Definisi investasi bagi saya saat masih menjadi investor pemula dulu sederhana saja. Saya membeli sesuatu, entah itu aset, barang, atau produk keuangan yang memungkinkan saya bisa menghasilkan lebih banyak uang daripada jumlah yang saya keluarkan saat membelinya.
Investasi bukan cuma bagian penting dari ekonomi bangsa, tapi juga bagian penting dari kekayaan pribadi kita. Ketika kita berinvestasi, kita memberi kesempatan pada uang kita ‘bekerja’ demi tujuan masa depan kita. Tentu saja manfaatnya jauh lebih besar ketimbang kita sekadar menyetorkan gaji ke rekening alias menabung setiap bulannya.
So, definisi investasi dan tabungan itu beda dong? Iya lah, makanya selanjutnya kita akan membahas perbedaan keduanya.
- Menabung artinya kita menyisihkan sebagian uang untuk dana darurat atau kebutuhan jangka pendek dan menengah, sedangkan investasi adalah mengembangkan uang kita untuk keuntungan yang umumnya jangka panjang.
- Kalo menabung, kita bisa mengambil tabungan kita kapan saja. Kalo berinvestasi, kita gak bisa sembarangan mencairkan dana, ada jangka waktunya.
- Imbas hasil tabungan relatif rendah sebab risikonya juga rendah, beda dengan imbas hasil investasi yang relatif tinggi sebab risikonya juga tinggi.
- Investasi mengamankan uang kita, bahkan mengalahkan gonjang-ganjing inflasi. Daya beli kita tetap kuat. Beda dengan tabungan yang pertumbuhan dananya kecil, bahkan nyaris gak ada sama sekali setelah beberapa tahun.
- Produk tabungan di bank adalah contoh aktivitas menabung. Contoh produk investasi lebih beragam, seperti saham, reksa dana, emas, surat berharga, obligasi, dan peer to peer (P2P) lending.
Investasi Butuh Strategi
Saya membayangkan seandainya 2014 dulu saya tahu bahwa masyarakat Indonesia bakal beramai-ramai berbelanja online seperti hari ini, kemudian 2015 saya nekat membeli saham beberapa perusahaan yang kini berbisnis e-commerce, lalu setelah 5-6 tahun saya jual saham saya di pertengahan 2020 kemarin, pasti saya sudah untung besar sekarang.
Saham yang awalnya mungkin cuma saya beli di level Rp 500 per lembar saham, kini bisa saja sudah di level Rp 2.000 per lembar saham. Itu artinya saya meraup keuntungan 400 persen.
Begitulah strategi investasi. Ketika kita menanam benih di media tanam yang tepat, pada waktu yang tepat, dan kita memeliharanya dalam kondisi tepat, suatu saat benih itu tumbuh menjadi tanaman yang memberikan kita buah banyak. Umpakan saja benih itu tumbuh menjadi pohon apel, stroberi, anggur, dan buah-buahan mahal lainnya.
Berikut adalah tiga strategi investasi yang perlu diketahui investor pemula.
1. Mulai lebih cepat, berinvestasi lebih lama.
Seberapa penting waktu dalam investasi? Jawabannya penting banget.
Kenal atau tahu Benny Tjokrosaputro gak? Beliau cucu Kasom Tjokrosaputro, foundernya Batik Keris. Kemarin beliau sempat terjerat kasus korupsi di salah satu perusahaan BUMN.
Namun, kali ini kita gak bakal bahas kejahatannya, melainkan sisi lain dirinya, yaitu keberanian berinvestasi sejak usia muda. Benny dikenal sebagai pemain saham ulung dengan target investasi jangka panjang.
Dilansir dari Kontan, Benny perdana main saham akhir 1980-an. Waktu itu dia masih mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti. Portofolio pertama yang dibelinya adalah saham milik PT Bank Ficorinvest Tbk.
Pria berkacamata ini pernah membeli saham PT Aneka Tambang (ANTM) waktu masih di level Rp 300 per lembar saham. Sekarang harganya sudah naik 7,5 kali lipat menjadi Rp 2.240 per lembar saham (data per 1 April 2021).
Benny masuk ke dalam jejeran 50 orang terkaya di Indonesia versi Forbes (2018). Kekayaannya mencapai 670 juta dolar AS atau hampir Rp 10 triliun. Tajir mampus gak tuh?
Tak ada kata ‘terlalu cepat’ untuk berinvestasi. Sekali pun kita adalah sarjana fresh graduate dengan penghasilan di bawah Rp 5 juta per bulan, tapi kalo kita mau berinvestasi, sekecil apapun itu, keuntungan jangka panjang yang kita raih nanti sepadan bahkan jauh lebih besar dari yang kita alokasikan sekarang.
2. Diversifikasi investasi untuk meminimalisir risiko
Sebagaimana tanaman yang kita tanam, kadang bisa layu, demikian juga investasi. Gak ada investasi yang bebas risiko. Namun, selalu ada cara untuk mengelola risiko tersebut supaya kita tetap bisa mencapai tujuan jangka panjang.
Cara paling sederhana adalah mendiversifikasi investasi kita. Orang bilang, jangan menaruh banyak telur di keranjang sama.
Diversifikasi dan alokasi aset membantu kita mengurangi risiko kehilangan uang dalam jumlah besar. Ketika satu ceruk investasi kita merugi, nilai kerugiannya masih bisa diganti dengan keuntungan di ceruk investasi lain.
Kalo kita takut main saham, kita punya pilihan lebih aman dengan masuk ke reksa dana saham. Selain reksa dana, kita bisa juga membeli obligasi atau menabung dolar.
3. Terus berinvestasi dan konsisten tambah pendanaan
Katakanlah kita mulai menabung reksa dana pada usia 23 tahun dengan setoran dana awal Rp 5 juta. Usahakan setiap bulannya selama setahun pertama kita konsisten menambah dana di akun reksa dana kita, misalnya Rp 150 ribu per bulan.
Tahun kedua, kita tingkatkan setoran dana menjadi Rp 250 ribu per bulan. Lakukan pola sama dari tahun ke tahun, maka kelak kita akan mendapat pengembalian dana yang semakin besar.
Tak perlu jomplang abis menambah pendanaan, kalo tiba-tiba kita tergoda mencairkan dana investasi kita. Lebih baik kita menambahnya sedikit demi sedikit asalkan konsisten dan bersifat jangka panjang. Semakin lama kita berinvestasi di pasar modal, semakin tinggi pula return yang kita peroleh.
Jenis Investasi Populer di Indonesia
Kebanyakan orang mengklaim gak butuh investasi karena merasa kondisi finansial mereka baik-baik saja dalam jangka pendek dan menengah. Mereka gak sadar bahwa investasi sering kali dibutuhkan untuk mencapai tujuan keuangan jangka panjang, misalnya agar kita memasuki masa pensiun dengan aman.
Pertumbuhan investasi itu majemuk. Kita bisa memangkas waktu raihan dana dari yang tadinya butuh waktu 60 tahun untuk menabung, menjadi cukup 30 tahun saja jika berinvestasi. Inilah alasan investasi menjadi kebutuhan utama individu, pasangan, atau pun keluarga yang ingin mencapai tujuan finansial lebih besar.
Berikut beberapa jenis investasi populer di Indonesia.
1. Saham
Saham tak ubahnya seperti primadona di dunia investasi. Dia selalu jadi berita, selalu jadi bahan pembicaraan.
Ketika kita beli saham, pada dasarnya kita membeli sebagian kecil kepemilikan di sebuah perusahaan. Kita pastinya berharap harga saham kita akan naik saat kita memutuskan menjualnya. Beberapa perusahaan mendistribusikan keuntungan kepada pemegang saham melalui pembayaran dividen.
2. Obligasi
Kita membeli obligasi artinya kita meminjamkan uang alias mengutangi pemerintah, perusahaan, atau entitas lainnya yang menerbitkan obligasi. Nah, mereka wajib membayar kembali utangnya plus bunga.
Obligasi biasanya jarang default, sehingga menjadi salah satu instrumen investasi favorit saya. Secara tradisional obligasi adalah instrumen pendapatan tetap yang memiliki jadwal pembayaran tetap alias punya tanggal jatuh tempo.
Kita sudah punya gambaran berapa keuntungan yang kita peroleh. Yups, bunga kupon obligasi sudah disepakati di awal.
3. Reksa dana
Reksa dana tak ubahnya seperti kolam uang bagi banyak investor. Dananya bisa dikelola secara aktif atau pasif.
Kalo aktif, artinya kita memercayakan pengelolaan dana reksa dana kita sepenuhnya kepada manajer investasi di salah satu perusahaan sekuritas. Beda dengan reksa dana yang dikelola pasif di mana manajer investasi tidak punya kewenangan apapun menentukan jenis reksa dana saham atau reksa dana obligasi yang kita kelola. Mereka hanya melacak indeks di pasar saham utama, seperti Bursa Efek Indonesia (BEI).
Reksa dana berisiko, sama halnya saham dan obligasi. Hanya saja risikonya lebih kecil sebab investasinya secara inheren telah terdiversifikasi.
4. P2P lending
Jenis investasi ini tergolong baru di Indonesia. Saya pun baru mencobanya akhir 2020 kemarin di salah satu aplikasi fintech resmi dan berizin Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Perusahaan fintech di Indonesia lagi naik daun nih. Pasalnya suku bunganya menarik, rata-rata di atas deposito, bahkan ada yang mencapai 18 persen per tahun.
Kita juga bisa mulai berinvestasi di P2P lending mulai dari Rp 100 ribu. Praktiknya kita meminjamkan sejumlah uang kepada pihak yang membutuhkan, baik itu individu maupun perusahaan.
5. Deposito
Deposito masih dianggap pilihan investasi paling aman bagi masyarakat. Kita bebas memilih opsi pencairan dana, entah itu per bulan, per triwulan, per semester, atau per tahun.
Sebenarnya deposito itu mirip sama tabungan. Hanya saja tingkat bunganya sedikit di atas tabungan dan ada waktu jatuh temponya.
Bunga deposito berkisar 5-6 persen per tahun. Semakin banyak uang yang kita depositokan, semakin tinggi bunga yang dibayarkan ke kita.
6. Emas
Logam mulia adalah bentuk investasi praktis yang bisa dilakukan siapa saja. Biasanya ibu-ibu rumah tangga paling suka berinvestasi emas. Tujuan jangka panjang mereka untuk biaya kuliah anak, ongkos naik haji, atau beli rumah.
Emas unggul dalam hal imbas hasil yang cukup menjanjikan, setidaknya dalam jangka waktu lima tahun. Emas lebih mudah dicairkan dan harganya cenderung naik. Meski harga emas turun, nilai turunnya gak bakal signifikan.
Emas yang beredar di pasaran saat ini umumnya berupa emas Antam atau emas PT Untung Bersama Sejahtera (UBS). Perbedaan harga keduanya gak terlalu mencolok di mana harga emas UBS sedikit di bawah Antam.
Kadar emasnya sama-sama 99,99 persen. Bedanya emas Antam sudah diakui London Bullion Market Association dan bersertifikat internasional.
Sebelum beli emas, ada baiknya kita cek harga emas hari ini di situs resmi Butik Emas Antam, Pegadaian, dan marketplace terpercaya. Kita bisa membeli emas langsung secara fisik atau secara online dengan sistem mencicil atau menabung emas.
7. Properti
Investasi properti menurut saya cukup tricky, apalagi di tengah pandemi begini. Memang benar, nilai jual properti cenderung stabil dan terus naik dari tahun ke tahun. Pandemi ini kondisi khusus saja yang jarang terjadi.
Defisinisi investasi properti pada dasarnya kita membeli, menyewa, atau mengelola penjualan rumah atau real estate untuk menghasilkan keuntungan. Properti ini bisa dimiliki investor perorangan dan investor korporasi.
Investasi properti menurut saya sangat fleksibel. Kita bisa menjadikannya investasi jangka pendek atau jangka panjang. Kita pun bisa menentukan jangka waktu investasinya sesuai kebutuhan.
Melihat pemaparan di atas, semoga lebih mudah bagi kita untuk menghubungkan apa itu definisi investasi dan bagaimana investasi memberi harapan besar bagi kita sebagai investor pemula.
Saran saya tetap berkonsultasi dengan financial planner, financial advisor, atau rekan sejawat yang mengerti soal investasi sebelum kita mewujudkan rencana investasi kita. Tentu saja konsultasi tersebut untuk mengarahkan kita ke jalur investasi terbaik. Selamat mencoba!
Leave a Comment