehat cuma ada ank ttga yg terinfeksi memiliki gejala yg serupa tp gregetnya ko org tuanya ga ngeh gitu Lo kalo ank mrk spesial. Gmn ya cara mengedukasinya suka sedih liat anknya tantrum ga mau maen ma tmn sebayanya, eh malah org tuanya ksh gadget Mulu. Jadi kami ttga yg lain cm bs istighfar.

  15. iputpj Avatar

    Assalamualaikum salam kenal mam, seneng ketemu tulisan mam Mutia, aku sesama ibu dengan anak special need Alhamdulillah dapet banyak rekomendasi produk ramah anak asd. Makasih banyak telah berbagi aku harus banyak belajar dari mam dan bang Rashif .. semoga kita dimudahkan Alloh SWT ya mam

  16. […] tetapi anak masih saja mengalami gangguan tidur maka anak harus melakukan diet lainnya, yaitu Diet Fenol. Caranya mengeliminasi buah, sayur, dan produk-produk kimia dengan kandungan fenol […]

Leave a Comment