Sakit selama momen cuti lebaran membuatku dan mas melewatkan hari raya tahun ini kebanyakan istirahat di rumah Bekasi. Sehari sebelum pulang, kami belum juga 100 persen pulih. Kasihan Mae, libur lebarannya di rumah melulu.
Akhirnya kami niatkan pergi ke tempat simpel, masih seputaran Jakarta, dan semua ada di sana. Mana lagi selain Taman Mini? Hihihi.
Istana Anak-Anak Indonesia TMII
Tujuan pertama kami sesampainya di Taman Mini adalah Taman Legenda (Full video on YouTube). Namun, sebelum ke sana kami menyempatkan diri datang lagi ke Kompleks Rumah Gadang, rumah adat Sumatra Barat. Kami sempatkan berfoto juga shalat.
Tepat di belakang Rumah Gadang ada SkyWorld Indonesia. Awalnya kami tertarik sekali masuk ke eduwisata antariksa ini. Bayar Rp 70 ribu per orang, kami bisa masuk planetarium, tur luar angkasa, nonton 5D Cinema, laser tag, main di playground, dan mandi di waterpark.
Rencana tersebut ujung-ujungnya batal, karena pas ke sana masih jam 11.30 WIB, pemutaran film 5D baru dimulai jam 2 siang, sementara kami belum main ke Taman Legenda.
Main air di waterpark gak mungkin karena kondisi kurang sehat dan si papa gak bawa baju ganti. Emak ngerasa sayang aja gitu, bayar 70 ribu tapi cuma buat foto di planetarium dan main sebentar di playground.
Perjalanan kami lanjutkan ke Istana Anak-Anak Indonesia. Zaman dulu pas main ke Taman Mini, aku cuma keliling dan foto di rumah-rumah adat Nusantara, atau ngacir pengamatan ke Taman Burung pas kuliah. Ke sini cuma numpang lewat doang, karena mikirnya istana ini buat anak kecil. Hihihi.
Nah, sekarang udah punya anak sendiri, kenapa gak ajak mereka main ke sana? Apalagi ada bangunan yang penampakan luarnya mirip banget kayak istana princess itu, pasti Mae suka.
Benar saja, begitu parkir tak jauh dari gerbang, si kakak langsung teriak “Bun, Let It Go,” maksudnya istana di depan itu mirip kayak ice castle-nya Elsa di animasi Frozen. Masak sih nak? Iya-iya-in aja deh. Hahaha.
Istana Anak-Anak Indonesia bentuknya mirip logo Disney. Kalo isinya mah jauh dari dunia dongeng putri-putri barat itu. Justru bangunan ini mengenalkan banyak wahana bermain dan belajar khas anak Indonesia. Pendidikan anak usia dini sama pentingnya dengan bermain, bukan?
Baca Juga: Mudik Perdana Bareng Si Kembar
Ada dua sayap menara menjulang tinggi perlambang anak perempuan dan anak laki-laki Indonesia yang meraih prestasi setinggi langit. Presiden Soeharto sendiri yang menandai prasastinya pada 20 April 1986. Laaah, aku bahkan belum lahir. Kekeke.
Ruang Istana Anak-Anak Indonesia, begitu masuk ke dalamnya, kita akan bertemu patung tokoh-tokoh pewayangan, seperti Semar, Petruk, Gareng, dan Bagong. Bangunan utamanya bernama Graha Widya Tama. Ada empat lantai dan ruang terbuka di lantai dua. Namun, karena tempat ini gak stroller friendly, mungkin karena bangunan lawas, kami memutuskan tidak naik. Gempor juga kalo harus gendong-gendong kembar naik tangga sambil angkat stroller.
Ruang utama di lantai satu berisi peragaan aneka permainan tradisional anak Indonesia dan lukisan-lukisan pahlawan. Istana ini sangat edukatif dan mendukung hobi positif anak-anak, seperti seni tari, musik, gamelan, pedalangan, banyak lagi. Ada juga panggung kancil untuk kegiatan pentas seni yang berkapasitas mencapai seribu penonton.
Anak yang suka bermain, seperti Mae bisa mencoba kereta api sambil berkeliling istana. Kali ini aku, mama, dan Mae yang naik kereta mini. Papa-nya Mae gak ikut karena jagain si kembar di stasiun ala-ala-nya, nyambi ngecek kerjaan di HP (Duh Gusti, laki gw tetap aja kerja meski statusnya lagi cuti).
Ada playground juga loh di halaman depan, gratis. Kolam renang Sendang Sejodo bisa dijumpai di halaman belakang. Tiket masuk waterpark ini murah banget, cuma Rp 25 ribu pas weekend. Jauh banget kaaan dengan harga masuk waterpark yang rata-rata Rp 50-100 ribu per orang.
Kami baru tahu di Taman Mini sekarang banyak banget waterpark-nya. Sayang banget papanya Mae gak bawa baju ganti kalo harus nyebur di kolam nemenin si kakak. Maybe next time kita coba lagi ya? Kayaknya harus nginap deh, biar bisa nyobain semua wahana.
Pengunjung yang masuk ke Istana Anak-Anak Indonesia gak harus membayar semua wahana, melainkan bisa memilih mana yang suka dengan harga tiket relatif terjangkau. Naik kereta berkeliling istana misalnya, kita cukup membayar Rp 10 ribu per orang.
Kehadiran tiga badut kelinci di halaman istana sangat menarik perhatian Mae. Namanya juga anak-anak. Ini badut kayaknya dari zaman baheula warnanya itu itu aja yaaa, merah, pink, dan oranye. Mihihi. Bayi tiga tahun ini langsung minta foto berbagai pose.
Mae kasih uang badutnya Rp 5 ribu. Kita juga gunakan jasa tukang foto keliling di sini untuk cetak foto ukuran besar. Buat kenang-kenangan ceritanya. Murah kok, cuma Rp 20 ribu aja.
Taman Legenda
Taman Legenda menjadi lokasi kunjungan wajib kami. Tempat ini baru dibuka setelah selesai direnovasi 2015. Aku belum pernah main ke sini karena 2014 keburu pindah ke Bali.
Maetami suka banget sama dinosaurus lantaran Blippi – youtuber favoritnya – mengulas habis tentang hewan purbakala ini. Om-nya Mae juga belikan kartu bergambar lengkap edisi dino. Makin excited lah dia. Biar gak nonton di TV doang, gak lihat gambar doang, atau dino versi mainan, ya pas lah ajak si kakak ke Taman Legenda.
Tiket masuk wajib Taman Legenda Rp 30 ribu per orang, plus deposit Rp 10 ribu per orang per gelang yang akan dikembalikan setelah keluar. Kalo mau masuk semua wahana di sini, kita cukup membayar Rp 120 ribu per orang. Mirip Jatim Park gitu yaaa. Tapi, berhubung tujuan kita cuma ke Taman Petualangan Dinosaurus, jadi kita putusin bayar tiket masuk dan deposit aja, sementara masuk ke taman dino bayar on the spot, Rp 30 ribu per orang.
Taman Legenda Dinosaurus
Taman Petualangan Dinosaurus lokasinya persis di sebelah kanan begitu masuk pintu utama. Mae tampangnya antusias banget pengen ketemu dino. Tapi, firasat emak mendadak gak enak lihat muka si kakak langsung kecut disambut Pteranodon besar yang menggantung di gerbang masuknya.
Yang bikin si kakak kaget adalah burung purba ini mengeluarkan bunyi cukup keras bernada tinggi dan sesekali membuat gerakan seperti sedang terbang. Real banget ya? Apa kabar dino lainnya di dalam?
Baru sampai pintu masuk doang, si kakak udah minta digendong. Gimana nih? Lanjut enggak? Karena kadung udah ke sini, ya lanjut dong.
Lolos pintu masuk kami isi lagi saldo gelang untuk membayar tiket. Murah banget yaaa. Secara bayar main kuda-kudaan di Level 21 Mall Bali aja Rp 25 ribu per 15 menit, sementara di sini bisa main sepuasnya sampai tamannya sore tutup. Kekeke.
Seorang petugas memperingatkan kami agar jangan melintas sebelum Si T-Rex menyemburkan air dua kali. Raja dino ini akhirnya menyemprotkan air dan membuat jalan di depannya basah. Kami pun mulai melewatinya. Petualangan dimulai.
Baca Juga: Kakak Mae Perdana ‘Pulang Kampuang’ (Bagian-2/Habis)
Ketakutan emak ternyata terjadi. Kakak Mae langsung teriak begitu mendengar gelegar suara dinosaurus ditambah dia melihat robot-robot fosil itu bergerak.
Aku pun langsung mengangkat Rangin dan gantian mendudukkan si kakak di atas stroller, supaya dia bisa menyembunyikan pandangan dan gak berontak. Hampir separuh perjalanan si kakak nangis, sesekali berteriak bilang ‘takut.’
Ada banyak dino yang kami lalui setelah T-Rex, seperti Triceratops, Parasaurolophus, Dilophosaurus, Styracosaurus, Spinosaurus, Stegosaurus, Carnotaurus, Brachiosaurus, Ankylosaurus, dan lainnya. Baru pada saat kami melewati sepasang Pachycephalosaurus, Kakak Mae berani dan terbiasa dengan pemandangan dino-dino di depannya.
Pachycephalosaurus arti namanya kadal berkepala tebal. Ia bagian dari dinosaurus berperisai. Namun, perisainya cuma ada di kepala yang berfungsi sekaligus sebagai alat serang. Panjang maksimal lima meter dan berat 5.000 kg. Fosilnya ditemukan di Amerika Utara. Ini salah satu dino yang bertahan sampai akhir era dinosaurus di mana semua jenis dinosaurus mati.
Parasaurolophus adalah genus dari kelompok dinosaurus bermahkota, seperti ayam zaman kini. Jenis-jenisnya dibedakan dari bentuk mahkotanya. Fosil Parasaurolophus ditemukan di Amerika Utara dan Cina. Panjangnya maksimal 10 meter, beratnya 2.700 kg. Parasaurolophus bisa berjalan dengan dua kaki atau empat kaki. Variasi makanannya tidak banyak, yaitu dedaunan keras. Hidupnya dalam kelompok besar, bergerak di rerimbunan pinggiran sungai-sungai purba.
Stegosaurus kebanyakan fosilnya ditemukan di Cina. Ini juga dino berperisai, berupa tanduk sirip yang kepingnya tajam berbentuk persegi di punggung. Saat berjalan, wajah mereka tertunduk ke arah tanah karena memang makanannya perdu-perdu atau tanaman bawah.
Spinosaurus adalah pemakan daging terbesar, bahkan lebih rakus daripada T-Rex. Cakar kaki depannya sangat mengerikan. Jika dilihat lagi, Spinosaurus adalah predator yang bentuknya cukup aneh, yaitu ada sirip di atas punggungnya, seperti ikan. Bentuk mulutnya yang lebih kecil dibanding dinosaurus karnivora lainnya membuat Spinosaurus lebih sering berada di tepian sungai ketimbang mengembara mencari mangsa. Panjang tubuhnya maksimal 18 meter, beratnya 10.000 kg. Fosilnya ditemukan di Mesir dan Afrika.
Ankylosaurus termasuk dino dengan alat pertahanan dan serangan sempurna, berupa tanduk raksasa dengan ekor berbonggl tulang padat. Nama Ankylosaurus berarti ‘Si Cantik.’ Panjang tubuhnya maksimal 7 meter dan beratnya 4.000 kg. Fosilnya ditemukan di Mongolia. Predator yang menyerang Ankylosaurus dengan ceroboh siap-siap engalami patah kaki. Ini karena kibasan ekornya mematikan. Tak heran jika jenis ini menjadi mangsa pilihan terakhir predator yang lapar.
Pteranodon adalah kadal terbang. Namanya berarti ‘Si Sayap Ompong’ yang menjelaskan bahwa dino terbang ini tidak punya gigi dan memakan daging dengan langsung menelannya. Panjang tubuhnya maksimal 5 meter dan berat 20 kg. Fosilnya ditemukan di Amerika Utara. Pteranodon terbang dengan mengendarai angin, dan sangat malas mengepakkan sayapnya.
Tyrannosaurus atau T-Rex dari namanya berarti Raja Kadal, yaitu binatang pemakan daging terbesar yang pernah hidup di Bumi, sekaligus pemburu paling mengerikan. Panjang tubuhnya maksimal 5 meter dan berat 3.000 kg. Fosilnya ditemukan di Amerika Utara. Kawanan T-Rex adalah pemangsa aktif dan berani menyerang kumpulan dino lainnya, bahkan yang tubuhnya jauh lebih besar dari tubuh mereka. Kepala T-Rex lebih besar dari badannya. Tubuhnya pendek, tapi ekornya besar.
Hebat kaaan emak kasih deskripsi beberapa dino yang dijumpai di Taman Legenda? Ya iyalah, modal nyontek dari kartu-kartu dino punya Kakak Mae. Kekeke.
Taman Arkeologi Cilik
Puas bertemu dengan dino, sampai lah kami di Taman Arkeologi Cilik. Area edukatif ini mengajak anak-anak untuk menjadi arkeolog cilik. Mereka pura-puranya melakukan penggalian menemukan fosil dinosaurus.
Sembari menunggui si kecil melakukan riset lapang, orang tua bisa duduk santai di beberapa bangku taman, atau berfoto dengan patung T-Rex atau kepala dino yang bergerak keluar masuk kurungan tak jauh dari sana.
Penataan Taman Legenda sangat apik dan bersih. Perut kami siang itu sangat lapar dan akhirnya mampir ke Cafe Barong yang lokasinya bersebelahan dengan waterpark dan danau. Soal harga makanan di foodcourt ini sangat bersahabat. Anginnya bertiup sepoi-sepoi karena persis di pinggir danau. Tapi, hati-hati juga masuk angin, apalagi yang bawa bayi. Hehehe.
Ada mini playground di sini, sehingga Kakak Mae bisa main sebentar sambil menunggu makanan datang. Kami pesan sop buntut, ayam bakar, dan nasi goreng. Tak lupa teh tawar hangat favorit kita. Semua makan dengan lahap.
Wahana lain di Taman Legenda banyak banget. Ada Bajak Laut, Ulat Selur, Mobil Tanjak, Kereta Beos, Nirwata Kisar, Museum Asmat, Mobil Gowes, Perang Galaksi, Kuda Tunggang, Pakan Ternak, Serok Ikan, dan Naik Andong. Sayang kami gak bisa nyobain semuanya karena keburu sore dan takut kejebak macet menuju Bekasi.
Transpark Juanda
Kami ke Transpark Juanda karena tempatnya dekat banget sama rumah antan neru di Bekasi Timur. Apalagi iklannya di TV gila-gilaan. Bikin penasaran kan?
Harga tiketnya Rp 200 ribu untuk weekday dan 275 ribu untuk weekend. Harga tersebut sudah termasuk sewa sepatu boot dan kaus kaki gratis. Maksimal bermain di dalamnya dua jam.
Kami pergi berenam, aku, mas, dan tantenya Mae, Rara. Tiga lainnya adalah Mae dan adik kembarnya. Mae masuk bareng papa dan tantenya, sementara emak tugas jaga kembar di luar sambil celingak-celinguk lihatin sekeliling.
Sembari nungguin kembar dekat wahana Sky Ride karena kebetulan ada rumput sintetis buat lesehan di sana, gak sengaja aku berkenalan dengan pasangan suami istri pensiunan Pertamina. Umur mereka sudah 50 tahunan, tanpa dikaruniai seorang anak pun. Bapak dan ibu ini sedang menunggui ponakan dan cucu-cucu dari ponakan mereka lagi main di dalam.
Si ibu bilang dia pernah hamil dua kali dan keduanya gagal, hingga pada suatu ketika rahimnya harus diangkat. Meski demikian, kehidupan pasangan suami istri ini tetap langgeng sampai tua. Masya Allah.
Sekarang keduanya di masa senja menikmati kebersamaan sembari membahagiakan ponakan-ponakan dan cucu-cucu dari ponakan mereka. Kadang mereka di Bekasi, kadang pulang ke Surabaya, kadang jalan-jalan ke luar kota atau ke luar negeri. Bagi mereka, yang namanya anak tidak harus dilahirkan dari rahim sendiri. Si bapak pun gak poligami, tetap setia pada istrinya. Salut. Langka banget ketemu pasangan seperti ini. Semoga surga kelak terbuka untuk keduanya. Amin.
Salju di Snow World ini dihasilkan dari beberapa unit mesin pemompa salju. Mirip alat canggih yang keluar dari kantong Doraemon ya? Jadi ngebayangin Doraemon di RCTI bilang, “Mesin Pemompa Salju.” Kekeke.
Kita bisa melihat pemandangan salju turun empat kali sehari, yaitu pukul 12.00, 15.00, 18.00, dan 20.00 WIB. Suhunya berkisar 10-15 derajat Celsius. Bagi yang telah terbiasa dengan udaranya Puncak Bogor, Dieng, atau Malang, sudah biasa lah yaaa.
Mae dengan papa dan tantenya mendaki bukit salju, bermain bola-bola salju, dan yang paling seru mereka main gerobak salju di arena Sledding Race. Kesannya seperti sedang berada di Jepang aja ya? Apalagi ada Trans Snow Town lengkap dengan rumah-rumah kayu yang memberi sensasi ala pegunungan salju di Hokkaido.
Khusus di Trans Snow Town, kita harus memakai baju dingin. Ini karena dinginnya bisa sampai -13 derajat. Ski dan kereta luncurnya juga bisa disewa di tempat.
Mae gak sampai dua jam berada di dalam. Mungkin karena momen lebaran, pengunjung super padat. Jalan-jalan akhirnya dilanjutkan bermain di area Kids City. Paling lama kita main mancing-mancing ikan, naik Sky Ride, dan turun ke bawah foto-foto sama badut Doraemon, Pokemon, dan Spiderman.
Makan siang di Burger King saja, mumpung ada free voucher bisa makan sepuasnya. Mae sempat ketiduran di meja makan. Seperti biasa, kalo udah jam 12-an, jam tidur siangnya, mau di mana pun dan sedang apa pun, Mae bakal tidur di tempat. Hehehe.
Leave a Comment