Hubungan seks itu rumit ya. Begitu banyak faktor bisa memengaruhi hasrat seksual suami juga istri. Sepengetahuan saya gak ada pasangan yang dua-duanya menginginkan aktivitas seksual persis sama. Malahan kadang satu pihak tak tertarik melakukannya.
Kondisi terakhir seringnya terjadi di pihak perempuan alias istri, demikian pemikiran masyarakat kebanyakan. Padahal kenyataannya laki-laki atau suami juga bisa bergumul dengan ketidakinginan tersebut.
Keinginan suami terhadap istri itu banyak. Sejujurnya gak ada yang lebih bikin frustasi istri ketika suami kehilangan hasrat seksual terhadap istri.
Saat suami bilang, “Aku capek banget,” atau “Aku ngantuk banget,” lalu istri mulai menyadari sudah sebulan lebih tidak melakukan hubungan intim suami istri, langsung muncul prasangka-prasangka negatif, seperti “Apa dia udah bosan sama aku?” “Apa dia udah gak bahagia lagi sama aku?” atau parahnya “Apakah dia berselingkuh?”
Suami tak Tertarik Hubungan Seks
Masyarakat tradisional seringnya berpendapat suami yang tidak menginginkan hubungan intim dengan istri artinya ada yang gak beres dan itu gak normal. Istri menganggapnya seperti sebuah bencana dan lama-lama bisa berujung perpisahan.
Padahal kenyataannya hubungan seks sangat normal berubah-ubah, terlebih pada pasangan menikah lama. Hubungan seksual suami istri yang teratur menjaga keharmonisan keluarga, tapi bukan berarti suami yang menghindari aktivitas seksual selalu dikonotasikan sedang berselingkuh loh. Istri gak perlu merasa di posisi sebagai korban.
Coba cek di bawah ini kemungkinan alasan suami tak lagi tertarik hubungan seks dengan istri.
1. Ada hal lain yang lebih prioritas
Hidup bisa jadi terlalu sibuk, sehingga suami istri gak kepikiran berhubungan seksual sementara waktu. Apalagi kalo pasangan udah punya anak lebih dari satu, wah, mungkin hal pertama yang terlintas begitu sampai di rumah pulang kerja adalah tidur dulu.
Kadang suami lebih menyukai tidur ketimbang hubungan seks sama istri. Seks juga bukan lagi jadi hal baru bagi pasangan yang sudah menikah lama.
Katanya tambah anak tambah rezeki. Buat suami, tambah anak berarti harus tambah penghasilan. Soalnya kebutuhan ekonomi keluarga otomatis meningkat.
So, gak usah heran makin ke sini pekerjaan kok semakin jadi pusat siklus hidup suami. Ini karena suami berusaha menghidupi keluarganya lebih layak.
Kuncinya adalah suami istri sama-sama menyadari bahwa setelah berkeluarga dan punya anak, seks tak lagi jadi prioritas nomor satu. Namun, ini sesungguhnya bukan bencana bagi pernikahan.
Pasangan tinggal menyesuaikan sendiri frekuensi hubungan seks dan menikmati pasang surutnya. Dulu biasanya seminggu 2-3 kali, sekarang menjadi seminggu sekali, atau bahkan dua minggu sekali. Hehehe.
Sebagai istri, bikin dong suaminya good mood supaya bisa menemukan kembali keintiman berdua, terutama jika pasangan sama-sama bekerja dan jadwalnya padat.
Mulailah dengan merencanakan seks mingguan. Tentukan hari yang jelas, misalnya setiap Senin, Selasa, Jumat, atau Sabtu. Pasangan tinggal menyisihkan waktu yang benar-benar nyaman untuk berdua, kemudian mematuhinya.
2. Kondisi medis suami terganggu
Risiko kesehatan pasti meningkat seiring bertambah usia. Ini berlaku sama bagi suami dan istri. Dua kondisi medis paling berdampak serius pada kehidupan seks suami adalah disfungsi ereksi dan kanker prostat.
Disfungsi ereksi dan kanker prostat membuat pria menghindari hubungan seks. Namun, hal pertama perlu dipahami adalah seks itu bukan cuma perkara penetrasi doang.
Seks bukan cuma hubungan seksual, melainkan menyangkut banyak hal. Segala sesuatu yang istri lakukan demi membuat suami bergairah, itu sudah bisa dibilang seks. Keintiman itu muncul dalam berbagai bentuk loh.
Kalo kondisi medis suami separah ini, istri perlu memastikan suami mendapat penanganan medis yang dibutuhkan. Tunjukkan setulus mungkin perhatian istri pada suami.
Buat suami bersemangat, terutama ketika kondisi medisnya telah teratasi. Temukan cara baru menemukan kembali keintiman seksual yang bisa memuaskan kedua belah pihak. Kalo perlu konsultasi dengan terapis pernikahan atau psikolog.
3. Suami terlalu nyaman dengan hubungan platonis
Biasanya kondisi ini paling sering dihadapi pasangan yang sudah menikah lebih dari lima tahun, ya misalnya 10 tahun, 20 tahun, 30 tahun. Suami istri merasa semakin akrab sebagai partner hidup atau sahabat.
Keakraban seperti itu menciptakan hubungan platonis. Ada loh suami istri yang menjalani pernikahan tanpa hubungan seks setelah sekian tahun menikah dan mereka nyaman-nyaman aja begitu.
Waktu bersama seringnya dihabiskan sekadar menonton TV jelang tidur, sama-sama sibuk dengan kerjaan masing-masing, sibuk dengan pekerjaan rumah masing-masing, sehingga 24 jam habis untuk menyelesaikan hal lain. Boro-boro mau hubungan seks, gairahnya aja gak ada.
Ketahuilah, suami yang merasa menjalani hubungan platonis seperti ini bisa dibilang susah bergairah. Hasrat seksualnya gak mudah muncul, terlebih dengan istri yang sudah 20 tahun atau 30 tahun dinikahinya.
Kalo kondisinya seperti ini, perlu kerja sama dua pihak. Pilih waktu khusus untuk dihabiskan berdua. Mungkin pergi kencan berdua atau pergi jalan-jalan ke luar kota.
4. Suami lagi stress
Ada kalanya suami sangat stres, melebihi stres biasa. Dua hal yang paling sering bikin suami stres adalah soal pekerjaan dan soal uang. Kalo suami merasa gak nyaman dengan dua hal itu, cemas dan paniknya bisa setinggi langit.
Sah-sah aja sih suami istri berargumen soal uang. Namun, jangan sampai hal itu memengaruhi keintiman pernikahan dan hasrat seksual pasangan.
Satu-satunya cara menghadapi hal ini adalah menyelesaikan masalah tersebut berdua, gak peduli seberat apa. Kelak jika semua terselesaikan, gairah seksual muncul dengan sendirinya.
5. Suami bosan memulai seks lebih dulu
Mau percaya mau gak, beberapa tipe suami emang gak terlalu sensual. Artinya, dia gak selalu mau memulai hubungan seks lebih dulu.
Bisa jadi kalo suami kehilangan hasrat seksual, dia sedang gak nyaman jadi orang pertama yang memulai. Dia butuh motivasi dan rangsangan dari istri. Ya gak ada salahnya toh istri ‘menggoda’ dan ‘membangkitkan’ gairah seksual suami lebih dulu.
Siapa bilang istri memulai seks lebih dulu bisa merendahkan martabat istri di hadapan suami? Saya pikir mau itu suami mau itu istri boleh saja menginginkannya lebih dulu.
Terserah gimana caranya istri bisa mengajak suami melakukannya. Ciptakan suasana rumah atau kamar yang mendukung, sehingga hubungan seks bisa berlangsung penuh gairah dan semangat.
6. Orientasi seksual suami berubah
Aduh, amit-amit, semoga alasan terakhir ini tidak menimpa pernikahan kalian yang sedang membaca. Beberapa pria normal bisa berubah orientasi seksualnya.
Mereka bisa menjadi gay setelah bertahun-tahun, belasan tahun, atau bahkan puluhan tahun menikah dengan pasangan heteroseksual.
Bisa jadi suami menutupi hal itu dari istri. Akibatnya suami tidak lagi tertarik dengan hubungan seks bersama istrinya yang sekarang.
Bisa jadi juga saking susahnya cari waktu bareng istri, suami memilih jalan pintas dengan rajin melakukan masturbasi. Jalan ini dia pilih, sehingga berdampak negatif pada berkurangnya minat untuk berhubungan seksual secara langsung dengan istri.
Well, laki-laki itu sama kayak perempuan. Kalo mereka merasa ada hal rumit tengah dihadapi, bikin seisi kepala mau pecah, semua bisa membuat suasana hati berubah. Ini bisa berujung pada menurunnya hasrat seksual terhadap pasangan.
Sikapi masalah ini bareng-bareng. Gak perlu takut membahasnya, apalagi menganggapnya tabu. Terbuka lah, maka solusi akan datang dengan sendirinya.
Leave a Comment