Malini Agro Park tak ubahnya seperti Surga Firdaus di padang tandus. Bagi yang mengenal wilayah Pecatu pasti tahu desa yang terletak di Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung ini adalah daerah tergersang di Bali Selatan.
Air dulunya barang langka. Mau minum air bersih? Penduduk harus menggali sumur bor hingga kedalaman 150 meter.
PDAM baru masuk membuat jaringan pipa untuk mengalirkan air bersih ke Pecatu sekitar awal 2000. Sejak itu ekonomi Pecatu bangkit, hingga menjadi seperti sekarang.
Desa-desa wisata dibangun. Obyek-obyek wisata baru muncul satu per satu. Resort dan hotel mewah berkelas dunia berdiri di sini.
Megabintang Juventus, Christiano Ronaldo pernah menginap di Bvlgari Resort, hotel termahal pertama yang dibangun di Pecatu. Pantai Padang Padang bahkan menjadi tempat syuting film Eat, Pray & Love yang dibintangi Julia Roberts.
Banyak surga tersembunyi menunggu untuk dikunjungi, mulai dari Pantai Pandawa, Pantai Uluwatu, Tebing Karang Boma, Pantai Thomas, Pantai Pemutih, Pantai Labuan Sait, Pantai Dreamland, Pantai Balangan, Pantai Nunggalan, dan lainnya.
Hal yang menarik perhatian adalah kemunculan obyek wisata berbasis pertanian atau agrowisata, seperti Bukit Sari Pecatu Agrotourism dan yang terbaru, Malini Agropark.
Orang awam mungkin merasa aneh ada daerah pertanian di tebing batu kapur. Semua tak mustahil bagi orang Bali yang terkenal sangat tekun dan ulet soal bertani.
Tentang Malini
Malini Agro Park baru dibangun 1,5 tahun terakhir, tepatnya pertengahan 2018. Ini sebabnya belum banyak orang tahu ada surga tersembunyi lain di Pecatu.
Padahal pintu masuknya berjarak kurang dari lima meter di sisi kiri sebelum kita masuk ke Kawasan Pantai dan Pura Luhur Uluwatu, destinasi wisata populer untuk menyaksikan Tari Kecak dan sunset di Bali. Ayooo, ada yg nyadar gak?
Tiket masuk ke Malini untuk dewasa adalah Rp 100 ribu per orang, sudah termasuk gratis jus malini. Anak-anak tidak diberlakukan tiket, mungkin karena masih baru. Maetami, putri kami yang berusia 3,7 tahun digratiskan masuk. Alhamdulillah.
Pemilik Malini Agro Park adalah warga lokal, Bapak Wayan Tana. Ia sosok berjasa mengubah tampilan tebing karst di Uluwatu menjadi kebun organik yang bisa ditanami apa saja. Semangatnya lah yang memaknai tagar tempat wisata ini, yaitu In Nature We Trust.
Wayan Tana percaya tidak ada sejengkal tanah pun di Indonesia yang tak bisa ditanami. Indonesia berada di garis katulistiwa dengan iklim seimbang. Posisi ini menguntungkan Indonesia dari segi bercocok tanam.
Nama Malini merupakan singkatan dari Majapahit Lingga Yoni. Yups, masyarakat Bali konon disebut masih keturunan Majapahit.
Sewaktu Majapahit runtuh, orang-orang yang masih memeluk Hindu mengungsi ke Bali dan turun temurun sampai sekarang. Ini juga sebabnya lontar yang berisi silsilah orang Bali umumnya memakai huruf Jawa.
Lingga Yoni dalam konsep Hindu merupakan simbol dari Dewa Siwa. Lingga berfungsi menyalurkan air untuk membasuh patung atau arca, sedangkan Yoni adalah tumpuan bagi lingga atau arca.
Yoni juga dilambangkan sebagai simbol Dewi Parvati, istri Siwa. Ini sebabnya di pintu masuk Malini kita akan menemukan pahatan patung wajah Dewa Siwa.
Malini Farm
Tanaman andalan Malini Agropark adalah pakcoy atau sawi sendok. Setidaknya ada 20 varietas tanaman yang dibudidayakan, mulai dari terong, buah naga, bayam, pepaya, kangkung, cabai, jagung, timun suri, dan tanaman organik lainnya.
Banyak aktivitas pertanian bersifat perorangan dan kelompok bisa dilakukan di sini. Ada kegiatan Learning Farm yang mengedukasi wisatawan keunggulan pertanian organik, mulai dari pembibitan, budidaya, pemeliharaan, hingga pemanenan.
Wisatawan juga bisa mengetahui keuntungan bertani organik dari sisi ekonomi dan menikmati hidangan segar from farm to table.
Capek berkeliling kebun, singgah dulu di restoran sederhana Malini. Di sana kita akan menukarkan tiket masuk dengan segelas jus malini. Apa saja sih jus sehat andalan Malini Agro Park?
1. Malini Green Juice
Ini adalah minuman sehat pertama yang selalu direkomendasikan pengelola kepada wisatawan. Jus hijau ini terbuat dari sayuran pakcoy, dicampur dengan madu, jeruk, dan klorofil. Rasanya segerrrrrrr.
Petugas di pintu masuk sebenarnya memberikan tawaran pada kita, ingin tiket yang tanpa free jus, atau tiket yang sekalian free jus? Sebaiknya pilih yang kedua, karena rugi banget gak nyobain jus malini. Jika harus beli terpisah, jus ini dihargai Rp 60 ribu per gelas loh. Hehehe.
2. Malini Green Banana Nuts
Jus ini diolah dari campuran pakcoy, pisang, peanut butter atau selai kacang, dan madu. Harganya Rp 60 ribu per gelas.
3. Malini Green Lass
Jus ini merupakan campuran dari pakcoy, yogurt, jeruk, dan madu dengan harga Rp 70 ribu per gelas.
4. Malini Green Shake
Jus campuran dari pakcoy, es krim vanila, susu, dan madu dengan harga Rp 80 ribu per gelas.
Baca Juga: Bermalam di Strawberry Hill Hotel Bedugul
Selain keempat jus sehat di atas, Malini Agro Park juga menjual jus buah lainnya, seperti jus semangka, jus jeruk, jus melon, jus nanas, jus buah naga, dan jus lemon. Harganya di kisaran Rp 35-50 ribu per gelas.
Semua makanan dan minuman yang dijual di Restoran Malini sudah pasti menu sehat. Harganya menengah ke atas, yaitu Rp 60-85 ribu per porsi. Hehehe. Tapi emang worth it sih sama suasana dan pelayanan yang kita dapatkan di sini.
Menu yang dijual rata-rata makanan Indonesia, seperti nasi campur, nasi ikan pepes, nasi goreng, mie goreng, kari ayam, gado-gado, nasi rendang, dan bebek betutu.
Malini Wood Carving Gallery
Setelah dahaga terlepaskan, yuk kita mampir di Malini Wood Carving Gallery. Galeri sederhana ini berisi aneka pahatan kayu karya maestro Bali. Ada patung burung Garuda, perahu kayu, pahatan wajah, dan ornamen ukiran kayu lainnya. Benar-benar mengagumkan!
Orang Bali memang jago banget memahat dan mengukir. Apa saja bisa disulap menjadi masterpiece, berupa kayu atau pun batu. Kita tak perlu heran jika maestro-maestro handal berhasil memahat tebing-tebing karst yang menghiasi Malini Agropark.
Konon katanya seni ukir patung kayu di Bali sudah turun temurun sejak zaman kerajaan dulu. Desa ukir paling terkenal adalah Desa Mas, Ubud. Kita akan menemukan banyak sekali artshop dan galeri seni patung. Beberapa nama maestro yang terkenal adalah Ida bagus Nyana, Ida bagus Tilem, dan I Nyoman Togog.
Surga Fotografi
Ini dia yang kita tunggu-tunggu, mengeksplorasi Tebing Pecatu dari sisi lain Malini. Malini Agro Park menghadap langsung ke Samudera Hindia. Spot ini jarang kita temukan di bagian Bali lainnya.
Wisatawan yang hobi fotografi tidak salah memilih datang ke sini. Banyak titik foto spektakuler bisa diambil. Sayang kami sekeluarga tidak bisa menikmati sunset karena langit sore tiba-tiba mendung tertutup awan. Desember memang sudah masuk musim penghujan di seluruh Bali.
Baca Juga: Mencecap Rasa di Sudut Desa Visesa
Ada banyak spot foto yang instagenik di Malini, mulai dari berfoto dengan latar belakang samudera, foto dengan latar belakang tebing terjal berbatu kapur, foto dengan latar belakang kebun, hingga foto dengan latar belakang kolam renang serta galeri seni.
Panjat Tebing
Gilaaaaaaak! Satu kata ini melompat begitu saja saat mengetahui Malini Agropark menyediakan layanan wisata adrenalin, yaitu panjat tebing atau cliff adventure. Iya, tebing yang dipanjat itu Tebing Uluwatu yang kalo jatuh ke bawah, ya Allah, wassalam.
Baca Juga: Di Balik Tenda Sang Giri
Wisata minat khusus ini umumnya dinikmati oleh wisatawan mancanegara yang memang bernyali besar menjajal petualangan adrenalin.
Kemiringan Tebing Uluwatu bisa mencapai 45 derajat. Ketinggiannya juga gak main-main. Tidak sembarang wisatawan diperkenankan mencoba aktivitas satu ini.
Wisatawan harus berstamina fit, serta dipersenjatai perlengkapan pengaman yang memadai. Yups, tingkat tantangannya cukup tinggi.
Gimana? Tertarik menjajal aktivitas wisata minat khusus di Malini Agropark? Jangan lupa sharing kesan pesannya di kolom komentar ya? Terima kasih.
Leave a Comment