Nyeri puting saat menyusui (ilustrasi)
Nyeri puting saat menyusui (ilustrasi)

Bagi banyak perempuan, nyeri puting bukanlah hal asing. Bahkan, sebagian besar perempuan pernah mengalami nyeri puting minimal sekali dalam hidup mereka, mulai dari masa remaja, sebelum menstruasi, saat hamil, pascamelahirkan, hingga masa menyusui eksklusif.

Sensasi nyeri puting bisa berupa rasa perih, tertusuk, panas, gatal, hingga seperti ditarik. Meski sering dianggap sepele, nyeri puting dapat sangat mengganggu kenyamanan tubuh, apalagi bagi Bunda yang sedang menyusui bayi baru lahir.

Kamu mungkin hanya mengetahui penyebab umum seperti faktor hormonal, menstruasi, atau kehamilan. Padahal, ada banyak sekali kondisi medis maupun non-medis yang dapat menyebabkan nyeri puting. Memahami penyebabnya akan membantumu menemukan cara yang tepat untuk meredakan nyeri tanpa panik atau salah penanganan.

Apa Itu Nyeri Puting?

Nyeri puting adalah rasa sakit atau ketidaknyamanan yang muncul di area puting atau areola (bagian lingkaran gelap di sekitar puting). Sensasinya bisa bermacam-macam, seperti terbakar, nyut-nyutan, ditusuk jarum, atau terasa sensitif berlebihan saat disentuh.

Tingkat keparahannya pun berbeda-beda, mulai dari ringan yang hanya muncul sesekali, hingga yang membuat Bunda kesulitan menyusui atau bahkan sakit saat memakai pakaian.

Meskipun sering dianggap normal, nyeri puting wajib diperhatikan terutama bila terjadi terus-menerus, semakin parah, atau disertai tanda infeksi seperti demam dan kemerahan. Karena itu, memahami penyebabnya adalah langkah pertama.

Penyebab Nyeri Puting

Berikut daftar penyebab nyeri puting yang lebih lengkap, dilengkapi penjelasan mendalam agar kamu memahami apa yang sebenarnya terjadi di tubuh.

1. Perubahan Hormon

Faktor hormonal adalah penyebab paling umum nyeri puting. Konsultan Bedah Payudara Pall Mall Medical, Dr. Ram Prasad, menyebutkan bahwa siklus bulanan sangat berpengaruh pada payudara perempuan.

Menjelang menstruasi, kadar estrogen meningkat sehingga saluran susu membesar. Efeknya, payudara terasa lebih penuh, berat, dan sensitif. Puting pun mudah mengalami nyeri puting karena tekanan jaringan di sekitarnya. Kondisi ini termasuk normal dan umumnya akan hilang setelah menstruasi datang atau hormon kembali stabil.

2. Kehamilan

Banyak perempuan merasakan nyeri puting sebagai tanda awal kehamilan. Perubahan hormonal pada trimester pertama sangat drastis, terutama peningkatan kadar estrogen dan progesteron. Puting menjadi lebih sensitif, warnanya lebih gelap, dan pembuluh darah di payudara lebih menonjol.

Dr. Prasad menjelaskan bahwa perubahan selama dan setelah kehamilan dapat meningkatkan nyeri puting karena tubuh bersiap untuk menyusui, membangun saluran ASI, dan memperbesar kelenjar susu.

3. Menyusui

Ini adalah fase di mana nyeri puting menjadi sangat umum dialami Bunda. Penyebabnya antara lain pelekatan bayi kurang tepat, puting lecet atau berdarah, mulut bayi belum terbuka lebar saat latch, posisi menyusui salah, dan bayi menggigit karena tumbuh gigi.

Jika nyeri puting muncul di awal menyusui, biasanya hal ini normal dan akan hilang seiring perbaikan teknik. Namun jika puting sampai luka, berdarah, atau sakit tak tertahankan, Bunda bisa menggunakan salep lanolin atau berkonsultasi dengan konselor menyusui.

Usahakan area puting tetap lembap, hindari sabun keras, dan keringkan dengan lembut setelah menyusui.

4. Infeksi atau Mastitis

Bila nyeri puting berlangsung terus-menerus dan disertai pembengkakan, kemerahan, atau terasa hangat, kamu mungkin mengalami infeksi puting. Kondisi yang paling ringan disebut mastitis periduktal.

Gejalanya antara lain puting merah meradang, nyeri saat disentuh, demam (pada kasus lebih berat), keluarnya cairan tidak normal.

Prasad menyebutkan bahwa perempuan yang merokok lebih rentan mengalami infeksi puting karena asap rokok dapat merusak saluran susu. Bila ada gejala infeksi, segera konsultasikan ke dokter untuk penanganan antibiotik bila diperlukan.

5. Gesekan Berlebih

Gesekan dari bra baru, bra berenda, pakaian kasar, atau olahraga intens dapat menyebabkan nyeri puting. Ini sering terjadi pada pelari, karena gerakan repetitif menyebabkan iritasi.

Cara mengatasinya, gunakan bra olahraga tanpa jahitan, pilih bahan katun lembut, gunakan pelindung puting bila perlu.

6. Sabun dan Produk Pembersih

Puting adalah area yang sangat sensitif. Sabun cuci pakaian, pelembut kain, sabun mandi, atau deterjen yang terlalu kuat dapat menyebabkan alergi atau iritasi sehingga memicu nyeri puting.

Kamu sebaiknya memilih produk bebas pewangi dan hypoallergenic untuk pakaian dalam.

7. Kulit Sensitif atau Kondisi Kulit Tertentu

Wanita dengan riwayat eksim, dermatitis kontak, psoriasis, alergi kulit, lebih mudah mengalami nyeri puting. Area puting dan areola dapat menjadi kering, mengelupas, atau bahkan pecah-pecah.

8. Aktivitas Seks

Puting adalah area erotis yang sensitif. Ketika distimulasi berlebihan atau terlalu keras, nyeri puting dapat muncul. Biasanya nyeri ini hilang sendiri, namun bila berlangsung lama, mungkin ada iritasi kulit mikro yang perlu diistirahatkan.

9. Kanker Payudara (Kasus Sangat Jarang)

Meski jarang, nyeri puting juga dapat menjadi tanda prakanker, terutama jika muncul ruam mirip eksim yang tidak kunjung sembuh, perubahan bentuk puting, atau cairan berdarah dari puting.

Diagnosis biasanya dilakukan melalui mammogram, USG payudara, biopsi. Bila ada perubahan mencurigakan, segera periksa ke dokter.

Cara Efektif Meredakan Nyeri Puting

Agar kontennya lengkap, berikut daftar cara meredakan nyeri puting dengan cepat dan aman. Pertama, pastikan mulut bayi terbuka lebar dan tidak hanya menggigit ujung puting. Ini adalah penyebab paling umum nyeri puting pada ibu menyusui.

Kedua, gunakan salep lanolin yang aman untuk bayi dan efektif memperbaiki puting yang lecet. Ketiga, kompres hangat atau dingin karena suhu hangat merelaksasi, suhu dingin mengurangi peradangan.

Keempat, ganti bra dengan bahan lebih lembut. Pilih bra berbahan cotton atau tanpa jahitan. Kamu juga bisa menggunakan breast pad untuk melindungi dari gesekan pakaian dan menyerap ASI.

Sebaiknya hindari produk atau sabun tertentu untuk membersihkan payudara. Gunakan hanya air hangat untuk membersihkan area payudara. Gunakan pelembab ramah kulit, cocok untukmu yang yang mengalami kulit kering atau dermatitis.

Hidrasi sangat penting terutama bagi ibu menyusui. Gunakan ASI perah jika nyeri puting terlalu parah. Konsultasikan ke dokter bila nyeri puting terus berlanjut, terutama bila ada tanda infeksi atau perubahan bentuk puting.

Mayoritas kasus nyeri puting adalah normal, terutama bila terkait hormon atau menyusui. Kamu harus waspada bila nyeri puting muncul hanya di satu sisi, ada benjolan atau perubahan kulit, keluar cairan kuning, hijau, atau berdarah, rasa nyeri semakin parah setiap hari, disertai demam tinggi, muncul ruam tidak sembuh lebih dari 1 minggu. Pada kasus seperti ini, pemeriksaan medis diperlukan.

Share:

Tags:

Leave a Comment