Penggemar buah stroberi sangat banyak, termasuk suamiku yang strawberry lovers bangettt. Beli es krim seringnya rasa stroberi, pesan jus di restoran ya jus stroberi, dibikinin roti bakar atau pancake maunya diolesi selai stroberi.
Dari sekian banyak perkebunan buah yang dikembangkan menjadi agrowisata, stroberi memiliki daya tarik tersendiri. Agrowisata stroberi bermunculan di berbagai daerah. Dua cukup popular di Jawa Barat, yaitu Ciwidey dan Lembang.
Bedugul dikenal sebagai sentra perkebunan stroberi di Bali. Sayang, lokasinya cukup jauh dari Denpasar. Jika waktu memulai perjalanan tidak pas, tanpa menginap, bisa dipastikan kami terimbas macet di jalan, apalagi suasana libur panjang 30 Maret-1 April 2018 kemarin. Kami pun memilih alternatif lain yang masih bernuansa kebun stroberi, lokasinya di luar Bedugul, tapi lebih dekat, dan bebas macet.
Pilihan kami pun jatuh ke Ayodya Oemah Strawberry (AOS), tempat wisata yang lagi happening di Bangli, salah satu kabupaten di Provinsi Bali yang populer dengan wisata alam Gunung Batur, Kintamani. Pastinya kamu sudah pada tahu.
Perjalanan menuju AOS dari Denpasar memakan waktu sekitar 1 jam 10 menit. Tiket masuknya Rp 15 ribu per orang, sedangkan anak di bawah dua tahun gratis.
Jika tujuan utama kamu datang ke sini untuk memetik stroberi, datanglah pada musim panen, sekitar Juli-Agustus setiap tahun. Pemetikan stroberi di luar musim mungkin hanya bisa dilakukan sesekali saja.
Meski tak memetik stroberi, kamu tetap bisa membeli buah ini di Restoran AOS. Stroberinya sudah dikemas dengan apik berbagai ukuran.
Sebagian orang mungkin bertanya, mengapa harus wisata petik stroberi sih? Kan bisa beli jadi aja di supermarket. Begini ya mas mba bu pak, the feeling is totally different. Perasaan yang kita dapatkan waktu memetik buah stroberi langsung dengan beli stroberi jadi di supermarket itu beda. Stroberi yang dipetik langsung dan dimakan jauh lebih segar ketimbang yang sudah disimpan di lemari pendingin supermarket.
Rasa stroberi itu sama kayak mood kita, susah ditebak, depends on your luck π Kadang dapat yang manis, kadang manis ada asem-asemnya, dan kadang bener-bener asem, apalagi kalo stroberinya masih ijo (ya iyalah, maksud L? Kekeke).
Meski April bukan musim petik stroberi, wisatawan tetap berdatangan ke AOS. Kok? Ini sebab lokasinya sangat strategis, dekat dengan obyek wisata populer, Kintamani, cuma 10-15 menit. AOS sering menjadi destinasi kedua selepas wisatawan berpelesir di Kintamani.
AOS didirikan Juni 2016 dan sampai saat ini masih menjadi satu-satunya kebun stroberi di Bangli. Awalnya si pemilik, RA Ayu Citra Resminingrum dan suaminya mencari ide hendak merancang lokasi wisata edukatif dan rekreatif yang belum ada di Bangli.
“Ternyata, tempat bermain dan kumpul keluarga yang fasilitatif di Bangli itu memang belum ada. Kami kemudian belajar bagaimana caranya berkebun stroberi dengan sistem hidroponik, organik, dan tanpa pestisida,” katanya.
Wanita asal Yogyakarta bersuamikan orang Bali ini bergabung dengan grup hidroponik dan belajar budidaya stroberi di sana. Kintamani selama ini dikenal dengan agrowisata jeruk dan kopi. Kehadiran AOS menambah variasi wisata pertanian di Kabupaten Bangli.
Selain area kebun, pemilik menyediakan restoran berkonsep kafe outdoor, tempat bermain anak, ruang keluarga, dan sarana olah raga. Luas areanya sekitar satu hektare (ha).
Kami start dari Denpasar sekitar 9.30 WITA, dan sampai di AOS sekitar 10.40 WITA. Cuaca Sabtu sedikit mendung. Kabut mulai terlihat pertanda hujan akan datang.
Kami pengunjung pertama. Hehehe. Orang Bali pada hari sama ternyata sedang beribadah, Hari Raya Tumpak Landep atau otonan besi, jadi semua pada upacara. Maetami senang sekali bermain di AOS, serasa itu rumahnya sendiri. Si bayi bebas mau main ke area mana saja.
Belum sampai 30 menit menikmati suasana, hujan langsung turun. Untungnya beberapa hari sebelum berangkat kami sempat browsing, membaca review pengunjung. Rata-rata mereka menyarankan membawa jaket karena udara di lokasi dingin banget. Mae langsung dipakaikan sweater, lanjut diajak main snook ball sama papanya.
Capek bermain snook ball, makanan pun datang. Hujan, cuaca dingin membuat perut kami seperti karet yang minta diisi terus. Harga makanan di AOS sangat terjangkau, berkisar Rp 16-32 ribu per porsi. Kami menikmati nasi goreng spesial, ayam rica-rica, chicken nugget, dan pisang goreng saus stroberi.
Satu jam berlalu, hujan pun berhenti. Bau tanah dan udara setelahnya masya Allah, segar banget ya? Mae langsung teriak “main, main, inci, inci.” Kelinci maksudnya, karena di sini ada Taman Kelinci. Hehehe. Petualangan pun dimulai.
Petik Stroberi
AOS memfasilitasi Strawberry Education dengan sistem grup, khususnya anak-anak, 20-50 orang. Pengunjung bisa mengetahui mendalam tentang cara berkebun stroberi secara hidroponik, mulai dari proses penanaman, pemeliharaan, pemanenan, hingga pengolahan menjadi aneka produk makanan.
Ada tiga area kebun rumah kaca. Bedeng-bedeng area tanam stroberinya ditutupi plastik hitam untuk mencegah pertumbuhan gulma. Stroberi yang matang berwarna merah, mengilap. Buah cantik ini tumbuh di area tanam dengan ketinggian sekitar satu meter dari permukaan tanah, sehingga para wisatawan bisa memetiknya dengan mudah sembari berdiri.
Wisata petik stroberi di AOS dihargai perkilogramnya. Berapa banyak stroberi yang kamu petik bergantung pada berapa kg stroberi yang rencananya akan dibayar dan dibawa pulang.
Desa Pengotan akhir tahun lalu ikut terdampak hujan abu vulkanis erupsi Gunung Agung. Ini mengakibatkan kebun stroberi di AOS mati. Seorang staf, Ni Luh Putu Yeni bercerita tempat tersebut sempat ditutup sementara dari kegiatan wisata.
Setelah aktivitas vulkanis Gunung Agung menurun, kebun-kebun stroberi kembali dibudidayakan dan saat ini mulai menghijau. Selain stroberi, area ini juga ditanami selada air. Jadi, bisa bikin salad juga deh.
Bermain di Taman Kelinci
Sudut Taman Kelinci AOS sangat instagramable, bersih. Kelinci-kelincinya juga cantik. Sesuai namanya, anak-anak bisa berinteraksi langsung dengan mamalia kecil bertelinga panjang ini.
Kamu juga bisa membeli wortel yang disediakan pengelola untuk diberikan kepada kelinci-kelinci tersebut langsung di dalam kandang.
Bertualang di Oemah Hobbit
Ada spot Oemah Hobbit yang langsung kamu jumpai begitu melewati gerbang AOS. Tiga rumah mini terbuat dari kayu berdiri di sini. Salah satu rumah disandingkan dengan perosotan. Area ini sangat disukai anak-anak. Dua rumah dibuat dari kayu dengan bentuk membulat, tingginya sekitar 1,5 meter dan lebar areanya sekitar dua meter.
Papan kayu pemanis ditempatkan sebagai tempat duduk bagi pengunjung yang ingin berselfie di sekitar Oemah Hobbit. Pengelola menambahkan taman bunga, rumput hijau, serta kolam ikan menghiasi halamannya.
Di samping rumah kurcaci ini terdapat miniatur Tugu Jogja, lengkap dengan ornamen sepeda onthel di depannya. Tak heran, sebab empunya AOS berasal dari Yogyakarta.
Uji Nyali di Oemah Pohon
Oemah pohon atau rumah pohon di AOS disandingkan dengan anjungan berbentuk kapal karam. Kapal ini sengaja didesain bergoyang.
Meski demikian, standar keamanannya sudah terjamin. Pengunjung tak perlu takut untuk beraktivitas di sini.
Beraksi di Panggung Strawberry
Panggung Strawberry menjadi persinggahan yang pasti disukai anak-anak. Tempatnya didesain terbuka dengan latar belakang gambar tiga buah stoberi dan bean bag warna-warni yang bisa diduduki. Ada perosotan dan ayunan yang memanjakan anak-anak batita hingga balita.
Terbayang tempat ini dipenuhi anak-anak kecil. Panggung Strawberry bisa menjadi panggung boneka juga, atau venue buat arisan ibu-ibu dan pesta ulang tahun anak.
Wahana Olah Raga
AOS tempatnya sangat playfull. Anak-anak gak bakal bosan. Permainan-permainannya bikin bocah gerak terus. Ada lapangan snook ball (biliar realistik), dan arena mini gokart yg bisa disewa Rp 25 ribu per 15 menit.
Mobil gokartnya khusus anak-anak maksimal lima tahun. Orang dewasa bisa mencoba hoverboard, segwey elektrik skuter, dan hover kart.
Selfie Yuk!
Ada beberapa selfie spot di AOS, sebagaimana halnya tempat-tempat wisata kekinian di Bali. Ada shelter berbentuk stroberi atau kupu-kupu.
Kamu gak perlu jauh-jauh ke Korea kalo sekadar mencari tempat gembok cinta. Di AOS juga ada kok.
Wisata Kuliner
Makanan dan minuman di AOS cukup variatif dan akrab di lidah. Menu-menu khusus bernuansa stroberi bisa dicoba di sini. Selain pisang goreng saus stroberi, kami juga sempat mencoba jus stroberi original. Manteup rek, segerrr di tenggorokan.
Menu unik lainnya ada mujair saus stroberi, roti bakar stroberi, rujak buah stroberi, rujak saus stroberi, pancake pyramid stroberi, teh stroberi, strawberry lemon tea, hingga es kelapa stroberi. Harganya sangat ramah di kantong. Mungkin kalo menu-menu ini udah nyampe di Denpasar atau Kuta, tarifnya langsung melambung tiga kali lipat. Hehehe.
Pengeluaran wisata di Bangli gak sama seperti di Denpasar, Kuta, Jimbaran, dan Nusa Dua. Tiket masuk AOS untuk berdua, makan sepuasnya, dan nyobain 30 menit di arena mini gokart cukup kami tebus dengan Rp 150 ribu. Memuaskan.
AOS sangat family friendly. Tempat ini direkomendasikan untuk wisatawan domestik yg ingin mencoba sensasi ala-ala di Ciwidey atau Lembang, tapi di Bali.
Sebelum ke sini, kamu sebaiknya arrange dulu paket wisata sehari atau dua hari. Kunjungan ke AOS bisa dibarengi dengan wisata ke Desa Penelokan Gunung Batur, Museum Geopark Batur, Wisata Alam Munduk Asri di Desa Payangan, Agrowisata Kopi Luwak, dan Kebun Raya Gianyar. Lebih sip lagi jika kamu sekeluarga menginap di Kintamani. Kalian bisa mengeksplorasi Bangli secara keseluruhan. Selamat berkunjung π
Leave a Comment