Anak susah makan salah satu ujian terberat yang dihadapi semua ibu di dunia. Perkembangan puteriku, Maetami dari hari ke hari sangat menakjubkan. Mae kini berusia tujuh bulan dan sudah bisa melakukan banyak hal, mulai dari tengkurap bolak-balik, ngesot kayak ikan pesut, berotasi 360 derajat, berusaha meraih benda-benda yang letaknya jauh, duduk, sampai makan sendiri pada tahapan mengonsumsi Makanan Pendamping ASI (MPASI).
Pada suatu hari, alat makan sudah disiapkan, buah sudah dikerok atau diblender, aneka stok buah yang pada awal MPASI sangat disukai Mae sudah stand by di kulkas, mulai dari pepaya, bengkoang, jambu merah, alpukat, sampai pisang.
Pas disuapin, kok si bayi nolak? Mulutnya tertutup rapat macam zipper jaket papanya. Kadang begitu berhasil masukin sesendok puree buah ke mulutnya, langsung nangis mewek pake setor muka mengernyit manja. Duuuuh, Mae.
Apa yang dirasakan ibu lain saat anak susah makan, yaitu Gerakan Tutup Mulut (GTM) akhirnya kurasakan juga. Mae menutup mulutnya ketika disuapi, menepis sendok makan dengan tangannya, mengeluarkan kembali makanannya dengan lidah, sampai menyembur makanan dari mulutnya. Mau ibunnya pake jurus ‘sendok melempar buah’ sekalipun, si bayi tetap protes disuapi makan.
Tips Hadapi Anak Susah Makan
Ibu mana yang tak khawatir anaknya menolak makanan. Namun, ibu harus tetap sabar menghadapi buah hati yang bertingkah seperti ini. Berikut sedikit tips dari pengalamanku menghadapi anak susah makan.
1. Kurangi cemilan
Anak susah makan bisa jadi karena terlalu banyak ngemil. Nah, kurangi dulu memberikan cemilan di sela jam makan pagi dan makan siang, atau makan siang dengan makan malam.
Biasanya aku memberi Mae puree buah atau sari buah di sela jam makannya sebagai cemilan. Sekarang, jumlahnya dikurangi dulu untuk sementara.
Baca Juga: Koleksi Menu MPASI Maetami
Jangan khawatir, bayi akan selalu makan ketika dia lapar. Jadi, biarkan bayi benar-benar lapar dan menginginkan sendiri makanannya. Dia bisa menghabiskan semua bubur susu dan puree buah secara perlahan. Intensitas makan makanan utama yang tiga kali dikurangi menjadi dua kali. Ngemilnya juga dikurangi dari dua kali menjadi satu kali.
Mae – seperti yang pernah kuceritakan di postingan sebelumnya – makan makanan utama tiga kali, pukul 07.00, 13.00, dan 19.00 WITA dengan porsi 1-2 sendok makan. Di sela menu utama, Mae kuberikan camilan dua kali, sekitar pukul 10.00 dan 16.00 WITA. Saat anak susah makan, aku hanya memberikan dua kali menu utama di pagi dan malam hari, sementara siang atau sore diberikan snack satu kali saja.
2. Sajikan menu variatif
Anak susah makan jika menunya monoton setiap hari. Sajikan menu variatif sehingga bayi tidak bosan. Aku memang membuat satu menu untuk disantap habis Mae dalam satu hari. Masa-masa GTM tampaknya tidak bisa demikian. Bayi mudah merasa bosan, sehingga perlu disiapkan menu berbeda.
Caranya? Aku mulai menyiapkan dua menu berbeda di kulkas. Menu alternatif yang stand by dalam kulkas adalah menu yang sangat disukai bayi. Mae misalnya, dia sangat suka bubur yang terbuat dari ubi ungu, jipang, tahu, dan ASIP. Mae juga suka bubur yang terbuat dari wortel, buncis, ayam, bawang putih, seledri, plus kaldu ayam.
Nah, begitu anak susah makan, langsung keluarkan menu favoritnya dari dalam kulkas. Ibu hanya perlu memastikan perut anak terisi makanan, apapun itu jenisnya selama bernutrisi cukup.
3. Ciptakan suasana menyenangkan
Aku biasanya menyuapkan Mae makan sambil menonton film kesukaannya di Baby First TV atau Dream Works TV. Mae sangat suka dengan Puss in Boots dan karakter Boney Bear. Saat dua tokoh kartun itu muncul, matanya bisa belo seperti habis dihipnotis.
Sebagian ibu ada yang menggendong bayinya sambil makan. Menurutku itu bukan solusi, sebab bayi harus dibiasakan makan sambil duduk di satu tempat. Table manner is important.
4. Gunakan teether atau sendok makan bayi
Cara keempat ini sedikit ‘ngakalin’ bayi. Usia 6-7 bulan adalah usia dimana Mae sangat hobi menggigit. Setiap ada benda di tangannya, misalnya teether atau sendok makan bayi, Mae akan langsung memasukkan benda-benda tersebut ke mulutnya.
Saat si anak kacang membuka mulutnya, secara bersamaan aku akan menyuapkan bubur makannya. Meski kadang ada yang disembur kembali, setidaknya tetap ada yang ditelannya.
Nyuapin dan nemenin bayi makan juga harus sabar. Bayi jangan dipeperin terus sama sendok, sehingga makanannya harus habis dalam waktu 5 menit atau 10 menit. Saran WHO maksimal menyuapkan bayi 30 menit. Jika setelah 30 menit si bayi sudah bosan dan menolak sisa makanannya, maka hentikan.
5. Makanan dalam kondisi hangat
Anak susah makan bisa jadi karena makanannya sudah dingin. Makanan hangat biasanya terasa lebih lezat di lidah bayi. Aromanya juga semerbak, seperti fresh from the oven. Selera makan bayi pun bisa muncul dan si kecil mau menghabiskan seluruh makanannya.
6. Hindari makanan beraroma menyengat
Aku pernah mencoba memberikan bahan makanan dari santan untuk Mae. Nah, Mae tampaknya tidak begitu suka, sehingga aku langsung skip santan.
Ibu cukup fokus memberi makanan yang kaya karbohidrat, protein, dan vitamin di usia bayi 6-7 bulan, tak perlu terlalu banyak diberikan lemak tambahan, seperti EVOO, butter, atau keju. Lemak memiliki bau dan rasa sedikit kuat, sehingga bisa memicu rasa mual, muntah, atau gangguan lambung pada bayi yang baru belajar makan.
7. Susui bayi lebih sering
Ini adalah cara terakhir. Do not worry too much about the amount she eats. Jika memang pada hari yang sama bayi tak mau makan, jurus terakhir adalah susui bayi lebih sering untuk memastikan perutnya tetap terisi dari nutrisi yang diperoleh dari air susu ibunya. Namanya juga MPASI, makanan masih menjadi pendamping bagi bayi yang usianya masih di bawah setahun.
Percayalah, GTM tak akan berlangsung lebih dari dua hari pada bayi (pengalaman sendiri) asal ibunya kreatif. Jika memang ada gejala mengkhawatirkan, ibu bisa menghubungi dokter anak. Oya, periksa juga apakah bayi kesayangan sedang alergi, sariawan, tumbuh gigi, diare, atau radang tenggorokan sehingga malas makan.
Bayi mungkin saja cuma makan satu atau dua menu pilihan dalam seminggu, lalu tiba-tiba berubah drastis tidak menyukainya di minggu berikutnya. Don’t worry because this is typical baby behavior.
Jika memang semua makanan dia tolak, bisa jadi si bayi sudah tak bisa disajikan dengan spoonfeeding alias gak mau lagi disuapin. Toh, kalo bayi sudah bisa mendorong makanan keluar dengan lidahnya, mengapa tidak mencoba metode baby led-weaning (BLW)? Biarkan anak memilih makanan sendiri, sehingga si bayi bisa merasa lebih merdeka.
Hal yang paling sering terlupa olehku adalah MPASI itu bukan cuma sekadar menu makanan doang. MPASI itu juga menyangkut cara makan, kapan waktu makan anak, tempat makan anak, hingga cara pemberiannya.
Baca Juga: Koleksi Menu MPASI Si Kembar Mainaka
Aku mencoba untuk mempercayai Mae, bahwa dia tahu berapa banyak makanan yang dia butuhkan. Apalagi kalo Mae sudah bersendawa, itu pertanda dia sudah kenyang. Aku tak harus mengubah waktu makan Mae menjadi waktu pertempuran dengan memaksa memasukkan sendok berisi makanan ke mulutnya di saat dia sendiri sudah menangis serta mengiba.
Jurus mengalihkan perhatian anak supaya dia mau sadar atau tidak membuka mulutnya perlu dikuasai seorang ibu. Jangan lupa, kontak mata dan apresiasi bagi anak yang berhasil menghabiskan makanannya, apakah itu dengan ciuman sayang, upah gendongan setelah makan, atau tepuk tangan. Percayalah, semua bayi di dunia akan mengalami fase GTM ini, sehingga ibu jangan marah dan jangan menyerah!
Leave a Comment