Janji wawancara sekaligus ajakan buka puasa bersama membawa saya datang ke Kopi Bali House, di Pertokoan Graha Niaga Sanur Nomor 4, Jalan By Pass Ngurah Rai, Denpasar. Begitu masuk, hal pertama yang menarik perhatian saya adalah lukisan Bruce Lee dan Mao Tse Tung yang dipajang di lantai dua coffee house ini.
Setelah itu saya menyadari ada banyak lukisan bernada sama. Saya semakin takjub manakala mengetahui semua lukisan itu terbuat dari kopi.
Siapa sangka jika bubuk kopi bisa berubah wujud menjadi cat lukis. Lukisan-lukisan yang dihasilkan bernuansa sepia dengan gradasi warna cokelat, mulai dari cokelat terang hingga gelap, bergantung pada campuran kopi dan air yang dilarutkan.
Lukisan Kopi
Seni melukis dengan kopi dikenal dengan istilah Arfe, gabungan dari dua kata, yaitu Art dan Cafe. Lukisan kopi sangat alami, ramah lingkungan, aromatik, dan revolusioner. Supervisor Kopi Bali House Sanur, Ronny Wijaya mengatakan semua lukisan kopi yang dipajang di restoran ini merupakan koleksi pemilik, Wirawan Tjahjadi.
Beberapa lukisan kopi favorit yang ada di sini adalah hasil karya pelukis-pelukis ternama Indonesia, seperti Rudy Sri Handoko, Suminarto, dan Ida Bagus Indra.
“Lukisan Ida Bagus Indra termasuk yang terbanyak sebab sangat disukai owner,” kata Ronny.
Ida Bagus Indra atau Gus Indra seorang pelukis muda Bali yang pernah menggelar pameran tunggal di Australia. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bahkan pernah memilih salah satu karyanya yang berjudul Mother of Beauty sebagai hadiah kenang-kenangan untuk Ratu Inggris.
Gus Indra adalah keturunan Brahmana, sehingga lukisannya rata-rata bernuansa religius yang menunjukkan hubungan antara manusia dan Sang Pencipta. Banyak lukisan penari Bali dihasilkan tangan dingin Gus Indra. Sosok-sosok perempuan dalam pose menari tampak sangat cantik dan apik.
Lukisan Bruce Lee yang saya lihat di lantai dua restoran ini merupakan karya Rudy. Beliau adalah seniman berbakat dan inovatif yang ide-idenya kerap terinspirasi dari budaya magis Bali nan ekspresionis.
Bagi Rudy, lukisan kopi membutuhkan keterampilan luar biasa, khususnya mengatur nada warna dan aliran cairan kopi pada permukaan kanvas. Awalnya Rudy membuat sketsa lukisan, kemudian membuat campuran kopi yang warnanya benar-benar gelap dan tebal, lalu ditambahkan air untuk mendapatkan nada cokelat dengan beraneka tingkat kehalusan.
Baca Juga: Memuji Seni Bali di Museum Puri Lukisan Ubud
Lukisannya disempurnakan dengan mencampur bahan sintetis akrilik untuk memperkuat daya tahan lukisan. Rudy salah seorang pelukis Indonesia yang seluruh karya seninya berbahan dasar kopi.
Lukisan kopi tentu saja membutuhkan keahlian tersendiri. Kopi memiliki tingkat kekentalan berbeda. Kemahiran diperhitungkan, sebab goresan yang terlanjur terbentuk pada kanvas tak bisa dihapus begitu saja.
Suminarto salah satu pelukis ternama Tanah Air asal Surabaya yang karya-karyanya beraliran impresionis dan realis. Ciri lukisannya adalah karakter dan wajah-wajah orang Bali yang menawan, dipengaruhi alam, kepercayaan, dan kebudayaan.
Kopi tak hanya membuat kita jatuh cinta karena aroma saat meminumnya. Wajah kopi ternyata bisa sangat rupawan begitu dituang di atas kanvas. Lukisan kopi bisa mengekspresikan kreativitas pelukisnya lebih mendalam. Lukisan ini boleh saja monokrom, hanya melibatkan satu warna, namun nilai seninya sungguh tiada batas.
One Stop Coffee Shop
Coffee shop kini tak sekadar tempat untuk minum kopi, melainkan bisa disulap menjadi galeri seni. Kopi Bali House misalnya, menjadi tempat untuk memajang sejumlah karya lukisan artistik dan kreatif. Ronny mengatakan ada sekitar 40-50 lukisan kopi yang dipajang di dua outlet terpisah.
Kopi Bali House awalnya hanya berupa ruko yang disulap menjadi one stop cofee shop. Tamu yang datang tak cuma merasakan sensasi minum kopi Nusantara yang nikmat, namun juga diberi kesempatan dan ketertarikan untuk melihat seni-seni baru yang dipamerkan di sini.
Bagi seniman pemula, coffee shop merupakan tempat yang pas untuk memamerkan karya seni mereka. Jika mereka harus menaruh karyanya di sebuah galeri seni, mereka tentu saja harus membayar retribusi, juga ada batasan jam masuk pengunjung, pagi hingga sore. Pengalaman berbeda akan dirasakan ketika mereka menaruh karya-karyanya di coffee shop yang cenderung gratis dan buka hingga malam hari.
Kopi Bali House pada mulanya mempunyai tiga cabang, di Jalan Raya Tuban, Sanur, dan Ubud. Outlet di Tuban resmi ditutup, sehingga saat ini tersisa satu outlet di Sanur dan dua outlet di Ubud, tepatnya di Monkey Forest dan di depan Pasar Ubud. Tahun ini pemilik baru saja meresmikan The HUB Bali di Jalan By Pass Ngurah Rai, Sanur Nomor 66, tak jauh dari Kopi Bali House Sanur.
The HUB berkonsep restoran modern eatery yang dipadukan dengan coffee shop, roaster coffee, merchandise, dan creative hub. Tempat ini sangat cocok dijadikan lokasi nongkrong atau co-working space anak-anak muda milenial di Bali. Hidangan yang ditawarkan sama dengan restoran lainnya, yaitu Western Food dan masakan Nusantara.
Ronny mengatakan Kopi Bali House sendiri sudah berdiri 14 tahun terakhir. Semua pernak-pernik kopi ada di sini, mulai dari mesin pembuat kopi, penggiling kopi, parfum kopi, sabun kopi, cuka kopi, aneka kopi Nusantara, hingga lukisan kopi.
Semuanya dipajang di sejumlah etalase, mulai dari yang bentuknya sangat tradisional hingga modern. Tempat ini buka dari pukul 08.00 hingga 23.00 malam.
Leave a Comment