Banyak orang tua mendambakan keturunan kembar. Melihat dua makhluk kecil ciptaan Tuhan tersenyum di dalam boks bayi alangkah senangnya.
Namun, tahukah bunda? Memiliki anak kembar juga berisiko. Banyak anak kembar gugur di awal masa kehamilan, sering kali sebelum si ibu tahu dirinya mengandung janin kembar.
Laporan International Journal of Fertility menyebutkan kebanyakan anak kembar lahir prematur, kurang berat badan dibanding bayi lain, bahkan mengalami cacat lahir. Jika anak kembar terlahir cukup bulan dan cukup berat, maka mereka akan sehat.
Potensi Risiko Hamil Kembar
Ibu yang mengandung janin kembar menghadapi tantangan tersendiri. Ibu lebih mungkin terkena tekanan darah tinggi dan diabetes selama mengandung. Ada kemungkinan juga ibu harus menjalani operasi sesar.
Jika bunda tengah mengandung janin kembar, beberapa perubahan gaya hidup dan perawatan pranatal perlu dilakukan. Ini untuk menghindari munculnya tujuh komplikasi berikut, dilansir dari Heath Day.
1. Lahir prematur
Menurut March of Dimes, lebih dari 50 persen kembar dilahirkan prematur, yang berarti sebelum pekan ke-37 kehamilan. Rata-rata kehamilan kembar berlangsung hanya 35 pekan atau empat pekan lebih cepat dari kehamilan tunggal.
Sebagian besar bayi kembar yang dilahirkan pada usia 35 pekan akan baik-baik saja, hanya perlu perawatan intensif di rumah sakit. Namun, karena bayi prematur berisiko lebih tinggi terkait masalah kesehatan, Anda harus berusaha sebisa mungkin mencegah kelahiran prematur.
Sebagai permulaan, bunda bisa menjaga pola makan sehat, tidak merokok, minum minuman keras, mengonsumsi obat-obatan terlarang, olah raga ringan setidaknya 30 menit sehari atau berdasarkan rekomendasi dokter. Minum vitamin harian yang mengandung setidaknya 30 miligram zat besi. Penelitian menunjukkan mengurangi stres dan menghindari bekerja berjam-jam dengan mengandalkan kaki bisa mengurangi risiko kelahiran prematur.
2. Berat badan lahir rendah
Bayi kembar harus berbagi nutrisi di dalam rahim ibu, sehingga mereka cenderung lahir dengan berat badan lebih kecil dari bayi tunggal. Bayi kembar yang terlahir dengan berat badan di bawah dua kilogram (kg) juga rentan masalah kesehatan.
Bunda bisa membantu bayi kembar mendapatkan berat badan cukup dan sehat. Cobalah makan 300 kalori lebih banyak dari ibu yang sedang hamil tunggal. Setiap harinya ibu yang hamil tunggal disarankan mengonsumsi 2.700 kalori, yang berarti ibu hamil kembar perlu mengonsumsi sekitar tiga ribu kalori. Idealnya ibu hamil kembar bertambah berat badan sekitar 15-20 kg.
3. Ukuran bayi tak sama
Sekitar 30 persen bayi kembar akan terlahir dengan ukuran tak sama. Beberapa penelitian menunjukkan jika salah satu bayi beratnya 25 persen lebih rendah dari bayi lainnya, maka satu atau keduanya lebih mungkin mengalami masalah pernapasan atau membutuhkan perawatan intensif di rumah sakit.
Dokter akan memantau pertumbuhan kedua bayi bunda selama kehamilan. Tanda-tanda pertama dari pertumbuhan bayi tak seimbang biasanya muncul pada trimester ketiga.
4. Sindrom transfusi kembar
Sindrom transfusi kembar menimbulkan ancaman berbahaya bagi bayi kembar identik yang berbagai satu plasenta. Bayi kembar normal bertukar darah selama di kandungan, namun sekitar 20 persen kasus, salah satu bayi kembar bisa mentransfer darah lebih banyak ke bayi kembar lainnya, sehingga menempatkan keduanya dalam risiko.
Pada kasus terparah, kembar yang menerima darah terlalu banyak dari saudara kembarnya bisa mengalami gagal jantung, sementara kembar lainnya mengalami anemia atau kekurangan darah. Diagnosis dan pengobatan dini bisa memperlambat aliran darah abnormal ini dan menurunkan risiko komplikasi.
5. Cacat lahir
Cacat lahir sering terjadi pada kembar identik. Konsumsi asam folat selama masa kehamilan bisa membantu mencegah cacat tabung saraf. Laporan Jurnal The Lancet menyebutkan sekitar 10 persen kembar identik terlahir dengan cacat lahir, mulai dari masalah jantung, anggota tubuh kecil, salah satu kaki lebih pendek, club foot atau kelainan bentuk kaki dan pergelangan kaki, hingga dislokasi panggul. Namun, sebagian besar kondisi ini bisa diobati.
6. Risiko ibu
Dokter akan memeriksa kondisi bunda secara teratur untuk melihat tanda-tanda tekanan darah tinggi atau diabetes. Ketika terdeteksi dini, kedua kondisi ini bisa dikendalikan sebelum mengancam kehamilan.
7. Perawatan khusus
Dokter mungkin akan menyarankan bunda untuk mengurangi aktivitas berat pada pekan ke-20 dan 30 kehamilan. Dokter akan memantau ekstra jantung dan gerakan bayi, seperti tes ultrasonografi.
Dokter akan memeriksa detak jantung, gerakan bayi, dan volume cairan ketuban bayi. Jika terindikasi akan bersalin prematur, dokter mungkin akan memberikan obat khusus untuk mencegah persalinan prematur atau menggunakan kortikosteroid untuk mempercepat perkembangan paru-paru bayi.
Bunda tetap bisa melahirkan bayi kembar secara normal. Namun, jika persalinannya sulit, jalan lahir terlalu sempit, salah satu atau kedua bayi sungsang, bunda mungkin harus menjalani operasi sesar. Bicarakan dengan dokter solusi terbaik untuk mempersiapkan persalinan.
Leave a Comment