Semua orang tua yang mempunyai anak, apakah itu bayi atau balita pasti pernah mengalami kejadian lucu selama mengasuh anak (parenting) di bulan puasa. Puasa sejatinya bulan melatih kesabaran, bulan melatih kekuatan iman, dan bulan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Semuanya berubah begitu kita menjalaninya bersama anak.
Manusia kecil yang lucu itu sungguh menguji kesabaran kita. Saat bersama mereka, puasa kita bukan cuma menahan lapar dan haus, melainkan juga menahan emosi tingkat dewa.
Kejadian lucu ini saya alami setiap hari. Si kakak dan si kembar seolah tak henti memberi saya teka-teki, menebak-nebak mereka maunya apa, mereka enaknya gimana, mereka pengennya seperti apa.
Kejadian Lucu Puasa Sambil Mengasuh Anak
Puasa itu jauh lebih sulit ketika kita sudah menjadi orang tua. Kita tak cuma harus berpuasa, tapi juga menjadi orang tua malaikat dalam waktu bersamaan.
Rasulullah SAW bersabda, “Surga terletak di bawah telapak kaki ibu.”
Mengasuh anak di satu sisi merupakan pekerjaan terbaik di dunia. Di sisi lain kita harus ekstra sabar saat anak menuntut ini itu padahal orang tuanya sedang berpuasa.
Anak mendadak merusuhi, mengikuti kita kemana pergi, meneriaki kita jika keinginannya gak ditanggapi, bahkan sengaja memancing kemarahan yang membuat kita sakit hati. Ujung-ujungnya orang tua bisa sakit kepala dan seperti orang yang perlu dikasihani.
Apa saja kejadian lucu yang dialami orang tua selama mengasuh anak, khususnya balita di bulan puasa? Berikut sederet kelakuan anak yang cukup menguras emosi kita.
1. Anak bayi ikut bangun saat sahur
Saya mempunyai dua putera kembar yang masih berusia 15 bulan. Salah satu atau keduanya pasti bangun saat saya dan suami sedang sahur.
Kadang mereka bangun santai, sekadar seliweran ke sana ke mari. Sempat nangis, tapi langsung adem ayem begitu diberi botol susu. Nah, ribetnya itu adalah jika mereka ingin mimik ASI saat saya harus makan sahur. Mepet imsak pula. Hadeeeeh!
Sesekali puteri sulung saya yang hendak 4 tahun ikut bangun dan gak kalah rewel dari adik kembarnya. Dia langsung minta ini itu. Minta minum, minta ditemani pipis, minta diputerin channel YouTube anak kesukaannya, minta jajan, minta dipeluk, bahkan masih minta digendong. Masya Allah.
2. Anak terlambat sarapan karena ibu bangun kesiangan
Kejadian lucu ini sering banget saya alami. Biasanya abis subuh saya otomatis tidur lagi, atau tertidur sembari mimik-in si kembar. Alhasil bangunnya bisa di atas jam 7 pagi.
Begitu bangun? Si kembar langsung kayak Pac Man yang kelaparan. Si kakak terpaksa mengalah karena saya harus memprioritaskan adik kembarnya terlebih dahulu. Apalagi kalo sisa makanan dan nasi sudah habis. Saya terpaksa masakin mereka secara khusus. Kebayang kan gimana repotnya?
Saya pun sering menyiapkan sarapan dadakan untuk kakak. Apalagi kalo bukan roti lapis selai cokelat dan susu cokelat kesukaannya. Kalo masih ada nasi, saya memilih bikin ceplok telur dan sayuran berupa irisan ketimun. Pokoknya karbohidrat, protein, dan sayurnya terpenuhi.
3. Ibu dehidrasi karena menyusui bayi
Tahun ini saya memutuskan puasa meski sambil menyusui si kembar. Tahun lalu saya absen karena si kembar masih berusia 3 bulan.
Jujur saya sering merasa kehausan karena si kembar aktif sekali menyusu. Seolah mereka menyedot seluruh cairan tubuh saya. Apalagi orang bilang anak laki-laki itu dahsyat banget mimik ASI-nya. Meski demikian, bismillah, sampai hari ini saya tetap istiqamah berpuasa.
4. Anak ngajak main terus
Puteri saya masih sulit mengerti kalo papanya bekerja dari rumah alias work from home. Dia menganggap papanya di rumah berarti papanya libur kerja. Beda cerita kalo papanya ngantor.
Alhasil setiap papanya ke luar kamar, si kakak langsung mengajak main. Jika tidak dilayani, dia langsung ngambek. Orang tua mana yang tega kan? Terpaksa kami bergantian menemaninya bermain. Akibatnya kita jadi kelelahan karena tenaga balita ini seperti gak ada habisnya.
5. Anak spontan menyuapkan makanan ke mulut orang tua
Ini sudah terjadi di hari pertama puasa. Pagi hari saat papanya lagi asik di depan laptop, si kakak yang sedang ngemil oreo langsung menyuapkan papanya biskuit tersebut.
Papanya malah santai aja menyambut dengan senang hati suapan anaknya. Begitu si kakak gantian ingin menyuapkan ibunya, saya yang masih sadar sedang berpuasa langsung menolak.
Suami belakangan baru sadar dan khilaf. Dia langsung kumur-kumur menghilangkan bekas biskuit di mulutnya. Khilafnya gak nanggung-nanggung loh, lebih dari tiga potong biskuit oreo sukses masuk perut. Hahaha.
6. Ibu nangis melihat anak rewel. Ketimbang marah?
Ini pernah saya alami di minggu pertama puasa. Pas saya lagi sibuk nyiapin bahan masakan di dapur, tiba-tiba saja dari belakang si kembar narik piring saji yang berisi cabai giling, irisan bawang, dan bumbu ulek untuk bahan masakan. Prang!!!! semua jatuh ke lantai dan belepotan, sodara-sodara.
Rasanya gimana ya? Ibu-ibu pasti tahu deh dilemanya. Kesal sama diri sendiri karena abai dengan kehadiran anak di dapur. Mau teriak, tapi takut tetangga pada datang nengokin. Akhirnya saya sesegukan dan nangis bombay dalam hati, bahkan suami yang sibuk kerja pun tak keluar kamar saking saya berusaha nahan emosi sendiri.
7. Anak bayi rewel terus, ujung-ujungnya beli makanan jadi.
Anak bayi lagi tumbuh gigi, mendadak pengen digendong dan dikeloni sepanjang hari. Ujung-ujungnya saya gak sempat ke dapur dan akhirnya beli makanan jadi saja lah untuk berbuka puasa.
8. Ngakalin anak yang sedang belajar shaum supaya berbuka tepat waktu
Saya belum mengalami hal ini, tapi saya yakin banyak di antara yang baca tulisan ini pernah mengalami hal serupa. Mungkin saja anaknya sedang belajar berpuasa penuh karena sudah berusia 6 atau 7 tahun.
Pengalaman anak puasa perdana pastinya penuh tantangan. Anak terus menanyakan berapa lama lagi waktu berbuka puasa tiba. Mereka ingin main di luar rumah, tapi ibu melarang karena tengah hari, pasti nanti jadi kehausan. Apalagi kita masih menjalankan social distancing.
Ibu memutar otak supaya anaknya bisa memikirkan hal selain berbuka puasa. Bisa jadi anaknya diajakin main, disuruh baca buku, didongengin, dikeloni biar tidur siang, mentok-mentok diizinkan main games di ponsel atau tablet.
9. Anak mendadak rajin cuci muka, mandi, dan wudhu.
Waktu kecil saat belajar puasa penuh, saya sering melakukan ini. Mendadak saya begitu bersemangat saat jam shalat tiba, khususnya dzuhur dan ashar. Shalat bisa menjadi alasan saya cuci muka, wudhu, kumur-kumur, bahkan icip-icip minum air wudhu. Hahaha. Dasar bocah!
Mandi juga pengennya lama. Apalagi setiap hari saya harus mengaji di TPA dekat rumah saya. Biasanya saya mengaji mulai pukul 3 hingga 4.30 sore. Saya bersyukur karena mengaji bisa jadi alternatif menghabiskan waktu berkualitas menjelang buka puasa.
Pulang mengaji biasanya saya langsung ngintip ibu menyiapkan menu iftar di dapur. Kadang saya ikut bantuin, entah mengaduk kolak, menyalin es buah ke gelas, menata gorengan di piring, atau menyiapkan piring dan gelas makan.
10. Anak melirik jam setiap waktu
Pokoknya kalo udah sore hari kerjaan anak-anak yang baru belajar puasa adalah melototin jam dari waktu ke waktu. Satu jam rasanya satu purnama. Duh, lamanya penantian mereka seperti Cinta menunggu Rangga pulang dari Amerika.
Ramadhan bersama balita benar-benar mengasah kesabaran saya. Saya belajar menggigit lidah sendiri sebelum mengoceh tanpa titik koma. Saya belajar menutup mata, bahkan menghitung sampai sepuluh sebelum meluapkan kemarahan yang membuncah pada anak.
Ya, pada akhirnya tak ada ibu yang sempurna. Ibu sesekali akan marah juga pada waktunya. Selamat berpuasa ibu-ibu sedunia. Jangan lupa berbagi cerita kejadian lucu selama Ramadhan bersama anak di kolom komentar ya. Terima kasih.
Leave a Comment