Kirim pesan lewat chat zaman sekarang perkara mudah. Apalagi kita tinggal di dunia super sibuk, sehingga tak perlu repot menelepon ke sana ke mari untuk hal-hal kecil. Cukup kirim pesan whatsapp misalnya, informasi dari kita bisa tersampaikan.
Sayangnya ada dampak negatif ketika kita menjadikan chat sebagai media komunikasi utama, misalnya dalam kehidupan berpasangan. Salah satunya sering terjadi miskomunikasi yang berujung kesalahpahaman. Perang chat atau chat war bisa saja terjadi sehingga situasi semakin memburuk.
Harus diakui sebagian besar pasangan berkomunikasi melalui chat, khususnya pesan whatsapp terus menerus. Biasanya sih perempuan yang suka begini.
Berdasarkan pengalaman saya, suami lebih senang menelepon langsung untuk hal-hal penting dan sangat penting. Beda halnya dengan saya yang lebih senang mengirim pesan whatsapp, walau pun sangat panjang, sepanjang jalan kenangan.
Kadang kalau chat saya sudah kepanjangan, suami bakal menelepon balik dan minta saya menjelaskan lagi maksud saya dalam chat sebelumnya. Tuh, kan, jadi kerja dua kali deh.
Mengapa Chat War Perlu Dihindari?
Komunikasi lewat chat, apalagi chat random secara terus menerus ternyata tidak sehat loh buat pasangan. Kalau hubungan asmara sedang bermasalah, sebaiknya kita memperbanyak komunikasi dengan pasangan lewat telepon atau bicara tatap muka, bukan lewat pesan chat. Komunikasi tatap muka pilihan terbaik sebab kita bisa melihat bahasa tubuh, mimik wajah, dan ekspresi satu sama lain.
Apabila pasangan membahas masalah via chat, seperti yang suatu hari pernah saya dan suami lakukan, ujung-ujungnya gak baik. Kita bisa saja merespons pasangan dengan pesan chat yang menyulut emosinya, meski pun sepintas kita tak bermaksud demikian.
Kata-kata kita bisa disalahartikan, apalagi kalo gak sengaja kita salah mengirim emoticon. Pasangan bisa kebingungan dan menebak-nebak maksud kita. Isyarat nonverbal dari pesan chat kita bisa menimbulkan salah tafsir.
Mengapa pasangan perlu menghindari chat war? Berikut enam alasan utamanya.
1. Chat hanya untuk komunikasi singkat dan cepat
Pesan chat biasanya digunakan untuk komunikasi singkat, ketika kita perlu berkirim informasi dengan cepat. Contohnya kita ingin memberitahu pasangan bahwa kita sedang dalam perjalanan pulang, kita sedang makan siang, kita sudah sampai di kantor, dan sebagainya.
- Aku OTW pulang ya sayang.
- Kamu sudah makan siang?
- Sayang, cepat pulang ya.
- Sayang, jangan lupa makan ya.
- Jangan lupa minum obatnya ya.
- Semoga cepat sembuh ya sayang.
- Sayang, kamu bisa jemput aku?
- Aku sedang jalan ke kantor kamu.
- Aku sudah sampai kantor.
- Aku terjebak macet di jalan.
- 5-10 menit lagi aku sampai ya.
Intinya tidak ada hal yang bisa disalahartikan dari pesan yang kita kirimkan. Itulah fungsinya kita mengirimkan pesan chat.
Ketika chat digunakan sebagai sarana komunikasi utama, apalagi membahas hal penting, banyak hal ujung-ujungnya tak bisa kita kendalikan. Bisa-bisa kita atau pasangan kita memulai chat war.
2. Komunikasi chat sering tidak fokus
Chat war membuat komunikasi tidak fokus. Biasanya kita membuka ponsel untuk membaca chat sambil melakukan hal lain, apakah itu sambil makan, cek email, membalas komentar teman di status media sosial kita, atau sembari menunggu balasan chat dari teman.
Jadi, ketika kita bertengkar dengan pasangan lewat chat, kemungkinan besar kita tak fokus pada masalah berdua. Pikiran kita bercabang-cabang dan akhirnya masalah tak terselesaikan.
3. Chat war panjang dan berlarut-larut
Chat war tidak menyelesaikan masalah. Masalah justru semakin panjang dan berlarut-larut. Jempol dan jari kita juga pegal karena terus berbalas chat dengan pasangan dan gengsi menelepon lebih dulu. Kadang saking cepatnya mengetik pesan chat, kita bisa typo, bahkan mengirimkan emoticon yang salah. Wah, perangnya bisa memanas tuh.
4. Pesan chat bisa diabaikan
Saat sedang chat war, bisa jadi salah satu pihak sedang semangat-semangatnya berdebat, tapi pihak lain di seberang sana ogah membalas pesan dengan cepat. Makin bete kan?
Kita atau pasangan kita bisa jadi kesal duluan dan tak sudi melirik ponsel sendiri. Kita atau pasangan kita ogah membaca pesan-pesan chat yang masuk dan baru tertarik lagi ketika perasaan sudah sedikit tenang.
Chat war bisa menunda-nunda kita menyelesaikan titik permasalahan. Jangan biarkan segalanya mencapai batas maksimal. Telepon dan selesaikan masalah dengan bicara, kemudian bertatap muka, apakah itu melalui video call atau bertemu langsung.
5. Chat war gak personal
Chat war jelas-jelas gak personal dan gak menjamin privacy. Jika kita ada masalah dengan pasangan, kita bisa menghadapinya berdua tanpa perlu dilihat orang lain.
Ketika kita chat war dengan pasangan, bisa jadi pesan kita dibaca orang lain entah itu sengaja atau tidak. Siapa pun saya rasa tak ingin masalah pribadinya diketahui publik. Emangnya mereka lagi nonton sinetron?
6. Kata-kata dalam chat war bisa lebih menyakitkan
Berkirim pesan chat membuat emosi kita terbagi-bagi. Kadang kita terlalu terbawa perasaan alias baper, sehingga meluapkan emosi membabi buta pada pasangan melalui pesan teks. Ya kayak nulis di buku diary gitu deh. Namun, masalahnya buku diarynya dibaca sama pasangan kita. Gak enak kan?
Padahal, ketika kita bertatap muka langsung dengan pasangan kita, kita sama sekali tak tega berkata yang sama, seperti apa yang kita tuliskan di chat. Itu karena kita melihat cinta di wajah pasangan kita, sehingga lebih bisa meredam emosi.
STOP Chat War dengan Pasangan
Sekali kita dan pasangan bertengkar lewat pesan chat, kemungkinan besar hal sama bisa terjadi lagi di depan. Chat war bisa berlangsung berkepanjangan.
Jika kita sudah bosan beradu argumen dengan pasangan lewat chat dan tak tahu cara mengakhirinya, jangan khawatir. Berikut beberapa bait pesan chat yang mungkin bisa dikirimkan kepada pasangan kita untuk meredakan emosinya.
1. Aku setuju dengan apa yang kamu katakan, tapi aku juga ingin kamu tahu padanganku tentang hal yang sama.
Pesan chat ini paling cocok dikirimkan untuk pasangan pria. Biarkan pria merasa wanitanya setuju dengan pendapatnya dan itu sudah cukup meredakan masalah. Selanjutnya wanita bisa lebih mudah masuk mengemukakan pendapatnya.
2. Pertama, aku sayang banget sama kamu. Kedua, aku gak mau kita berselisih paham lagi.
Pasangan mana pun yang sedang bertengkar dan membaca pesan ini dari pasangannya sebaiknya segera menghentikan chat war. Pasangan sudah mengibarkan bendera putih tuh. Artinya kita berdua sebaiknya mulai merekonsiliasi perdamaian.
3. Sepertinya kita terus berselisih paham lewat chat. Aku mau kita stop dulu dan sebaiknya kita bertemu.
Pesan chat ini akan membuat pasangan merasa chat war tak akan menyelesaikan masalah. Ini juga memberinya perspektif baru bahwa yang namanya masalah memang lebih baik diselesaikan dengan tatap muka.
4. Seharusnya semalam kita tak bertengkar. Seharusnya semalam kita bisa lebih sabar. Aku ingin kita duduk bareng-bareng dan bicarakan semua baik-baik. Semoga kamu mau.
Pesan chat ini membuat pasangan kita lebih terkontrol emosinya. Dia juga terpanggil untuk menyelesaikan pertengkaran semalam secara baik-baik.
5. Kita debat panjang lebar kayak gini di chat, rasanya gak bakal selesai sayang. Yuk, kita ketemuan, kita selesaikan baik-baik. Kamu mau kan?
Kemungkinan besar jawaban yang akan kita terima jika pasangan kita cukup dewasa adalah, “Oke, boleh, sayang.”
6. Seharusnya kita gak bertengkar seserius ini. Aku minta maaf. Sekarang aku siap kalo kamu mau ketemuan dan ngomongin semuanya baik-baik.
Pesan ini cocok untuk mengakhiri chat war tak berkesudahan dan menyelesaikan masalah dengan cara lebih ringan.
7. Aku tahu tadi aku stress karena kerjaan, ditambah lagi masalah kita. Tak seharusnya aku melimpahkan ini semua ke kamu, sayang. Aku minta maaf.
Jika pasangan mencintai kita apa adanya, dia akan memahami kondisi kita dan bersedia memaafkan kita.
8. Semalam kamu membuatku takut. Papa mamaku saja tak pernah bertengkar sedemikian hebatnya. Aku tak tahu bagaimana cara menghadapimu. Sekarang, bisakah kita bicara dan selesaikan baik-baik?
Kadang pasangan tak tahu sikapnya bisa menakuti kita. Setelah dia membaca pesan ini, dia akan mundur selangkah, mengalah, dan bersedia menyelesaikan masalah baik-baik.
9. Aku tahu bertengkar itu wajar dalam hubungan pernikahan. Ada kalanya kita bosan. Namun, buat aku pribadi, aku tak ingin kita bertengkar terus.
Pesan ini akan diterima dengan sangat baik oleh pasangan kita. Dia akan berpikir dua kali untuk beradu argumen (lagi) dengan kita.
10. Seandainya aku tahu gimana caranya supaya bisa ngomong baik-baik lagi sama kamu, aku mau melakukan apa saja. Saat ini aku benar-benar gak tahu harus gimana. Aku cuma mau minta maaf. Aku menyesal. Maafkan aku, sayang.
Laki-laki atau perempuan mana sih yang gak meleleh menerima pesan ini dari pasangannya? Pasangan yang berani meminta maaf lebih dulu layak untuk diperjuangkan.
Tatap muka jauh lebih baik ketimbang chat war untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan berpasangan. Bertatap muka mendekatkan pasangan secara jiwa dan raga. Pasangan akan menyadari bahwa apa yang mereka perdebatkan melalui pesan chat tadi tak sebanding dengan cinta yang telah mereka bangun sekian lama.
Lain kali, jika kita kesal dengan orang yang kita cintai, jangan melampiaskannya lewat pesan chat ya.
Leave a Comment