Jalak Bali (Leucopsar Rothschildi) salah satu burung paling setia di dunia. Burung yang menjadi maskot Pulau Dewata ini tidak akan pernah melirik burung lain, terkecuali setelah pasangannya mati. Beberapa Jalak Bali bahkan hanya kawin sekali seumur hidup. Begitu pasangannya mati, maka burung yang masih hidup tidak lama kemudian menyusul, biasanya dipicu stres.
Ini yang membuat Jalak Bali termasuk satwa langka, selain karena perburuan dan habitatnya di hutan primer semakin berkurang. Burung ini juga endemik, artinya tidak dijumpai di alam liar belahan Bumi mana pun, kecuali Pulau Bali.
Jatuh cinta pada seseorang, kemudian menikah dengannya, tak menjamin kedua belah pihak setia sampai maut memisahkan. Meski hari ini kita suka warna merah muda, bisa saja esok atau lusa kita tergoda dengan kuning, oranye, biru, atau hitam.
Tidak ada yang bisa menjamin kita atau pasangan kita setia sampai mati. Meski demikian, setia bukan lah hal mustahil. Ngomong-ngomong soal konsep setia, kita bisa belajar dari banyak sumber, tak terkecuali makhluk ciptaan Tuhan, seperti Jalak Bali.
Romantisme Jalak Bali
Perawakan Jalak Bali sungguh cantik. Bulunya putih bersih membentang dari kepala, punggung, dan dada. Ujung bawah ekornya berwarna hitam. Paruhnya runcing dengan warna kuning di bagian ujungnya, dan hitam di bagian pangkalnya. Kakinya hijau kehitaman.
Mata Jalak Bali besar dengan pelupuk mata berwarna biru. Tatapannya tajam, mengingatkan saya lenggak lenggok penari Bali saat melirik ke kanan kiri.
Perhiasan tercantik Jalak Bali adalah jambulnya. Jalak Bali jantan memilik jambul panjang, bahkan bisa mencapai pangkal ekor, sedangkan Jalak Bali betina jambulnya hanya sebatas bahu. Rata-rata rentang hidup Jalak Bali bisa mencapai 30 tahun. Pakannya adalah buah-buahan, serangga, dan ulat.
Jalak Bali menganut konsep monogami. Jadi, burung ini gak mengenal istilah poligami. Pasangan hidupnya ya satu itu saja sampai mati.
Saat musim kawin, biasanya di musim penghujan, Jalak Bali jantan berusaha sekuat tenaga memenangkan perhatian Jalak Bali betina yang diincarnya. Salah satu kebiasaan Jalak Bali dewasa, mau itu jantan atau betina adalah mengangguk-anggukkan kepala saat berkicau atau beristirahat di ranting pohon.
Jalak Bali jantan akan menghampiri betina yang dia suka, kemudian menaikturunkan kepalanya dengan tegap dan menantang. Mirip penyanyi hip hop gitu deh. Jambulnya yang panjang akan mekar seperti bunga. Betina yang tertarik pada jantan akan membalas anggukan yang sama dengan posisi berhadapan. Jadinya mereka kayak lagi duet hip hop gitu.
Pasangan burung Jalak Bali sangat menjaga privacy. Mereka dalam koloninya mengenal aturan teritorial dan menghormatinya. Jalak Bali jantan sangat sensitif. Dia tak segan mengusir burung lain yang dianggap memasuki wilayahnya, apalagi mengganggu ketenangan betina dan anak-anaknya. So sweet ya?
Burung jantan dan betina bergotong royong membangun sarang bersama. Mereka mengangkat ranting-ranting kecil dan menyusunnya menjadi sarang yang nyaman, khususnya untuk betina bertelur.
Jalak Bali betina mengerami telur-telurnya selama 3-4 minggu. Tahu tidak? Jalak Bali betina dan jantan mengerami telur-telurnya bergantian loh. Saat betina lapar dan harus meninggalkan sarang mencari makan, burung jantan menggantikan peran betina.
Menurut informasi yang saya baca dari buku Burung Jalak Bali karya I Komang Wiarsa Sardjana, Jalak Bali jantan mengerami telur 5-8 menit, sementara betina 8-15 menit. Saat betina mengerami telur sepanjang malam hari, Jalak Bali jantan akan berjaga di luar sarang. Family man banget ya?
Begitu telur-telurnya menetas, Jalak Bali jantan dan betina bergantian merawat anak-anaknya sampai burung-burung kecil itu bisa mencari makan sendiri.
Second Honeymoon ke Nusa Penida
Lima tahun lalu saat saya baru sembuh dari trauma keguguran dan siap untuk memiliki anak lagi, mas mengajak saya menyeberang ke Nusa Penida. Tujuannya ya second honeymoon, selain waktu itu mas juga ada kerjaan ke sana.
Tujuh bulan setelah saya kehilangan putera pertama saya yang berusia lima bulan dalam kandungan, hidup saya rasanya hambar. Saya bahkan tak bersemangat mengurus rumah, tak seceria dulu melayani suami, bekerja pun malas-malasan. Yang saya lakukan begitu mas ngantor adalah masuk kamar, menangis, bersedih.
Perjalanan ke Nusa Penida salah satu titik balik saya kembali menemukan semangat baru. Salah satu alasannya adalah Maetami. Yups, satu bulan setelah pulang dari Nusa Penida, saya positif hamil untuk kedua kalinya. Bisa dibilang, Kakak Mae adalah produk ayah dan ibun di Nusa Penida. Hehehe.
Kami menginap selama tiga hari di Ring Sameton Resort Hotel. Hotel sederhana dengan lingkungan sangat asri ini berlokasi di Jalan Raya Ped-Buyuk, Banjar Bondong. Kerja kami setiap hari ya jalan-jalan naik motor berdua berkeliling Nusa Penida, pagi hingga malam.
Kebetulan hotel kami tidak jauh dari pusat penangkaran Jalak Bali di bawah pengawasan Friends Of The National Parks Foundation (FNPF). Tak heran jika sesekali saya bisa melihat Jalak Bali bertengger di ranting-ranting pohon di lingkungan hotel.
Masyarakat Bali memiliki kesadaran tinggi tentang satwa dilindungi. Beberapa desa bahkan memberlakukan awig-awig atau aturan adat terkait perlindungan satwa, termasuk Jalak Bali.
Saya tertarik mengajak mas ke kamp FNPF. Meski relatif dekat, tapi perjalanan kami menuju lokasi cukup menantang.
Motor matic kami harus mendaki jalan berbukit berbatu. Sesekali saya turun dari motor dan memutuskan jalan kaki, sementara mas membawa motor pelan-pelan ke jalan yang kian menanjak. Waktu itu, sekitar 2015, akses menuju kamp FNPF masih belum seluruhnya diaspal seperti sekarang. Sungguh perjalanan penuh tantangan
Sesampainya di sana kami disambut beberapa relawan yang sedang berjaga. Kebetulan kami sampai lokasi masih pagi, sekitar pukul 10.00 WIB, di mana itu adalah jam makannya Jalak Bali.
Kami memilih duduk di kantin bawah. Tak jauh dari kantin terdapat sebuah pohon pepaya yang buahnya sudah matang dan menguning. Pepaya salah satu buah kesukaan Jalak Bali selain pisang.
Benar saja, tak berapa lama seekor Jalak Bali meluncur ke atas pohon itu. Dengan santainya Jalak Bali jantan itu menikmati buah pepaya ranum dengan paruh tajamnya. Mengapa saya tahu itu jantan? Dari surainya yang sangat panjang menjuntai ke bawah.
Sewaktu masih berkuliah di Bogor dulu, saya kebetulan ikut klub pecinta burung (birdwatcher) di kampus. Saya sedikit banyaknya belajar morfologi tubuh dan perilaku satwa, khususnya burung.
Saat melihat si jantan, saya tahu dia tak sendiri. Benar saja, tak jauh dari pohon pepaya itu, sekitar lima meter di pohon rindang lainnya, seekor betina bertengger dengan cantiknya sembari membersihkan bulu-bulu sayapnya. Tak berapa lama Jalak Bali betina menyusul jantan, menikmati buah pepaya kesukaan mereka berdua.
Setia Seperti Jalak Bali
Cinta adalah sesuatu yang hidup dan bernapas. Akan tiba saatnya kesetiaan kita atau pasangan kita diuji. Akan tiba saatnya kita tergoda ingin memilih tetap setia atau beralih pandang pada yang lain.
Saat itu tiba, ingatlah bahwa cinta butuh usaha, butuh perhatian, butuh doa yang konstan. Berikut beberapa tips receh dari saya agar tetap setia terhadap pasangan.
1. Sadari pasangan kita adalah pilihan terakhir, bukan opsi.
Setia itu lebih dari sekadar memberi tahu pasangan bahwa dia orang penting dalam hidup kita. Setia itu mengakui bahwa pasangan kita adalah orang yang kita pilih, bukan opsi yang bisa kita ganti sesuka hati. Pasangan kita bukan lah plan A, plan B, atau plan C. Pasangan kita adalah satu-satunya pilihan, tiada duanya, tiada tiganya, apalagi empatnya.
Setia berarti memilih pasangan dengan tulus, melalui susah senang, sakit sehat bersama. Pasangan bukan sekadar tempat alternatif yang kita tuju ketika hidup kita tak berjalan sesuai rencana.
2. Hargai kehadiran pasangan
Setia adalah mengetahui nilai dari kehadiran pasangan di sisi kita. Kita menyadari dia adalah sosok luar biasa yang diberikan Tuhan untuk kita.
Kita tak hanya bersyukur, tapi perlu menunjukkan betapa berharganya kehadiran pasangan kita. Biarkan dia tahu betapa berarti sosoknya bagi kita.
3. Jadikan pasangan tempat pertama berkeluh kesah
Setia itu menjadikan pasangan sebagai orang pertama tempat kita berkeluh kesah. Pasangan adalah orang pertama yang berhak tahu apa saja yang kita rasakan, terlepas dari hal-hal baik atau buruk.
Jangan menceritakan hal-hal di belakang pasangan pada orang lain. Bahaslah berdua terlebih dahulu sebab pada akhirnya kita berdua juga yang menanggung konsekuensinya.
Saat menyusun rencana besar, pasangan adalah orang pertama tempat kita bertukar pendapat. Setia itu mempertimbangkan pendapat, saran, dan opini dari pasangan sebelum kita membuat keputusan besar.
4. Jangan tergoda jatuh cinta pada orang lain
Setia itu memilih satu orang untuk menemani hidup kita sepanjang usia. Tidak ada orang yang ‘tidak sengaja’ jatuh cinta pada orang lain, ketika dia sebetulnya sudah memiliki pasangan. Kenyataan sebenarnya adalah kita membiarkan diri kita jatuh cinta pada orang lain.
Jangan biarkan hal itu terjadi. Kita hanya akan menghancurkan hati pasangan tanpa peduli perasaannya.
Berhentilah mencari kebahagiaan pada orang lain. Memang, masing-masing kita berhak bahagia, tapi terlalu egois jika kebahagiaan itu didapatkan dengan cara melanggar janji setia dan komitmen yang kita buat bersama pasangan hanya karena kita merasa kita pantas mendapatkan lebih.
5. Terbuka pada pasangan
Setia itu terbuka pada pasangan. Semua hal diusahakan transparan. Kita jujur pada diri sendiri, juga jujur pada pasangan.
Terkadang ketidaksetiaan itu muncul dalam bentuk perselingkuhan emosional dengan orang lain. Ini sama berbahayanya dengan selingkuh secara fisik.
Contohnya, kita curhat tentang kekurangan pasangan pada sahabat yang merupakan lawan jenis, terlebih jika sahabat tersebut dahulunya pernah menjadi sosok istimewa di hati kita. Mantan pacar yang masih menjadi sahabat misalnya. Duh, jangan sampai ini berlaku ya.
6. Jangan menyerah mencintai pasangan
Setia itu butuh kekuatan karena tantangannya banyak. Jangan mudah menyerah mencintai pasangan kita. Jangan berhenti berjuang mempertahankan hubungan suci sampai napas terakhir.
Hadapi semuanya bersama. Jangan pernah meninggalkan pasangan kita dalam kondisi susah. Dua jiwa dan dua raga jika bersatu akan menjadi sumber kekuatan besar.
Jika suatu hari kita bosan dengan hubungan ini, kita harus mencari tahu apa yang salah. Cobalah memperbaiki sesuatu yang rusak alih-alih mencari penggantinya. Ini jauh lebih bijaksana.
7. Jadilah pemaaf
Maaf sangat penting untuk membangun dan mempertahankan pondasi kesetiaan. Kita semua manusia yang pernah berbuat salah, sehingga memaafkan itu penting.
Jangan menyimpan dendam terhadap pasangan hanya karena dia berbuat salah di masa lalu. Ini lama kelamaan akan mengikis kesetiaan. Berdamai dengan rasa sakit, memaafkan, dan berani meminta maaf akan membangun dan mempertahankan kepercayaan serta cinta.
Leave a Comment