Gara-gara nonton drama Cina Dating in The Kitchen, saya langsung jatuh cinta sama pemeran utama wanitanya, Zhou Lu Si. Sejak itu saya jadi kepo pengen tahu apa saja film or drama yang pernah dibintanginya.
Ternyata Zhou Lu Si alias Rossy Zhou bisa dibilang rookie artist yang baru muncul 2018, tapi gak kelihatan sama sekali kalo dia aktris pendatang baru. Menurut saya aktingnya paripurna banget, kayak udah senior gitu. Apa ya istilahnya? Monster rookie kali ya.
Apalagi dalam The Romance of Tiger and Rose (TROTAR) Zhou Lu Si berpasangan dengan Ding Yu Xi (Ryan Ding). Aktor tampan ini populer banget di kalangan pecinta C-drama, meski saya pribadi baru kali ini melihatnya.
Mengapa Harus Nonton TROTAR?
Saya mau cerita dulu menariknya nonton The Romance of Tiger and Rose, dan alasan saya merekomendasikan drama cina ini kepada pembaca-pembaca blog saya.
1. Nostalgia ke drama fantasi sejarah Cina ala 90-an
Siapa di sini yang ngaku anak 90-an yang masa kecilnya gak cuma dilewati bersama Kotaro Minami, Lady Oscar, Doraemon, atau Marimar? Saya gak akan pernah lupa gimana asiknya nonton Bibi Lung dan Yoko dalam drama Pendekar Rajawali, gagahnya silat kipas Chu Liu Xiang dalam drama Pendekar Harum, Putri Bunga Persik, Putri Shin Hye..
Nah, The Romance of Tiger and Rose juga sama. Ini tuh drama fantasi sejarah Cina, tapi bernuansa komedi romantis (rom-com) kekinian. Konfliknya ringan, gak seserius drama dunia persilatan ala 90-an.
Buat yang gak begitu suka adegan pendekar terbang, slow motion di udara, gerakan silat or kungfu berdurasi lama, tenang, drama ini gak selebay itu kok. Meski demikian, feel-nya bikin saya se-excited nonton drama Cina 90-an dulu.
2. Akting pemeran utama hingga figuran begitu sempurna
Drama TROTAR bertabur bintang yang cantik-cantik dan ganteng-ganteng. Pokoknya mata kita gak pernah bosan ngikutin ceritanya sepanjang 24 episode (final). Kostum pemainnya juga bagus-bagus ala princess-princess Asia gitu deh.
Menurut saya, TROTAR satu dari sekian banyak drama Asia yang bisa bikin penonton gak cuma jatuh cinta sama pemeran utamanya, tapi juga pemeran figurannya.
Tunggu deh sampai kalian nonton dan kenalan sama Bai Ji (pengawal setia Pangeran Kota Xuanshu) dan Zi Rui (pelayan setia Putri Ketiga Kota Huayuan).
Berikut adalah tokoh utama dan figuran TROTAR yang wajib diketahui:
- Putri Ketiga sekaligus Penguasa Muda Kota Huayuan, Chen Qianqian (Chen Xiao Qian versi modern)
- Putri Kedua sekaligus Komandan Militer Kota Huayuan, Chen Chuchu
- Putri Pertama sekaligus tabib utama Kota Huayuan, Chen Yuanyuan
- Tuan Muda Kota Xuanshu, Han Shuo (Han Ming Xing versi modern)
- Sekretaris Kota Huayuan sekaligus Menteri Pendidikan, Pei Heng
- Pengawal Tuan Muda Han Shuo, Bai Ji
- Pelayan Putri Ketiga, Zi Rui
- Penguasa Kota sekaligus ibu dari tiga putri Kota Huayuan, Cheng Zhu
3. Tema perjalanan waktu (time travel) tapi gak bikin pusing
The Romance of Tiger and Rose adalah drama perjalanan waktu (time travel) tapi dijamin gak bakal bikin kita bingung, pusing tujuh keliling, apalagi terpaksa minum Panadol obat sakit kepala. Hehehe.
TROTAR intinya mengisahkan seorang penulis skenario drama yang terjebak dalam naskah ceritanya sendiri. Dia berjuang untuk kembali ke dunia nyata dengan bertahan hidup sampai akhir episode cerita.
Pernah nonton DARK series di Netflix yang ceritanya bolak-balik lompat-lompit dari tahun ini ke tahun itu, balik lagi ke tahun ono? Gak, gak, gak, TROTAR gak bakalan se-njelimet itu kok.
Alur ceritanya smooth, dimulai dari zaman sekarang, kemudian loncat ke masa lalu hingga di akhir episode baru kembali lagi ke zaman sekarang. Bisa saya simpulkan, 90 persen drama ini berlatar belakang masa lalu (Cina kuno), sementara 10 persennya Cina modern alias zaman sekarang. So, itung-itung penonton newbi latihan belajar suka sama film or drama bertemakan time travel.
4. Drama bujet rendah dengan rating dan jumlah penonton tertinggi 2020
The Romance of Tiger and Rose tergolong drama online berbujet rendah. Hebatnya drama ini meraih rating tinggi, yaitu 7,4/10 di situs Douban, IMDb-nya Cina.
Bayangkan, drama ini telah ditonton 897 juta kali di Tencent Video loh. Jumlah penontonnya termasuk yang tertinggi untuk drama-drama Cina yang dirilis 2020. Gak nyesal deh saya nonton drama ini eksklusif di WeTV.
Banyak netizen Tiongkok dan luar Tiongkok terpesona dengan premis drama yang menarik, romantisme yang berkembang antara Han Shuo dan Chen Qianqian, juga karakter-karakter lucu figurannya yang gak henti-hentinya mengajak penonton tertawa. Lagu soundtracknya juga manis banget di kuping.
Sekilas kisah cinta Han Shuo dan Chen Qianqian ini mengingatkan saya pada K-drama Princess Hours (2006). Pangeran Lee Shin juga terpaksa menikah dengan Chae Kyung. Mereka awalnya saling benci, tapi lama kelamaan saling jatuh cinta dan tak bisa dipisahkan. Kepolosan Chae Kyung mirip dengan Chen Qianqian, lengkap dengan tingkah lakunya yang terus mengundang tawa.
5. Mengangkat isu gender bending
Ini alasan utama yang bikin TROTAR unik. Saya baru perdana nonton drama yang berani mengangkat kisah gender bending.
Gender bending adalah manifestasi pemberontakan terhadap peran gender yang bisa dilakukan dengan banyak cara, umumnya dengan menunjukkan peran dan perilaku gender pada lawan jenis. Contoh paling sederhana deh, perempuan berpenampilan luar seperti laki-laki atau laki-laki berpenampilan luar seperti perempuan.
Perempuan yang menjadi kepala keluarga dan mencari nafkah. Perempuan yang menjadi raja, sementara semua pelayannya adalah laki-laki.
Gender bending ini lebih kepada bentuk protes terhadap peran gender yang awalnya dibatasi berlebihan, sehingga gender tertentu berani mengekspresikan diri secara bebas tanpa dibatasi kritik sosial.
Tentu saja gender bending sangat beda dengan protes radikal terkait gender yang membuat seseorang berani melakukan operasi kelamin atau memunculkan jenis kelamin ketiga yaaa. So, harap dibedakan.
The Romance of Tiger and Rose bercerita tentang kehidupan dua golongan masyarakat yang sangat berbeda secara budaya. Kota Huayuan dipenuhi masyarakat matriarkal yang mendewakan perempuan.
Semua posisi tertinggi di Kota Huayuan dipegang perempuan. Perempuan yang menjadi Penguasa Kota, perempuan yang menjadi Komandan Militer, perempuan yang mencari nafkah, perempuan yang pergi berperang, dan cuma anak perempuan boleh bersekolah tinggi.
Keluarga yang memiliki anak perempuan lebih terhormat dibanding keluarga yang yang memiliki anak laki-laki. Saat perempuan makan, suami harus berdiri di samping istri.
Pria tidak boleh poligami, tapi tetap bisa mengajukan gugatan cerai. Anak-anak mengikuti marga ibu, bukan marga ayah. Pria dan wanita di Kota Huayuan hanya bertukar peran saja, sedangkan secara fisik mereka tetap mengikuti kodratnya.
Kota Xuanshu adalah kebalikan Kota Huayuan. Masyarakatnya sangat patriarkal. Pria bagaikan langit. Mereka boleh menikah dan memiliki banyak selir.
Anak perempuan tidak boleh mengerjakan pekerjaan laki-laki. Perempuan adalah simbol keindahan. Mereka harus diam di rumah seperti boneka, lembut melayani suami, melahirkan dan membesarkan anak, mengatur seluruh urusan rumah tangga. Saat suami makan, istri harus berdiri di samping suami. Pokoknya istri kedudukannya di bawah kaki suami.
Sampai di sini makin penasaran sama kisahnya? Baca terus sampai tulisan ini kelar ya.
Sinopsis The Romance of Tiger and Rose
Tentara Kota Huayuan berhasil menaklukkan Kota Xuanshu. Sebagai lambang perdamaian, Penguasa Kota Xuanshu mengirim putra semata wayangnya, Han Shuo untuk menikah dengan salah satu putri Penguasa Kota Huayuan.
Tuan Muda Han Shuo tadinya hendak dinikahkan dengan Putri Kedua, Chen Chuchu yang menjadi karakter utama dalam cerita versi penulis skenario. Namun, secara tidak sengaja Putri Ketiga bertemu dan tertarik lebih dulu dengan Han Shuo, sehingga dia merebut dan menikahi paksa tuan muda.
Putri Ketiga bernama Chen Qianqian dikenal sangat arogan, sombong, dan tidak ada sopan santun. Dia berperilaku sesuka hati, sehingga dibenci rakyat.
Tuan Muda Han Shuo membawa tiga misi tersembunyi ke Kota Huayuan. Pertama, dia hendak mencuri tulang naga, warisan nenek moyang Kota Huayuan yang diketahui bisa menyembuhkan segala jenis penyakit.
Han Shuo menderita penyakit jantung sejak 16 tahun. Dia diperkirakan cuma bisa hidup hingga 20 tahun.
Kedua, Han Shuo yang ahli strategi perang berencana menguasai areal tambang batu hitam milik Kota Huayuan. Selama ini Kota Huayan menyuplai batu hitam untuk bahan baku produksi bahan peledak di Kota Xuanshu. Ini adalah mata pencaharian utama masyarakat di sana.
Masyarakat Kota Huayuan hanya menggunakan batu hitam untuk memproduksi kembang api. Han Shuo geregetan mengapa masyarakat Huayuan gak berpikir cerdas menggunakan tambang batu hitam itu untuk memproduksi barang bernilai ekonomi tinggi, lebih dari sekadar kembang api.
Ketiga, Putri Kedua yang seharusnya menjadi istri Tuan Muda Han Shuo adalah calon penerus tahta Penguasa Kota Huayuan. Ini akan mempermudah misi Han Shuo merebut kembali Kota Huayuan supaya takluk di bawah kekuasaan Penguasa Kota Xuanshu.
NEXT, saya akan membagi sinopsis drama ini ke dalam tiga bagian.
1. Bertahan hidup (Episode 1-6)
Episode pertama dimulai dengan penampakan seorang penulis skenario bernama Chen Xiao Qian yang dikejar deadline oleh sutradara untuk menyelesaikan naskah drama terbaru. Sayangnya aktor utama drama, Han Ming Xi protes keras jalan cerita yang ditulis Chen Xiao Qian. Dia meminta naskah direvisi, kalo tidak dia gak bakal mau syuting drama itu.
Chen Xiao Qian mau gak mau begadang merevisi cerita. Tanpa dia sadari terjadi time slip yang membuatnya secara gak sengaja masuk ke dalam naskah cerita versi pertama yang ditulisnya. Perjalanan waktu pun dimulai.
Chen Xiao Qian yang masuk ke dalam naskah tiba-tiba berubah menjadi Chen Qianqian, Putri Ketiga yang merupakan tokoh antagonis. Awalnya dia mengira sedang bermimpi, tapi begitu dia tertidur dan terbangun, dia tetap berada di dunia yang sama.
Chen Xiao Qian mencari segudang cara supaya bisa kembali ke dunia aslinya. Itu artinya dia harus bertahan hidup sampai episode terakhir. Nah, masalahnya adalah Chen Xiao Qian dalam naskah menulis Chen Qianqian akan mati pada episode ketiga karena diracun Han Shuo di malam pernikahannya.
Terang saja Chen Xiao Qian yang telah berubah menjadi Chen Qianqian memutar otak supaya selamat dari tragedi keracunan itu. Dia berpikir, jika ingin selamat dari kematian dan tidak terkurung selamanya dalam cerita, maka dirinya harus bertahan hidup dari episode ke episode.
Sejak saat itu, kehadiran Chen Qianqian sedikit demi sedikit mengubah alur cerita. Tanpa disadari, dia me-replace posisi tokoh utama wanita yang seharusnya dimiliki Chen Chuchu.
Mulailah Chen Qianqian mendiskusikan rencananya tersebut dengan tiga bapak tua pemilik Kedai Teh Qing Feng. Chen Qianqian memilih ketiga orang tersebut karena hanya mereka yang percaya keberadaannya sebagai penulis skenario sekaligus yang menciptakan semua karakter dalam cerita tersebut.
Chen Qianqian tetap merahasiakan identitas karakter-karakter yang akan dijadikan sasaran. Dia mengumpamakan dirinya, Putri Ketiga sebagai jeruk, Han Shuo sebagai pisang, dan Putri Kedua sebagai apel. Diskusi seperti ini bertahan sampai akhir cerita.
Selain ingin tetap hidup dalam dunia cerita, Chen Qianqian membawa misi mempersatukan kembali Tuan Muda Han Shuo dengan Chen Chuchu jodoh sesungguhnya.
Supaya Han Shuo berumur panjang, Chen Qianqian nekat mencuri tulang naga, mengolahnya jadi ramuan untuk menyembuhkan penyakit jantung pangeran. Hal ini membuat Han Shuo hampir dipenggal, tapi lagi-lagi diselamatkan Chen Qianqian dengan berpura-pura hamil.
Segala usaha yang dilakukan Chen Qianqian justru membuatnya semakin dekat dengan Han Shuo. Han Shuo pun mulai jatuh hati pada Chen Qianqian. Rumor tentang Putri Ketiga yang selama ini didengarnya ternyata tidak benar.
Di mata Han Shuo, Chen Qianqian bukannya tidak berpendidikan seperti yang dirumorkan, sebab faktanya dia pintar dan pandai membuat puisi. Chen Qianqian tidak sombong dan arogan seperti yang dirumorkan, sebab faktanya dia sosok penurut dan imut.
Chen Qianqian tidak berhati dingin seperti yang dirumorkan, sebab faktanya dia lugu dan baik hati. Chen Qianqian malah menolong Su Mu, seorang geisha pria agar bebas dan tidak lagi bekerja sebagai penghibur di Sekolah Kerajaan Kota Huayuan.
Chen Qianqian rela jadi Mak Comblang untuk kakak perempuannya, Chen Yuanyuan yang jatuh hati pada Su Mu. Semua kebaikan hati Chen Qianqian menarik simpati Han Shuo, hingga membuatnya bimbang meneruskan misi-misinya di Kota Huayuan.
Sayang usaha Han Shuo merebut hati Chen Qianqian terhalang kehadiran Pei Heng. Pei Heng adalah pria yang sejak kecil telah dijodohkan Penguasa Kota Huayuan untuk menjadi suami Chen Qianqian.
Sebelumnya Pei Heng sangat cuek dan abai pada Chen Qianqian. Seiring perubahan perilaku Chen Qianqian, Pei Heng perlahan luluh dan jatuh hati pada sang putri.
2. Cinta dan benci (Episode 7-18)
Sekuat apapun Chen Qianqian mengelak dari Han Shuo, sekuat itu pula Han Shuo memperjuangkan cintanya. Penguasa Kota Huayuan, ibu Chen Qianqian terus mendesak Han Shuo dan Chen Qianqian bercerai.
Pada akhirnya Han Shuo rela tangannya diikat gelang tembaga sebagai simbol kepemilikan pria oleh perempuan di Kota Huayuan. Syarat yang diajukan ibu Chen Qianqian pada Han Shuo ini merupakan penghinaan dalam budaya Xuanshu.
Pengorbanan terbesar Han Shuo adalah mengkhianati prajuritnya sendiri yang diperintahkan oleh ayahnya, Penguasa Kota Xuanshu untuk meledakkan seisi Kota Huayuan pada malam pesta rakyat untuk memperingati Hari Kasih Sayang.
Han Shuo mengubah bahan peledak yang tadinya disiapkan untuk meledakkan seisi kota menjadi kembang api yang menjadi pemandangan indah malam itu. Pada malam itu pula Chen Qianqian menyadari dirinya juga jatuh cinta pada Han Shuo, terlepas Han Shuo adalah tokoh fiksi ciptaannya.
Hubungan Han Shuo dan Chen Qianqian yang kian mesra membuat Chen Chuchu cemburu. Dia terus menagih janji Chen Qianqian untuk mengembalikan dua haknya yang telah direnggut paksa, yaitu gelar Penguasa Kota Muda dan Han Shuo yang seharusnya menjadi suaminya.
Episode demi episode berlanjut, Chen Qianqian menyadari ada yang tidak beres dengan alur ceritanya. Beberapa tokoh yang seharusnya tidak mati jadi mati. Beberapa episode cerita seolah mengatur alurnya sendiri, tidak runut seperti yang ditulisnya.
Satu hal yang disadari Chen Qianqian, pada akhir episode dia telah menuliskan Han Shuo mati dibunuh Chen Chuchu dengan pedang. Chen Qianqian tak ingin hal itu terjadi sehingga dia memutuskan mengkhianati Han Shuo demi menyelamatkan nyawa pria yang dicintainya itu.
Tanpa sepengetahuan Chen Chuchu, Chen Qianqian menangkap dan mengasingkan Han Shuo ke daerah terpencil di mana hanya Chen Qianqian sendiri yang tahu persis tempatnya.
3. Pulang (Episode 19-24)
Lagi-lagi Chen Qianqian gagal sebab jalan cerita yang ditulisnya mendadak tidak mengikuti alur. Chen Chuchu justru bernegosiasi dengan Han Shuo di tengah perjalanan dan mengajaknya bekerja sama untuk mengambil alih Kota Huayuan.
Han Shuo yang dendam karena cintanya dikhianati Chen Qianqian menerima tawaran itu. Dia ingin kembali melancarkan misi-misinya yang lama, yaitu merebut tambang batu Kota Huayuan.
Sekembalinya di Kota Huayuan, Han Shuo langsung menjadikan Chen Qianqian tahanan rumah, memperlakukannya seperti pembantu, bahkan memaksa Chen Qianqian melayaninya layaknya istri, meski akhirnya Han Shuo tidak melakukannya lantaran melihat Chen Qianqian menangis. Jauh di lubuk hatinya terdalam, Han Shuo masih mencintai Chen Qianqian.
Banyak sekali adegan manis terjadi di sini. Han Shuo terjebak dalam perasaan benci dan cinta terhadap Chen Qianqian yang notabene masih berstatus istri sahnya. Dia bersumpah pada Chen Qianqian, setelah misinya di Kota Huayuan selesai, dia akan membawa Chen Qianqian bersamanya ke Kota Xuanshu.
Chen Chuchu di sisi lain berhasil menggantikan posisi ibunya sebagai Penguasa Kota. Pada bagian ketiga ini pula sebuah fakta besar terungkap.
Chen Chuchu rupanya bukan Putri Kedua. Dia sesungguhnya putri dari Mantan Komandan Militer Kota Huayuan, Pei Wujing yang meninggal dalam pertempuran. Dengan kata lain, Chen Chuchu sesungguhnya adik dari Pei Heng.
Sejak Pei Wujing meninggal, Penguasa Kota Huayuan mengangkat Chen Chuchu sebagai anaknya. Terjawab sudah mengapa Penguasa Kota Huayuan terkesan pilih kasih pada Chen Qianqian. Selain kondisi putri pertamanya yang cacat fisik, Chen Qianqian adalah satu-satunya pewaris tunggal tahta Penguasa Kota Huayuan.
Han Shuo terpojok begitu pemberontakannya gagal. Penguasa Kota Huayuan memerintahkan prajurit memenggal kepala sang pangeran. Chen Qianqian berlutut memohon ibunya mengampuni suaminya, tapi sang ibu terlanjur murka.
Untungnya Chen Qianqian yang aslinya penulis cerita tahu betul bagaimana berakting pada saat itu. Dia berpura-pura mati dengan menusukkan pisau tajam ke dadanya. Kematian tragisnya itu membuat ibunda menyesal.
Han Shuo membawa pulang jasad Chen Qianqian yang sebetulnya masih hidup itu ke kampung halamannya. Mereka menyempurnakan pernikahan di Kota Xuanshu.
Kedatangan Chen Qianqian ke Kota Xuanshu merombak tatanan kesetaraan gender yang telah diacak-acak sejak awal cerita. Awalnya dia sangat sulit menyesuaikan diri dengan budaya Kota Xuanshu. Dibantu oleh ibu mertuanya yang tak lain adalah ibu Han Shuo, Chen Qianqian kembali meletakkan dasar-dasar gender yang benar di negeri mereka.
Beberapa aturan yang akhirnya disepakati Penguasa Kota Huayuan dan Penguasa Kota Xuanshu adalah anak laki-laki ikut marga ayah (seperti adat Kota Xuanshu), sedangkan anak perempuan ikut marga ibu (seperti adat Kota Huayuan). Anak laki-laki dan anak perempuan mempunyai hak sama untuk bersekolah dan berpendidikan.
Perempuan dan laki-laki sama-sama bisa mengajukan cerai. Perempuan boleh bekerja sebagaimana laki-laki. Perempuan dan laki-laki memiliki kedudukan sama dalam strata sosial.
Chen Qianqian memutuskan kembali ke Kota Huayuan untuk memadamkan pemberontakan yang dimulai kakak perempuannya. Kali ini Putri Ketiga mendapat dukungan penuh Penguasa Kota Huayuan yang tak lain ayah mertuanya. Ibu mertuanya bahkan memimpin langsung pasukan untuk menyelamatkan Penguasa Kota Huayuan yang disekap Putri Kedua.
Singkat cerita, Chen Chuchu yang terjebak mengarahkan pedang ke Chen Qianqian. Pedangnya meleset menusuk paru-paru Han Shuo yang berusaha melindungi istrinya.
Bagaimana pun usaha Chen Qianqian menyelamatkan Han Shuo dari kematian, ujung-ujungnya tetap gagal. Meski jalan cerita banyak yang berubah, akhir cerita akan tetap sama.
Chen Qianqian tiba-tiba kembali ke dunia nyata. Dia terbangun dari posisi awal tidurnya dan masih gamang apakah semua yang dialaminya betul-betul mimpi.
Tanpa sengaja Chen Qianqian melihat ke televisi. Han Ming Xing, pemeran utama pria yang selalu memprotes naskahnya ternyata sangat mirip dengan Han Shuo.
Chen Qianqian mendapat kabar dari sutradara bahwa syuting drama mereka ditunda tiga bulan. Ini dikarenakan Han Ming Xing mengalami kecelakaan mobil, sehingga paru-parunya rusak, dan baru saja melewati masa-masa kritis.
Tersadarlah Chen Qianqian kondisi Han Ming Xing di dunia nyata sama persis dengan di dunia skenario ceritanya.
Di rumah sakit, Han Ming Xing tersadar dan entah kenapa familiar dengan wajah Chen Qianqian yang datang menjenguknya. Saya menduga kali ini Han Shuo di dunia fiksi mengalami time slip dan terlempar ke dunia Chen Qianqian versi modern. Udah ketebak akhirnya happy ending ya.
Tahu gak kenapa drama ini berjudul The Romance of Tiger and Rose?
Jawabannya karena Tiger (harimau) adalah perumpamaan yang diberikan Chen Qianqian untuk Han Shuo. Di matanya Han Shuo adalah tuan muda tampan, berwibawa, cerdas, jago bela diri, jago sastra, ahli strategi perang, sekaligus pandai merayu wanita.
Rose (mawar) adalah perumpamaan yang diberikan Han Shuo untuk Chen Qianqian. Putri Ketiga satu-satunya perempuan yang berhasil merebut hatinya. Chen Qianqian cantik seperti bunga mawar, tapi sekaligus berduri dan sering menusuk juga menyakitinya. Meski demikian, Han Shuo tetap mau menanggung risiko mencintai Chen Qianqian seumur hidupnya.
The Romance of Tiger and Rose cukup berani mengadvokasi hak-hak perempuan dengan membalik peran gender. Meski demikian, saya lebih setuju kalo TROTAR mendorong konsep kesetaraan gender yang sebenarnya.
Kita seharusnya gak memecah-mecah peran kita sebagai laki-laki atau sebagai perempuan, sebagai suami atau sebagai istri. Sebagai pribadi, kita seharusnya berpikir apa yang ingin kita lakukan?
Sah-sah aja kok kalo ada suami yang mempersilakan istrinya bekerja kantoran, sementara dirinya bekerja di rumah saja sambil mengurus anak-anak.
Sah-sah aja kok kalo penghasilan istri lebih besar dari suami. Sah-sah aja kok kalo perempuan pengen sekolah tinggi sampai S3, sementara suaminya sendiri cuma lulusan SMA atau S1. Sah-sah aja kok.
Saya kutip sedikit petikan percakapan Chen Qianqian dengan ibu mertuanya.
Berhentilah mencari persamaan dan perbedaan. Selama suami istri bersama, siapa bilang keduanya tak bisa membaur?
Chen Qianqian, Putri Ketiga
Terima kasih tetap setia membaca ulasan saya yang nyaris 3.000 kata ini. Wkwkwk. Semoga The Romance of Tiger and Rose bisa jadi referensi buat yang udah mulai bosan sama drakor kayak saya, pengen refreshing sejenak dari oppa ke koko, dari nuna ke cici. Asik loh melipir sebentar ke drama-drama Negeri Tirai Bambu. Coba deh.
Leave a Comment